You are on page 1of 43

1.

2.

Teori Salep
Pengertian salep
Menurut scovilles (338)
Salep adalah sediaan semi padat yang lembut biasanya menghandung bahan-bahan
obat dan ditujukan untuk penggunaan luar dari badan atau membran mukosa.
Menurut FI IV (18)
Salep adalah sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit
dan selaput lendir
Menurut FI III (33)
Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai
obat luar. Bahan obat harus larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep yang
cocok.
Menurut RPS 18th (1518)
Salep adalah sediaan setengah padat yang ditujukan untuk pemakaian luar pada
kulit atau membran mukosa. Biasanya tapi tidak selalu mengandung bahan-bahan
obat.
Menurut Presc (228)
Salep adalah sebagai sediaan lemak dari konsistennya, mudah digunakan pada
kulit dengan pengocokan.
Menurut Dop Cooper (192)
Salep adalah sediaan semipadat untuk penggunaan pada kulit atau membran
mukosa.
Menurut Amphar (315)
Salep adalah sediaan semi padat untuk penggunaan eksterna, seperti
konsistensinya salep dapat digunakan pada kulit dengan mudah.
Menurut lachman (532)
Salep adalah sediaan yang umumnya disusun dari hidrokarbon cair yang dicampur
dalam suatu kelompok hidrokarbon padat dengan titik leleh yang lebih tinggi.
Menurut DOM (822)
Salep adalah suatu sediaan setengah padat yang menunjukkan karakteristik aliran
plastis.
Sediaan semi padat yang lain
Menurut DOM (149)
Lotio dalam istilah rheologi adalah suatu sediaan cair utamanya
memperlihatkan karakteristik aliran newtonian. Ketika digunakan pada kulit,
lotio tidak memberikan daya tahan (nilai yield) dan lotion mengalir dibawah
gaya gravitasi.
Krim adalah sediaan semi padat utamanya memperlihatkan sifat aliran
pseuodoplastik ketika digunakan, krim mempunyai nilai yield yang sangat
tinggi tapi tidak mengalir di bawah pengaruh gravitasi. Bagaimanpun,
penambahan sejumlah kecil gaya menghasilkan aliran yang lebih cepat.
Sebagai krim yang digosokkan pada kulit, kemudahan aliran dari lotion,
penggosokkan menghasilkan aliran.

-1-

3.

Pasta adalah sediaan semipadat dermatologi yang utamanya memperlihatkan


aliran tertentu dan daya tahan aliran meningkat dengan peningkatan kekuatan
dari pemakaian. Pasta biasanya dibuat dengan penambahan serbuk yang tidak
larut dalam jumlah yang sama (biasanya 20% atau lebih) pada basis salep
biasa sehingga mengubah nilai yield salep dari plastis menjadi aliran dilatan.
Cerates adalah sdiaan semipadat yang mengandung konsentrasi lilin relatif
tinggi dimana nilai yield yang juga besar diperbolehkan digunakan secara
langsung pada kulit. Penyebaran bahan biasanya dengan bantuan kain sebelum
digunakan.
Plaster adalah sediaan padat atau semipadat yang tidak bisa disebar pada
temperatur kamar, plaster dibuat dengan melebur massa dan mencampur
leburan diatras bahan pembantu.
Cataplasma atau poulitices didefinisikan sebagai massa basah dari bahan padat
digunakan pada kulit dalam mengurangi inflamasi dan dalam beberapa kasus
bereaksi sebagai counteriritan. Dalam sejarah poultices disusun dari tanah liat
yang lain seperti kaolin dan atau flaxseed.
Menurut Lachman (338)
Pasta adalah dispersi konsentrasi tinggi dari bahan-bahan yang diserbukkan
yang tidak larut (20 hingga 50%) dalam basis berair atau basis lemak. Basis
lemak kurang berminyak baik sebagai bahan pengeras dalam konsistensi salep
karena sejumlah besar dari bahan yang diserbukkan ada. Pasta melekat baik
pada kulit dan bermanfaat dalam pengobatan kronik atau luka lichenified.
Sebagai contoh, pasta gelatin Zink, USP XX, digunakan ketika lapisan
pelindung pada kulit diinginkan mengikuti penguapan dari air. Pasta
memberikan lapisan pelindung, dan ketika ditutupi dengan pembalut yang
cocok, mencegah kritikan dari kulit pasien oleh goresan.
Jelli adalah basis larut air disediakan dari gum-gum alam seperti tragakan,
pektin,alginat dan bopoglisin, atau dari derivat-derivat sintetik dari bahanbahan alam sepeti methylcelulosa dan natrium carboximetilselulosa.
Gel biasanya sediaan semipadat yang transparan, jernih mengandung bahanbahan aktif terlarut. Karbomer glo baik ketika didispersikan dalam air dengan
perbandingan dari bahan-bahan alkali seperti trietanolamin dan
diisopropanolamin untuk membentuk sediaan semipadat.
Struktur kulit
Menurut Presc (233)
Gambar struktur kulit
Struktur dari kulit manusia dewasa sangat kompleks. Dapat
dikalsifikasikan dengan baik sekali kedalam 3 lapis : (1) Epidermis (kutikula), (2)
dermis (korium atau kulit nyata), dan (3) jaringan subkutan (hypoderm).
Lapidsan ketiga seringkali dipertimbangkan sebagai bagian dari dermis
dan kandungan jaringan subkutan fibrous dan sel adiposa. Bagian vertikal dari
kulit ditunjukkan secara skematis pada gambar sel.
Karena epidermis adalah bagian luar atau sebelah luar dari kulit dimana
tempat penggunaan kosmetik dan sediaan obat topikal dan oleh karena itu, adalah

-2-

perhatian khusus dari farmasis dan ahli kulit. Epidermis bervariasi ketebalannya
dari 1 mm pada telapak tangan dan tumit kaki hingga 0,1 mm atau lebih kurang
pada bagian wajah dan badan. Dimana ditutupi dengan lapisan permukaan yang
disusun dari lemak teremulsi. Lapisan ini tidak berlanjut dan tahanannya sangat
sedikit untuk penetrasi molekul.
Menurut ahli histologi epidermis diklasifikasikan kedalam 5 lapisan:
1.
Stratum corneum atau lapisan tanduk
2.
Stratum lusidum, kadang-kadang disebut lapisan penghalang (Barier
layer).
3.
Stratum granulosum atau lapisan granular
4.
Stratum malpighii, lapisan sel berduri.
5.
Stratum germinativum, lapisan sel basal.
Harus diingat bahwa pembagian ini menghadirkan perubahan dalam
struktur sel karena satu bergerak terhadap permukaan dibandingkan perbedaan
lapisan yang memisah, lapisan ini digabung ke lapisan satu yang lain hampir selalu
tidak kelihatan.
Stratum corneum atau lapisan tanduk, terdiri dari beberapa lapisan sel
pipih yang disusun oleh keratin. Lapisan ini lebih tebal pada tumit kaki dan telapak
tangan (0,6-0,8 mm) dan sangat tipis pada wajah.
Lapisan tanduk kasar dan merupakan lapisan yang relatif tidak sensitif
yang secara terus menerus terkelupas dan digantikan. Sel-sel mati, yang secara
tetap terkelupas, digantikan oleh klarifikasi dari sel lain yang tumbuh dari
germinal, atau basal, lapisan dan dipoliferasi atau ditekan dari bawah. Komposisi
kimia dari stratum corneum adalah protein 85% (kira-kira 15% larut air, 65%
keratin atau protein sitoplasma dan 5% membran protein), lemak 7-9% (C10-C18
asam lemah jenuh dan tidak jenuh dan ester-ester, trigliserida dan kolesterol dan
sterol yang berhubungan); yang lain
6-8% (mukopolisakarida, karbohidrat,
mucin, asam lipo amino, dll).
Lapisan lemak menutupi stratum corneum biasanya mempunyai pH 4,56,5. Berdasarkan uji bagian dengan pH wanita biasanya sedikit lebih tinggi
(kurang asam) daripada pria. Perbedaan drastis pada pH ini disebut mantel asam,
mungkin menurunkan kemampuan kulit untuk menahan serangan bakteri. Jacobi
dan Heinrich memilih mantel asam pada kulit sebagai garis awal dari ketahanan
tubuh melawan pengaruh luar.
Peck, dkk menitikberatkan bahwa keasaman persen tidak membuat mantel
asam suatu penghalang waktu serangan bakteri dan jamur. Sifat bakteriostatik dari
mantel asam mungkin dihubungkan dengan kapasitas mendapar dari mantel asam
pada kulit, baiknya dengan kapasitas mendapar dari mantel asam. Keringat dan
sebum sekat bakteriostatik dan fungistatik berhubungan dengan adanya asam
amino bebas, protein debis, asam lemak, asam laktat dan karbonat dan laktat.
Karena lapisan tanduk disusun sebagian besar oleh keratin, protein yang
menyerap sejumlah besar air dan senyawa polar lainnya, mungkin menjadi tempat
penyimpanan untuk bahan penetrasi, dengan cara demikian mempertahankan
gradien konsentrasi maksimum hanya kira-kira pada stratum lusidum. Penetran

-3-

seperti ion-ion dan zat pewarna dapat mengikat stratum corneum dan peningkatan
penetrasinya melewati lubang dari folikel rambut.
Kemampuan dari keratin epidermal untuk menyerap air dapat
mempengaruhi penetrasi dengan cara lain. Ketika lapisan tanduk dihidrasi dengan
baik, senyawa hidrofilik dan hidrofobik dapat berpenetrasi ke stratum lusidum
lebih cepat. Jadi, absorbsi perkutan dari beberapa senyawa dapat ditingkatkan
dengan formulasi farmasetis untuk menghasilkan lapisan oklusif pada permukaan
kulit. Penutupan kulit dengan lapisan oklusif, seperti
wragging dengan
lapisan plastik, adalah seperti menghasilkan derajat yang lebih tinggi dari oklusif
daripada diperoleh dengan salep. Pengaruh dari oklusif dihubungkan dengan
hidrasi yang lebih baik dari stratum corneum dan suatu peningkatan dalam
temperatur permukaan dari kulit. Mekenzie dan stoughter telah menunjukkan
bahwa konsentrasi efektif yang minimal secara topikal digunakan kortikosteroid
adalah ditandai pengurangan saat tepat penggunaan dioksklusi.
Lapisan terluar adalah sel pipih terkeratinisasi dalam stratum corneum
diajarkan dengan beberapa untuk mengurangi pengemasan yang penuh daripada
berbatasan untuk lapisan granular menekankan dari daerah antara stratum corneum
dan lapisan granular (stratum lusidum) sebagai zona penghalang, zona ini yang
ketebalannya beberapa mikron, dilaporkan untuk beraksi sebagai penghalang
untuk transfer air yang melalui kulit. Daerah penghalang dilaporkan mencegah
penetrasi molekul yang mempunyai berat molekul lebih besar dari 200-300.
Eksistensi dari zona penghalang tidak membuktikan secara benar, dan beberapa
teori mengenai absorbsi perkutan dibandingkan seluruh stratum corneum sebagai
lapisan yang tersusun kompak (10-50 mikron tebalnya) yang bertindak sebagai
penghalang utama untuk penetrasi. Setelah penetrasi pada stratum corneum,
penetran dipaparkan pada lapisan dengan tebal 200 mikron dari jaringan yang
tinggal, dermis, yang dapat menjadi penghalang yang baik untuk molekul non
polar karena sifat berairnya. Kemudian molekul yang berpenetrasi pada stratum
corneum baik yang terlihat pada epidermis paling bawah atau dermis, atau yang
terbawa oleh cairan jaringan dalam dermis ke aliran darah dan limfatik.
Treger mempercayai bahwa fakta-fakta untuk mendukung keberadaan
zona penghalang pada dasar dari stratum corneum tidak meyakinkan, karena jika
lapisan seperti ini ada, satu diharapkan lebih berubah secara kritis pada
permeabilitas dengan pengelupasan lapisan terluar dari kulit dan mendefenisikan
hubungan kelarutan penetran dengan permeabilitas.
Kligman telah mengajukan bahwa seluruh lapisan tanduk termasuk dalam
fungsi penghalang. Pandangan ini mendapat penerimaan dari peneliti lain dan telah
ditegaskan kembali oleh Scheuplein, Matatsy dkk, memberikan bukti penyaranan
bahwa membran plasma protein dari sel tanduk dapat juga mengambil bagian
dalam fungsi penghalang.
Lapisan paling dalam dari epidermis, stratum germinativum atau lapisan
sel basal adalah lapisan yang produktif. Dalam lapisan ini secara tetap terjadi
mitosis, kemajuan sel anak akhir terhadap permukaan kulit karena beberapa sel
bermigrasi. Sel-sel tersebut berubah dalam bentuk dan komposisinya sampai selsel ini menjadi sel tanduk pada stratum corneum.

-4-

4.

5.

