Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
negara maju ataupun negara berkembang. Untuk memenuhi kebutuhan populasi yang terus
meningkat, harus diproduksi bahan-bahan kebutuhan dalam jumlah yang besar melalui industri.
Kian hari kebutuhan-kebutuhan itu harus dipenuhi. Karena itu mendorong semakin
berkembangnya industri, hal ini akan menimbulkan akibat antara lain:
1.
Sumber Daya Alam (SDA) yang diambil dari lingkungan semakin besar, baik macam
maupun jumlahnya.
2.
mengeluarkan limbah juga, seperti limbah rumah tangga yang dapat mencemari lingkungan.
3.
Muncul bahan-bahan sintetik yang tidak alami (insektisida, obat-obatan, dan sebagainya)
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memperluas pengetahuan tentang
pencemaran lingkungan beserta dampak yang ditimbulkannya terhadap lingkungan dan
kesehatan manusia juga cara mencegah dan menanggulanginya.
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah kita dapat mengetahui lebih dalam tentang
masalah pencemaran lingkungan beserta dampak yang ditimbulkannya juga cara mencegah dan
menanggulanginya.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Menurut UU No. 32 tahun 2009, pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup
oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan.
Menurut Salim yang dikutip oleh Utami (2005) pencemaran udara diartikan sebagai
keadaan atmosfir, dimana satu atau lebih bahan-bahan polusi yang jumlah dan konsentrasinya
dapat membahayakan kesehatan mahluk hidup, merusak properti, mengurangi kenyamanan di
udara. Berdasarkan definisi ini maka segala bahan padat, gas dan cair yang ada di udara yang
dapat menimbulkan rasa tidak nyaman disebut polutan udara.
Sedangkan menurut Mukono (2006), yang dimaksud pencemaran udara adalah
bertambahnya bahan atau substrat fisik atau kimia ke dalam lingkungan udara normal yang
mencapai sejumlah tertentu, sehingga dapat dideteksi oleh manusia (atau yang dapat dihitung
dan diukur) serta dapat memberikan efek pada manusia, binatang, vegetasi dan material karena
ulah manusia (man made).
Pencemaran udara diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat asing di dalam
udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari keadaan normalnya (Wisnu,
Dampak pencemaran lingkungan : 27)
Jadi, pencemaran udara adalah masuknya atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke
dalam atmosfir yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan, gangguan pada
kesehatan manusia secara umum serta menurunkan kualitas lingkungan.
Pencemaran dapat terjadi dimana-mana. Bila pencemaran tersebut terjadi di dalam
rumah, di ruang-ruang sekolah ataupun di ruang-ruang perkantoran maka disebut sebagai
pencemaran dalam ruang (indoor pollution). Sedangkan bila pencemarannya terjadi di
lingkungan rumah, perkotaan, bahkan regional maka disebut sebagai pencemaran di luar
ruang (outdoor pollution).
Umumnya, polutan yang mencemari udara berupa gas dan asap. Gas dan asap tersebut
berasal dari hasil proses pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna, yang dihasilkan oleh
4
mesin-mesin pabrik, pembangkit listrik dan kendaraan bermotor. Selain itu, gas dan asap
tersebut merupakan hasil oksidasi dari berbagai unsur penyusun bahan bakar, yaitu: CO2
(karbondioksida), CO (karbonmonoksida), SOx (belerang oksida) dan NOx (nitrogen oksida).
Senyawa karbon, yaitu hidrokarbon, hidrokarbon teroksigenasi, dan karbon oksida (CO
Senyawa halogen, yaitu flour, klorin, hydrogen klorida, hidrokarbon terklorinasi, dan
bromin.
b.
Partikel
Partikel yang di atmosfer mempunyai karakteristik yang spesifik, dapat berupa zat padat
maupun suspense aerosol cair sulfur di atmosfer. Bahan partikel tersebut dapat berasal dari
proses kondensasi, proses (misalnya proses menyemprot/ spraying) maupun proses erosi bahan
tertentu.
2.
Polutan Sekunder
Polutan sekunder adalah substansi pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-
pencemar primer di atmosfer sekunder biasanya terjadi karena reaksi dari dua atau lebih bahan
kimia di udara, misalnya reaksi foto kimia. Sebagai contoh adalah disosiasi NO2 yang
menghasilkan NO dan O radikal.
