Professional Documents
Culture Documents
2.
Teori Salep
Pengertian salep
Menurut scovilles (338)
Salep adalah sediaan semi padat yang lembut biasanya menghandung bahan-bahan
obat dan ditujukan untuk penggunaan luar dari badan atau membran mukosa.
Menurut FI IV (18)
Salep adalah sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit
dan selaput lendir
Menurut FI III (33)
Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai
obat luar. Bahan obat harus larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep yang
cocok.
Menurut RPS 18th (1518)
Salep adalah sediaan setengah padat yang ditujukan untuk pemakaian luar pada
kulit atau membran mukosa. Biasanya tapi tidak selalu mengandung bahan-bahan
obat.
Menurut Presc (228)
Salep adalah sebagai sediaan lemak dari konsistennya, mudah digunakan pada
kulit dengan pengocokan.
Menurut Dop Cooper (192)
Salep adalah sediaan semipadat untuk penggunaan pada kulit atau membran
mukosa.
Menurut Amphar (315)
Salep adalah sediaan semi padat untuk penggunaan eksterna, seperti
konsistensinya salep dapat digunakan pada kulit dengan mudah.
Menurut lachman (532)
Salep adalah sediaan yang umumnya disusun dari hidrokarbon cair yang dicampur
dalam suatu kelompok hidrokarbon padat dengan titik leleh yang lebih tinggi.
Menurut DOM (822)
Salep adalah suatu sediaan setengah padat yang menunjukkan karakteristik aliran
plastis.
Sediaan semi padat yang lain
Menurut DOM (149)
Lotio dalam istilah rheologi adalah suatu sediaan cair utamanya
memperlihatkan karakteristik aliran newtonian. Ketika digunakan pada kulit,
lotio tidak memberikan daya tahan (nilai yield) dan lotion mengalir dibawah
gaya gravitasi.
Krim adalah sediaan semi padat utamanya memperlihatkan sifat aliran
pseuodoplastik ketika digunakan, krim mempunyai nilai yield yang sangat
tinggi tapi tidak mengalir di bawah pengaruh gravitasi. Bagaimanpun,
penambahan sejumlah kecil gaya menghasilkan aliran yang lebih cepat.
Sebagai krim yang digosokkan pada kulit, kemudahan aliran dari lotion,
penggosokkan menghasilkan aliran.
-1-
3.
-2-
perhatian khusus dari farmasis dan ahli kulit. Epidermis bervariasi ketebalannya
dari 1 mm pada telapak tangan dan tumit kaki hingga 0,1 mm atau lebih kurang
pada bagian wajah dan badan. Dimana ditutupi dengan lapisan permukaan yang
disusun dari lemak teremulsi. Lapisan ini tidak berlanjut dan tahanannya sangat
sedikit untuk penetrasi molekul.
Menurut ahli histologi epidermis diklasifikasikan kedalam 5 lapisan:
1.
Stratum corneum atau lapisan tanduk
2.
Stratum lusidum, kadang-kadang disebut lapisan penghalang (Barier
layer).
3.
Stratum granulosum atau lapisan granular
4.
Stratum malpighii, lapisan sel berduri.
5.
Stratum germinativum, lapisan sel basal.
Harus diingat bahwa pembagian ini menghadirkan perubahan dalam
struktur sel karena satu bergerak terhadap permukaan dibandingkan perbedaan
lapisan yang memisah, lapisan ini digabung ke lapisan satu yang lain hampir selalu
tidak kelihatan.
Stratum corneum atau lapisan tanduk, terdiri dari beberapa lapisan sel
pipih yang disusun oleh keratin. Lapisan ini lebih tebal pada tumit kaki dan telapak
tangan (0,6-0,8 mm) dan sangat tipis pada wajah.
Lapisan tanduk kasar dan merupakan lapisan yang relatif tidak sensitif
yang secara terus menerus terkelupas dan digantikan. Sel-sel mati, yang secara
tetap terkelupas, digantikan oleh klarifikasi dari sel lain yang tumbuh dari
germinal, atau basal, lapisan dan dipoliferasi atau ditekan dari bawah. Komposisi
kimia dari stratum corneum adalah protein 85% (kira-kira 15% larut air, 65%
keratin atau protein sitoplasma dan 5% membran protein), lemak 7-9% (C10-C18
asam lemah jenuh dan tidak jenuh dan ester-ester, trigliserida dan kolesterol dan
sterol yang berhubungan); yang lain
6-8% (mukopolisakarida, karbohidrat,
mucin, asam lipo amino, dll).
Lapisan lemak menutupi stratum corneum biasanya mempunyai pH 4,56,5. Berdasarkan uji bagian dengan pH wanita biasanya sedikit lebih tinggi
(kurang asam) daripada pria. Perbedaan drastis pada pH ini disebut mantel asam,
mungkin menurunkan kemampuan kulit untuk menahan serangan bakteri. Jacobi
dan Heinrich memilih mantel asam pada kulit sebagai garis awal dari ketahanan
tubuh melawan pengaruh luar.
Peck, dkk menitikberatkan bahwa keasaman persen tidak membuat mantel
asam suatu penghalang waktu serangan bakteri dan jamur. Sifat bakteriostatik dari
mantel asam mungkin dihubungkan dengan kapasitas mendapar dari mantel asam
pada kulit, baiknya dengan kapasitas mendapar dari mantel asam. Keringat dan
sebum sekat bakteriostatik dan fungistatik berhubungan dengan adanya asam
amino bebas, protein debis, asam lemak, asam laktat dan karbonat dan laktat.
Karena lapisan tanduk disusun sebagian besar oleh keratin, protein yang
menyerap sejumlah besar air dan senyawa polar lainnya, mungkin menjadi tempat
penyimpanan untuk bahan penetrasi, dengan cara demikian mempertahankan
gradien konsentrasi maksimum hanya kira-kira pada stratum lusidum. Penetran
-3-
seperti ion-ion dan zat pewarna dapat mengikat stratum corneum dan peningkatan
penetrasinya melewati lubang dari folikel rambut.
Kemampuan dari keratin epidermal untuk menyerap air dapat
mempengaruhi penetrasi dengan cara lain. Ketika lapisan tanduk dihidrasi dengan
baik, senyawa hidrofilik dan hidrofobik dapat berpenetrasi ke stratum lusidum
lebih cepat. Jadi, absorbsi perkutan dari beberapa senyawa dapat ditingkatkan
dengan formulasi farmasetis untuk menghasilkan lapisan oklusif pada permukaan
kulit. Penutupan kulit dengan lapisan oklusif, seperti
wragging dengan
lapisan plastik, adalah seperti menghasilkan derajat yang lebih tinggi dari oklusif
daripada diperoleh dengan salep. Pengaruh dari oklusif dihubungkan dengan
hidrasi yang lebih baik dari stratum corneum dan suatu peningkatan dalam
temperatur permukaan dari kulit. Mekenzie dan stoughter telah menunjukkan
bahwa konsentrasi efektif yang minimal secara topikal digunakan kortikosteroid
adalah ditandai pengurangan saat tepat penggunaan dioksklusi.
Lapisan terluar adalah sel pipih terkeratinisasi dalam stratum corneum
diajarkan dengan beberapa untuk mengurangi pengemasan yang penuh daripada
berbatasan untuk lapisan granular menekankan dari daerah antara stratum corneum
dan lapisan granular (stratum lusidum) sebagai zona penghalang, zona ini yang
ketebalannya beberapa mikron, dilaporkan untuk beraksi sebagai penghalang
untuk transfer air yang melalui kulit. Daerah penghalang dilaporkan mencegah
penetrasi molekul yang mempunyai berat molekul lebih besar dari 200-300.
Eksistensi dari zona penghalang tidak membuktikan secara benar, dan beberapa
teori mengenai absorbsi perkutan dibandingkan seluruh stratum corneum sebagai
lapisan yang tersusun kompak (10-50 mikron tebalnya) yang bertindak sebagai
penghalang utama untuk penetrasi. Setelah penetrasi pada stratum corneum,
penetran dipaparkan pada lapisan dengan tebal 200 mikron dari jaringan yang
tinggal, dermis, yang dapat menjadi penghalang yang baik untuk molekul non
polar karena sifat berairnya. Kemudian molekul yang berpenetrasi pada stratum
corneum baik yang terlihat pada epidermis paling bawah atau dermis, atau yang
terbawa oleh cairan jaringan dalam dermis ke aliran darah dan limfatik.