Dermis, atau kulit sejati, berbeda secara morfologi dari epidermis. Dermis
terdiri dari jaringan berserat tebal bersama dengan pembuluh darah dari limpa,
folikel rambut, dan kelenjar sebaseus dan kelenjar keringat, aorta dan serabut saraf,
karena lapisannya berair, ini nmungkin bertindak sebagai penghalang untuk
lewatnyab molekul non polar.
Jalur penetrasi
Menurut Prescription (235)
Kemungkinan jalur penetrasi.
Griesemer menggambarkan kemungkinan jalur penetrasi ke dalam dan
melalui kulit yang tidak rusak, adalah:
1) Antara sel-sel stratum corneum
2) Melaui dinding folikel rambut
3) Melaui kelenjar keringat
4) Melalui kelenjar sebaseus
5) Melalui sel-sel stratum corneum
Treger mengatakan bahwa rute masuknya bahan-bahan dan melalui kulit
adalah epidermis itu sendiri, penetran bergerak antara sel-sel dan mungkin melalui
epidermis dibandingkan melalui struktur pelengkap yaitu folikel rambut dan
kelenjar keringat. Terger menganggap bahwa ketahanan terhadap masuknya
sebagai sifat dari matriks sel-sel keratin dari epidermis, tidak sempurna oleh proses
aktif. Pelepasan sel-sel terkeratinisasi dari kulit manusia oleh pelepasan berulangulang dari kulit pada perekat telah menunjukkan untuk membuat kulit lebih
permeabel daripada kulit normal terhadap air, anestetik lokal dan ion-ion endogen.
Masing-masing pelepasan mengangkat beberapa bahan tidak permeabel dan atau
mengganggunya pada tingkat yang rendah. Pada beberapa lapisan yang terakhir
diangkat dengan pelepasan yang sempurna, permeabilitas dari kulit yang tersisa
meningkat besar. Peningkatan ini mungkin dikarenakan reduksi pada lapisan tipis
kulit yang tersisa dan atau hal ini mungkin menunjukkan bahwa lapisan bawah
stratum corneum yang diangkat oleh pengelupasan adalah kurang permeabel dari
lapisan-lapisan yang diangkat. Menurut Marzulli membran diangkat dengan
kadang-kadang mempunyai impermeabilitas yang besar, atau mendekati besar
seperti pada semua kulit.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penetrasi
Menurut Prescription (235)
Faktor-faktor berikut harus dipertimbangkan dalam beberapa absorpsi
perkutan:
1) Kondisi kulit
2) Kelarutan penetrasi
3) Konsentrasi penetran
4) Hidrasi kulit
5) Pembawa
6) Pelarut
7) Faktor lain
Kondisi Kulit

-5-

Kerusakan kulit seperti yang disebabkan oleh tergores, melepuh,


terpotong, dan lain-lain dan proses modifikasi kulit seperti eksim dan hipermia
dikenalsebagai yang mempengaruhi permeabilitas yaitu ada tanda peningkatan
dalam penetrasi obat seperti trauma. Perawatan kulit dengan keratolitik atau
dengan pelarut organik seperti aseton, alkohol atau heksan dapat meningkatkan
permeabilitas epidermis terhadap air, efeknya bervariasi dengan bahan
keratolitik yang digunakan dan lamanya waktu epidermis terpapar terhadap
pelarut organik.
Kelarutan penetran
Sifat kelarutan dari penelitian mungkin lebih penting dalam ukuran
molekul dalam penetran terhadap kemampuan berpenetrasi pada kulit,
walaupun molekul memerankan beberapa bagian dalam penentuan kecepatan
penetrasi dari bahan-bahan melalui kulit. Molekul-molekul sekecil helium
melalui kulit dengan sangat cepat, sedangkan molekul yang besar seperti serum
albumin manusia melalui kulit sangat lambat. Menurut Tregear dengan range
yang sempit dari ukuran molekul tak ada hubungan antara ukuran dan
kecepatan penetrasi.
Konsentrasi Penentran
Shellnire menemukan bahwa faktor utama yang mempengaruhi penetrasi
ttotal dari penggunaan obat adalah hidrasi kulit, konsentrasi penetran, dan
keadaan larutan dalam pembawa dan waktu kontak dari sediaan obat pada
kulit.
Menurut Higuchi, untuk semua penetran kecepatan penetrasi dikontrol
dengan kekurangan permeabilitas kulit. Jika satu pendapat bahwa pembawa
yang mengandung penetran tak cukup besar mempengaruhi kulit kemudian
kecepatan penetrasi perkutan adalah maksimum untuk penetran yang
mempunyai kemungkinan potensial termodinamik lebih tinggi. Jika aktivitas
termodinamik dari penetran dalam pembawa berbeda disebut konstan,
kemudian kecepatan dari penetran dalam suatu pembawa tidak konstan. Ini
bervariasi dengan sifat pelarut untuk penetran dan konsentrasi-konsentrasi dari
penetran-penetran, kemudian semua pembawa mengandung penetran dalam
suspensi (sediaan yang mempunyai obat padat dalam kesetimbangan larutan
sejati) tidak menghasilkan kecepatan penetrasi yang sama karena walaupun
karena jika saturasi melibatkan kecenderungan molekul untuk bersatu. Jumlah
dari molekul dalam larutan adalah faktor penting karenaperubahan dalam arah
yang diberikan melalui suatu membrane (kulit) tergantung pada konsentrasi
(tepatnya aktivitas) dalam fase awal (pembawa). Aktivitas meningkat terhadap
kejenuhan pembawa. Aktivitas adalah faktor yang penting dibandingkan
beberapa konsentrasi mutlak dan kemudian untuk konsentrasi yang diberikan
dari penetran, pembawa yang mempunyai afinitas lebih rendah untuk penetran
secara normal menghasilkan penetrasi lebih cepat saat kelarutan dilebihkan
dalam semua pembawa. Reduksi ukuran partikel dari penetran tersuspensi
mempengaruhi penetrasi.

-6-

Higuchi menitikberatkan pada gradient konsentrasi yang besar dapat


dikembangkan dalam fase salep (langkah control kecepatan adalah fase
penggunaan dibandingkan dalam penghalang kulit), seperti pengembangan
dalam hal mempengaruhi absorpsi oleh kulit terluka atau penetran yang
kelarutannya lebih tinggi disuspensikan dalam basis salep. Dalam pengujian
matematiknya pada bagian yang terakhir. Higuchi menunjukkan bahwa
kecepatan penetran dari salep tipe suspensi dapat diatur dengan mengontrol
konsentrasi penetran, kelarutan dari penetran (Jika bagian basis berair
digunakan, kelarutan dapat divariasikan dengan mengubah pH efektif dari
pembawa untuk yang tidak larut dalam dasar obat) dan konstanta difusi dari
penetran dalam pembawa
(Pengurangan viskositas pembawa harus
menghasilkan peningkatan koefisien difusi untuk obat).
Hidrasi Kulit
Higuchi menyatakan bahwa karena air diserap baik khusus oleh protein
dari degradasi protein menghasilkan kandungan terluar dari kulit. Perubahan
sifat dari beberapa lapisan adalah mungkin dipengaruhi secara kuat dengan
adanya air. Dengan menggunakan gliseril monostearat sebagai penetran dan
membrane artificial sebagai penghalang. Higuchi mendemonstrasikan
hubungan antara permeabilitas permeabilitas dan kelembaban relatif. Pada
kelembaban permeabilitas yang rendah secara relatif tidak sensitif pada
kelembababan relatif sedangkan pada kelembaban relatif mendekati 100%,
kecepatan penetrasi menjadi sangat tergantung pada aktivitas air. Higuchi
menghubungkan hal ini dengan inhibisi air oleh fase penghalang yang dapat
terpapar tekanan air yang disaturasi dan akibat perubahan dalam konsentrasi
hidrasi dan koefisien aktivitas penetran.
Shelmire menyimpulkan bahwa faktor penting dalam penetran kecepatan
difusi penetran dari pembawa ke permukaan kulit adalah derajat hidrasi pada
antarmuka kulit, pembawa dan temperature pembawa dengan sekresi kulit.
Pembawa
Literatur kedokteran dan farmasi penuh dengan laporan yang
bertentangan pada pentingnya pembawa dalam absorpsi perkutan dari penetran.
Barr dalam artikel pengulangan pada absorpsi perkutan, mendiskusikan
beberapa lapisan yang berlawanan ini. Satu yang harus diingat, studi absorpsi
perkutan yang dicoba dalam hewan yang permeabilitas kulitnya yang berbeda
dibandingkan dengan manusia. Sebagai contoh, walaupun folikel rambut tidak
dipertimbangkan sebagai rute terpenting dari masalah penetran pada manusia,
kebanyakan mamalia mempunyai lebih banyak rambut dari kulit pada manusia.
Kemudian dalam manusia, daerahdari epitalium dengan folikel rambut kecil
relatif pada kulit. Perhitungan yang sama mutu kulit kelinci atau kuda
menunjukkan bahwa lebih banyak epitalium folikel rambut dari pada yang
menutupi permukaan kulit. Jadi, mamalia tertentu , potensial untuk penetrasi
melalui folikel rambut sangat besar. Kenyataannya permeabilitas dari kulit
penjerat untuk beberapa bahan bermacam-macam adalah 3-5 kulit manusia.

-7-

Selanjutnya kebanyakan studi dihubungkan dengan penggunaan kulit manusia


adalah hanya untuk ppenetran khusus misalnya asam salisilat dan Iodin atau
kalium Iodida.

-8-

6.

Pelarut
Higuchi berpendapat bahwa penggunaan beberapa pelarut dinampakkan
menyebabkan perubahan penandaan dalam tahanan penghalang kulit terhadap
penetrasi.
Menurut Rothman bahwa penyerapan beberapa bahan larut air dan larut
lemak ditunjukkan melalui pelarut organik yang melarutkan atau modifikasi
lapisan jaringan dalam epidermis telah didirikan. Beberapa pelarut polar seperti
propilenglikol telah ditemukan untuk memperlambat penetrasi atau mempunyai
pengaruh. Ini mungkin disebabkan oleh konsentrasi propilenglikol yang
digunakan dalam pembawa dan kelarutan penetran dalam propilenglikol.
Aktivitas termodinamik dari penetran akan meningkat sampai jenuh dari
pembawa oleh karena itu selalu diharapkan konsentrasi propilenglikol pada
invitri Haocinolene asetonida dan ester asetat. Hasilnya menunjukkan bahwa
pelepasa maksimal pada konsentrasi yang diberikan pada steroid diperoleh pada
pembawa yang kira-kira mengandung sejumlah minimum dari propilenglikol
yang dibutuhkan melarutkan steroid secara sempurna.. penurunan pelepasa
steroid saat kelebihan propilenglikol ada untuk meningkatkan afinitas pembawa
untuk steroid. Saat sejumlah propilenglikol ada tidak cukup untuk melarutkan
semua steroid kemudian difusi ke dalam fase reseptor (analog dengan kulit in
vivo) menjadi batas kecepatan disolusi dan kecepatan pelepasan dikurangi.
Faktor Lain
Tempat pengolesan dan lama pengolesan ketika kontak merupakan
faktor yang mempengaruhi absorpsi penetran perkutan. Obat yang berpenetrasi
ke dalam stratum korneum ketika lapisan keratin terluar tipis.
Menurut Shelmire, kecepatan absorpsi berbanding langsung dengan
ketipisan kulit yang menghalang dan luas absorpsi berbanding langsung ke
daerah kulit yang tertutupi oleh salep.
Meskipun secara in vitro kulit telapak tangan lebih permeabel terhadap
air disbanding kulit tangan, iodin berpenetrasi pada kulit telapak tangan hanya
1/3 dari kecapatan penetrasi kulit lengan nsecara in vivo menggunakan tri nbutil fosfat. Mannuli menujukkan bahwa secara in vitro kulit plantar
berpenetrasi lebih lembut dari pada kulit daerah lain, ia juga menujjukkan bahan
kulit postanicular dan serotal paling permeabel terhadap tri-n-butil fosfat. Blank,
dkk membandingkan permeabiliats kulit serotal dan abdominal dengan
hydrogen sulfide, asam salisilat dan tekanan uap. Bahan-bahan tersebut
menunjukkan bahwa kulit serotal lebih permeabel dibandingkan kulit abdominal
dari bahan ini. Secara umum kualitatif obat yang diserap dibanding dengan
waktu pembawa berkontak dengan kulit. Bagaimanapun juga hal ini dipengaruhi
oleh perubahan konsentrasi obat yang akan merubah derajat hidrasi kulit dan
penyerapan air dari emulsi pembawa. Macknion menunjukkan bahwa laju
penetrasi dari suatu pengobatan menurun dengan waktu karena jaringan jadi
jenuh oleh obat.
Komposisi salep
Menurut Dop Cooper (192)

-9-

7.