5
Proses kecepatan dan arah reaksinya dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain:
a)
b)
Derajat fotoaktivasi
c)
Kondisi iklim
d)
Ada beberapa polutan yang dapat menyebabkan pencemaran udara, antara lain:
Karbon monoksida, Nitrogen dioksida, Sulfur dioksida, Partikulat, Hidrokarbon, CFC,
Timbal dan Karbondioksida.
1. Karbon monoksida (CO)
Gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan bersifat racun. Dihasilkan dari pembakaran
tidak sempurna bahan bakar fosil, misalnya gas buangan kendaraan bermotor.
2. Nitrogen dioksida (NO2)
Gas yang paling beracun. Dihasilkan dari pembakaran batu bara di pabrik, pembangkit
energi listrik dan knalpot kendaraan bermotor.
3. Sulfur dioksida (SO2)
Gas yang berbau tajam, tidak berwarna dan tidak bersifat korosi. Dihasilkan dari
pembakaran bahan bakar yang mengandung sulfur terutama batubara. Batubara ini biasanya
digunakan sebagai bahan bakar pabrik dan pembangkit tenaga listrik.
4. Partikulat (asap atau jelaga)
Polutan udara yang paling jelas terlihat dan paling berbahaya. Dihasilkan dari cerobong
pabrik berupa asap hitam tebal.
Macam-macam partikel, yaitu :
a. Aerosol : partikel yang terhambur dan melayang di udara
b. Fog (kabut) : aerosol yang berupa butiran-butiran air dan berada di udara
c. Smoke (asap) : aerosol yang berupa campuran antara butir padat dan cair dan melayang
berhamburan di udara
d. Dust (debu) : aerosol yang berupa butiran padat dan melayang-layang di udara
5. Hidrokarbon (HC)
Uap bensin yang tidak terbakar. Dihasilkan dari pembakaran bahan bakar yang tidak
sempurna.
6. Chlorofluorocarbon (CFC)
Gas yang dapat menyebabkan menipisnya lapisan ozon yang ada di atmosfer bumi.
Dihasilkan dari berbagai alat rumah tangga seperti kulkas, AC, alat pemadam kebakaran,
pelarut, pestisida, alat penyemprot (aerosol) pada parfum dan hair spray.
7. Timbal (Pb)
Logam berat yang digunakan manusia untuk meningkatkan pembakaran pada kendaraan
bermotor. Hasil pembakaran tersebut menghasilkan timbal oksida yang berbentuk debu atau
partikulat yang dapat terhirup oleh manusia.
8. Karbon dioksida (CO2)
Gas yang dihasilkan dari pembakaran sempurna bahan bakar kendaraan bermotor dan
pabrik serta gas hasil kebakaran hutan.
BAB III
ISI
Pembangunan yang berkembang pesat dewasa ini, khususnya dalam industri dan
teknologi, serta meningkatnya jumlah kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar fosil
(minyak) menyebabkan udara yang kita hirup di sekitar kita menjadi tercemar oleh gas-gas
buangan hasil pembakaran.
Secara umum penyebab pencemaran udara ada 2 macam, yaitu :
a. Karena faktor internal (secara alamiah), contoh:
1.
2.
Abu (debu) yang dikeluarkan dari letusan gunung berapi berikut gas-gas vulkanik.,
3.
1.
2.
3.
keasaman) kurang dari 5,6. Pencemar udara seperti SO2 dan NO2 bereaksi dengan air hujan
membentuk asam dan menurunkan pH air hujan. Dampak dari hujan asam ini antara lain:
Merusak tanaman
Dengan bantuan cahaya matahari, senyawa tersebut akan diubah menjadi tetesan-tetesan asam
yang kemudian turun ke bumi sebagai hujan asam. Namun, bila H2SO2 dan HNO2 dalam bentuk
butiran-butiran padat dan halus turun ke permukaan bumi akibat adanya gaya gravitasi bumi,
maka peristiwa ini disebut dengan deposisi asam.
SO2 dan NOx (NO2 dan NO3) yang dihasilkan dari proses pembakaran bahan bakar fosil
(kendaraan bermotor) dan pembakaran batubara (pabrik dan pembangkit energi listrik) akan
menguap ke udara. Sebagian lainnya bercampur dengan O2 yang dihirup oleh makhluk hidup dan
sisanya akan langsung mengendap di tanah sehingga mencemari air dan mineral tanah.