Treger mempercayai bahwa fakta-fakta untuk mendukung keberadaan
zona penghalang pada dasar dari stratum corneum tidak meyakinkan, karena jika
lapisan seperti ini ada, satu diharapkan lebih berubah secara kritis pada
permeabilitas dengan pengelupasan lapisan terluar dari kulit dan mendefenisikan
hubungan kelarutan penetran dengan permeabilitas.
Kligman telah mengajukan bahwa seluruh lapisan tanduk termasuk dalam
fungsi penghalang. Pandangan ini mendapat penerimaan dari peneliti lain dan telah
ditegaskan kembali oleh Scheuplein, Matatsy dkk, memberikan bukti penyaranan
bahwa membran plasma protein dari sel tanduk dapat juga mengambil bagian
dalam fungsi penghalang.
Lapisan paling dalam dari epidermis, stratum germinativum atau lapisan
sel basal adalah lapisan yang produktif. Dalam lapisan ini secara tetap terjadi
mitosis, kemajuan sel anak akhir terhadap permukaan kulit karena beberapa sel
bermigrasi. Sel-sel tersebut berubah dalam bentuk dan komposisinya sampai selsel ini menjadi sel tanduk pada stratum corneum.
-4-
4.
5.
Dermis, atau kulit sejati, berbeda secara morfologi dari epidermis. Dermis
terdiri dari jaringan berserat tebal bersama dengan pembuluh darah dari limpa,
folikel rambut, dan kelenjar sebaseus dan kelenjar keringat, aorta dan serabut saraf,
karena lapisannya berair, ini nmungkin bertindak sebagai penghalang untuk
lewatnyab molekul non polar.
Jalur penetrasi
Menurut Prescription (235)
Kemungkinan jalur penetrasi.
Griesemer menggambarkan kemungkinan jalur penetrasi ke dalam dan
melalui kulit yang tidak rusak, adalah:
1) Antara sel-sel stratum corneum
2) Melaui dinding folikel rambut
3) Melaui kelenjar keringat
4) Melalui kelenjar sebaseus
5) Melalui sel-sel stratum corneum
Treger mengatakan bahwa rute masuknya bahan-bahan dan melalui kulit
adalah epidermis itu sendiri, penetran bergerak antara sel-sel dan mungkin melalui
epidermis dibandingkan melalui struktur pelengkap yaitu folikel rambut dan
kelenjar keringat. Terger menganggap bahwa ketahanan terhadap masuknya
sebagai sifat dari matriks sel-sel keratin dari epidermis, tidak sempurna oleh proses
aktif. Pelepasan sel-sel terkeratinisasi dari kulit manusia oleh pelepasan berulangulang dari kulit pada perekat telah menunjukkan untuk membuat kulit lebih
permeabel daripada kulit normal terhadap air, anestetik lokal dan ion-ion endogen.
Masing-masing pelepasan mengangkat beberapa bahan tidak permeabel dan atau
mengganggunya pada tingkat yang rendah. Pada beberapa lapisan yang terakhir
diangkat dengan pelepasan yang sempurna, permeabilitas dari kulit yang tersisa
meningkat besar. Peningkatan ini mungkin dikarenakan reduksi pada lapisan tipis
kulit yang tersisa dan atau hal ini mungkin menunjukkan bahwa lapisan bawah
stratum corneum yang diangkat oleh pengelupasan adalah kurang permeabel dari
lapisan-lapisan yang diangkat. Menurut Marzulli membran diangkat dengan
kadang-kadang mempunyai impermeabilitas yang besar, atau mendekati besar
seperti pada semua kulit.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penetrasi
Menurut Prescription (235)
Faktor-faktor berikut harus dipertimbangkan dalam beberapa absorpsi
perkutan:
1) Kondisi kulit
2) Kelarutan penetrasi
3) Konsentrasi penetran
4) Hidrasi kulit
5) Pembawa
6) Pelarut
7) Faktor lain
Kondisi Kulit
-5-
-6-
-7-
-8-
6.
Pelarut
Higuchi berpendapat bahwa penggunaan beberapa pelarut dinampakkan
menyebabkan perubahan penandaan dalam tahanan penghalang kulit terhadap
penetrasi.
Menurut Rothman bahwa penyerapan beberapa bahan larut air dan larut
lemak ditunjukkan melalui pelarut organik yang melarutkan atau modifikasi
lapisan jaringan dalam epidermis telah didirikan. Beberapa pelarut polar seperti
propilenglikol telah ditemukan untuk memperlambat penetrasi atau mempunyai
pengaruh. Ini mungkin disebabkan oleh konsentrasi propilenglikol yang
digunakan dalam pembawa dan kelarutan penetran dalam propilenglikol.
Aktivitas termodinamik dari penetran akan meningkat sampai jenuh dari
pembawa oleh karena itu selalu diharapkan konsentrasi propilenglikol pada
invitri Haocinolene asetonida dan ester asetat. Hasilnya menunjukkan bahwa
pelepasa maksimal pada konsentrasi yang diberikan pada steroid diperoleh pada
pembawa yang kira-kira mengandung sejumlah minimum dari propilenglikol
yang dibutuhkan melarutkan steroid secara sempurna.. penurunan pelepasa
steroid saat kelebihan propilenglikol ada untuk meningkatkan afinitas pembawa
untuk steroid. Saat sejumlah propilenglikol ada tidak cukup untuk melarutkan
semua steroid kemudian difusi ke dalam fase reseptor (analog dengan kulit in
vivo) menjadi batas kecepatan disolusi dan kecepatan pelepasan dikurangi.
Faktor Lain
Tempat pengolesan dan lama pengolesan ketika kontak merupakan
faktor yang mempengaruhi absorpsi penetran perkutan. Obat yang berpenetrasi
ke dalam stratum korneum ketika lapisan keratin terluar tipis.
Menurut Shelmire, kecepatan absorpsi berbanding langsung dengan
ketipisan kulit yang menghalang dan luas absorpsi berbanding langsung ke
daerah kulit yang tertutupi oleh salep.
Meskipun secara in vitro kulit telapak tangan lebih permeabel terhadap
air disbanding kulit tangan, iodin berpenetrasi pada kulit telapak tangan hanya
1/3 dari kecapatan penetrasi kulit lengan nsecara in vivo menggunakan tri nbutil fosfat. Mannuli menujukkan bahwa secara in vitro kulit plantar
berpenetrasi lebih lembut dari pada kulit daerah lain, ia juga menujjukkan bahan
kulit postanicular dan serotal paling permeabel terhadap tri-n-butil fosfat. Blank,
dkk membandingkan permeabiliats kulit serotal dan abdominal dengan
hydrogen sulfide, asam salisilat dan tekanan uap. Bahan-bahan tersebut
menunjukkan bahwa kulit serotal lebih permeabel dibandingkan kulit abdominal
dari bahan ini. Secara umum kualitatif obat yang diserap dibanding dengan
waktu pembawa berkontak dengan kulit. Bagaimanapun juga hal ini dipengaruhi
oleh perubahan konsentrasi obat yang akan merubah derajat hidrasi kulit dan
penyerapan air dari emulsi pembawa. Macknion menunjukkan bahwa laju
penetrasi dari suatu pengobatan menurun dengan waktu karena jaringan jadi
jenuh oleh obat.
Komposisi salep
Menurut Dop Cooper (192)
-9-
7.
Basis biasanya anhidrous dan secara umum mengandung satu atau lebih bahan
obat dalam suspensi atau larutan.
Menurut Lachman (539)
Penggunaan dari bahan-bahan pada kulit yang kasar seperti emolien, pengemulsi,
lemak, minyak, lilin, derivat selulosa, humektan, derivat lanolin dan basis absorbsi
air mempunyai pengetahuan khusus dari hasil spesifik.
Pembagian salep
Menurut Scovilles (339)
Salep diklasifikasikan menurut:
I.
Sifat terapeutik berdasarkan penetrasinya
(1) Salep epidermik: ditujukan semata-mata untuk aksi pada permukaan dan
bereaksi sebagai pelindung antiseptik, astringen, counter iritan, dan
parasitis. Secara umum basis yang digunakan adalah petrolatum.
