You are on page 1of 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Termodinamika adalah cabang dari ilmu fisika yang mempelajari tentang panas,
temperatur dan pertukaran energi serta perubahannya. Menurut sejarahnya, semula
termodinamika merupakan ilmu pengetahuan yang merangkaikan kalor dengan usaha
mekanik. Kemudian ilmu ini berkembang. Pada perkembangannya sekarang, termodinamika
merupakan akar bagi berbagai cabang ilmu sains. Sifat-sifat termodinamika terbagi atas dua
sifat yaitu sifat ekstensif dan intensif. Sifat ekstinsif yaitu koordinat sistem termodinamika
yang bergantung pada massa seperti volume, berat, energi, luas permukaan dan panjang.
Sedangkan sifat Intensif yaitu koordinat sistem termodinamika yang tidak bergantung pada
massa material seperti vsikositas, tegangan, temperatur dan gaya tegangan.
Sifat strength dan stress atau dalam bahasa keseharian yang dikenal dengan sifat
kekuatan dan tegangan material merupakan sifat mekanik yang ada pada suatu material atau
bahan yang juga berkaitan erat dengan koordinat termodinamika. Strength merupakan
kekuatan yang ada pada suatu bahan yang diukur dari tegangan (stress) yang terjadi pada
suatu bahan. Dimana pada kondisi normal, suatu bahan diberikan tegangan untuk mengetahui
kekuatan dari suatu bahan tersebut. Stress merupakan tahanan material terhadap gaya atau
beban. Tegangan di ukur dalam bentuk gaya per luas. Berdasarkan uraian tersebut, penulis
tertarik untuk membahas secara spesifik kaitan antara sifat stength dan stress suatu material
terhadap termodinamika.

1.2 Rumusan Masalah


Dalam makalah ini akan dibahas beberapa masalah yaitu pengertian dari sifat strength
dan stress kemudian kaitan antara sifat sifat strength dan stress dalam termodinamika.

1.3 Batasan Masalah


Penulisan ini hanya berfokus pada pembahasan pengertian dari sifat strength dan
stress beserta kaitannya dalam termodinamika.
1.4 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk memberikan pengetahuan kepada
pembaca tentang sifat strength dan stress beserta kaitannya dalam termodinamika.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Strength dan Stress


Strength (Kekuatan) merupakan kemampuan dari suatu material untuk menahan
beban tanpa mengalami kepatahan. Strength merupakan kekuatan yang ada pada suatu bahan
yang diukur dari tegangan (stress) dan regangan (Strain) yang terjadi pada bahan. Semakin
tahan benda terhadap besarnya tegangan yang diberikan maka semakin kuat juga kekuatan
benda tersebut. Hubungan itu dapat dilihat dari grafik dibawah ini, pada grafik ditunjukkan
batas kekuatan suatu material sembelum mengalami kepatahan..

Gambar 1. Hubungan antara tegangan dan regangan


terhadap Kekuatan suatu bahan.

Tegangan dalam mekanika kontinuum adalah besaran yang menunjukan gaya internal
antar partikel dari suatu bahan terhadap partikel lainnya. Seperti contoh, batang padat vertikal
yang menyokong beban, setiap partikel dari batang mendorong partikel lainnya yang berada
di atas dan dibawahnya. Gaya makroskopik yang terukur sebenarnya merupakan rata-rata dari
sejumlah besar tumbukan dan gaya antarmolekul di dalam batang tersebut.
Tegangan di dalam suatu benda bisa terjadi oleh berbagai mekanisme, seperti reaksi
terhadap gaya eksternal (misal gravitasi) yang diaplikasikan ke bahan curah, juga reaksi
terhadap gaya yang diaplikasikan ke permukaannya seperti gaya kontak, tekanan eksternal,
dangesekan. Setiap deformasi dari benda padat menghasilkan tegangan elastis, mirip dengan
reaksi gaya pada pegas yang selalu kembali ke bentuk semula. Pada cairan dan gas, tegangan
elastis hanya terjadi ketika deformasi mengubah volume. Namun deformasi akan selalu

berubah seiring dengan waktu, termasuk cairan (misal pelumas yang viskositasnya berubah
sehingga harus diganti secara periodik).
Sejumlah tegangan yang signifikan dapat terjadi bahkan ketika deformasi hampir
tidak terlihat. Tegangan dapat terjadi tanpa adanya gaya dari luar, yang disebut dengan builtin stress atau tegangan dari dalam seperti pada manufaktur beton pracetak dan kaca tempa.
Tegangan juga dapat terjadi tanpa adanya gaya kontak sama sekali, baik dari dalam maupun
dari luar, misal karena perubahan temperatur, perubahan komposisi kimia, dan paparan gaya
magnet.