Basis biasanya anhidrous dan secara umum mengandung satu atau lebih bahan
obat dalam suspensi atau larutan.
Menurut Lachman (539)
Penggunaan dari bahan-bahan pada kulit yang kasar seperti emolien, pengemulsi,
lemak, minyak, lilin, derivat selulosa, humektan, derivat lanolin dan basis absorbsi
air mempunyai pengetahuan khusus dari hasil spesifik.
Pembagian salep
Menurut Scovilles (339)
Salep diklasifikasikan menurut:
I.
Sifat terapeutik berdasarkan penetrasinya
(1) Salep epidermik: ditujukan semata-mata untuk aksi pada permukaan dan
bereaksi sebagai pelindung antiseptik, astringen, counter iritan, dan
parasitis. Secara umum basis yang digunakan adalah petrolatum.
(2) Salep endodermik ditujukan untuk melepaskan bahan obat yang
berpenetrasi kedalam tapi tidak melalui kulit. Salep endodermik diabsorbsi
sebagian dan bereaksi sebagai emolien, stimulan dan iritan lokal. Basis
salep yang paling baik untuk kelas ini adalah minyak nabati dan lemak
alami.
(3) Salep diadermik ditujukan untuk melepaskan obat yang menembus melalui
kulit dan menghasilkan efek dasar. Ini tidak umum dan termasuk
penggunaan khusus dari obat-obat yang sama seperti senyawa merkuri,
iodida dan belladonae. Basis diadermik yang paling baik adalah lanolin
anhidrat, lanolin hidrat dan minyak teobroma.
II.
Komposisi dan sifat umum farmasetik
(1) Salep hidrofobik; salep dengan basis berminyak. Mengandung campuran
lemak-lemak, minyak dan wax dan dapat dicuci dengan air.
(2) Salep hidrofilik; salep dengan sifat mempunyai jumlah air yang agak
banyak walaupun biasanya emulsi minyak dalam air dengan konsistensi
ringan dari pada salep hidrofobik. Salep ini dapat juga menjadi air dalam
minyak, campuran yang mengandung sterol dari petrolatum. Emulsi m/a
lebih mudah dibersihkan dari kulit dengan air.
Menurut Prescription (230)
Goodman mengklasifikasikan salep menurut derajat penetrasi pada
penggunaan di kulit sebagai:
(1) Salep epidermik, atau menunjukkan sedikit atau tidak mempunyai kekuatan
penetrasi kedalam kulit. Kelompok ini dimasukkan kedalam basis oleogenous
dan basis hidrokarbon.
(2) Salep endodermik, atau menunjukkan mempunyai kekuatan penetrasi kedalam
kulit. Basis kelompok ini adalah lanolin dan minyak tumbuh-tumbuhan.
(3) Salep diadermik, atau menunjukkan penetrasi kulit mengizinkan atau
mendorong absorbsi sistemik dari bahan aktif yang tergabung dalam basis.
Tipe emulsi dan basis larut air termasuk kelompok ini. Klasifikasi ini tidak
logis karena absorbsi dapat sedikit basis salep tergantung pada kelarutan dari
obat, luas hidrasi dan kondisi dari kulit.

- 10 -

Menurut American Pharmacy (317)


Salep, pasta, obat penawar, serata dan plaster dikelompokkan bersamasama menurut kesamaan sifat farmasetisnya, sama baiknya dengan kesamaannya
dalam tujuan terapeutis.
Sediaan lemak berminyak diketahui sebagai emolien (dari bahasa latin
emoline, menjadi lembut) seperti digunakan untuk aksi lokal pada kulit. Sediaan
ini digunakan sebagai:
1) Pelindung
2) Bahan pelembut atau membuat kulit lebih lunak, dan
3) Pembawa atau carier untuk obat yang lebih aktif.
Pada kasus yang terakhir, sediaan tersebut dapat sebagai pembawa untuk
obat-obat yang mempunyai tujuan utamanya sebagai aktif lokal yang mana
diinginkan utamanya pelepasan yang lambat pada obat dari basis selama periode
waktu yang lama, atau mungkin digunakan sebagai pembawa untuk obat dari
absorbsi dan efek sistemik diinginkan. Pada kasus ini, salep seharusnya digosok
melalui kelenjar sebaseus.
Salep diklasifikasikan paling baik menurut tipenya (berdasarkan
komposisinya)
I.
Basis salep Oleogenesis
1. Anhidrous
2. Tidak segera menyerap air (hidrofobik)
3. Tidak larut dalam air
4. Tidak tercuci
II.
Basis salep absorbsi
1. Anhidrous
2. Akan menyerap air (hidrofilik)
3. Tidak larut air
4. Kebanyakan tidak tercuci
III.
Basis salep emulsi
A. Emulsi tipe w/o
1. Hidrous
2. Akan menyerap air
3. Tidak larut air
4. Tidak tercuci
5. Emulsi w/o
B. Emulsi tipe o/w
1. Hidrous
2. Akan menyerap air
3. Tidak larut air
4. Tercuci
5. Emulsi o/w
IV.
Basis salep larut air
1. Anhidrous
2. Akan menyerap air

- 11 -

8.

3. Larut air
4. Tercuci
5. Berminyak
Menurut Dop Cooper (192)
Salep diklasifikasikan menurut penggunaan :
Obat jerawat resorsinol, sulfur.
Antibiotik basitrasin, klortetrasiklin, neomisin.
Bahan antifungi asam benzoat, asam salisilat, zink undecenoat.
Bahan antiinflamasi betametason valerat, flusinolonasetanid, hidrokortison,
hidrokortison asetat, triamsinolon asetonid.
Antipruritik (obat penghilang gatal-gatal) benzokain, coal tar.
Antiseptik merkuri amoniakal, ZnO.
Astringen calamin, cairan hamantelis, ZnO.
Counter iritant capsicum, oleoresin, iodin, metil salisilat.
Pengobatan dandruff asam salisilat.
Keratolitik (obat penghilang keratin) resorsinol, asam salisilat, sulfur.
Parasitisida sulfur.
Protektif calamin, ZnO.
Pengobatan prosiasis coal tar, kortikosteroid, dithranol, asam salisilat.
Efek lokal
Menurut Prescription (229)
Pengobatan topikal diresepkan untuk menghasilkan efek khusus yang
bermanfaat, efek dasar dari kebanyakan bahan yang digunakan pada kulit
diindikasikan dengan nama generiknya.

Bahan antipruritik menghilangkan gatal-gatal dengan berbagai cara.


Umumnya digunakan bahan dan kekuatan termasuk mentol 0,25%, fenol 0,5%,
champor 2% dan coal tar 5-10%.

Keratoplastik cenderung meningkatkan ketebalan lapisan tanduk. Asam


salisilat 1-2% adalah contoh bahan keratoplastik, sedangkan bahan yang lebih
kuat dari bahan asam salisilat adalah keratolitik.

Keratolitik, bahan keratolitik mengangkat atau melembutkan lapisan tanduk.


Umumnya digunakan bahan dari tipe ini termasuk asam salisilat 4-10%,
resorsinol 2-4%, dan sulfur 4-10%. Bahan perusak yang kuat adalah
trikoloroasetat dengan kekuatan penuh.

Bahan eksimatis, menghilangkan keringat dan ekskresi vaskular dengan


beberapa cara, beberapa dapat bertindak sebagai pelindung, keratolitik dan
antipekritik umumnya bahan antieksim termasuk 2-5% dan hidrokarbon dan
derivatnya 0,5-1% dicampur dengan lotion atau salep.

Antiparasit, menghancurkan atau menghambat pertumbuhan dan gangguan


mikroorganisme. Bahan dari tipe ini termasuk benzil benzoat 10-30% emulsi
atau lotion, salep sulfur, N-etil-Oerotonolotomedin 10% dan gamma benzil
klorida.

Bahan antibakteri dan antijamur manghancurkan atau menghambat bakteri


dan jamur. Umumnya bahan yang digunakan termasuk iodoklorhidrosiquin 3%

- 12 -

dan antibiotik seperti basitrasin 500 unit/gm, salep tetrasiklin HCl 3% dan krim
kloromiktin. Bahan antijamur termasuk salep benzoat dan asam salisilat, asam
andekonoat dan ankadikanoat adalah basis bervariasi, krim tolnaftat 2% dan
krim mistatin 100.000 unit/gm.

Antiseborrheis adalah bahan yang meringankan seborhoa (kelebihan


penyaluran sebum dari kelenjar) dengan aksi yang bervariasi yaitu anti pruritik,
resistinol, dan salep sulfur, salep asam dan bahan ini.
Emolien adalah bahan yang melembutkan permukaan kulit, basis mineral,
petrolatum putih dan krim a/m adalh contoh sebagai bahan ini.
9.
Pengertian basis
Menurut Scovilles (340)
Basis salep adalah bahan atau bagian dari salep yang berperan sebagai
carrier atau pembawa untuk obat. Kenyataannya basis salep dapat dikatakan
sebagai salep tanpa adanya obat didalamnya.
10. Syarat-syarat basis yang ideal
Menurut American Pharmacy (320)
Menurut Beeler, beberapa peneliti telah menggambarkan basis yang ideal
seperti yang ditunjukkan dengan sifat fisika kimia dibawah ini:
Stabil
Netral dalam reaksi
Tidak berminyak
Aksi tidak berkurang
Tidak mengiritasi
Tidak mendehidrat
Tidak higroskopik
Dapat dicuci dengan air
Dapat bercampur dengan semua bahan obat
Bebas dari bau yang tidak enak
Tidak meninggalkan noda
Efisien pada kulit kering, berminyak/lembab
Dapat menjadi medium yang dapat larut secara kimia dan lemak/air
Dapat merupakan sediaan stok untuk penggunaan selanjutnya
Tersusun atas bahan kimia yang diketahui komponennya
Dapat menyimpan sekurang-kurangnya 50% air
Mudah dicampur oleh farmasis
Melebur/melembut pada suhu tubuh
11. Pemilihan basis
Menurut Scovilles (339)
Banyak faktor yang termasuk dalam seleksi basis salep. Sifat alami
bahan obat yang dicampurkan, kestabilannya dan aksi terapetik yang diinginkan
adalah sangat penting. Sebagai contoh obat yang terhidrolisis dengan cepat lebih
stabil dalam basis hidrokarbon daripada dalam basis yang mengandung air,
walaupun dapat lebih efektif pada yang terakhir. Faktor penting lainnya adalah
karakteristik umum dari kulit pasien apakah kering atau berminyak, terang atau

- 13 -

gelap, daerah kulit yang terluka apakah berambut atau tidak, jenis luka ada apakah
kering atau basah. Efek kimia dari pembawa pada obat dan obat pada pembawa
dan aksi dari pembawa pada kulit.
Menurut FI IV (18)
Pemilihan dasar salep tergantung pada beberapa faktor seperti khasiat
yang diinginkan, sifat bahan obat yang dicampurkan, stabilitas kjetahanannya
sediaan jadi. Dalam beberapa hal perlu menggunakan dasar salep yang kurang
ideal untuk mendapatkan stabilitas yang diinginkan, misalnya obat yang cepat
terhidrolisa lebih stabil dalam dasar salep hidrokarbon dari pada dasar salep yang
mengandung air. Meskipun obat tersebut bekerja dalam dasar salep yang
mengandung air.
Menurut Parrot (365)
Salep harus stabil secara kimia dan fisika, campuran obat harus
terdistribusi seragam sebagai salep yang diinginkan untuk kulit sensitif, penyakit
kulit atau kulit rusak, setiap bahan yang tidak larut harus dikuraqngi sampai
ukuran cukup kecil untuk mencegah rasa berpasir atau iritasi.
Viskositas dari salep harus memungkinkan untuk mudah dikeluarkan
dari tube dan mudah digunakan selama masih melekat pada kulit. Jika salep
disimpan pada lingkungan yang cukup hangat untyk melunakkan salep, serbuk
yang tidak larut dapat menyerap dari salep tipe suspensi dari fase terdispersi dapat
memisah dalam salep tipe emulsi.
12. Pembuatan Salep
Salep disiapkan oleh tiga metode umum: Pencampuran mekanik dari bahanbahan, peleburan, dan reaksi kimia. Metode pertama digunakan jika lemak lembut dan
bahan minyak sebagai basis, metode kedua digunakan jika lilin dan bahan-bahan yang
mempunyai titik lebur lebih tinggi dicampur, dan metode ketiga adalah salah satu
metode tertentujika dibuat salep yang khusus.
Penyiapan dengan pencampuran Mekanik
Hal ini dapat dibentuk oleh triturasi bahan-bahan dalam lumpang
sampai diperoleh salep yang lembut, atau dengan menggosokkan bahan-bahan
tersebut pada papan salep dengan spatula. Metode yang diguankan tergantung pada
pilihan pribadi, tetapi prosedur yang lebih akhir digunakan paling dipertimbangkan
mengenai palin mudahnya dan paling baik karena partikel-partikel yang tidak halus
lebih mudah ditekan keluar dan salep lebih mudah dan sempurna dipindahkan dari
papan dari pada lumpang dan alu. Papan juga lebih baik karena tidak mengabsorbsi
dan mudah dibersihkan. Dua papan yang sesuai pada sisi bawah yang satunya dicat
hitam dan pada posisi bawah yang lain dicat putih, jadi salep berwarna cerah dapat
dibuat pada latar belakang yang berwarna gelap, dan salep yang berwarna gelap
pada sisi latar belakang yang berwarna cerah, jadi pembuatannya mudah diamati
pada waktu pencampuran. Lumpang lebih dipilih jika banyak cairan yang
dicampurkan atau kadang kala jika salep yang sangat kental atau serata
dicampurdengan salep yang lembut. Pada kasus dimana salep yang kental harus
lebih dahulu ditriturasi dengan jumlah yang kecil (setengah sampai sama dengan
massa padat) dari bahan yang lembut sampai tercampura baik, kemudian sisanya