(2) Salep endodermik ditujukan untuk melepaskan bahan obat yang
berpenetrasi kedalam tapi tidak melalui kulit. Salep endodermik diabsorbsi
sebagian dan bereaksi sebagai emolien, stimulan dan iritan lokal. Basis
salep yang paling baik untuk kelas ini adalah minyak nabati dan lemak
alami.
(3) Salep diadermik ditujukan untuk melepaskan obat yang menembus melalui
kulit dan menghasilkan efek dasar. Ini tidak umum dan termasuk
penggunaan khusus dari obat-obat yang sama seperti senyawa merkuri,
iodida dan belladonae. Basis diadermik yang paling baik adalah lanolin
anhidrat, lanolin hidrat dan minyak teobroma.
II.
Komposisi dan sifat umum farmasetik
(1) Salep hidrofobik; salep dengan basis berminyak. Mengandung campuran
lemak-lemak, minyak dan wax dan dapat dicuci dengan air.
(2) Salep hidrofilik; salep dengan sifat mempunyai jumlah air yang agak
banyak walaupun biasanya emulsi minyak dalam air dengan konsistensi
ringan dari pada salep hidrofobik. Salep ini dapat juga menjadi air dalam
minyak, campuran yang mengandung sterol dari petrolatum. Emulsi m/a
lebih mudah dibersihkan dari kulit dengan air.
Menurut Prescription (230)
Goodman mengklasifikasikan salep menurut derajat penetrasi pada
penggunaan di kulit sebagai:
(1) Salep epidermik, atau menunjukkan sedikit atau tidak mempunyai kekuatan
penetrasi kedalam kulit. Kelompok ini dimasukkan kedalam basis oleogenous
dan basis hidrokarbon.
(2) Salep endodermik, atau menunjukkan mempunyai kekuatan penetrasi kedalam
kulit. Basis kelompok ini adalah lanolin dan minyak tumbuh-tumbuhan.
(3) Salep diadermik, atau menunjukkan penetrasi kulit mengizinkan atau
mendorong absorbsi sistemik dari bahan aktif yang tergabung dalam basis.
Tipe emulsi dan basis larut air termasuk kelompok ini. Klasifikasi ini tidak
logis karena absorbsi dapat sedikit basis salep tergantung pada kelarutan dari
obat, luas hidrasi dan kondisi dari kulit.
- 10 -
- 11 -
8.
3. Larut air
4. Tercuci
5. Berminyak
Menurut Dop Cooper (192)
Salep diklasifikasikan menurut penggunaan :
Obat jerawat resorsinol, sulfur.
Antibiotik basitrasin, klortetrasiklin, neomisin.
Bahan antifungi asam benzoat, asam salisilat, zink undecenoat.
Bahan antiinflamasi betametason valerat, flusinolonasetanid, hidrokortison,
hidrokortison asetat, triamsinolon asetonid.
Antipruritik (obat penghilang gatal-gatal) benzokain, coal tar.
Antiseptik merkuri amoniakal, ZnO.
Astringen calamin, cairan hamantelis, ZnO.
Counter iritant capsicum, oleoresin, iodin, metil salisilat.
Pengobatan dandruff asam salisilat.
Keratolitik (obat penghilang keratin) resorsinol, asam salisilat, sulfur.
Parasitisida sulfur.
Protektif calamin, ZnO.
Pengobatan prosiasis coal tar, kortikosteroid, dithranol, asam salisilat.
Efek lokal
Menurut Prescription (229)
Pengobatan topikal diresepkan untuk menghasilkan efek khusus yang
bermanfaat, efek dasar dari kebanyakan bahan yang digunakan pada kulit
diindikasikan dengan nama generiknya.
- 12 -
dan antibiotik seperti basitrasin 500 unit/gm, salep tetrasiklin HCl 3% dan krim
kloromiktin. Bahan antijamur termasuk salep benzoat dan asam salisilat, asam
andekonoat dan ankadikanoat adalah basis bervariasi, krim tolnaftat 2% dan
krim mistatin 100.000 unit/gm.
- 13 -
gelap, daerah kulit yang terluka apakah berambut atau tidak, jenis luka ada apakah
kering atau basah. Efek kimia dari pembawa pada obat dan obat pada pembawa
dan aksi dari pembawa pada kulit.
Menurut FI IV (18)
Pemilihan dasar salep tergantung pada beberapa faktor seperti khasiat
yang diinginkan, sifat bahan obat yang dicampurkan, stabilitas kjetahanannya
sediaan jadi. Dalam beberapa hal perlu menggunakan dasar salep yang kurang
ideal untuk mendapatkan stabilitas yang diinginkan, misalnya obat yang cepat
terhidrolisa lebih stabil dalam dasar salep hidrokarbon dari pada dasar salep yang
mengandung air. Meskipun obat tersebut bekerja dalam dasar salep yang
mengandung air.
Menurut Parrot (365)
Salep harus stabil secara kimia dan fisika, campuran obat harus
terdistribusi seragam sebagai salep yang diinginkan untuk kulit sensitif, penyakit
kulit atau kulit rusak, setiap bahan yang tidak larut harus dikuraqngi sampai
ukuran cukup kecil untuk mencegah rasa berpasir atau iritasi.
Viskositas dari salep harus memungkinkan untuk mudah dikeluarkan
dari tube dan mudah digunakan selama masih melekat pada kulit. Jika salep
disimpan pada lingkungan yang cukup hangat untyk melunakkan salep, serbuk
yang tidak larut dapat menyerap dari salep tipe suspensi dari fase terdispersi dapat
memisah dalam salep tipe emulsi.
12. Pembuatan Salep
Salep disiapkan oleh tiga metode umum: Pencampuran mekanik dari bahanbahan, peleburan, dan reaksi kimia. Metode pertama digunakan jika lemak lembut dan
bahan minyak sebagai basis, metode kedua digunakan jika lilin dan bahan-bahan yang
mempunyai titik lebur lebih tinggi dicampur, dan metode ketiga adalah salah satu
metode tertentujika dibuat salep yang khusus.
Penyiapan dengan pencampuran Mekanik
Hal ini dapat dibentuk oleh triturasi bahan-bahan dalam lumpang
sampai diperoleh salep yang lembut, atau dengan menggosokkan bahan-bahan
tersebut pada papan salep dengan spatula. Metode yang diguankan tergantung pada
pilihan pribadi, tetapi prosedur yang lebih akhir digunakan paling dipertimbangkan
mengenai palin mudahnya dan paling baik karena partikel-partikel yang tidak halus
lebih mudah ditekan keluar dan salep lebih mudah dan sempurna dipindahkan dari
papan dari pada lumpang dan alu. Papan juga lebih baik karena tidak mengabsorbsi
dan mudah dibersihkan. Dua papan yang sesuai pada sisi bawah yang satunya dicat
hitam dan pada posisi bawah yang lain dicat putih, jadi salep berwarna cerah dapat
dibuat pada latar belakang yang berwarna gelap, dan salep yang berwarna gelap
pada sisi latar belakang yang berwarna cerah, jadi pembuatannya mudah diamati
pada waktu pencampuran. Lumpang lebih dipilih jika banyak cairan yang
dicampurkan atau kadang kala jika salep yang sangat kental atau serata
dicampurdengan salep yang lembut. Pada kasus dimana salep yang kental harus
lebih dahulu ditriturasi dengan jumlah yang kecil (setengah sampai sama dengan
massa padat) dari bahan yang lembut sampai tercampura baik, kemudian sisanya
- 14 -
harus dicampurkan. Selama pencamputran yang pertama, lemak yang keras akan
menjadi lembut dengan triturasi, pembuatan selama pencampuran menjadi lebnih
mudah. Metode yang sama harus diikuti jika pencampurannyapada papan.
Salep yang berpasir tidak disukai dalam farmasi dan sering mengiritasi jika
digunakan pada permukaan lembut dan sensitif. Ahli farmasi tidak boleh
menyimpan salep kecuali salep tersebut telah lembut dengan sempurna dan
homogen. Untuk menyiapkan salep yang memuaskan sering memakan banyak
waktu dan keterampilan tetapi hasil akhir seringkali menjadi lebih buruk.
Levigasi adalah proses dimana sangat membantu ahli farmasi dalam
penyiapan salep yang lembut. Levigasi mungkin dapat didefinisikan sebagai sebuah
proses dimana bahan padatan ditriturasi dengan cairan dimana ia tidak larut, jadi
pembuatannya terbagi halus dan sering menyebabkan butir-butir pada salep.
