Professional Documents
Culture Documents
ABSTRAK
Indonesia is a potential area for use wind as an energy source, because the beaches along the
length 80791.42 km with an average wind speed of Indonesian coastal area is generally
between 3 m / sec to 5 m / sec, the total potential is estimated to reach 9 GW of wind energy .
However, until now Indonesia only memfaatkan energy source at 1.4 MW wind turbine
technology that is used is a horizontal wind turbine. Based on the geographical location of
Indonesia as a tropical country causing wind characteristics in Indonesia is very different from
the characteristics of the wind in the developed countries that have made use of the wind as
the wind direction sumberenerginya among other things that change often, where the
condition is causing energy production continuity of the horizontal axis wind turbine
disturbed because the turbine rotor must always deal with the arrival direction of the wind.
For it is necessary to develop a vertical axis wind turbine technology is not influenced by
changes in the direction of the wind, so that the continuity of expected energy production is
continuous. In the present study used a model of vertical axis wind turbine Darrieus-type H
level two with a modified NACA 0018 blade profile with and without wind deflector with a
given wind speed of 3.6 m/s, 4 m/s and 4.4 m / s, pitch angle of 150, 200, 250, 300, 350, 400 and
450 with braking torque load 0.0124 Nm, 0.0135 and 0.0174 Nm. The study was conducted
diterowong open circuit subsonic wind types with cross-sectional area 2025 cm2. The results
of the study explained that the performance of vertical axis wind turbine-type H Darrius
maximum pitch angle obtained at 300 with a wind speed of 4.4 m / s to 0.72 watts of power
generated and the coefficient of performance of 13.34%.
Keywords: pitch angle, vertical axis wind turbine Darrieus-type H Level Two,
Coefficient of Performance, wind deflector
Indonesia merupakan wilayah potensial untuk memanfaatkan angin sebagai sumber energi, dikarenakan
memiliki panjang pantai sepanjang 80.791,42 km dengan kecepatan angin rata-rata dipesisir pantai
Indonesia secara umum antara 3 m/detik hingga 5 m/detik, diperkirakan total potensi energi angin
mencapai 9 GW. Namun hingga saat ini Indonesia hanya memanfaatkan sumber energi angin ini
sebesar 1,4 MW dengan teknologi turbin yang digunakan adalah turbin angin horizontal. Berdasarkan
letak geografis Indonesia sebagai negara tropis menyebabkan karekteristik angin di Indonesia sangat
berbeda dengan karekteristik angin di negara-negara maju yang telah memanfaatkan angin sebagai
sumber energinya antara lain arah angin yang sering berubah-ubah, dimana kondisi ini menyebabkan
kesinambungan produksi energi dari turbin angin sumbu horizontal terganggu karena rotor turbin harus
selalu berhadapan dengan datangnya arah angin. Untuk perlu kiranya untuk mengembangkan teknologi
turbin angin sumbu vertikal yang tidak dipengaruhi perubahan arah datangnya angin, sehingga
kesinambungan produksi energinya diharapkan kontinu. Pada penelitian kali ini digunakan model turbin
angin sumbu vertikal Darrieus Tipe-H tingkat dua dengan profil bilah modified NACA 0018 dengan
dan tanpa wind deflector dengan kecepatan angin yang diberikan 3,6 m/s , 4 m/s dan 4,4 m/s, sudut
pitch 150, 200, 250, 300, 350, 400 dan 450 dan beban torsi pengereman 0,0124 N.m, 0,0135 N.m dan
0,0174 N.m. Penelitian dilakukan di terowong angin jenis subsonik open circuit dengan luas
penampang 2025 cm2. Hasil penelitian memaparkan bahwa kinerja turbin angin sumbu vertikal Darrius
Tipe-H yang maksimum diperoleh pada sudut pitch 300 dengan kecepatan angin 4,4 m/s dengan daya
yang dihasilkan 0,72 watt dan koefisien kinerja 13,34 %.
Kata kunci : Sudut pitch, Turbin Angin sumbu vertikal Darrieus Tipe-H Tingkat Dua,
Koefisien Kinerja, wind deflector
ABSTRACT
Indonesia is a potential area for use wind as an energy source , because having the beach all
80791.42 km long with an average wind speed Indonesian coastal area generally between 3 m
/ sec to 5 m / sec , the total potential is estimated to reach 9 GW of wind energy . But until
now Indonesia memfaatkan only source of energy is of 1.4 MW wind turbine technology used
by wind turbines are horizontal . Based on the geographical location of Indonesia as a tropical
country causing wind characteristics in Indonesia is very different from the characteristics of
the wind in the developed countries that have made use of the wind as the wind direction
sumberenerginya among other things that change often , where the condition is causing the
sustainability of energy production from horizontal axis wind turbines disrupted due to the
turbine rotor must always deal with the arrival of the wind direction . For it is necessary to
develop a vertical axis wind turbine technology is not influenced by changes in direction of
the wind , so expect a continuous sustainable energy production . In the present study used
models of vertical axis wind turbine Darrieus - type H level two blades with NACA 0018
profile modified a given wind speed 3.6 m / s , 4 m / s and 4.4 m / s , the pitch angle of 150 ,
200 , 250 , 300 , 350 , 400 and 450 and the load torque Nm braking 0.0124 , 0.0135 and
0.0174 Nm Nm The study was conducted diterowong open circuit subsonic wind types with
cross-sectional area 2025 cm2 . The results presented that the performance of vertical axis
wind turbine - type H Darrius maximum pitch angle obtained at 300 with a wind speed of 4.4
m / s with power 0.72 Watt and the coefficient of performance of 13,34 % .
