Sungguh merupakan hal yang ironis(menyedihkan/tidak sepatutnya terjadi) apabila
telinga kita mendengar bahkan kita sendiri 'terjun' dalam perayaan valentine tersebut tanpa mengetahui sejarah valentine itu sendiri. Valentine yang setiap tahunnya jatuh pada tanggal 14 februari sebenarnya adalah seorang martyr (dalam Islam disebut 'Syuhada') yang karena kesalahan dan bersifat 'dermawan' maka dia diberi gelaran Saint atau Santo dan dia meninggal karena dibunuh, dan sampai sekarang dirayakan untuk dikenang sebagai acara keagamaan orang nasrani yang berkedok menyampaikan rasa kasih sayang kepada sesama, dengan kata lain kita turut merayakan upacara keagamaan orang nasrani. Dari hal tersebut akan memunculkan sebuah pertanyaan. Dan pertanyaannya adalah Apakah kita sebagai seorang muslim juga boleh ikut merayakan hari valentine dengan saling mengungkapkan rasa sayang khas hari kaula muda tersebut ? Mari kita renungkan firman Allah s.w.t.: Dan Janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya. (Surat Al-Isra : 36) Dalam Islam kata tahu berarti mampu mengindera(mengetahui) dengan seluruh panca indera yang dikuasai oleh hati. Pengetahuan yang sampai pada taraf mengangkat isi dan hakikat sebenarnya. Bukan hanya sekedar dapat melihat atau mendengar. Bukan pula sekadar tahu sejarah, tujuannya, apa, siapa, kapan(bila), bagaimana, dan di mana, akan tetapi lebih dari itu. Oleh kerana itu Islam amat melarang kepercayaan yang membonceng(mendorong/mengikut) kepada suatu kepercayaan lain atau dalam Islam disebut Taqlid. Firman Allah s.w.t. dalam Surah AL Imran (keluarga Imran) ayat 85 : Barangsiapa yang mencari agama selain agama Islam, maka sekali-sekali tidaklah diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi. Agama Islam adalah agama kasih sayang dan menganjurkan untuk berkasih sayang, bahkan lebih sekedar itu, Nabi Muhammad Saw. diberi nama Rauf dan Rahim(amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin). Allah Swt. berfirman : Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin. (QS. At-Taubah : 128) Tapi, kasih sayang yang dimaksud oleh Islam adalah kasih sayang yang berada dalam koridor Islam, dan mengikuti cara-cara yang dibuat oleh Nabi Saw, yaitu dibungkus dengan iman, bukan kasih sayang yang dibingkai dengan syahwat dan nafsu. Kasih sayang yang permanen bukan kasih sayang satu jam untuk sehari, dan sehari untuk satu tahun. Valentine Day yang dirayakan oleh orang-orang Barat dan orang-orang kebaratbaratan tersebut bukan kasih sayang itu, yang dimaksud oleh syariat Islam, Velentine Day pada hakikatnya adalah upacara keagamaan non muslim, yang telah bergeser menjadi hari persaudaraan dan kasih sayang yang pada akhirnya menjadi suatu modus untuk merusak akidah umat Islam, dan upaya untuk pembaratan (westernisasi), maka Islam dengan mengatas namakan kasih sayang kepada pemeluknya mengharamkan perayaan Velentine Day.