Mungkin contoh terbaik adalah nilai dari proses ini menggambarkan penyiapan
salep yang mengandung ZnO. Levigasi pertama adalah ZnO dalam jumlah yang
kecil dari pasta lembut gliserin diperoleh dimana dapat masuk lebih mudah pada
basis lemak. Perhatian harus diberikan untuk mendapat hanya jumlah kecil dari
cairan levigasi, bagaimanpun, karena gliserin dalam (salep Merkuri amoniak) garam
adalah pertama digosok menjadi serbuk yang halus dengan sedikit minyak mineral,
sebagian untuk mendapat bentuk halus dari bagian dan sebagian karena garam dapat
dikurangi oleh penggesekan jika usaha dalam membuat serbuk halus dalam bentuk
yang kering.
Salep yang paling baik diperoleh jika bahan obat berada dalam bentuk
larutan dan koloid. Farmakope Inggris mengarah pada oculenta untuk mata, dapat
disiapkan dalam penyiapan dengan melarutkan garam yang dilarutkan dalam
sejumlah kecil air dan pencampurannya dengan basis dari 9 bagian petrolatum dan 1
bagian lemak domba.
Dalam penyiapan salepdengan metode mekanik, spatula karet sebagai alat
tidak boleh dilupakan. Sering pengobatan dipengaruhi oleh logam yang mungkin
diresepkan, sering kontak dengan spatula logam yang cukup dapat menyebabkan
penghilangan warna atau kerusakan awal. Seperti campuran asam salisilat dan
salisilat, asam tannat dan beberapa pewarna oraganik harus tidak tercampur dengan
spatula karet. Spatula logam tentunya lebih kuat dan memberikan pencampuran
salep yang kental, jika menggunakan karet spatula diindikasikan bahan pencampur
harus digunakan walaupun diperlukan kerja yang lebih keras untuk memperoleh
hasil yang lembut.
Sebaiknya keseringan untuk menambahkan bahan pengental pada salep
untuk meningkatkan konsistensi. Meskipun kebanyakan bahan yang umum
digunakan seperti parafin, lilin putih dan kuning, spermaseti, ceresin dan lilin
carnauba, kecenderungan untuk membuat salep yang keras daripada yang lain.
Banyak formula salep yang mengandung campuran 2 atau lebih bahan ini.
Bahan lain yang digunakan dalam basis salep juga sebagai pelarut, atau
bahan pengental atau bahan yang memberikan beberapa sifat spesifik yaitu minyak
nabati, lemak, minyak kelapa, dan minyak coklat. Minyak olive, minyak biji kapas,
minyak almond terperas, minyak persik, dan minyak kacang cenderung kearah
ketengikan. Minyak kelapa khususnya digunakan dan menyebar lebih mudah pada
- 15 -
kulit, masih membuat salep keras menjaga sifat yang baik, minyak coklat kadangkadang digunakan sebagai sediaan emolien dan salep kosmetik tertentu.
Pembuatan dengan penggabungan
Ketika krim, stearin, rosin, phenol atau bahan keras lain yang tidak
bergabung dengan lemak lembut. Hal ini diperlukan untuk melebur keduanya dan
lemak lembut untuk kelembutan, campuran yang homogen. Seperti campuran yang
mempunyai titik lebur sedang antara kedua bahan tersebut. Jika jumlahnya sama,
biasanya lebih dekat dengan titik lebur yang lebih rendah daripada yang lebih
tinggi.
Pencampuran bahan ini diikuti aturan yang tetap yaitu peleburan bahan yang
mempunyai titik lebur yang paling tinggi pertama, kemudian ditambahkan dengan
yang mempunyai titik lebur tinggi berikutnya.
Tidak ada tempat bahan dingin bersama-sama dalam panci atau loyang dan
mencoba untuk melebur semuanya satu kali karena ketika hal ini dilakukan adalah
perlu untuk memanaskan seluruh massa dari bahan yang mempunyai titik lebur
paling tinggi sebelum semuanya akan dilebur, dan waktu yang berlebih dan kerja
dibutuhkan utuk menjamin kelembutan lemak dari cairan panas ini. Ketika lilin,
spermaseti, stearin dicampur dengan lemak lebih lembut, hal ini memerlukan
pengadukan cairan hangat yang didinginkan utuk mencegah pemanasan dalam
kondisi granul. Jangan mendinginkan dengan cepat dalam pengerjaan ini adalah
lemak keras dengan lilin akan memisah dan dibutuhkan peleburan ulang.
Pengerjaan yang paling baik dilakukan dengan melebur tiap bahan secara
sangat lambat, kemudian leburan pertama diperoleh akan dekat dengan titik
memadatnya dan mulai memadat dalam waktu singkat. Hal ini tidak perlu
melanjutkan pengadukan sampai campuran keras, tetapi hanya sampai massa
berbentuk pasta diperoleh yang mana hanya cukup keras untuk mencegah pemisahan
atau pengendapan dari lemak keras atau serbuk yang tidak larut. Jika dilanjutkan,
udara akan masuk kedalam salep dan lebih mudah rusak dalam penyimpanan. Rosin
dan minyak lemak tidak memiliki kecenderungan ini untuk memisah, meskipun
pengadukan tak diperlukan.
Pembuatan dengan reaksi kimia
Metode ini untuk pembuatan salep, biasanya meliputi peleburan dan
pencampuran mekanik. Berbeda dari metode penggabungan terutama dalam hal
produk baru yang dibentuk dengan reaksi kimia antara bahan-bahan sementara salep
dibuat sederhana dengan penggabungan yang tidak meliputi atau melibatkan
perubahan kimia. Salep air mawar adalah salep yang dibuat dengan reaksi kimia.
Pada salep ini elaidin dibentuk dari aksi dari asam sitrat pada lemak babi dan merkuri
nitrit dengan reaksi dari merkuri dengan asam nitrit. Basis hidrofilik tertentu yang
terlibat pembentukan sabun mungkin dikatakan dibuat dengan reaksi kimia.
13. Pewadahan Salep
Menurut Scovilles (360)
Wadah yang paling baik untuk penyimpanan salep adalah gelas yang
berwarna kuning, hijau atau opal. Wadah ini disebut tabung atau pot dan tersedia
dalam kisaran ukuran yang luas dari -16 oz. Wadah-wadah ini disesuaikan
- 16 -
dengan komposisi dari tutup ulir logam dan garis yang tidak reaktif, sehingga
tabung dapat ditutup dengan rapat.
Ketika mengisi tabung salep, ahli Farmasi harus menjaga agar terkemas
seragam khususnya untuk menghindari kantung-kantung udara. Ketika pengisian
tabung sempurna, permukaan dari salep harus dilembutkan secara hati-hati
dengan spatula membentuk permukaan yang cekung. Hal ini menghasilkan
penampakan yang rapi dan mencegah kontak salep dengan tepi ulir.
Kaleng salep kadang-kadang digunakan untuk menyimpan dan membagi
salep tetapi penggunaannya tidak direkomendasikan. Sangat banyak obat dan
reaksi kimia dngan logam dan salep menjadi kehilangan warnanya. Wadah tanah
liat kadang-kadang digunakan untuk menyimpan salep. Meskipun tidak sama
baiknya dengan wadah gelas karena biasanya berpori dan jika salep tengik
disimpan dalam wadah tanah liat, tempatnya tidak mudah dibersihkan.
Tube kaleng yang dapat dilipat adalah wadah yang sangat baik untuk
menyimpan salep yang sangat lembut yang tidak reaktif. Meskipun, kekerasan
dan kekentalan salep tidak harus disimpan dalam wadah ini. Tube tersedia dalam
variasi yang luas (ukuran) untuk salep yang umum. Sebagai tambahan, tube
dengan penggunaan khusus untuk penggunaan salep pada mata, hidung, rektum
dan vagina adalah tersedia. Jalan yang paling baik untuk mengisi tube yang
mudah dilipat adalah dengan menempatkan salep pada lembaran arkilin atau
kertas perkamen dan melipat kertas sehingga tepinya bertemu. Dengan
menempatkan batang pengaduk pada atas lipatan dan memutar dalam kertas ke
arah lipatan bawah salep tanpa kertas didorong menjadi bentuk silinder.