- 14 -

harus dicampurkan. Selama pencamputran yang pertama, lemak yang keras akan
menjadi lembut dengan triturasi, pembuatan selama pencampuran menjadi lebnih
mudah. Metode yang sama harus diikuti jika pencampurannyapada papan.
Salep yang berpasir tidak disukai dalam farmasi dan sering mengiritasi jika
digunakan pada permukaan lembut dan sensitif. Ahli farmasi tidak boleh
menyimpan salep kecuali salep tersebut telah lembut dengan sempurna dan
homogen. Untuk menyiapkan salep yang memuaskan sering memakan banyak
waktu dan keterampilan tetapi hasil akhir seringkali menjadi lebih buruk.
Levigasi adalah proses dimana sangat membantu ahli farmasi dalam
penyiapan salep yang lembut. Levigasi mungkin dapat didefinisikan sebagai sebuah
proses dimana bahan padatan ditriturasi dengan cairan dimana ia tidak larut, jadi
pembuatannya terbagi halus dan sering menyebabkan butir-butir pada salep.
Mungkin contoh terbaik adalah nilai dari proses ini menggambarkan penyiapan
salep yang mengandung ZnO. Levigasi pertama adalah ZnO dalam jumlah yang
kecil dari pasta lembut gliserin diperoleh dimana dapat masuk lebih mudah pada
basis lemak. Perhatian harus diberikan untuk mendapat hanya jumlah kecil dari
cairan levigasi, bagaimanpun, karena gliserin dalam (salep Merkuri amoniak) garam
adalah pertama digosok menjadi serbuk yang halus dengan sedikit minyak mineral,
sebagian untuk mendapat bentuk halus dari bagian dan sebagian karena garam dapat
dikurangi oleh penggesekan jika usaha dalam membuat serbuk halus dalam bentuk
yang kering.
Salep yang paling baik diperoleh jika bahan obat berada dalam bentuk
larutan dan koloid. Farmakope Inggris mengarah pada oculenta untuk mata, dapat
disiapkan dalam penyiapan dengan melarutkan garam yang dilarutkan dalam
sejumlah kecil air dan pencampurannya dengan basis dari 9 bagian petrolatum dan 1
bagian lemak domba.
Dalam penyiapan salepdengan metode mekanik, spatula karet sebagai alat
tidak boleh dilupakan. Sering pengobatan dipengaruhi oleh logam yang mungkin
diresepkan, sering kontak dengan spatula logam yang cukup dapat menyebabkan
penghilangan warna atau kerusakan awal. Seperti campuran asam salisilat dan
salisilat, asam tannat dan beberapa pewarna oraganik harus tidak tercampur dengan
spatula karet. Spatula logam tentunya lebih kuat dan memberikan pencampuran
salep yang kental, jika menggunakan karet spatula diindikasikan bahan pencampur
harus digunakan walaupun diperlukan kerja yang lebih keras untuk memperoleh
hasil yang lembut.
Sebaiknya keseringan untuk menambahkan bahan pengental pada salep
untuk meningkatkan konsistensi. Meskipun kebanyakan bahan yang umum
digunakan seperti parafin, lilin putih dan kuning, spermaseti, ceresin dan lilin
carnauba, kecenderungan untuk membuat salep yang keras daripada yang lain.
Banyak formula salep yang mengandung campuran 2 atau lebih bahan ini.
Bahan lain yang digunakan dalam basis salep juga sebagai pelarut, atau
bahan pengental atau bahan yang memberikan beberapa sifat spesifik yaitu minyak
nabati, lemak, minyak kelapa, dan minyak coklat. Minyak olive, minyak biji kapas,
minyak almond terperas, minyak persik, dan minyak kacang cenderung kearah
ketengikan. Minyak kelapa khususnya digunakan dan menyebar lebih mudah pada

- 15 -

kulit, masih membuat salep keras menjaga sifat yang baik, minyak coklat kadangkadang digunakan sebagai sediaan emolien dan salep kosmetik tertentu.
Pembuatan dengan penggabungan
Ketika krim, stearin, rosin, phenol atau bahan keras lain yang tidak
bergabung dengan lemak lembut. Hal ini diperlukan untuk melebur keduanya dan
lemak lembut untuk kelembutan, campuran yang homogen. Seperti campuran yang
mempunyai titik lebur sedang antara kedua bahan tersebut. Jika jumlahnya sama,
biasanya lebih dekat dengan titik lebur yang lebih rendah daripada yang lebih
tinggi.
Pencampuran bahan ini diikuti aturan yang tetap yaitu peleburan bahan yang
mempunyai titik lebur yang paling tinggi pertama, kemudian ditambahkan dengan
yang mempunyai titik lebur tinggi berikutnya.
Tidak ada tempat bahan dingin bersama-sama dalam panci atau loyang dan
mencoba untuk melebur semuanya satu kali karena ketika hal ini dilakukan adalah
perlu untuk memanaskan seluruh massa dari bahan yang mempunyai titik lebur
paling tinggi sebelum semuanya akan dilebur, dan waktu yang berlebih dan kerja
dibutuhkan utuk menjamin kelembutan lemak dari cairan panas ini. Ketika lilin,
spermaseti, stearin dicampur dengan lemak lebih lembut, hal ini memerlukan
pengadukan cairan hangat yang didinginkan utuk mencegah pemanasan dalam
kondisi granul. Jangan mendinginkan dengan cepat dalam pengerjaan ini adalah
lemak keras dengan lilin akan memisah dan dibutuhkan peleburan ulang.
Pengerjaan yang paling baik dilakukan dengan melebur tiap bahan secara
sangat lambat, kemudian leburan pertama diperoleh akan dekat dengan titik
memadatnya dan mulai memadat dalam waktu singkat. Hal ini tidak perlu
melanjutkan pengadukan sampai campuran keras, tetapi hanya sampai massa
berbentuk pasta diperoleh yang mana hanya cukup keras untuk mencegah pemisahan
atau pengendapan dari lemak keras atau serbuk yang tidak larut. Jika dilanjutkan,
udara akan masuk kedalam salep dan lebih mudah rusak dalam penyimpanan. Rosin
dan minyak lemak tidak memiliki kecenderungan ini untuk memisah, meskipun
pengadukan tak diperlukan.
Pembuatan dengan reaksi kimia
Metode ini untuk pembuatan salep, biasanya meliputi peleburan dan
pencampuran mekanik. Berbeda dari metode penggabungan terutama dalam hal
produk baru yang dibentuk dengan reaksi kimia antara bahan-bahan sementara salep
dibuat sederhana dengan penggabungan yang tidak meliputi atau melibatkan
perubahan kimia. Salep air mawar adalah salep yang dibuat dengan reaksi kimia.
Pada salep ini elaidin dibentuk dari aksi dari asam sitrat pada lemak babi dan merkuri
nitrit dengan reaksi dari merkuri dengan asam nitrit. Basis hidrofilik tertentu yang
terlibat pembentukan sabun mungkin dikatakan dibuat dengan reaksi kimia.
13. Pewadahan Salep
Menurut Scovilles (360)
Wadah yang paling baik untuk penyimpanan salep adalah gelas yang
berwarna kuning, hijau atau opal. Wadah ini disebut tabung atau pot dan tersedia
dalam kisaran ukuran yang luas dari -16 oz. Wadah-wadah ini disesuaikan

- 16 -

dengan komposisi dari tutup ulir logam dan garis yang tidak reaktif, sehingga
tabung dapat ditutup dengan rapat.
Ketika mengisi tabung salep, ahli Farmasi harus menjaga agar terkemas
seragam khususnya untuk menghindari kantung-kantung udara. Ketika pengisian
tabung sempurna, permukaan dari salep harus dilembutkan secara hati-hati
dengan spatula membentuk permukaan yang cekung. Hal ini menghasilkan
penampakan yang rapi dan mencegah kontak salep dengan tepi ulir.
Kaleng salep kadang-kadang digunakan untuk menyimpan dan membagi
salep tetapi penggunaannya tidak direkomendasikan. Sangat banyak obat dan
reaksi kimia dngan logam dan salep menjadi kehilangan warnanya. Wadah tanah
liat kadang-kadang digunakan untuk menyimpan salep. Meskipun tidak sama
baiknya dengan wadah gelas karena biasanya berpori dan jika salep tengik
disimpan dalam wadah tanah liat, tempatnya tidak mudah dibersihkan.
Tube kaleng yang dapat dilipat adalah wadah yang sangat baik untuk
menyimpan salep yang sangat lembut yang tidak reaktif. Meskipun, kekerasan
dan kekentalan salep tidak harus disimpan dalam wadah ini. Tube tersedia dalam
variasi yang luas (ukuran) untuk salep yang umum. Sebagai tambahan, tube
dengan penggunaan khusus untuk penggunaan salep pada mata, hidung, rektum
dan vagina adalah tersedia. Jalan yang paling baik untuk mengisi tube yang
mudah dilipat adalah dengan menempatkan salep pada lembaran arkilin atau
kertas perkamen dan melipat kertas sehingga tepinya bertemu. Dengan
menempatkan batang pengaduk pada atas lipatan dan memutar dalam kertas ke
arah lipatan bawah salep tanpa kertas didorong menjadi bentuk silinder.
Kertas tube kemudian ditempatkan menjadi pembuka akhir yang besar dan
tube dilipat dan kertas dikeluarkan melalui jari-jari salep tertekan keluar dan
tertinggal dalam tube. Selama pengerjaan, tutup dari tube harus terbuka untuk
membiarkan pengisian sempurna. Tube harus diisi hanya untuk dengan 1 inci dari
akhir sehingga ada ruang untuk menutup tube. Hal ini dilakukan dengan
merabakan basis dari tube dengan spatula, melipatnya dua kali dan
menyimpannya dengan klip tube yang khusus dengan sepasang pinset.
Menurut Prescription (253)
Salep dapat dibuat dngan pencampuran mekanik, harus dikepak dalam
tabung secara seragam untuk mencegah kantung udara. Spatula dapat digunakan
untuk mengisi tabung yang harus diratakan dengan telapak tangan selama
pengisian untuk memastikan bahwa kantung udara terisi dengan salep. Ukuran
wadah harus seperti isi salep pada wadah tidak boleh kontak dengan tepi ulir.
Setelah tabung terisi, spatula harus digunakan untuk melembutkan permukaan
dari salep dan memberikan penampakan hasil akhir.
Salep yang disiapkan dengan peleburan biasanya dapat dikepak yang mana
masih hangat dan cairan cukup dituang langsung ke dalam tabung. Biasanya tidak
perlu melembutkan permukaan salep yang dikepak dalam wadah ini.

- 17 -

Formula 1
I. Formula Asli
R/ Chloramphenicol Unguentum
II. Rancangan Formula
Nama produk
: Chloricid Salep
Jumlah produk
: 1 tube @ 10 gram
Tanggal produksi
: 12 Mei 2003
No. Reg
: DKL 0331719531 A1
No. Batch
: D 31782
Tiap 10 gram mengandung:
Kloramfenikol
200 mg
Propilenglikol
0,5 g
Adeps lanae
1g
Propil paraben
0,05%
-tokoferol
0,03%
Vaselin album
ad 10 g
Formula Induk
Diproduksi Oleh
PT. IKHE
FARMA
MakassarIndonesia
Kode Bahan
KLR 01
PPG 02
ADL 03
PPB 04
ATK 05
VAB 06

CHLORICID SALEP
Tgl Formula
23-03-2003
Nama Bahan
Kloramfenikol
Propilenglikol
Adeps lanae
Propil paraben
-tokoferol
Vaselin album

Tgl
Produksi
16-04-2003
Kegunaan
Zat aktif
Penlevigasi
Basis
Pengawet
Antioksidan
Basis

Dibuatole
h
Ike R. D.
Per Dosis

Disetujui Oleh
Tati Haryati
D.
Per Batch
200 mg
0,5 g
1g
0,05%
0,03%
ad 10 g

III.Dasar Formulasi
- Pembuatan salep antibiotik (Scovilles; 354)
Antibiotik: banyak antibiotik memburuk dalam larutan cairan, khususnya ketika
didaparkan. Ini termasuk garam dari penisilin, tetrasiklin, klortetrasiklin dan
oksitetrasiklin, kloramfenikol dan basitrasin. Meskipun neomisin, eritrosin dan
polimiksin relatif tidak stabil dalam salep yang mengandung air. Meskipun ketika
antibiotik tidak stabil dalam air yang tidak bergabung dalam salep. Basis anhidrat
adalah yang paling baik digunakan. Antibiotik dilevigasi dengan sejumlah kecil dari
petrolatum cair dan kemudian digabung ke dalam basis anhidrat.
Farmakope Inggris (1953) mengandung formula untuk salep penisilin:
Benzil penisilin
jumlah yang cukup
Petrolatum cair
5 Gm