Tegangan dapat diukur dengan menggunakan persamaan berikut.

Dengan :

Tegangan (Psi atau Mpa)


Beban yang diberika (lb atau N)
Luas penampang ( m^2)

Tegangan terbagi menjadi dua macam yaitu Tegangan Normal dan Tegangan Geser.
a. Tegangan normal (aksial): intensitas gaya pada suatu titik yang tegak lurus atau
normal terhadap penampang, yang didefinisikan sbb:

F
A0 A

f lim

dimana F adalah gaya yang bekerja dalam arah tegak lurus atau normal terhadap
penampang, dan A adalah luas penampang.
b. Tegangan geser: intensitas gaya pada suatu titik yang sejajar terhadap penampang,
yang didefinisikan sbb:

V
A 0 A

v lim

dimana V adalah gaya yang bekerja dalam arah sejajar terhadap penampang, dan
A adalah luas penampang.

2.2 Hubungan Strength dan stress secara Termodinamika


Dalam koordinat termodinamika terdapat dua sifat yaitu sifat ektensif dan sifat
intensif. Sifat intensif yaitu sistem termodinamik yang tidak berhubungan dengan jumlah
massa sistem. Koordinat-koordinat itu adalah regangan, suhu, dan energi. Berdasarkan
penjelasan tersebut hubungan antara strength dan stress terhadap termodinamik ada
kaitannya.
Termodinamika adalah cabang dari ilmu fisika yang mempelajari tentang panas,
temperatur dan pertukaran energi serta perubahannya. Dalam hal ini Strength dan stress yang
diberikan terhadap sebuah bahan akan menghasilkan sebuah kerja hal ini dapat kita lihat dari
persamaan kerja berikut ini:

Jika sebelumnya kita ketahui bahwa regangan adalah:

Maka,

Dari persamaan di atas diperoleh bahwa kerja yang dilakukan oleh bahan berbanding
lurus terhadap besarnya regangan dan volumnya.
Berdasarkan hukum Termodinamika kedua bahwa energi panas (Q) yang dihasilkan oleh
sistem merupakan selisih antara energi dalam sistem (U) dengan kerja yang terjadi pada
sistem (W).
Jadi,

Maka hubungan Panas (Q) terhadap regangan (stress)

Energi panas cenderung untuk berpindah dari daerah bertemperatur tinggi kedaerah
yang temperaturnya lebih rendah. Energi panas dapat mempengaruh ikatan antar atom bahan/
4

material sehingga berkurang kekuatannya bahkan energi panas yang tinggi mampu
memutuskan ikatan antar atom material. Perberlakuan panas terhadap suatu bahan pada
temperatur tertentu akan mengakibatkan pelemahan ikatan antar atom dan merubah kekuatan
dari material itu sendiri.
Dari penjelasan di atas dapat kitak ketahui bahwa strength dan stress merupakan
bagian dari termodinamika itu sendiri. Strength dan stress juga memiliki kaitan terhadap
Energi panas dan kerja yang terjadi dalam suatu sistem atau bahan.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sifat Stength merupakan kemampuan dari suatu material untuk menahan beban tanpa
mengalami kepatahan. Tegangan dalam mekanika kontinuum adalah besaran yang
menunjukan gaya internal antar partikel dari suatu bahan terhadap partikel lainnya. Kaitan
antara strength dan stress terhadap termodinamika yaitu merupakan bagian dari koordinat
termodinamika intensif. Stress memiliki kaitan terhadap kerja dan panas yang dimiliki oleh
suatu bahan.

3.2 Saran
Diharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Makalah ini masih
memiliki beberapa kekurangan dalam memberikan informasi kaitan antara sifat strength dan
stress terhadap termodinamika dikarenakan minimnya referensi yang diperoleh oleh
penulismengenai pembahasan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Ftkceria. 2012. Sifat-sifat material. Diakses pada


(https://ftkceria.wordpress.com/2012/04/27/sifat-sifat-material/)

12

November

2014.

Sutarwan, Fajar. 2009. Mekanika Kekuatan Bahan. Diakses pada 12 November 2014.
(http://fajarsutarwan.blogspot.com/2009/10/mekanika-kekuatan-material.html)

Wikipedia. 2013. Tegangan (Mekanika). Diakses


(http://id.wikipedia.org/wiki/Tegangan_(mekanika))

pada

12

November

2014.

Yoriwe, Taufik. 2013. Sifat Mekanik Bahan. Diakses pada 12 November 2014. (http://taufikyoriwe.blogspot.com/2013/02/sifat-mekanik-bahan.html)

You might also like