Kertas tube kemudian ditempatkan menjadi pembuka akhir yang besar dan
tube dilipat dan kertas dikeluarkan melalui jari-jari salep tertekan keluar dan
tertinggal dalam tube. Selama pengerjaan, tutup dari tube harus terbuka untuk
membiarkan pengisian sempurna. Tube harus diisi hanya untuk dengan 1 inci dari
akhir sehingga ada ruang untuk menutup tube. Hal ini dilakukan dengan
merabakan basis dari tube dengan spatula, melipatnya dua kali dan
menyimpannya dengan klip tube yang khusus dengan sepasang pinset.
Menurut Prescription (253)
Salep dapat dibuat dngan pencampuran mekanik, harus dikepak dalam
tabung secara seragam untuk mencegah kantung udara. Spatula dapat digunakan
untuk mengisi tabung yang harus diratakan dengan telapak tangan selama
pengisian untuk memastikan bahwa kantung udara terisi dengan salep. Ukuran
wadah harus seperti isi salep pada wadah tidak boleh kontak dengan tepi ulir.
Setelah tabung terisi, spatula harus digunakan untuk melembutkan permukaan
dari salep dan memberikan penampakan hasil akhir.
Salep yang disiapkan dengan peleburan biasanya dapat dikepak yang mana
masih hangat dan cairan cukup dituang langsung ke dalam tabung. Biasanya tidak
perlu melembutkan permukaan salep yang dikepak dalam wadah ini.
- 17 -
Formula 1
I. Formula Asli
R/ Chloramphenicol Unguentum
II. Rancangan Formula
Nama produk
: Chloricid Salep
Jumlah produk
: 1 tube @ 10 gram
Tanggal produksi
: 12 Mei 2003
No. Reg
: DKL 0331719531 A1
No. Batch
: D 31782
Tiap 10 gram mengandung:
Kloramfenikol
200 mg
Propilenglikol
0,5 g
Adeps lanae
1g
Propil paraben
0,05%
-tokoferol
0,03%
Vaselin album
ad 10 g
Formula Induk
Diproduksi Oleh
PT. IKHE
FARMA
MakassarIndonesia
Kode Bahan
KLR 01
PPG 02
ADL 03
PPB 04
ATK 05
VAB 06
CHLORICID SALEP
Tgl Formula
23-03-2003
Nama Bahan
Kloramfenikol
Propilenglikol
Adeps lanae
Propil paraben
-tokoferol
Vaselin album
Tgl
Produksi
16-04-2003
Kegunaan
Zat aktif
Penlevigasi
Basis
Pengawet
Antioksidan
Basis
Dibuatole
h
Ike R. D.
Per Dosis
Disetujui Oleh
Tati Haryati
D.
Per Batch
200 mg
0,5 g
1g
0,05%
0,03%
ad 10 g
III.Dasar Formulasi
- Pembuatan salep antibiotik (Scovilles; 354)
Antibiotik: banyak antibiotik memburuk dalam larutan cairan, khususnya ketika
didaparkan. Ini termasuk garam dari penisilin, tetrasiklin, klortetrasiklin dan
oksitetrasiklin, kloramfenikol dan basitrasin. Meskipun neomisin, eritrosin dan
polimiksin relatif tidak stabil dalam salep yang mengandung air. Meskipun ketika
antibiotik tidak stabil dalam air yang tidak bergabung dalam salep. Basis anhidrat
adalah yang paling baik digunakan. Antibiotik dilevigasi dengan sejumlah kecil dari
petrolatum cair dan kemudian digabung ke dalam basis anhidrat.
Farmakope Inggris (1953) mengandung formula untuk salep penisilin:
Benzil penisilin
jumlah yang cukup
Petrolatum cair
5 Gm
- 18 -
Petrolatum putih
95 Gm
Triturasi benzil penisilin dengan petrolatum cair hingga lembut dan secara perlahanlahan di tambahkan petrolatum putih. Menurut Buckwater penisilin stabil hanya
untuk beberapa hari dalam salep hidrofilik USP dalam basis carbowax atau dalam
salep krim yang menghilangkan kotoran. Buckwater juga menunjukkan bahwa
lanolin mungkin dengan bilangan peroksida yang rendah yang harus digunakan. Jika
lanolin dengan bilangan peroksida yang tinggi digunakan, kerusakan dapat terjadi
dengan cepat.
1. Kloramfenikol
Efek antimikroba kloramfenikol
Kloramfenikol bekerja dengan jalan menghambat sintesis protein kuman, yang
dihambat adalah enzim peptidil transferase yang berperan sebagai katalisator
untuk membentuk ikatan peptida pada proses sintesis protein kuman. Efek
toksik kloramfenikol pada sel mamalia terutama terlihat pada sistem
hemopoetik dan diduga berhubungan mekanisme kerja obat ini (Terapi; 657).
Kloramfenikol umumnya bersifat bakteriostatik pada konsentrasi tinggi,
kloramfenikol kadang-kadang bersifat bakterisid terhadap kuman-kuman
tertentu (Terapi; 657)
Spektrum antibiotik kloramfenikol meliputi D. pneumoniae, Str. pyogenos, Str.
unctans, Neissersia, Kromophillus, Bacillus, Listeria, Bartonella, Brucella, P.
maltocide, C. dipterinae, Chlomydia, Mycoplasma, Ricketsia, Troponema dan
kebanyakan kuman anaerob (Terapi; 657)
Beberapa strain D. pneumoniae, H. influenza dan N. meningitis bersifat
resisten, S. aureus umumnya sensitif sedangkan enterobacteriaceae banyak
yang telah resisten. Obat ini juga aktif terhadap kebanyakan strain E. coli, K.
pneumoniae dan Pr. mirabilis. Kebanyakan strain Serratia, Prodensia dan
Proteus rettgeni resisten, juga kebanyakan strain Ps. aeroginosa dan strain
tertentu S. thypi (Terapi; 657).
Kloramfenikol khasiatnya bersifat bakteriostatik terhadap Enterobacter dan S.
aureus berdasarkan pantangan sintesa polipeptida kuman. Kloramfenikol bekerja
bakterisid terhadap S. pneumonia, Meningitidis dan H. influenzae (OOP; 82).
Pengunaan topikal kloramfenikol digunakan sebagai salep 3%.
Indikasi kloramfenikol
Kloramfenikol digunakan secara topikal untuk bermacam-macam infeksi mata
juga untuk organisme yang sensitif. Juga telah ditemukan untuk infeksi kulit (MD
32th; 190).
Efek samping:
Reaksi hipersensitif dapat terjadi khususnya dapat terjadi khususnya setelah
penggunaan topikal. Reaksi seperti Jansch Herxhamer mungkin juga terjadi
(MD 32th; 182).
Alergi, dari 620 orang dengan dermatitis atau eksim yang memberikan rasa
yang tertutup dengan kloramfenikol dengan kloramfenikol 50% dalam parafin
kuning lembut; 1,7% memberikan reaksi positif
(MD 32th; 187).
Dosis:
- 19 -
Konsentrasi 1%.
Penggunaan topikal kloramfenikol digunakan sebagai salep 3%.
Salep kulit 2% dipakai beberapa kali sehari (Terapi; 660).
2. Basis salep kloramfenikol
Kestabilan kloramfenikol dalam basis salep juga telah ditemukan. Ditemukan lebih
stabil dalam basis emulsi minyak dalam air daripada basis emulsi dari dalam
minyak, dan kestabilannya lebih baik dalam basis yang mengandung lemak
mengandung lemak bulu domba daripada dengan cetil alkohol (MD 32th; 182).
Lanolin anhidrat (basis absorbsi)
Pada prinsipnya ada 2 tipe dari basis absorbsi (1) basis anhidrat yang dapat
menyerap air untuk membentuk emulsi a/m. Contoh lemak bulu domba dan
petrolatum hidrofilik dan (2) basis yang disiapkan mengandung emulsi a/m
dan air yang mampu menyerap penambahan air mawar (Scovilles; 344).
Basis absorbsi, basis kelas ini dibagi dalam 2 kelompok, kelompok I
mengandung basis anhidrat yang dibatasi dengan pencampuran larutan berair
dengan pembentukan emulsi a/m contoh petrolatum hidrofilik USP.
Vaselin album (petrolatum putih) (basis oleoginous/hidrokarbon).