- 18 -

Petrolatum putih
95 Gm
Triturasi benzil penisilin dengan petrolatum cair hingga lembut dan secara perlahanlahan di tambahkan petrolatum putih. Menurut Buckwater penisilin stabil hanya
untuk beberapa hari dalam salep hidrofilik USP dalam basis carbowax atau dalam
salep krim yang menghilangkan kotoran. Buckwater juga menunjukkan bahwa
lanolin mungkin dengan bilangan peroksida yang rendah yang harus digunakan. Jika
lanolin dengan bilangan peroksida yang tinggi digunakan, kerusakan dapat terjadi
dengan cepat.
1. Kloramfenikol
Efek antimikroba kloramfenikol
Kloramfenikol bekerja dengan jalan menghambat sintesis protein kuman, yang
dihambat adalah enzim peptidil transferase yang berperan sebagai katalisator
untuk membentuk ikatan peptida pada proses sintesis protein kuman. Efek
toksik kloramfenikol pada sel mamalia terutama terlihat pada sistem
hemopoetik dan diduga berhubungan mekanisme kerja obat ini (Terapi; 657).
Kloramfenikol umumnya bersifat bakteriostatik pada konsentrasi tinggi,
kloramfenikol kadang-kadang bersifat bakterisid terhadap kuman-kuman
tertentu (Terapi; 657)
Spektrum antibiotik kloramfenikol meliputi D. pneumoniae, Str. pyogenos, Str.
unctans, Neissersia, Kromophillus, Bacillus, Listeria, Bartonella, Brucella, P.
maltocide, C. dipterinae, Chlomydia, Mycoplasma, Ricketsia, Troponema dan
kebanyakan kuman anaerob (Terapi; 657)
Beberapa strain D. pneumoniae, H. influenza dan N. meningitis bersifat
resisten, S. aureus umumnya sensitif sedangkan enterobacteriaceae banyak
yang telah resisten. Obat ini juga aktif terhadap kebanyakan strain E. coli, K.
pneumoniae dan Pr. mirabilis. Kebanyakan strain Serratia, Prodensia dan
Proteus rettgeni resisten, juga kebanyakan strain Ps. aeroginosa dan strain
tertentu S. thypi (Terapi; 657).
Kloramfenikol khasiatnya bersifat bakteriostatik terhadap Enterobacter dan S.
aureus berdasarkan pantangan sintesa polipeptida kuman. Kloramfenikol bekerja
bakterisid terhadap S. pneumonia, Meningitidis dan H. influenzae (OOP; 82).
Pengunaan topikal kloramfenikol digunakan sebagai salep 3%.
Indikasi kloramfenikol
Kloramfenikol digunakan secara topikal untuk bermacam-macam infeksi mata
juga untuk organisme yang sensitif. Juga telah ditemukan untuk infeksi kulit (MD
32th; 190).
Efek samping:
Reaksi hipersensitif dapat terjadi khususnya dapat terjadi khususnya setelah
penggunaan topikal. Reaksi seperti Jansch Herxhamer mungkin juga terjadi
(MD 32th; 182).
Alergi, dari 620 orang dengan dermatitis atau eksim yang memberikan rasa
yang tertutup dengan kloramfenikol dengan kloramfenikol 50% dalam parafin
kuning lembut; 1,7% memberikan reaksi positif
(MD 32th; 187).
Dosis:

- 19 -

Konsentrasi 1%.
Penggunaan topikal kloramfenikol digunakan sebagai salep 3%.
Salep kulit 2% dipakai beberapa kali sehari (Terapi; 660).
2. Basis salep kloramfenikol
Kestabilan kloramfenikol dalam basis salep juga telah ditemukan. Ditemukan lebih
stabil dalam basis emulsi minyak dalam air daripada basis emulsi dari dalam
minyak, dan kestabilannya lebih baik dalam basis yang mengandung lemak
mengandung lemak bulu domba daripada dengan cetil alkohol (MD 32th; 182).
Lanolin anhidrat (basis absorbsi)
Pada prinsipnya ada 2 tipe dari basis absorbsi (1) basis anhidrat yang dapat
menyerap air untuk membentuk emulsi a/m. Contoh lemak bulu domba dan
petrolatum hidrofilik dan (2) basis yang disiapkan mengandung emulsi a/m
dan air yang mampu menyerap penambahan air mawar (Scovilles; 344).
Basis absorbsi, basis kelas ini dibagi dalam 2 kelompok, kelompok I
mengandung basis anhidrat yang dibatasi dengan pencampuran larutan berair
dengan pembentukan emulsi a/m contoh petrolatum hidrofilik USP.
Vaselin album (petrolatum putih) (basis oleoginous/hidrokarbon).
IV. Uraian Bahan
1. Kloramfenikol (FI III;143, RPS18th;1215)
Nama Resmi
: Chloramphenikolum
Sinonim
: Kloramfenikol
RM/BM
: C11H12Cl2N2O5 / 323,13
RB
:
OH OH
l
l
C C CH2OH
l
l
OH NHCOCHCl2
O2N
Pemerian

: Hablur halus berbentuk jarum atau lempeng memanjang,


putih atau hampir putih, kelabu atau putih kekuningan, tidak
berbau, rasa agak pahit, dalam asam lemah mantap
Kelarutan
: Larut dalam 400 bagian air, dalam 2,5 bagian etanol 95%
dan dalam 7 bagian propilenglikol, sukar larut dalam
kloroform, dan dalam eter P.
Khasiat
: Antibiotik
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik
Kestabilan
: Stabil dalam larutan netral atau larutan asam sedang tetapi
dengan cepat dirusak dalam larutan basa
2.
Propilenglikol (FI IV;712, Exp;241, MD32th;1405)
Nama resmi
: Propylenglycolum
Nama lain
: Propilenglikol
RM/BM
: C3H8O2/ 76,09

- 20 -

Pemerian

: Cairan kental, jernih, tidak berwarna, rasa khas, praktis tidak


berbau, menyerap udara lembab
Kelarutan
: Dapat bercampur dengan air, dengan aseton, dan dengan
kloroform, larut dalam eter dan dalam beberapa minyak
esensial tetapi tiodak dapat bercampur dengan minyak lemak
Kestabilan
: Stabil jika dicampur dengan gliserin, air atau alkohol dengan
bahan pengoksidasi seperti KMnO4
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya
Kegunaan
: Penglevigasi
3. Tokoferol (FI IV;796, Lachman;1068)
Nama resmi
: Tocopherolum
Sinonim
: -tokoferol, Vitamin E
Pemerian
: Minyak kental, jernih
RM
: C29H30O2
Kestabilan
: Tidak stabil terhadapudara dan cahaya terutama dalam
suasana alkalis
Kelarutan
: Tidak larut dalam air sukar larut dalam larutan alkali, larut
dalam etanol, dalam eter, dalam aseton, dan dalam minyak
nabati, sangat mudah larut dalam kloroform
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya
Kegunaan
: Antioksidan
Konsentrasi
: 0,001-0,1%
4. Propil Paraben (Exp;244, FI III;535)
Nama resmi
: Prophylis parabenum
Nama lain
: Propil paraben
RM/BM
: C10H12O3 / 180,01
Pemerian
: Serbuk hablur, tidak berbau, tidak berasa
Kelarutan
: Sangat larut dalam air, larut dalam 3,5 bagian etanol 95% P,
dalam 3 bagian aseton P, dalam 140 bagian gliserol P dan
dalam 40 bagian minyak lemak, mudah larut dalam larutan
alkali hidroksida
Kestabilan
: Larutan berair pada pH 3-6, dapat disterilkan pada 20 menit
tanpa pencucian
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik
Konsentrasi
: 0.05-0,25%
Incomp
: Sifat antimikrobanyadikurangi dengan adanya surfaktan
nonionik
5. Vaselim album (Exp;194, FI II;633)
Nama resmi
: Vaselin album
Nama lain
: Vaselin putih, petrolatum putih
Pemerian
: Massa lunak, lengket, bening, putih. Sifat ini tetap setelah zat
dileburkan tanpa diaduk
Kelarutan
: Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%) P, larut
dalam kloroform P, dalam eter P, dan dalam minyak tanah
Jarak lebur
: 38-56 C

- 21 -

Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik
6. Adeps lanae (MD32th;1385, RPS18th;1312)
Nama resmi
: Adeps lanae
Nama lain
: Anhidrous lanolin, Cetolamine
Pemerian
: Bahan berwarna putih kekuningan, menyerupai massa salep,
rapuh, bau khas, jika dipanaskan di atas water bath terbagi 2
lapisan, lapisan minyak dan lapisan air. Jika air diuapkan
diperoleh kembali lanolin yang lesian yang jika dilebur
menjadi transparan.
Kelarutan
: Praktis tidak larut dalam air, larut sebagian dalam alkohol
dingin, agak larut dalam alkohol mendidih,. Larut dalam
kloroform, dan eter membentuk larutan yang tembus pandang
dalam petrolatum.
Kegunaan
: Digunakan dsalam formula krim air-minyak
Titik lebur
: 38- 44C
V. Perhitungan
A. Perhitungan Bahan
Dibuat 10 gram, dilebihkan 10% = 11 gram
1. Kloramfenikol (2%) = 200 mg + 10% = 220 mg
2. Propilenglikol (5%) = 0,5 mg + 10% = 0,55 g (66 mg 3,3 mg)
= 0,4873 g
3. Adeps lanae (10%) = 1,0 g + 10% = 1,1 g
4. Propil paraben = 0,05% x 11 g = 5,5 mg = 5,5 . 10-3 g
5. -tokoferol = 0,03% x 11 g = 3,3 mg = 3,3 . 10-3 g
6. Vaselin album = 100% - (2% + 5% + 10% + 0,05% + 0,03%)
= 82,92% x 11 g = 9,12 g 0,9945 g = 8,1255 g
B. Perhitungan Pengenceran
1. Propil paraben (dengan vaselin)
55 mg
10 g
1 g ( 5,5 mg)
2. Vaselin
1 g 5,5 mg = 994,5 mg
3. -tokoferol
1 mg Vitamin E 1,4 g unit -tokoferol
1 kapsul Natur E mengandung 100 unit Vitamin E
Jadi; 1 kapsul Natur E terdapat : 1/1,4 g x 100 = 67,1 mg
Maka:
Untuk 3,3 mg x 30 orang = 99 mg
99 mg/67,1 mg = 1,475 kapsul 1,5 kapsul
6 kapsul
4 gr propilenglikol
2 gr (99 mg)
66 mg ( 3,3 mg)
VI. Cara Kerja
1. Disiapkan alat dan bahan

- 22 -

2. Dibuat pengenceran propil paraben dengan cara menimbang 55 mg propil paraben


lalu dilarutkan dalam 10 g vaselin lalu diambil 1 gram.
3. Dibuat pengenceran -tokoferol, ditimbang 6 kapsul dilarutkan dalam 4 g
propilenglikol, diambil 2 g, dari 2 g diambil 66 mg.
4. Ditimbang kloramfenikol sebanyak 220 mg (dimasukkan dalam lumpang).
5. Ditimbang propilenglikol sebanyak 0,55 g lalu dimasukkan ke lumpang sedikit
demi sedikit, gerus hingga homogen.
6. Ditimbang adeps lanae sebanyak 1,1 g dimasukkan ke lumpang sedikit demi
sedikit, gerus hingga homogen.
7. Dimasukkan hasil pengenceran propil paraben digerus hingga homogen.
8. Dimasukkan hasil pengenceran -tokoferol digerus hingga homogen.
9. Ditimbang sisa vaselin album dimasukkan ke lumpang, gerus hingga homogen.
10. Dimasukkan dalam wadah dan diberi etiket.

- 23 -

Brosur salep

Komposisi :
Tiap 10 mg salep mengandung :
Kloramfenikol 200 mg
Zat tambahan q.s

Farmakologi :
Salep Chloricid mengandung Kloramfenikol
yang berkhasiat bakteriostatik dengan
jalan perintangan sintesis protein bakteri.

Indikasi :

Untuk pengobatan infeksi kulit yang


disebabkan oleh bakteri Gram (+) dan
bakteri Gram (-).

Kontraindikasi :

Pasien yang hipersensitivitas


kloramfenikol.

terhadap

Efek samping :
Penggunaan
jangka
panjang
dapat
menyebabkan
resistensi,
alergi
dan
sensitisasi
seperti
angioderma
atau
kekerasan kulit.

Aturan pakai :
Oleskan secara tipis dan merata pada bagian kulit
yang terinfeksi, 3-4 kali sehari.