Keyword : Pitch angle, VAWT of Darrieus Tipe-H, Coefficient of Performance, wind
deflector
1. PENDAHULUAN
Seiring dengan perkembangan jaman,
dan ditemukannya peralatan-peralatan
yang
berguna
untuk
memudahkan
mobilitas manusia untuk berpindah dari
satu tempat ketempat lain ataupun
memudah manusia untuk hidup lebih
nyaman,
dimana
kesemuanya
ini
memerlukan energi yang besar baik berupa
energi listrik, energi mekanik ataupun
bentuk energi lainnya.
Berdasarkan data statistika besar
konsumsi energi Indonesia sebesar 0,467
toe per kapita (Pusdatin ESDM, 2011)
1
PW S U 3 .............................. (1)
2
2. Daya Turbin Angin adalah energi per
satuan waktu yang dapat diekstrak
turbin dari udara yang bergerak dengan
kecepatan
tertentu
yang
diformulasikan sebagai berikut :
PT T ..................................... (2)
3. Koefisien Kinerja Turbin Angin
adalah suatu nilai yang menunjukkan
effisiensi
turbin
angin
dalam
mengkonversi potensi daya angin
menjadi daya turbin angin yang
diformulasikan sebagai berikut :
Cp
PT
..................................... (3)
PW
R
..................................... (4)
U
Penelitian Terdahulu
Salah
satu
pendekatan
untuk
meningkatkan
effisiensi
adalah
untuk
membangun struktur khusus salah satu contoh
adalah menambahkan selubung gelang diffuser
pada turbin angin horisontal sumbu (Ohya et
al., 2008). Karena tekanan keluar pada diffuser
diturunkan oleh flange eksternal, angin yang
mendekati turbin mengalami percepatan
sehingga kecepatan angin di inlet diffuser
meningkat. Turbin angin yang diberi selubung
gelang diffuser ini dapat menghasilkan daya
keluaran 4-5 kali lebih besar daripada turbin
angin horizontal standar.
Berbagai modifikasi dari konsep pelat
pembelok aliran angin telah banyak diterapkan
pada turbin angin sumbu vertikal Savonius.
Shaughnessy dan Probert (1992) menunjukkan
bahwa, optimasi konfigurasi dan posisi
deflektor berbentuk V, dapat meningkatkan
daya keluaran turbin 20% lebih besar daripada
turbin Sovanius tanpa deflektor.
Mohamed et al. (2010) melakukan studi
numeric untuk mendapatkan posisi dan
geometri yang optimal dari deflektor plat datar
pada turbin angin Savonius untuk dengan
jumlah bilah 2 dan 3. Meskipun optimal
geometris deflector yang berbeda untuk kedua
turbin, namun kinerja turbin angin sovanius 2
dan 3 bilah meningkat sekitar 27%.
Menurut Golecha et al. (2011),
peningkatan
daya
koefisien-koefisien
tergantung pada desain dari dimodifikasi
Savonius turbin. Sebuah Savonius turbin satu
tingkat
lebih
baik
dari
segi
peningkatan kinerja daripada turbin angin
Savonius turbin tiga tingkat dengan pergeseran
fasa. Dengan optimasi susunan dua pembelok
pelat, angin langsung masuk untuk memajukan
bilah sehingga daya keluaran turbin Savonius
meningkat lebih dari dua kali dari turbin
standar (Altan et al., 2008).
5. KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapat ditarik
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
a. Karekteristik turbin angin sumbu vertikal
dengan dan tanpa wind deflector
cenderung sama yang ditandai profile dari
grafik kinerja yang dihasilkan relatip sama
dengan nilai yang berbeda.
b. Penambahan Wind deflector mampu
meningkatkan kinerja turbin rata-rata
sebesar 34,3 % dengan daya turbin dan Cp
yang dihasilkan maksimal sebesar 0,72
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim, 2009, Import Premium Indonesia
Tahun
2008,
(Online)
(www.pertaminatongkang.co.id di akses
12 April 2009).
2. Anonim,
2012,
Pemerintah
dalam
Pengelolaan Energi Nasional online
http://bem.feb.ugm.ac.id/index.php/publica
tion/kajian/66-pemerintah-dalampengelolaan-energi-nasional 7 10 2012
3. Anonim,Kompatibilitas
dengan
karakteristik angin di Indonesia,
http://www.alpensteel.com/article/53-101energi-terbarukan--renewableenergy/3588--kompatibilitas-dengan-arahangin-yang-sering-berubah-ubah.html
4. A. Laneville, P. Vittecoq, Dynamic stall;
The case of the sumbu vertikal wind
turbine, ASME J. Sol.Energy Eng. 108
(1986) 140145.
5. Armely dkk., 2004, Bumi Makin
Panas,(Online)(http://www.pelangi.or.
id/publikasi/2007/bumi makin panas.pdf
diakses 27 mei 2008).
6. Chein, R., Chung, J.N., 1988. Discretevortex simulation of flow over inclined
and normal plates. Computers and Fluids
16, 405427
7. David J., Sheskin , 2000, Handbook of
parametric and nonparametric statistical
procedures, 2nd edition, Boca ranton,
Chapman and Hall.
8. Dewan Riset Nasional, 2006, Arah
Kebijakan Riset Nasional 2006 2009,
Jakarta.
9. Fujisawa
N,
Shibuya
S,
2001,
Observations of dynamic stall on Darrieus
windturbine bilahs,Journal of Wind
Engineering and Industrial Aerodynamics
89.