IV. Uraian Bahan
1. Kloramfenikol (FI III;143, RPS18th;1215)
Nama Resmi
: Chloramphenikolum
Sinonim
: Kloramfenikol
RM/BM
: C11H12Cl2N2O5 / 323,13
RB
:
OH OH
l
l
C C CH2OH
l
l
OH NHCOCHCl2
O2N
Pemerian
- 20 -
Pemerian
- 21 -
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik
6. Adeps lanae (MD32th;1385, RPS18th;1312)
Nama resmi
: Adeps lanae
Nama lain
: Anhidrous lanolin, Cetolamine
Pemerian
: Bahan berwarna putih kekuningan, menyerupai massa salep,
rapuh, bau khas, jika dipanaskan di atas water bath terbagi 2
lapisan, lapisan minyak dan lapisan air. Jika air diuapkan
diperoleh kembali lanolin yang lesian yang jika dilebur
menjadi transparan.
Kelarutan
: Praktis tidak larut dalam air, larut sebagian dalam alkohol
dingin, agak larut dalam alkohol mendidih,. Larut dalam
kloroform, dan eter membentuk larutan yang tembus pandang
dalam petrolatum.
Kegunaan
: Digunakan dsalam formula krim air-minyak
Titik lebur
: 38- 44C
V. Perhitungan
A. Perhitungan Bahan
Dibuat 10 gram, dilebihkan 10% = 11 gram
1. Kloramfenikol (2%) = 200 mg + 10% = 220 mg
2. Propilenglikol (5%) = 0,5 mg + 10% = 0,55 g (66 mg 3,3 mg)
= 0,4873 g
3. Adeps lanae (10%) = 1,0 g + 10% = 1,1 g
4. Propil paraben = 0,05% x 11 g = 5,5 mg = 5,5 . 10-3 g
5. -tokoferol = 0,03% x 11 g = 3,3 mg = 3,3 . 10-3 g
6. Vaselin album = 100% - (2% + 5% + 10% + 0,05% + 0,03%)
= 82,92% x 11 g = 9,12 g 0,9945 g = 8,1255 g
B. Perhitungan Pengenceran
1. Propil paraben (dengan vaselin)
55 mg
10 g
1 g ( 5,5 mg)
2. Vaselin
1 g 5,5 mg = 994,5 mg
3. -tokoferol
1 mg Vitamin E 1,4 g unit -tokoferol
1 kapsul Natur E mengandung 100 unit Vitamin E
Jadi; 1 kapsul Natur E terdapat : 1/1,4 g x 100 = 67,1 mg
Maka:
Untuk 3,3 mg x 30 orang = 99 mg
99 mg/67,1 mg = 1,475 kapsul 1,5 kapsul
6 kapsul
4 gr propilenglikol
2 gr (99 mg)
66 mg ( 3,3 mg)
VI. Cara Kerja
1. Disiapkan alat dan bahan
- 22 -
- 23 -
Brosur salep
Komposisi :
Tiap 10 mg salep mengandung :
Kloramfenikol 200 mg
Zat tambahan q.s
Farmakologi :
Salep Chloricid mengandung Kloramfenikol
yang berkhasiat bakteriostatik dengan
jalan perintangan sintesis protein bakteri.
Indikasi :
Kontraindikasi :
terhadap
Efek samping :
Penggunaan
jangka
panjang
dapat
menyebabkan
resistensi,
alergi
dan
sensitisasi
seperti
angioderma
atau
kekerasan kulit.
Aturan pakai :
Oleskan secara tipis dan merata pada bagian kulit
yang terinfeksi, 3-4 kali sehari.
Penyimpanan :
Simpan di tempat sejuk dan kering.
No. Reg : DKL 0331719531 A1
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
PT. IKHE FARMA
Makasar - Indonesia
- 24 -
Formula 2
I. Formula Asli
Pasta Gigi
II. Rancangan Formula
Nama produk
: Dident Pasta gigi
Jumlah produk
: 1 tube @ 30 gram
Tanggal produksi
: 12 Mei 2003
No. Reg
: POM CD 1301303119 A1
No. Batch
: D 31782
Tiap 30 g mengandung :
Kalsium karbonat
45%
Na-lauril sulfat
1,5%
Sakarin
0,1%
Gliserol
28%
Natrium CMC
2%
Mentol
2%
Metil paraben
0,1%
Peppermint oil
0,5%
Aquadest
22,3%
Formula Induk
Diproduksi oleh
PT. Ikhe Farma
Makassar-Indonesia
Kode Bahan
KKR - 01
NRS - 02
SKR - 03
GLI - 04
NAC - 05
MTL - 06
MTP - 07
PMO - 08
WTR 09
Kegunaan
Abrasif
Pembusa
Pemanis
Humektan
Pengikat
Pengaroma
Pengawet
Pengaroma
Pelarut
Defenisi Pasta
Menurut FI III (22)
- 25 -
Per dosis
45%
1,5%
0,1%
28%
2%
0,5%
0,1%
0,5%
22,8%
Per Batch
14.85 g
0.495 g
0.033 g
9.24 g
0.66 g
0.165 g
0.033 g
0.165 g
7.524 g
- 26 -
tingkat yang lebih sedikit dalam bentuk cairan dan batangan. Sebagai
tambahan, untuk memperbaiki penampilan seseorang dengan mempertahankan
gigi lebih bersih, menyikat denganpembersih gigi mengurangi intensitas bau
mulut. Kesehatan gigi yang baik meningkatkan kesehatan umum yang baik
merupakan hasil yang sekunder dari pembersihan gigi.
- 27 -
Struktur Gigi
Modern Cosmetic (239-240)
Gigi secara makroskopik dibedakan oleh mahkota (bagian gigi atas dari gusi)
dan akar (bagian yang tertanam dalam gusi), bagian menaik yang memisah
yang disebut leher gigi. Bagian yang utama, atau jaringan yang dikandung gigi
disebut dentin (sehingga disebut gading) yang mana mengelilingi pulpa gigi.
Dentin keras masih elastis dan tidak begitu keras sebagai email; bagian
mineral sejumlah 70%, utamanya hidroksi apatite, Ca 5(PO4)3(OH), dan bagian
organik adalah sebagian besar bahan kolagen berserat. Matris dentin yang
berlubang-lubang oleh sejumlah besar saluran yang kecil sekali dimana
menyebar dari rongga pulpa ke permukaan, dikenal sebagai dentin tubula. Ini
berisi proses dari odontoblasts, jaringan sel penyambung silindris, dimana
bentuk permukaan luar dari pulpa dental berbatasan dengan dentin, batas
rongga pulpa, oleh dentin memberikan zat makanan walaupun dentin sangat
sensitif terhadap luka berat, sebagai contoh ketika email yang melindungi
permukaan dirusak maka tidak mungkin menunjukkan serat urat syaraf
sebenarnya yang berada didalam. Dentin dilindungi dalam mahkota gigi oleh
sumbat penutup email yang menjadi tipis dalam leher, dan dalam leher juga
oleh lapisan tipis semen menjadi tebal terhadap akar, dimana berkaitan dengan
penutup pelindung seperti tulang, cresta petrosa sering dikenal sebagai semen.
Email panjang, beberapa prisma heksagonal iregular, 3-6 panjangnya, paling
tebal dibagian tepi, disusun vertikal dari permukaan gigi. Email tepatnya
sangat rumit yang mana menunjukkan ikatan spiral yang jelas, yang mana
sejumlah tempat dalam lingkaran. Prisma ini jaringannya sangat keras dalam
tubuh manusia dan mengandung khususnya bahan nonorganik.
Menurut Balsam (424-425)
Gambar gigi
a.
b.
c.
d.
- 28 -
Membran periodental adalah lapisan dari jaringan yang menutupi akar gigi
dan sepanjang dari persendian dalam tulang alveolar. Ini membantu menahan
gigi pada tempatmnya dan bertindak mengurangi getyaran pada gigi baru
tumbuh. Gusi adalah bagian dari mukosa oral yang ,mengelilingi leher gigi
dan juga menutupi tulang alveolar. Normalnya, serat membran periodental
menahan jaringan gusi dengan kuat menahan terhadap gigi. Dua bagian yang
dibedakan pada gusi, gusi yang bebas dan gusi yang berdempet. Gusi
yang bebas secara normal 1-1,55 mm melonjong berbentuk tebing dari
jaringan yang menutup gigi. Titik dimana gusi epitelium berdempet dengan
gigi disebut dempet epitel, dan merupakan penghalang yang penting
melawan infeksi saat dengan kuat berdempetan. Fungsi utama dari gusi
adalah untuk melindungi jaringan yang ada dibawahnya.