Penyimpanan :
Simpan di tempat sejuk dan kering.
No. Reg : DKL 0331719531 A1
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
PT. IKHE FARMA
Makasar - Indonesia

- 24 -

Formula 2
I. Formula Asli
Pasta Gigi
II. Rancangan Formula
Nama produk
: Dident Pasta gigi
Jumlah produk
: 1 tube @ 30 gram
Tanggal produksi
: 12 Mei 2003
No. Reg
: POM CD 1301303119 A1
No. Batch
: D 31782
Tiap 30 g mengandung :
Kalsium karbonat
45%
Na-lauril sulfat
1,5%
Sakarin
0,1%
Gliserol
28%
Natrium CMC
2%
Mentol
2%
Metil paraben
0,1%
Peppermint oil
0,5%
Aquadest
22,3%

Formula Induk
Diproduksi oleh
PT. Ikhe Farma
Makassar-Indonesia
Kode Bahan
KKR - 01
NRS - 02
SKR - 03
GLI - 04
NAC - 05
MTL - 06
MTP - 07
PMO - 08
WTR 09

Dident Pasta Gigi


Nama Bahan
Ca. Karbonat
Na-Lauryl
sulfat
Sakarin
Gliserin
Na CMC
Menthol
Metil paraben
Peppermint oil
Air suling

Kegunaan
Abrasif
Pembusa
Pemanis
Humektan
Pengikat
Pengaroma
Pengawet
Pengaroma
Pelarut

III. Rancangan Formula

Defenisi Pasta
Menurut FI III (22)

- 25 -

Per dosis
45%
1,5%
0,1%
28%
2%
0,5%
0,1%
0,5%
22,8%

Per Batch
14.85 g
0.495 g
0.033 g
9.24 g
0.66 g
0.165 g
0.033 g
0.165 g
7.524 g

Pasta adalah sediaan berupa massa lunak yang dimaksudkan


untuk pemakaian luar. Biasanya dibuat dengan mencampurkan bahan obat
yang berbentuk serbuk dalam jumlah besar dengan
vaselin atau
parafin cair atau dengan bahan dasar tidak berlemak yang dibuat dengan
gliserol, mucilago atau sabun. Digunakan sebagai antiseptik atau pelindung
kulit.
Menurut DOM (823)
Pasta adalah sediaan semi padat dermatologis yang menunjukkan aliran
dilatan yang penting. Ketika digunakan, pasta memiliki nilai yield tertentu dan
tahan untuk mengalir meningkat dengan meningkatnya gaya pada penggunaan.
Pasta biasanya disiapkan dengan menambahkan sejumlah serbuk yang tidak
larut yang signifikan (biasanya 20% atau lebih) pada basis salep konvensional
sehingga akan merubah aliran plastis dari salep menjadi aliran dilatan.
Menurut Scovilles (338)
Pasta terkenal pada daerah dermatologi dan tebal, salep kental dimana pada
dasarnya tidak melebur pada suhu tubuh, sehingga membentuk dan menahan
lapisan pelindung pada area dimana pasta digunakan.
Menurut Prescription (256)
Pasta terbagi menjadi dua kelas seperti sediaan salep untuk penggunaan luar.
Pasta berlemak seperti pasta ZnO dan pasta tidak berlemak mengandung
gliserin dengan pektin, gelatin, tragakan dan lain-lain. Pasta biasanya sangat
kental atau kaku dan kurang berlemak dibandingkan dengan salep dimana
bahan-bahan serbuk seperti pati, ZnO dan kalsium karbonat pada basisnya
memiliki bagian yang tinggi.
KESIMPULAN:
Pasta adalah sediaan semi padat dermatologis yang digunakan secara topikal
menunjukkan aliran dilatan. Biasanya mengandung serbuk sampai 50% hingga
pasta lebih kaku dan kental dan kurang berminyak dibandingkan salep. Pasta tidak
melebur pada suhu tubuh dan memberi perlindungan berlebih pada daerah dimana
pasta digunakan.
Keuntungan Pasta Dibandingkan Salep
Menurut Prescription (256)
Pasta kurang berminyak dibandingkan salep dan lebih menyerap karena
bagian yang tinggi dari serbuk obat yang mempunyai afinitas untuk air.
Kemudian pasta lebih dipilih untuk luka akut yang mempunyai kecenderungan
untuk menetap atau keluar, mengeras atau menggelembung. Beberapa pasta
kurang berpenetrasi dan kurang bermaserasi daripada selep dan cenderung
menyerap eksudat. Bahan obat bercampur dalam pasta dan diserap kurang
cepat daripada salep dan kemudian mempunyai aksi yang lebih dangkal.

Defenisi Pembersih Gigi


Menurut Balsam (423)
Pembersih gigi adalah sediaan yang dimaksudkan untuk penggunaan dengan
suatu sikat gigi untuk tujuan membersihkan permukaaan yang dapat dicapai
dari gigi. Pembersih gigi disiapkan dalam bentuk serbuk, pasta dan pada

- 26 -

tingkat yang lebih sedikit dalam bentuk cairan dan batangan. Sebagai
tambahan, untuk memperbaiki penampilan seseorang dengan mempertahankan
gigi lebih bersih, menyikat denganpembersih gigi mengurangi intensitas bau
mulut. Kesehatan gigi yang baik meningkatkan kesehatan umum yang baik
merupakan hasil yang sekunder dari pembersihan gigi.

- 27 -

Struktur Gigi
Modern Cosmetic (239-240)
Gigi secara makroskopik dibedakan oleh mahkota (bagian gigi atas dari gusi)
dan akar (bagian yang tertanam dalam gusi), bagian menaik yang memisah
yang disebut leher gigi. Bagian yang utama, atau jaringan yang dikandung gigi
disebut dentin (sehingga disebut gading) yang mana mengelilingi pulpa gigi.
Dentin keras masih elastis dan tidak begitu keras sebagai email; bagian
mineral sejumlah 70%, utamanya hidroksi apatite, Ca 5(PO4)3(OH), dan bagian
organik adalah sebagian besar bahan kolagen berserat. Matris dentin yang
berlubang-lubang oleh sejumlah besar saluran yang kecil sekali dimana
menyebar dari rongga pulpa ke permukaan, dikenal sebagai dentin tubula. Ini
berisi proses dari odontoblasts, jaringan sel penyambung silindris, dimana
bentuk permukaan luar dari pulpa dental berbatasan dengan dentin, batas
rongga pulpa, oleh dentin memberikan zat makanan walaupun dentin sangat
sensitif terhadap luka berat, sebagai contoh ketika email yang melindungi
permukaan dirusak maka tidak mungkin menunjukkan serat urat syaraf
sebenarnya yang berada didalam. Dentin dilindungi dalam mahkota gigi oleh
sumbat penutup email yang menjadi tipis dalam leher, dan dalam leher juga
oleh lapisan tipis semen menjadi tebal terhadap akar, dimana berkaitan dengan
penutup pelindung seperti tulang, cresta petrosa sering dikenal sebagai semen.
Email panjang, beberapa prisma heksagonal iregular, 3-6 panjangnya, paling
tebal dibagian tepi, disusun vertikal dari permukaan gigi. Email tepatnya
sangat rumit yang mana menunjukkan ikatan spiral yang jelas, yang mana
sejumlah tempat dalam lingkaran. Prisma ini jaringannya sangat keras dalam
tubuh manusia dan mengandung khususnya bahan nonorganik.
Menurut Balsam (424-425)
Gambar gigi

a.
b.
c.
d.

Gigi (pada gambar) disusun atas 4 jaringan00 :


Email, suatu bahan berkilau yang keras, menutupi mahkota.
Semen, bahan serupa tulang yang menutupi akar.
Dentin, bahan seperti gading yang menutupi badan gigi.
Pulpa gigi, jaringan yang didalam sehingga disebut ruang pulpa, pusat dari gigi.
Pulpa gigi disusun oleh jaringan yang berhubungan mengandung
syaraf, arteri, vena dan limfatik, yang masuk ke gigi melalui permukaan atau
dekat pada ujung akar. Tulang alveolar adalah bagian dari maksila dan
mandibula yang mengelilingi gigi. Ini adalah tulang yang aktif, mampu
memperbaiki dan membangun kembali yang memuat perubahan fungsi gigi.

- 28 -

Membran periodental adalah lapisan dari jaringan yang menutupi akar gigi
dan sepanjang dari persendian dalam tulang alveolar. Ini membantu menahan
gigi pada tempatmnya dan bertindak mengurangi getyaran pada gigi baru
tumbuh. Gusi adalah bagian dari mukosa oral yang ,mengelilingi leher gigi
dan juga menutupi tulang alveolar. Normalnya, serat membran periodental
menahan jaringan gusi dengan kuat menahan terhadap gigi. Dua bagian yang
dibedakan pada gusi, gusi yang bebas dan gusi yang berdempet. Gusi
yang bebas secara normal 1-1,55 mm melonjong berbentuk tebing dari
jaringan yang menutup gigi. Titik dimana gusi epitelium berdempet dengan
gigi disebut dempet epitel, dan merupakan penghalang yang penting
melawan infeksi saat dengan kuat berdempetan. Fungsi utama dari gusi
adalah untuk melindungi jaringan yang ada dibawahnya.
Sediaan Pembersih Gigi
i.
Menurut Jellineck (263 dan 267)
Serbuk gigi. Secara struktural istilah serbuk gigi adalah pembersih gigi yang
paling sederhana. Dahulu, serbuk gigi terdiri dari banyak bagian kalsium
karbonat halus (putih, serbuk agak coklat) dan sering tidak beraroma.
Sekarang ini serbuk gigi kadang-kadang hanya mengandung 2 bahan : Abrasif
dan surfaktan dengan penambahan pemanis dan pengaroma.
Pasta gigi. Pasta gigi mengandung bahan aktif yang sama dengan serbuk gigi,
lebih mahal dalam penggunaannya dan lebih sempurna penyiapannya dari
pada serbuk. Bagaimanapun lebih dipilih pasta gigi, mungkin karena lebih
tersebar dengan baik pada sikat gigi, lebih mudah diukur jumlahnya tanpa
kehilangan selama penumpahan karena terdapat dalam tube, dan mungkin
karena konsistensinya yang lebih menarik. Tamter menetapkan bahwa
melebihi jumlah minimal tertentu dari jumlah penggunaan pembersih dalam
penyikatan gigi tidask terlalu penting. Peningkatan tujuh kali lipat dari
konsentrasi kapur dalam suspensi kapur menghasilkan hanya 20%
peningkatan dari abrasif. Aksi ini, tentu saja menurun kuat jika jumlah abrasif
yang digunakan terlalu kecil. Melebihi atau dibawah persyaratan ini banyak
pembersih gigi harus ditemukan- bahwa harus membersihkan permukaan gigi
tanpa harus menggores, harus tidak toksik dan bahwa harus mempunyai
pengaroma menyegarkan yang menyenangkan- sedikit permintaan teknis
ditambahkan untuk kualitas yang diinginkan dari pasta gigi.
1. Pasta gigi harus cukup lembut, mudah ditekan keluar dari tube dan
menjadi tersebar pada sikat gigi, tetapi tidak terlalu lembut sehingga tidak
merosot ke sikat gigi. Konsistensi ini harus bertahan tetapi stabil pada
jarak suhu 5-35oC (sebenarnya jarak suhu tergantung pada iklim dari
negara dimana produk digunakan) pada periode waktu yang lama.
2. Selama tube terbuka, pasta gigi harus tidak kering menjadi kerak yang
keras pada mulut tube.
3. Pasta gigi harus tidak berinteraksi dengan bahan tube.
Menurut Modern cosmet (266-267)

- 29 -

Serbuk gigi adalah sediaan yang umum dan paling sederhana kandungan
bentuk pembersih giginya dan paling murah. Walaupun tidak begitu baik
sekali atau umumnya dipertimbangkan dapat diterima sebagai pasta gigi dan
tetap bertahan di pasaran, sebagian besar di USA (sebanyak 10 % dari total
pembersih gigi di pasaran).
Bagian dari deterjen akan tergantung pada pembusaan yang diinginkan dalam
produk dan kelarutannya : peningkatan yang sama dibuat dalam kandungan
magnesium peroksida, berisi kapur yang diendapkan yang diatur untuk
membawa ke total 100 %.
Menurut Jellineck (276)
Sabun gigi (padat dan cair). Sebagai tambahan untuk serbuk gigi dan pasta
gigi, ada 2 tipe lain dari sediaan pembersih gigi-sabun gigi padat dan cair.
Sabun gigi padat digiling dari campuran 50-80 % abrasiv dan 20-50 %
kepingan sabun. Kita tidak mendiskusikan produk ini secara jelas karena
penggunaannya dibatasi saat ini dan tidak menawarkan keuntungan daripada
produk serbuk atau pasta.
Sabun gigi cair terdiri dari larutan berair dari surfaktan dengan penambahan
bahan pengental dan mungkin bahan lain. Serbuk gigi cair tidak mengandung
abrasiv dan aksinya pada permukaan gigi secara khusus ringan yang menurut
pandangan beberapa penulis, adalah keuntungan jang penting. Pada pihak lain,
efek pembersihannya tentu saja lebih sedikit dari pasta gigi.
Komposisi pembersih gigi (Balsam I; 461)
Pembersih gigi dapat disiapkan dalam berbagai bentuk fisik termasuk pasta,
serbuk, cairan dan batangan atau padatan. Dari ini, bentuk pasta dan serbuk adalah
yang paling penting. Bentuk cairan dan batangan ditemukan sedikit
penggunaannya di Amerika. Bentuk cairan telah mendapat kepopuleran karena
tidak cukup abrasiv untuk mempertahankan kebersihan gigi. Pembersih gigi
bentuk batangan adalah yang paling umum di Eropa. Bentuk ini terdiri dari bahan
pengkilau yang biasa, dari 20-30 % sabun keras dan cukup gliserol dan minyak
pengaroma untuk memperlihatkan penampilan yang menarik dan aroma. Serbuk
gigi mengandung abrasiv, deterjen aktif permukaan, minyak pengaroma dan bahan
pemanis, biasanya sakarin sebagai tambahan untuk kandungan serbuk, pasta gigi
mengandung air, humektan, pengikat dan pengawet.