2. Penipisan Lapisan Ozon
Ozon (O3) adalah senyawa kimia yang memiliki 3 ikatan yang tidak stabil. Di atmosfer, ozon
terbentuk secara alami dan terletak di lapisan stratosfer pada ketinggian 15-60 km di atas
permukaan bumi. Fungsi dari lapisan ini adalah untuk melindungi bumi dari radiasi sinar
ultraviolet yang dipancarkan sinar matahari dan berbahaya bagi kehidupan.
Namun, zat kimia buatan manusia yang disebut sebagai ODS (Ozone Depleting
Substances) atau BPO (Bahan Perusak Ozon) ternyata mampu merusak lapisan ozon sehingga
akhirnya lapisan ozon menipis. Hal ini dapat terjadi karena zat kimia buatan tersebut dapat
membebaskan atom klorida (Cl) yang akan mempercepat lepasnya ikatan O3 menjadi O2.
Lapisan ozon yang berkurang disebut sebagai lubang ozon (ozone hole).
Diperkirakan telah timbul adanya lubang ozon di Benua Artik dan Antartika. Oleh karena
itulah, PBB menetapkan tanggal 16 September sebagai hari ozon dunia dengan tujuan agar
lapisan ozon terjaga dan tidak mengalami kerusakan yang parah.
Lapisan ozon yang berada di stratosfer (ketinggian 20-35 km) merupakan pelindung
alami bumi yang berfungsi menyaring radiasi ultraviolet B dari matahari. Pembentukan dan
penguraian molekul-molekul ozon (O3) terjadi secara alami di stratosfer. Emisi CFC yang
mencapai stratosfer dan bersifat sangat stabil menyebabkan laju penguraian molekul-molekul
ozon lebih cepat dari pembentukannya, sehingga terbentuk lubang-lubang pada lapisan ozon.
Kerusakan
lapisan
ozon
menyebabkan
sinar
UV-B
matahari
tidak
tersaring
dan
Pencairan es di kutub
10
Akibatnya, suhu di seluruh permukaan bumi menjadi semakin panas (pemanasan global).
Peristiwa ini sama dengan yang terjadi di rumah kaca. Rumah kaca membuat suhu di
dalam ruangan rumah kaca menjadi lebih panas bila dibandingkan di luar ruangan. Hal ini dapat
terjadi karena radiasi matahari yang masuk ke dalam rumah kaca tidak dapat keluar
dijumpai
saluran
pernapasan
akut),
termasuk
di
a.
Penyakit Antrakosis
Merupakan penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh pencemaran debu
batubara. Penyakit ini biasanya dijumpai pada pekerja tambang batubara atau pekerja yang
banyak melibatkan penggunaan batubara seperti power plant (pembangkit listrik tenaga uap.
Masa inkubasi penyakit ini antara 2-4 tahun yang ditandai dengan sesak napas
b.
Penyakit Silikosis
Penyakit yang disebabkan oleh pencemaran debu silika bebas, berupa SiO2, yang terhisap
masuk ke dalam paru-paru dan kemudian mengendap. Debu silika ini banyak terdapat di industri
11
besi baja, keramik, pengecoran beton, proses permesinan seperti mengikir, menggerinda. Di
samping itu debu silika juga terdapat di penambangan bijih besi, timah putih, dan tambang batu
bara. Penyakit silikosis akan lebih buruk lagi, kalau penderita sebelumnya sudah menderita
penyakit TBC paru-paru, bronchitis kronis, astma broonchiale dan penyakit pernapasan lainnya.
Pada awalnya, penyakit silikosis ditandai dengan sesak napas yang disertai dengan batuk-batuk
tanpa dahak.
c.
Penyakit Asbestosis
Merupakan penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh debu atau serat asbes yang
mencemari udara. Asbes merupakan campuran berbagai macam silikat terutama selain
mempengaruhi keadaan lingkungan alam, pencemaran udara juga membawa dampak negatif
bagi kehidupan makhluk hidup (organisme), baik hewan, tumbuhan dan manusia
Dampak pencemaran udara bagi manusia, antara lain:
1. Karbon monoksida (CO)
Mampu mengikat Hb (hemoglobin) sehingga pasokan O2 ke jaringan tubuh terhambat.
