Professional Documents
Culture Documents
Manuscript Chairul Adilla Ardy
Manuscript Chairul Adilla Ardy
Disusun oleh :
Chairul Adilla Ardy, S.Ked
Kata kunci Dispepsia syndrom, Plantar Fasciitis, Family Medicine Service, Behaviour
Kata kunci: Sindrom Dispepsia, Plantar Fasciitis, Pelayanan Kedokteran Keluarga, Perilaku
LATAR BELAKANG
Dispepsia merupakan sindroma atau kumpulan
keluhan berupa nyeri atau rasa tidak nyaman pada
ulu hati, mual, kembung, muntah, sendawa, rasa
cepat kenyang, dan perut merasa penuh/begah.
Keluhan tersebut dapat secara bergantian dirasakan
pasien atau bervariasi baik dari segi jenis keluhan
atau pun kualitasnya.1
Dispepsia berada pada peringkat ke 10 dengan
proporsi 1,5% untuk kategori 10 jenis penyakit
terbesar pada pasien rawat jalan di seluruh rumah
sakit di Indonesia. Tahun 2004, dispepsia
menempati urutan ke 15 dari daftar 50 penyakit
dengan pasien rawat inap terbanyak di Indonesia
dengan proporsi 1,3% dan menempati urutan ke 35
dari daftar 50% penyebab kematian dengan PMR
0,6%.2
Penyebab yang menimbulkan terjadinya dispepsia
fungsional, yaitu faktor diet dan lingkungan,
ambang rangsang persepsi, sekresi asam lambung,
infeksi Helicobacter pylori.1 Ditemukan ada
pengaruh pola makan terhadap dispepsia
fungsional. Pola makan yang tidak teratur mungkin
menjadi predisposisi untuk gejala gastrointestinal
yang
menghasilkan
hormon-hormon
gastrointestinal yang tidak teratur sehingga akan
mengakibatkan
terganggunya
motilitas
gastrointestinal.3 Tingkat stres juga mempengaruhi
dengan gejala dispepsia. Semakin tinggi tingkat
stres, maka semakin tinggi risiko untuk mengalami
dispepsia. Stres adalah suatu reaksi fisik dan psikis
terhadap setiap tuntutan yang menyebabkan
ketegangan dan mengganggu stabilitas kehidupan
sehari-hari. Adanya rangsangan emosional kuat
dapat meningkatkan pengeluaran asam basal
melalui saraf parasimpatis (vagus).1
Kebiasaan mengkonsumsi makanan dan minuman,
seperti makan pedas, asam, minum teh, kopi, dan
minuman berkarbonasi dapat meningkatkan resiko
munculnya gejala dispepsia. Suasana yang sangat
asam di dalam lambung dapat membunuh
organisme patogen yang tertelan bersama makanan.
4
Namun, bila barier lambung telah rusak, maka
suasana yang sangat asam di lambung akan
memperberat iritasi pada dinding lambung. 1Faktor
yang memicu produksi asam lambung berlebihan,
diantaranya beberapa zat kimia, seperti alkohol,
umumnya obat penahan nyeri, asam cuka. Makanan
dan minuman yang bersifat asam, makanan yang
pedas serta bumbu yang merangsang, misalnya
jahe, merica. Pertumbuhan remaja menuju dewasa
diiringi dengan meningkatnya partisipasi kehidupan
sosial dan aktivitas dapat menimbulkan dampak
terhadap apa yang mereka makan.5
Plantar Fasciitis adalah inflamasi pada fascia
plantar yaitu sebuah ligamen pada arkus kaki.
Terapi medikamentosa
Antasida 3 x 1
Domperidon 3 x 1
Neurodex 1x 1
Vitamin B komplek 1 x 1
DATA KELUARGA
2.
3.
4.
edukasi,
konseling,
medikamentosa.
5.
bukan
hanya
SARAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
DAFTAR PUSTAKA
1. Djojoningrat D, 2001. Dispepsia Fungsional. In :
Suyono, S.H., Buku Ajar: Ilmu Penyakit Dalam.
Edisi ke 3. Jakarta : Balai Penerbit FKUI, 153-155
2. Jones P.F., Brunt P.W., Gowat N.A., 1985.
Integrated Clinical Science: Gastroenterology.
London: Willian Heinemann Medical Books, 70-71
3. McGuigan J.E., 1995. Ulkus Peptikum dan
Gastritis. In : Isselbacher J.K., Braunwald E,
Wilson J.D., Martin J.B., Fauci A.S., Kasper D.L.,
Harrison : Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam vl
4. 13th ed. Jakarta: EGC, 1532-1534.
4. Redaksi, 2009. Mengatasi Gangguan Maag.
Yoyakarta : Banyu Media, 25-26
5. Reshentnikov O.V.,M Kurilovich S.A., Denisova
D.V., Zavyalova L.G., Tereshonok LN., 2001.
Prevalence od Dyspepsia and Irritable Bpwel
Syndrome Among Adolescent of Novosibirk,
Institute of Internal Medicine Russia. Int. J
Circumpolar Health 60 (2): 253
6. Sayogo S, 2006. Gizi Remaja Putri, Yayasan
Pengembangan Medik Indonesia Jakarta: FKUI,
42-47
7. Joshua Dubin, DC, CCSP, CSCS. Evidence
Based Treatment for Plantar Fasciitis. 2007
8. Woelffer KE, Figura MA, Sandberg NS, Snyder
NS. Five-year follow-up results of instep plantar
fasciotomy for chronic heel pain. J Foot Ankle
Surg. Jul-Aug 2000;39(4):218-23
9. Riddle DL, Pulisic M, Pidcoe P, Johnson RE.
Risk factors for Plantar fasciitis: a matched case-