- 30 -

1. Abrasiv
Abrasiv adalah bahan pembersih yang berfungsi :
a.
Membersihkan kotoran dan sisa noda dari gigi.
b.
Mengilaukan permukaan gigi.
Secara normal abrasiv ini putih tetapi banyak warna dapat diterima
penampilannya untuk hasil akhir produk yang dapat digunakan. Abrasiv harus
bercampur dengan bahan-bahan yang tertinggal dalam formula dan memiliki
ukuran partikel yang membentuk debu jika digunakan sebagai serbuk, namun
cukup kecil sehingga tidak terasa berbutir di mulut. Abrasiv harus bebas dari
rasa tanah dan seharusnya tidak toksik. Abrasiv digunakan dalam pembersih
gigi harus dipilih sehingga menghasilkan efek pembersihan yang maksimum
dengan abrasiv yang minimal.
Abrasiv yang paling luas digunakan adalah Kalsium karbonat ,
dibasik kalsium karbonat dihidrat, dibasik kalsium posfat anhidrat, trikalsium
posfat, kalsium piroposfat, Na metaposfat tidak larut, alumina terhidrasi
(Balsam I;461).
Abrasiv. Fungsi dari pembersih gigi adalah membantu dan menolong sikat gigi
dalam membersihkan lapisan permukaan gigi dan membersihkan celah antar
gigi dengan aksi mekanik sikat gigi. Bahan
yang membantu membersihkan hilangnya kotoran dari gigi adalah abrasiv yang
utama, dimana telah dicampurkan dalam pembersih gigi (Jellineck; 341).
Untuk mempunyai efek penggosokan bahan yang digunakan sebagai abrasiv
harus diserbukkan dan keras tetapi tidak terlalu keras sehingga mengikis email.
Abrasiv harus tidak toksik atau seharusnya tidak memiliki rasa yang tidak
menyenangkan. Abrasiv biasanya tidak larut air. Berdasarkan tingkat kekerasan
dan struktur kimianya, aksi abrasiv dari berbagai bahan juga tergantung dari
ukuran partikel dan kemurnian bahan. Ukuran partikel dalam tingkat yang
diberikan tidak pernah seragam; diameter partikel bervariasi dalam tingkat
tertentu. Jumlah paling tinggi adalah partikel yang terbesar, berefek abrasiv
yang kuat. Endapan kapur (CaCO3) yang paling umum digunakan. Ini terdapat
dalam tingkat yang berbeda yang bervariasi dalam berat jenisnya (ukuran
partikel) dalam struktur kristal. Tingtur yang paling rendah biasanya
dicampurkan dalam pasta gigi karena pasta didasarkan pada endapan kapur ini
tidak keras sedangkan serbuk gigi digunakan tingkatan yang lebih tinggi
sehingga tidak mudah membubuk (Keithler; 264).
Abrasiv adalah serbuk hablur putih tidak berbau, tidak berasa (FI III; 120).
Menurut Balsam I (972)
Seperti dinyatakan oleh Wright dan Fenske, endapan kalsium karbonat
digunakan 50 % dalam pasta gigi diterima dalam Acephil Dentil Remedia :
1935.
Surfaktan
Pengujian dari tiga belas pasta gigi yang dipasarkan pada tahun 1930,
menyatakan bahwa kira-kira setengah dari pasta gigi adalah tipe pembusa dan
bahwa pembusaan dihasilkan dengan adanya sabun. Pembuatan dari pembersih

- 31 -

gigi yang mengandung sabun, konsumen lebih memilih yang berbusa daripada
yang tidak berbusa (Balsam I; 484).
Bahan pembersih; kebanyakan produk pasta gigi diperoleh dengan
menggunakan sabun karena diputuskan efek sampingnya oleh pengaroma.
Bahkan, Na lauril sulfat murni digunakan pada tingkat yang sangat baik dengan
perkembangan deterjen sintetik lainnya. Deterjen sintetik ini memiliki
kemampuan pembusaan yang lebih besar daripada sabun dan juga dapat
digunakan dalam jumlah kecil termasuk pengaroma (Kithler; 391).
Menurut Jellineck (267)
Surfaktan bertindak sebagai bahan pendispersi untuk bahan pengkilau dan
mendukung aksi pembersihan dalam sediaan (Jellineck; 267).
Na-lauril sulfat digunakan sebagai deterjen, bahan pembusaan dalam pembersih
gigi 1-2 %, pH 7-9,5 (1 % larutan berair) (Exp; 271-272).
Na-lauril sulfat merupakan kristal putih yang mempunyai sedikit sifat busa.
Penggunaan yang diulangi dua kali sehari tidak menyebabkan gejala klinis atau
histologi, dari iritasi membran mukosa oral dari anjing muda. Tidak ada bukti
iritasi pada subjek yang menggunakan pembersih gigi yang mengandung 2 %
Na-lauril sulfat. Epstein dkk melaporkan bahwa toksisitas akut sistemik dari
Na-lauril sulfat yang timbul dapat diabaikan. Halton, Fosdick, dan Calandira
melaporkan bahwa alkohol tersulfat lebih tinggi tidak toksik dalam jumlah 1-2
% digunakan dalam pembersih gigi.
Dalam laporan farmakologi, Na-lauril sulfat dewan perawatan gigi
dari American Dental Assosiation menitikberatkan bahwa Na-alkil sulfat dalam
jumlah yang sama lebih mengiritasi dan lebih toksik dibandingkan sabun USP
X. Na-lauril sulfat juga adalah deterjen yang lebih aktif kemudian digunakan
dalam pasta gigi dalam konsentrasi rendah daripada dalam pembersih sabun
USP X. Bukti yang ada kemudian mengindikasikan konsentrasi yang efektif
dalam pembersih gigi, Na-alkil sulfat tidak lebih mengiritasi atau toksik
dibandingkan sabun USP X. Studi klinik termasuk pembersih gigi yang
mengandung Na-lauril sulfat yang digunakan sampai periode dua tahun
mengkonfirmasikan bahwa keamanan yang lengkap dari Na-lauril sulfat pada
konsentrasi dua persen atau kurang dalam uji pembersih gigi (Balsam I; 487).
3. Pemanis
Dalam aturan umum, Na-sakarin digunakan untuk memaniskan pasta gigi,
walaupun dalam beberapa hal glukosa jarang digunakan. Ada dua alasan
utama sakarin lebih dipilih daripada gula adalah karena sedikit sakarin dapat
digunakan daripada gula untuk memaniskan jumlah yang sama daripada
pasta, dan juga gula cenderung untuk mengkristal pada mulut tube, dan
kemudian sering menyumbatnya dan memberikan produk yang
penampilannya tidak diinginkan (Keithler; 341).
Pemanis ditawarkan untuk memberikan pasta rasa yang menyenangkan
(Jellinck; 267).
Pemanis yang umum digunakan adalah sakarin yang secara umum ada
dalam jumlah 0,05-0,25 % dari pasta gigi. Ada bukti yang kuat yang

- 32 -

mendukung keamanan dari sakarin. Tidak semua pemanis dapat digunakan


(misalnya dulcin tidak dapat digunakan), dan penting untuk menetapkan
keamanan dari pemanis yang dipilih untuk digunakan. Penggunaan Natrium
atau Kalsium siklamat sebagai bahan pemanis dalam pembersih gigi tidak
pernah tersebar luas penerimaannya (Balsam I; 445).
4. Pengikat
Campuran yang sederhana dari fase padat dan cair dalam pasta gigi tidak
cukup untuk mencegah pemisahan dari fase cairan. Khususnya selama
penyimpanan, untuk mencegah ini pengikat ditambahkan. Pada dasarnya
semua pengikat adalah koloid hidrofiliki yang ada untuk melarutkan tetapi
benar-benar terdispersi, mengembang atau menyerap air untuk membentuk
fase cair yang kental dengan bertindak sebagai koloid pelindung dan dengan
meningkatkan konsentrasi campuran fase padat dan fase cair dari pasta gigi
pengikat menstabikan pasta melawan pemisahan dari fase cairan.
Pati, yang secara umum digunakan gliserin dari pati adalah satu dari
pengikat pertama yang digunakan. Gum Arab, gutti, gum Karasa, dan
tragakan, eksudat alami tumbuhan, adalah terkemuka sebagai pengawet
selama awal dari abad 20 (Balsam I; 490).
Pengikat selalu ada ruangan untuk memeliti aspek dari pembuatan pasta
gigi, tragakan adalah pengikat yang sangat berguna. Natrium alginat atau
algin larut air lainnya adalah juga yang berguna. Cukup mungkin untuk
beberapa gum sintetik terbaru, seperti Natrium CMC dapat disesuaikan
untuk pengikat pasta gigi (Kithler; 341-342).
Pemilihan pengikat tergantung dari komposisi pembersih gigi dan
diinginkan mudah didispersikan dari pasta gigi dalam mulut. Pembersih gigi
dibuat dengan memilih pengikat mungkin lebih cepat didispersikan dalam
mulut selama penyikatan daripada pembersih gigi lain yang sama dengan
pengikat lain. Pengikat berbeda dalam ketercampurannya dalam pembersih
gigi yang tertinggal dan dengan bahan yang sama pengikat mungkin
memiliki tingkat yang berbeda efektifitasnya, tergantung dari pH pasta gigi.
Untuk alasan ini, maka penting untuk menetapkan efektifitas pengikat dalam
menstabilkan pasta untuk umur sediaan yang diharapkan. Setelah pengikat
dipilih untuk digunakan dalam pasta gigi, pengkhususan untuk pengikat dan
pembersih gigi harus ditetapkan untuk meyakinkan kekentalan yang seragam
setiap waktu daru satu batch pasta yang dibuat.
Dispersi berair dari pengikat organik alami atau sintetik, dengan
kemungkinan kecuali metil selulosa memerlukan pengawet melawan
serangan mikroba atau jamur (Balsam I; 491).
Na-CMC digunakan sebagai pengikat 1-6 % dalam larutan atau padatan
sesuai kebutuhan. pH 6,5-8,5 (USP), 6-8 (BP). Incomp ; Na-CMC incomp
dengan larutan asam kuat dan dengan garam dari besi yang tidak larut dan
beberapa logam lain seperti alumunium, merkuri dan zink (Exp; 47-48).
5. Humektan

- 33 -

Dalam penyiapan pasta gigi, abrasif dicampur dengan fase air yang termasuk
humektan. Fungsi penting dari humektan adalah mempertahankan saat pasta
dipaparkan oleh udara kemudian mencegah pasta dari kekerasan.
Gliserol, sorbitan dan propilenglikol adalah humektan yang paling
umum digunakan dalam pasta gigi, gliserol dan sorbitol mempunyai rasa
yang manis. Propilenglikol memiliki rasa yang agak pahit. Dalam keadaan
yang baik, larutan berair dari poliiol memungkinkan pertumbuhan dari
bakteri atau jamur. Kemudian larutan humektan harus mengandung
pengawet, yang ditambahkan khususnya jika disimpan dalam periode waktu
yang lama, untuk digunakan dalam pembuatan pembersih gigi. Asam
benzoat dan ester dari asam p-hidroksibenzoat telah direkomendasikan untuk
penggunaan ini (Balsam; 489-490).
Yang paling penting dari pandangan tentang munculnya penggunaan gliserin
sebagai humektan, karena hasil akhir pasta yang memiliki permukaan halus
yang baik. Ini tidak selalu berguna dari pandangan ekonomis dan untuk
alasan ini banyak pabrik yang menggunakan larutan sorbitol komersial
dalam beberapa jumlah yang dibutuhkan untuk menjamin permukaan halus
daripada pasta akhir dan juga memberikan sifat humektan yang diinginakan
senyawa lain, seperti propilenglikol mungkin digunakan untuk
menggantikan semua baagian dari gliserin. Penulis menyebuitkan ini hanya
sebagai saran dan tidak menawarkan jaminan bahwa akan memberikan
kepuasan (Keithler;342).
Konsentrasi gliserin sebagai humektan sampai 30 % (Exp; 124).
Natrium silikat juga sering ditambahkan sebagai inhibitor korosi untuk pasta
alkali dalam tube alumunium, korosi adalah keadaan dimana pasta
mengandung jumlah elektrolit atau kloroform yang dapat terhidrolisa.
Tingkat relatif tinggi dari gliserin dalam fase air dikatakan sekitar 80 % dan
mengurangi bahaya dari jenis korosi ini (Modrn Cosmet; 264).