Sediaan Pembersih Gigi
i.
Menurut Jellineck (263 dan 267)
Serbuk gigi. Secara struktural istilah serbuk gigi adalah pembersih gigi yang
paling sederhana. Dahulu, serbuk gigi terdiri dari banyak bagian kalsium
karbonat halus (putih, serbuk agak coklat) dan sering tidak beraroma.
Sekarang ini serbuk gigi kadang-kadang hanya mengandung 2 bahan : Abrasif
dan surfaktan dengan penambahan pemanis dan pengaroma.
Pasta gigi. Pasta gigi mengandung bahan aktif yang sama dengan serbuk gigi,
lebih mahal dalam penggunaannya dan lebih sempurna penyiapannya dari
pada serbuk. Bagaimanapun lebih dipilih pasta gigi, mungkin karena lebih
tersebar dengan baik pada sikat gigi, lebih mudah diukur jumlahnya tanpa
kehilangan selama penumpahan karena terdapat dalam tube, dan mungkin
karena konsistensinya yang lebih menarik. Tamter menetapkan bahwa
melebihi jumlah minimal tertentu dari jumlah penggunaan pembersih dalam
penyikatan gigi tidask terlalu penting. Peningkatan tujuh kali lipat dari
konsentrasi kapur dalam suspensi kapur menghasilkan hanya 20%
peningkatan dari abrasif. Aksi ini, tentu saja menurun kuat jika jumlah abrasif
yang digunakan terlalu kecil. Melebihi atau dibawah persyaratan ini banyak
pembersih gigi harus ditemukan- bahwa harus membersihkan permukaan gigi
tanpa harus menggores, harus tidak toksik dan bahwa harus mempunyai
pengaroma menyegarkan yang menyenangkan- sedikit permintaan teknis
ditambahkan untuk kualitas yang diinginkan dari pasta gigi.
1. Pasta gigi harus cukup lembut, mudah ditekan keluar dari tube dan
menjadi tersebar pada sikat gigi, tetapi tidak terlalu lembut sehingga tidak
merosot ke sikat gigi. Konsistensi ini harus bertahan tetapi stabil pada
jarak suhu 5-35oC (sebenarnya jarak suhu tergantung pada iklim dari
negara dimana produk digunakan) pada periode waktu yang lama.
2. Selama tube terbuka, pasta gigi harus tidak kering menjadi kerak yang
keras pada mulut tube.
3. Pasta gigi harus tidak berinteraksi dengan bahan tube.
Menurut Modern cosmet (266-267)
- 29 -
Serbuk gigi adalah sediaan yang umum dan paling sederhana kandungan
bentuk pembersih giginya dan paling murah. Walaupun tidak begitu baik
sekali atau umumnya dipertimbangkan dapat diterima sebagai pasta gigi dan
tetap bertahan di pasaran, sebagian besar di USA (sebanyak 10 % dari total
pembersih gigi di pasaran).
Bagian dari deterjen akan tergantung pada pembusaan yang diinginkan dalam
produk dan kelarutannya : peningkatan yang sama dibuat dalam kandungan
magnesium peroksida, berisi kapur yang diendapkan yang diatur untuk
membawa ke total 100 %.
Menurut Jellineck (276)
Sabun gigi (padat dan cair). Sebagai tambahan untuk serbuk gigi dan pasta
gigi, ada 2 tipe lain dari sediaan pembersih gigi-sabun gigi padat dan cair.
Sabun gigi padat digiling dari campuran 50-80 % abrasiv dan 20-50 %
kepingan sabun. Kita tidak mendiskusikan produk ini secara jelas karena
penggunaannya dibatasi saat ini dan tidak menawarkan keuntungan daripada
produk serbuk atau pasta.
Sabun gigi cair terdiri dari larutan berair dari surfaktan dengan penambahan
bahan pengental dan mungkin bahan lain. Serbuk gigi cair tidak mengandung
abrasiv dan aksinya pada permukaan gigi secara khusus ringan yang menurut
pandangan beberapa penulis, adalah keuntungan jang penting. Pada pihak lain,
efek pembersihannya tentu saja lebih sedikit dari pasta gigi.
Komposisi pembersih gigi (Balsam I; 461)
Pembersih gigi dapat disiapkan dalam berbagai bentuk fisik termasuk pasta,
serbuk, cairan dan batangan atau padatan. Dari ini, bentuk pasta dan serbuk adalah
yang paling penting. Bentuk cairan dan batangan ditemukan sedikit
penggunaannya di Amerika. Bentuk cairan telah mendapat kepopuleran karena
tidak cukup abrasiv untuk mempertahankan kebersihan gigi. Pembersih gigi
bentuk batangan adalah yang paling umum di Eropa. Bentuk ini terdiri dari bahan
pengkilau yang biasa, dari 20-30 % sabun keras dan cukup gliserol dan minyak
pengaroma untuk memperlihatkan penampilan yang menarik dan aroma. Serbuk
gigi mengandung abrasiv, deterjen aktif permukaan, minyak pengaroma dan bahan
pemanis, biasanya sakarin sebagai tambahan untuk kandungan serbuk, pasta gigi
mengandung air, humektan, pengikat dan pengawet.
- 30 -
1. Abrasiv
Abrasiv adalah bahan pembersih yang berfungsi :
a.
Membersihkan kotoran dan sisa noda dari gigi.
b.
Mengilaukan permukaan gigi.
Secara normal abrasiv ini putih tetapi banyak warna dapat diterima
penampilannya untuk hasil akhir produk yang dapat digunakan. Abrasiv harus
bercampur dengan bahan-bahan yang tertinggal dalam formula dan memiliki
ukuran partikel yang membentuk debu jika digunakan sebagai serbuk, namun
cukup kecil sehingga tidak terasa berbutir di mulut. Abrasiv harus bebas dari
rasa tanah dan seharusnya tidak toksik. Abrasiv digunakan dalam pembersih
gigi harus dipilih sehingga menghasilkan efek pembersihan yang maksimum
dengan abrasiv yang minimal.
Abrasiv yang paling luas digunakan adalah Kalsium karbonat ,
dibasik kalsium karbonat dihidrat, dibasik kalsium posfat anhidrat, trikalsium
posfat, kalsium piroposfat, Na metaposfat tidak larut, alumina terhidrasi
(Balsam I;461).
Abrasiv. Fungsi dari pembersih gigi adalah membantu dan menolong sikat gigi
dalam membersihkan lapisan permukaan gigi dan membersihkan celah antar
gigi dengan aksi mekanik sikat gigi. Bahan
yang membantu membersihkan hilangnya kotoran dari gigi adalah abrasiv yang
utama, dimana telah dicampurkan dalam pembersih gigi (Jellineck; 341).
Untuk mempunyai efek penggosokan bahan yang digunakan sebagai abrasiv
harus diserbukkan dan keras tetapi tidak terlalu keras sehingga mengikis email.
Abrasiv harus tidak toksik atau seharusnya tidak memiliki rasa yang tidak
menyenangkan. Abrasiv biasanya tidak larut air. Berdasarkan tingkat kekerasan
dan struktur kimianya, aksi abrasiv dari berbagai bahan juga tergantung dari
ukuran partikel dan kemurnian bahan. Ukuran partikel dalam tingkat yang
diberikan tidak pernah seragam; diameter partikel bervariasi dalam tingkat
tertentu. Jumlah paling tinggi adalah partikel yang terbesar, berefek abrasiv
yang kuat. Endapan kapur (CaCO3) yang paling umum digunakan. Ini terdapat
dalam tingkat yang berbeda yang bervariasi dalam berat jenisnya (ukuran
partikel) dalam struktur kristal. Tingtur yang paling rendah biasanya
dicampurkan dalam pasta gigi karena pasta didasarkan pada endapan kapur ini
tidak keras sedangkan serbuk gigi digunakan tingkatan yang lebih tinggi
sehingga tidak mudah membubuk (Keithler; 264).
Abrasiv adalah serbuk hablur putih tidak berbau, tidak berasa (FI III; 120).
