You are on page 1of 3

Kolitis

adalah suatu peradangan akut atau kronik pada kolon Kolon memilikiberbagai fungsi,
yang terpenting adalah absorbsi air dan elektrolit. Ciri khas dari gerakan usus besar
adalah pengadukan haustral. Gerakan meremas dan tidak progresif ini menyebabkan isi
usus bergerak bolak balik, sehingga memberikan waktu untuk terjadinya absorbsi.
Peristaltik mendorong feses ke rectum dan menyebabkanperegangan dinding rectum dan
aktivasi refleks defekasi.Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam kolon berfungsi
mencerna beberapa bahan dan membantup e n y e r a p a n z a t - z a t g i z i . B a k t e r i d i
dalam kolon juga berfungsi membuat zat-zatpenting, seperti vitamin K.
B a k t e r i i n i p e n t i n g u n t u k f u n g s i n o r m a l d a r i u s u s . Beberapa penyakit serta
antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteridi dalam usus besar. Akibatnya
terjadi iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannyalendir dan air sehingga terjadilah diare.
4. Disenti ameba berat : diare disertai banyak darah, demam
t i n g g i , m u a l , anemia.
5.
Disentri ameba kronik : gejala menyerupai disentri ameba ringan
diselingid e n g a n p e r i o d e n o r m a l t a n p a g e j a l a , b e r l a n g s u n g b e r b u l a n - b u l a n
s a m p a i bertahun-tahun,
neurasthenia
, serangan diare biasanya timbul karenakelelahan, demam atau makanan yang sukar dicerna.
Penatalaksanaan
.
1.
Karierasimtomatik.Diberi obat yang bekerja di lumen usus (
luminal
agents
) antara lain:Iodoquinol (diiodohidroxyquin) 650 mg tiga kali per hari selama 20 hari
atauParomomycine 500 mg 3 kali sehari selama 10 hari.
2.
Kolitisamebaakut.Metronidazol 750 mg tiga kali sehari selama 5 10 hari,
ditambah denganobat luminal tersebut di atas.
3.
Amebiasis ekstraintestinal (misalnya : abses hati ameba). Metronidazol 750mg
tiga kali sehari selama 5-10 hari ditambah dengan obat luminal tersebut d i a t a s .
Penggunaan 2 macam atau lebih amebisidal ekstra intestinal
t i d a k terbukti lebih efektif dari satu macam obat.
2. DISENTRI BASILER (SHIGELLOSIS)Batasan
.Infeksi akut ileum terminalis dan kolon yang disebabkan oleh bakteri genus
Shigella
Epidemiologi
.
Infeksi
Shigella
mudah terjadi di tempat pemukiman padat , sanitasi jelek, kurang air dan tingkat
kebersihan perorangan yang rendah. Di daerah endemik infeksi
Shigella
m e r u p a k a n 1 0 1 5 % p e n ye b a b d i a r e p a d a a n a k . S u m b e r k u m a n

Shigella
yang
alamiah adalah manusia walaupun kera dan simpanse yang telah dipelihara dapat
jugatertular. Jumlah kuman untuk menimbulkan penyakit relative sedikit, yaitu
berkisar antara 10-100 kuman. Oleh karena itu sangat mudah terjadi penularan
secara
fecal oral
, baik secara kontak langsung maupun akibat makanan dan minuman
y a n g terkontaminasi.D i d a e r a h t r o p i s t e r m a s u k I n d o n e s i a . D i s e n t r i b i a s a n y a
m e n i n g k a t p a d a m u s i m kemarau di mana
S.flexnerii
merupakan penyebab infeksi terbanyak. Sedangkan di negera-negara Eropa dan
Amerika Serikat prevalensinya meningkat di musim dingin.Prevalensi infeksi oleh
S.flexnerii
di negera tersebut telah menurun sehingga saat ini
S.Sonnei
adalah yang terbanyak
Gejalaklinis
.M a s a t u n a s b e r k i s a r a n t a r a 7 j a m s a m p a i 7 h a r i . P a d a d a s a r n y a
gejala klinis
Shigeleosis
bervariasi. Lama gejala rerata 7 hari pada orang dewasa, namun
dapatberlangsung sampai 4 minggu. Disentri
basiler
yang tidak diobati dengan baik danberlangsung lama gejalanya menyerupai
kolitis
ulserosa
. P a d a f a s e a w a l p a s i e n m e n g e l u h n ye r i p e r u t b a w a h , r a s a p a n a s
rektal
, d i a r e d i s e r t a i d e m a m y a n g b i s a mencapai 40
o
C. selanjutnya diare berkurang tetapi tinja masih mengandung darah dan lendir,
tenesmus, dan nafsu makan menurun. Pada anak-anak mungkindidapatkan demam tinggi
dengan atau tanpa kejang,
delirium
, n ye r i k e p a l a , k a k u kuduk dan
letargi
. Pengidap pasca infeksi pada umumnya berlangsung kurang dari 4minggu. Walaupun
jarang terjadi telah dilaporkan adanya pengidap
Shigella
yangmengeluarkan kuman bersama feses selama bertahun. Pengidap kronik
tersebutbiasanya sembuh sendiri dan dapat mengalami gejala
shifellosis
yang
intermiten
.
Penatalaksanaan
1.

Mengatasi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit. Sebagian


b e s a r pasien disentri dapat diatasi dengan rehidrasi oral. Pada pasien dengan
diare
berat, disertai dehidrasi dan pasien yang muntah berlebihan sehingga tidak dapat
dilakukan rehidrasi oral harus dilakukan rehidrasi
intravena
.2. Antibiotik. Keputusan penggunaan antibiotik sepenuhnya berdasarkanberatnya
penyakit yaitu pasien dengan gejala disentri sedang sampai berat, d i a r e
persisten serta perlu diperhatikan pola sensitivitas kuman di
d a e r a h tersebut. Beberapa jenis antibiotik yang dianjurkan adalah:

Ampisilin 4 kali 500 mg per hari, atau

Kontrimoksazol 2 kali 2 tablet per hari, atau

Tetrasiklin 4 kali 500 mg per hari selama 5 hariDilaporkan bahwa pada daerah tertentu
di Indonesia kuman Shigella telah banyak yang resisten dengan antibiotik
tersebut diatas sehingga diperlukan antibiotik lain seperti golongan kuinolon dan
sefalosporin generasi III terutama pada pasien dengangejala klinik yang berat Pengobatan
simtomatik
. Hindari obat yang dapatmenghambat
motilitas
usus seperti narkotika dan derivatnya, karena dapatmengurangi eliminasi bakteri dan
memprovokasi terjadinya
megakolon
toksik. Obat
simtomatik
yang lain diberikan sesuai dengan keadaan pasien antara lain
analgetik-antipiretik
dan
antikonvulasi
.
3. ESCHERICHIA COLI (PATOGEN)Batasan
.Infeksi kolon oleh
serotie
Escherichia coli
tertentu (O157:H7) yang menyebabkan diare berdahak/tidak.
Epidemiologi
.Karena pemeriksaan laboratorium untuk
E.Coli
patogen jarang dilakuka

You might also like