- 34 -

6. Mentol dan peppermint oil


Rasa barangkali adalah faktor tunggal yang paling penting dalam
pemilihan pembersih gigi. Pemilihan bahan pengaroma kemudian merupkan
saatu hal yang paling penting dan adalah satu langkah standarisasi akhir.
Pengembangan dari pengaroma yang dapat diterima untuk suatu
pembersih gigi adalah merupakan suatu seni dan ilmu pengetahuan.
Merupakan suatu seni jika dibutuhkan pencampuran dari sejumlah
komponen sehingga menghasilkan campuran yang diaduk baik, aroma yang
lembut dengan pemberian awal dan rasa yang menyenangkan setelah dicoba.
Lalu merupakan suatu ilmu pengetahuan jika dalam hal pemilihan bahan
pengaroma harus bercampur dengan bahan pembersih gigi yang lain dan
harus meninggalkan perubahan yang esensial selama umur sediaan atau
umur produk dari pembersih gigi.
Spearmint, peppermint, wintergreen dan pengaroma cinnamomummint dari pembersih gigi mempunyai kepopuleran yang dicapai. Bahan dasar
pengaroma tidak digunakan sendiri dalam beberapa pemberian jenis
pengaroma tetapi dicampur dengan minyak esensial lainnya untuk
memodifikasi pengaroma dan menghasilkan aroma yang jelas. Diantara
minyak esensial yang telah digunakan dalam pasta gigi dan pengaroma
serbuk gigi untuk memodifikasi pengaroma utama adalah minyak anise,
clover, karawey, ketumbar, pinente, eukaliptus, pala, dan timus. Minyak
jeruk, eugenol, eukaliptol, anethole, irone, orris dan menthol juga telah
digunakan. Secara umum 0,5-20 % pengaroma digunakan (Balsam I; 484).
Pada konsentrasi rendah, menstimulasi secara selektif ujung saraf sensorik
untuk rasa dingin dan menimbulkan rasa dingin (RPS 18th; 765).
Mentol kadang-kadang termasuk untuk mendukung efek peppermint dan
untuk menghasilkan aroma yang dingin, tetapi karena membakar dan tidak
menyenangkan setelah dirasakan harus digunakan hanya dengan pembatasan
(Modern Cosmet; 263).
7. Pengawet
Dibawah kondisi yang diharapkan, larutan berair dari poliol-poliol sering
terjadi pertumbuhan mikroba dan jamur. Kemudian larutan humektan harus
mengandung pengawet yang ditambahkan khususnya jika disimpan dalam
periode waktu yang lama untuk digunakan dalam pembuatan pembersih gigi.
Asam benzoat dan asam ester p-hidroksibenzoat telah direkomendasikan
untuk penggunaan ini (Balsam I; 490).
Na-CMC dapat didispersikan dengan cepat dalam air untuk membentuk
koloidal dan larutan yang tinggi kekentalannya. Untuk menghambat
pertumbuhan jamur, penambahan pengawet direkomendasikan (Balsam I;
494).
Incomp Na-Benzoat dengan garam besi, garam kalsium, dan garam dari
logam berat termasuk perak, timah dan merkuri
(Exp; 262).
Metode pembuatan pasta gigi

- 35 -

Menurut Balsam (510-511)


Ada dua metode umum yang digunakan dalam pembuatan pasta gigi.
Pada metode pertama, pengikat, sebelum dibasahkan dengan humektan,
didispersikan dalam bagian cair yang mengandung sakarin dan pengawet dan
dibiarkan mengembang untuk membentuk gel yang homogen. Pengembangan
dapat dipercepat dengan pemanasan dan pengadukan. Gel homogen dipompa ke
dalam mikser yang cocok seperti Abbe dispersal, dan abrasiv padat ditambahkan
perlahan dengan pengadukan sampai pasta yang seragam dibentuk. Pengaroma
dan deterjen ditambahkan terakhir dan didistribusikan secara seragam. Aerasi
berlebih, khususnya dengan adanya deterjen harus dicegah. Pasta kemudian
dapat digiling, diaerasi dan disimpan dalam tube.
Dalam metode kedua dari pembuatan pasta gigi, pengikat sebelumnya
dicampur dengan abrasiv padat dan dimasukkan secara berkesinambungan
dengan larutan berair dari humektan, pengawet, dan sakarin ke dalam mikser
yang cocok, seperti mikser jenis Day Dough. Setelah pencampuran menjadi
pasta yang homogen, pengaroma dan deterjen ditambahkan dan pencampuran
disempurnakan dan pasta akhir yang dihasilkan seperti dijelaskan pada metode
pertama. Sebelum menggunakan metode pembuatan ini, yang tidak
menggunakan pemanasan, satu yang harus ditetapkan bahwa pengikat cepat
dikembangkan dengan tepat selama proses pencampuran untuk mempengaruhi
pasta yang seragam dari konsistensi penting yang diinginkan.
SKEMA KERJA
Metode I
Humektan + sakarin + pengawet didispersikan dalam air

+ pengikat dibiarkan mengembang membentuk gel yang homogen


Pengembangan dipercepat dengan pemanasan dan pengadukan
Gel homogen dipompa dalam mikser yang cocok
+ abrasiv padat perlahan-lahan dan diaduk
+ deterjen dan pengaroma
Metode II
Pengikat dicampur abrasiv padat
Dimasukkan dalam dispersi humektan + pengawet + sakarin
Dimikser
Setelah pasta homogen + deterjen dan pengaroma

- 36 -

Dicampur hingga homogen


IV. Uraian Bahan
1. Kalsium karbonat (FI III;120 , RPS 18th;776)
Nama resmi
: Calcii Carbonas
Sinonim
: Kalsium karbonat
RM / BM
: CaCO3 / 68,09
Pemerian
: Serbuk hablur; putih; tidak berasa; tidak
berbau.
Kelarutan
: Praktis tidak larut dalam air; sangat sukar larut dalam air
yang mengandung karbondioksida.
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik
Kestabilan
: Stabil pada udara. Disimpan dalam wadah yang tertutup
baik. Endapan CaCO3 menyerap kurang dari 1% kelembaban
pada 25o C pada kelembaban relatif diatas 90%.
Incomp
: Asam, aluminium, garam amonium (exp;29)
Konsentrasi
: Digunakan 50% diterima dalam acephil dentil remedia; 1935
(Balsam I;972)
Kegunaan
: Abrasif
2. Na- Lauryl sulfat ( RPS 18th; 1307 , FI III;710)
Nama resmi
: Sodium Lauryl Sulfat
Sinonim
: Natrium Lauryl sulfat
RM
: C12H25OSO3
Pemerian
: Serbuk atau hablur, warna putih atau kuning pucat, bau
lemah dan khas
Kelarutan
: Sangat mudah larut dalam air, larutan berkabut larut
sebagian dalam etanol (95%) P
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan
: Sebagai surfaktan
Incomp
: Efektif hilang dengan surfaktan kationik dengan
menurunkan aktivitasnya bahkan dengan konsentrasi
rendah menyebabkan pengendapan
Konsentrasi
: 1-2%
Kestabilan
: Stabil pada pH 7, hidrolisis terjadi pada larutan dibawah
pH 4, menjadi dipercepat dibawah pH 2,5.
Kecepatannya tergantung pada suhu dan konsentrasi
(exp; 272)
3. Gliserin ( exp; 123 , FI III; 271)
Nama resmi
: Gliserin
Sinonim
: Gliserol
RM / BM
: C3H8O3 / 92,09
Pemerian
: Cairan seperti sirop, jernih, tidak berwarna, tidak
berbau, manis diikuti rasa hangat, higroskopik jika
disimpan beberapa lama pada suhu rendah dapat
memadat membentuk massa hablur tidak berwarna yang
tidak melebur hingga suhu mencapai kurang lebih 20o C

- 37 -

Kelarutan
Penyimpanan
Kegunaan
Stabilitas

Incomp

: Dapat bercampur dengan air, dan dengan etanol (95%) P,


praktis tidak larut dalam CHCl3 P, dalam eter P, dan
dalam minyak lemak.
: Dalam wadah tertutup baik
: Humektan
: Gliserin murni terurai dengan pemanasan dengan
pembentukan akrolein toksik. Campuiran dari gliserin
dengan air, etil alkohol dan propilenglikol secara
umum.
: Ledakan dapat terjadi jika gliserin ditriturasi dengan
bahan pengoksidasi kuat seperti kromium trioksid,
potassium klorat, dan potassium permanganat.

- 38 -

4. Peppermint oil ( RPS 18th ; 1296 , FI III; 458)


Nama resmi
: Oleum Mentha
Sinonim
: American mint, Minyak permen
Pemerian
: Cairan tak berwarna, kuning pucat, atau kuning
kehijauan bau aromatik, rasa pedas dan hangat
kemudian dingin.
Kelarutan
: Dalam etanol larut dalam 4 bagian volume etanol 70%
P
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya.
Kegunaan
: Pengaroma atau pemberi rasa dingin
5. Na- CMC (exp;45 , ansel; 140)
Nama resmi
: Carboxymethylcellulose Sodium
Sinonim
: Na- CMC
RM / BM
: (C6H7O2(OH)3-x(OCH2-COONa)x)n /90.000 700.000
Pemerian
: Putih atau sedikit kuning, tidak berbau, granul atau
serbuk yang higroskopis
Kelarutan
: Larut dalam air dalam semua temperatur, jernih
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup
Kegunaan
: Pengikat
Konsentrasi
: 1-6%
Stabilitas
: Sterilisasi dalam keadaan kering dan dalam larutan yang
menyebabkan penurunan viskositas, penyinaran larutan
jika akan menyebabkan penurunan viskositas.
Incomp
: Dengan larutan asam kuat dan dengan larutan garam
dari besi dan beberapa logam lain seperti aluminium,
raksa dan zink.
6. Metil Paraben (exp;284 , FI III; 378)
Nama resmi
: Methylis Parabenum
Sinonim
: Metil Paraben
RM / BM
: C8H8O3 / 152,15
Pemerian
: Serbuk hablur halus, putih, hampir tidak berbau, tidak
mempunyai rasa, kemudian agak membakar diikuti rasa
tebal.
Kelarutan
: Larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air
mendidih, dalam 3,5 bagian etanol 95% dan dalam 3
bagian asetin P, mudah larot dalam eter P dan dalam
larutan alkali hidroksida, larut dalam 60 bagian gliserol
P panas dan dalam 40 bagian minyak lemak nabati
panas.
Kestabilan
: Metil paraben harus disimpan dalam tempat yang
tertutup baik, larutan berair pada pH 5-6 disterilkan
pada 120 C selama 20 menit tanpa penguraian larutan
berair pada pH 3-6 stabil (kurang dari 10% penguraian)
selama hampir 4 tahun pada suhu kamar.

- 39 -

Incomp
Kegunaan
Konsentrasi
7. Menthol (FI III; 362)
Nama resmi
Sinonim
RM / BM
Pemerian
Kelarutan
Penyimpanan
Kegunaan
Konsentrasi

: Sifat antimikroba dari metil paraben dikurangi dengan


adanya surfaktan nonionik.
: Sebagai pengawet
: 0,05 -0,25%
: Mentholum
: Mentol
: C10H20O / 156,30
: Hablur berbentuk jarum atau prisma, tidak berwarna,
bau tajam seperti minyak permen, rasa panas dan
aromatik diiringi rasa dingin
: Sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol 95%,
dalam kloroform P , dalam eter P, mudah larut dalam
parafin cair dan dalam minyak atsiri.
: Dalam wadah tertutup baik, ditempat sejuk
: Pengaroma, pemberi rasa dingin
: 0,5 -2%

V. Perhitungan Bahan
Dibuat 30 g, dilebihkan 10 % = 33 g
Kalsium karbonat : 45 % X 33 g = 14,85 g
Na-lauril sulfat
: 1,5 % X 33 g = 0,495 g
Sakarin
: 0,1 % X 33 g = 0,033 g
Na-CMC
: 2 % X 33 g = 0,66 g
Gliserol
: 28 % X 33 g = 9,24 g
Menthol
: 2 % X 33 g = 0,66 g
Metil paraben
: 0,1 % X 33 g = 0,033 g
Peppermint oil
: 0,5 % X 33 g = 0,165 g
Aquadest
: 22,8 % X 33 g = 7,524

- 40 -

VI. Perhitungan Pengenceran


1. Sakarin
33 mg X 40 orang = 1320 mg = 1,32 g
1,32 g
40 ml air
1 ml (~ 33 mg)
2. Metil paraben
33 mg X 40 orang = 1320 mg = 1,32 g
1,32 g
40 ml air
1 ml (~ 33 mg)
VII. Cara Kerja
1. Alat dan bahan disiapkan
2. Bahan-bahan ditimbang sesuai perhitungan bahan
3. Dibuat pengenceran sakarin dengan cara :
Ditimbang sebanyak 1,32 g, dilarutkan dalam 40 ml air, dipipet 1 ml.
4. Dibuat pengenceran metil paraben dengan cara :
Ditimbang
metil
paraben
sebanyak
1,32
g,
dilarutkan
dalam
40 ml air, dipipet 1 ml.
5. Gliserin didispersikan ke dalam air, ditambahkan pengawet, metil paraben, dan
sakarin.
6. Kalsium karbonat digerus dalam lumpang dan ditambahkan Na-CMC dan digerus
sampai homogen.
7. Dispersi gliserin dimasukkan dalam lumpang sedikit demi sedikit dan digerus
sampai homogen.
8. Mentol dilarutkan dalam peppermint oil kemudian dicampurkan dalam lumpang
dan digerus hingga homogen.
9. Dimasukkan Na-lauril sulfat dan digerus hingga homogen hingga terbentuk pasta
yang baik.
10. Pasta yang diperoleh dimasukkan dalam tube dan diberi etiket.

Etiket

- 41 -

NOOdent
Isi bersih : 30 g
Gigi kuat, gusi sehat, dan memebrikan sensasi dingin
Noodent adalah pasta gigi yang membersihkan sisa makanan dan
plak pada gigi, sekaligus memberikan sensasi dingin untuk
mengatasi panas dimulut.
Menggosok gigi secara teratur dengan NOOdent menjadikan gigi
lebih kuat, gusi tetap sehat dan emmebrikan rasa nyaman pada
mulut.
Komposisi : Kalsium karbonat, Na- lauril sulfat, sakarin, gliserol,
menthol, pepermint, Na- CMC, metil paraben.
Untk hasil terbaik gunakan pasta sepanjang bulu sikat, dan gosok
gigi di pagi hari dan malam hari sebelum tidur
No. Reg : POM CD1301301597
Produksi :
PT. ERMIA FARMA
MAKASSAR - INDONESIA

- 42 -

- 43 -

You might also like