Menurut Balsam I (972)
Seperti dinyatakan oleh Wright dan Fenske, endapan kalsium karbonat
digunakan 50 % dalam pasta gigi diterima dalam Acephil Dentil Remedia :
1935.
Surfaktan
Pengujian dari tiga belas pasta gigi yang dipasarkan pada tahun 1930,
menyatakan bahwa kira-kira setengah dari pasta gigi adalah tipe pembusa dan
bahwa pembusaan dihasilkan dengan adanya sabun. Pembuatan dari pembersih
- 31 -
gigi yang mengandung sabun, konsumen lebih memilih yang berbusa daripada
yang tidak berbusa (Balsam I; 484).
Bahan pembersih; kebanyakan produk pasta gigi diperoleh dengan
menggunakan sabun karena diputuskan efek sampingnya oleh pengaroma.
Bahkan, Na lauril sulfat murni digunakan pada tingkat yang sangat baik dengan
perkembangan deterjen sintetik lainnya. Deterjen sintetik ini memiliki
kemampuan pembusaan yang lebih besar daripada sabun dan juga dapat
digunakan dalam jumlah kecil termasuk pengaroma (Kithler; 391).
Menurut Jellineck (267)
Surfaktan bertindak sebagai bahan pendispersi untuk bahan pengkilau dan
mendukung aksi pembersihan dalam sediaan (Jellineck; 267).
Na-lauril sulfat digunakan sebagai deterjen, bahan pembusaan dalam pembersih
gigi 1-2 %, pH 7-9,5 (1 % larutan berair) (Exp; 271-272).
Na-lauril sulfat merupakan kristal putih yang mempunyai sedikit sifat busa.
Penggunaan yang diulangi dua kali sehari tidak menyebabkan gejala klinis atau
histologi, dari iritasi membran mukosa oral dari anjing muda. Tidak ada bukti
iritasi pada subjek yang menggunakan pembersih gigi yang mengandung 2 %
Na-lauril sulfat. Epstein dkk melaporkan bahwa toksisitas akut sistemik dari
Na-lauril sulfat yang timbul dapat diabaikan. Halton, Fosdick, dan Calandira
melaporkan bahwa alkohol tersulfat lebih tinggi tidak toksik dalam jumlah 1-2
% digunakan dalam pembersih gigi.
Dalam laporan farmakologi, Na-lauril sulfat dewan perawatan gigi
dari American Dental Assosiation menitikberatkan bahwa Na-alkil sulfat dalam
jumlah yang sama lebih mengiritasi dan lebih toksik dibandingkan sabun USP
X. Na-lauril sulfat juga adalah deterjen yang lebih aktif kemudian digunakan
dalam pasta gigi dalam konsentrasi rendah daripada dalam pembersih sabun
USP X. Bukti yang ada kemudian mengindikasikan konsentrasi yang efektif
dalam pembersih gigi, Na-alkil sulfat tidak lebih mengiritasi atau toksik
dibandingkan sabun USP X. Studi klinik termasuk pembersih gigi yang
mengandung Na-lauril sulfat yang digunakan sampai periode dua tahun
mengkonfirmasikan bahwa keamanan yang lengkap dari Na-lauril sulfat pada
konsentrasi dua persen atau kurang dalam uji pembersih gigi (Balsam I; 487).
3. Pemanis
Dalam aturan umum, Na-sakarin digunakan untuk memaniskan pasta gigi,
walaupun dalam beberapa hal glukosa jarang digunakan. Ada dua alasan
utama sakarin lebih dipilih daripada gula adalah karena sedikit sakarin dapat
digunakan daripada gula untuk memaniskan jumlah yang sama daripada
pasta, dan juga gula cenderung untuk mengkristal pada mulut tube, dan
kemudian sering menyumbatnya dan memberikan produk yang
penampilannya tidak diinginkan (Keithler; 341).
Pemanis ditawarkan untuk memberikan pasta rasa yang menyenangkan
(Jellinck; 267).
Pemanis yang umum digunakan adalah sakarin yang secara umum ada
dalam jumlah 0,05-0,25 % dari pasta gigi. Ada bukti yang kuat yang
- 32 -
- 33 -
Dalam penyiapan pasta gigi, abrasif dicampur dengan fase air yang termasuk
humektan. Fungsi penting dari humektan adalah mempertahankan saat pasta
dipaparkan oleh udara kemudian mencegah pasta dari kekerasan.
Gliserol, sorbitan dan propilenglikol adalah humektan yang paling
umum digunakan dalam pasta gigi, gliserol dan sorbitol mempunyai rasa
yang manis. Propilenglikol memiliki rasa yang agak pahit. Dalam keadaan
yang baik, larutan berair dari poliiol memungkinkan pertumbuhan dari
bakteri atau jamur. Kemudian larutan humektan harus mengandung
pengawet, yang ditambahkan khususnya jika disimpan dalam periode waktu
yang lama, untuk digunakan dalam pembuatan pembersih gigi. Asam
benzoat dan ester dari asam p-hidroksibenzoat telah direkomendasikan untuk
penggunaan ini (Balsam; 489-490).
Yang paling penting dari pandangan tentang munculnya penggunaan gliserin
sebagai humektan, karena hasil akhir pasta yang memiliki permukaan halus
yang baik. Ini tidak selalu berguna dari pandangan ekonomis dan untuk
alasan ini banyak pabrik yang menggunakan larutan sorbitol komersial
dalam beberapa jumlah yang dibutuhkan untuk menjamin permukaan halus
daripada pasta akhir dan juga memberikan sifat humektan yang diinginakan
senyawa lain, seperti propilenglikol mungkin digunakan untuk
menggantikan semua baagian dari gliserin. Penulis menyebuitkan ini hanya
sebagai saran dan tidak menawarkan jaminan bahwa akan memberikan
kepuasan (Keithler;342).
Konsentrasi gliserin sebagai humektan sampai 30 % (Exp; 124).
Natrium silikat juga sering ditambahkan sebagai inhibitor korosi untuk pasta
alkali dalam tube alumunium, korosi adalah keadaan dimana pasta
mengandung jumlah elektrolit atau kloroform yang dapat terhidrolisa.
Tingkat relatif tinggi dari gliserin dalam fase air dikatakan sekitar 80 % dan
mengurangi bahaya dari jenis korosi ini (Modrn Cosmet; 264).
- 34 -
- 35 -
- 36 -
- 37 -
Kelarutan
Penyimpanan
Kegunaan
Stabilitas
Incomp
- 38 -
- 39 -
Incomp
Kegunaan
Konsentrasi
7. Menthol (FI III; 362)
Nama resmi
Sinonim
RM / BM
Pemerian
Kelarutan
Penyimpanan
Kegunaan
Konsentrasi
V. Perhitungan Bahan
Dibuat 30 g, dilebihkan 10 % = 33 g
Kalsium karbonat : 45 % X 33 g = 14,85 g
Na-lauril sulfat
: 1,5 % X 33 g = 0,495 g
Sakarin
: 0,1 % X 33 g = 0,033 g
Na-CMC
: 2 % X 33 g = 0,66 g
Gliserol
: 28 % X 33 g = 9,24 g
Menthol
: 2 % X 33 g = 0,66 g
Metil paraben
: 0,1 % X 33 g = 0,033 g
Peppermint oil
: 0,5 % X 33 g = 0,165 g
Aquadest
: 22,8 % X 33 g = 7,524
- 40 -
Etiket
- 41 -
NOOdent
Isi bersih : 30 g
Gigi kuat, gusi sehat, dan memebrikan sensasi dingin
Noodent adalah pasta gigi yang membersihkan sisa makanan dan
plak pada gigi, sekaligus memberikan sensasi dingin untuk
mengatasi panas dimulut.
Menggosok gigi secara teratur dengan NOOdent menjadikan gigi
lebih kuat, gusi tetap sehat dan emmebrikan rasa nyaman pada
mulut.
Komposisi : Kalsium karbonat, Na- lauril sulfat, sakarin, gliserol,
menthol, pepermint, Na- CMC, metil paraben.
Untk hasil terbaik gunakan pasta sepanjang bulu sikat, dan gosok
gigi di pagi hari dan malam hari sebelum tidur
No. Reg : POM CD1301301597
Produksi :
PT. ERMIA FARMA
MAKASSAR - INDONESIA
- 42 -
- 43 -