Hal tersebut menimbulkan gangguan kesehatan berupa; rasa sakit pada dada, nafas pendek, sakit
kepala, mual, menurunnya pendengaran dan penglihatan menjadi kabur. Selain itu, fungsi dan
koordinasi motorik menjadi lemah. Bila keracunan berat (70 80 % Hb dalam darah telah
mengikat CO), dapat menyebabkan pingsan dan diikuti dengan kematian.
2. Nitrogen dioksida (SO2)
Dapat menyebabkan timbulnya serangan asma.
3. Hidrokarbon (HC)
Menyebabkan kerusakan otak, otot dan jantung.
4. Chlorofluorocarbon (CFC)
Menyebabkan melanoma (kanker kulit) khususnya bagi orang-orang berkulit terang,
katarak dan melemahnya sistem daya tahan tubuh
5. Timbal (Pb)
Menyebabkan gangguan pada tahap awal pertumbuhan fisik dan mental serta
mempengaruhi kecerdasan otak.
6. Ozon (O3)
Menyebabkan iritasi pada hidung, tenggorokan terasa terbakar dan memperkecil paruparu.
12
7. NOx
Menyebabkan iritasi pada paru-paru, mata dan hidung.
Dampak Pencemaran Udara Bagi Kehidupan Hewan
1. Penipisan lapisan ozon
Menimbulkan kanker mata pada sapi, terganggunya atau bahkan putusnya rantai
makanan pada tingkat konsumen di ekosistem perairan karena penurunan jumlah fitoplankton.
2. Hujan asam
Menyebabkan pH air turun di bawah normal sehingga ekosistem air terganggu.
3. Pemanasan global
Penurunan hasil panen perikanan. Selain membawa dampak negatif pada kehidupan
hewan, pencemaran udara juga mampu merusakkan bangunan dan candi-candi. Iklim dunia yang
berubah polanya mengakibatkan timbulnya kemarau panjang, bencana alam dan naiknya
permukaan laut. Kemarau panjang memicu terjadinya kebakaran hutan dan menurunnya
produksi panen, bencana alam (banjir, gempa, tsunami) banyak terjadi dan permukaan laut yang
meninggi akan mengakibatkan tenggelamnya pulau-pulau kecil dan daerah-daerah pesisir pantai.
Dampak Pencemaran Udara Bagi Tumbuhan
1. Hujan Asam
- Merusak kehidupan ekosistem perairan, menghancurkan jaringan tumbuhan (karena
memindahkan zat hara di daun dan menghalangi pengambilan Nitrogen) dan
mengganggu pertumbuhan tanaman.
- Melarutkan kalsium, potasium dan nutrient lain yang berada dalam tanah sehingga tanah akan
berkurang kesuburannya dan akibatnya pohon akan mati.
2 Penipisan Lapisan Ozon
Merusak tanaman, mengurangi hasil panen (produksi bahan makanan, seperti beras,
jagung dan kedelai), penurunan jumlah fitoplankton yang merupakan produsen bagi rantai
makanan di laut.
3 Pemanasan global
Penurunan
hasil
panen
pertanian
dan
perubahan
keanekaragaman
hayati.
Keanekaragaman hayati dapat berubah karena kemampuan setiap jenis tumbuhan untuk bertahan
hidup berbeda-beda sesuai dengan kebutuhannya.
13
4 Gas CFC
Mengakibatkan tumbuhan menjadi kerdil, ganggang di laut punah, terjadi mutasi genetik
(perubahan sifat organisme).
a. Adsorbsi
Adsorbsi merupakan proses melekatnya molekul polutan atau ion pada permukaan zat padatadsorben-seperti karbon aktif dan silikat. Adsorben mempunyai sifat dapat menyerap zat lain
sehingga menempel pada permukaannya tanpa reaksi kimia serta memiliki daya kejenuhan yang
bersifat disposal (sekali pakai buang) atau dibersihkan dulu, kemudian digunakan lagi.
b. Absorbsi
Absorbsi merupakan proses penyerapan yang memerlukan solven yang baik untuk
memisahkan polutan gas dengan konsentrasinya. Metoe absorbs ini pada prinsipnya hampir sama
dengan metode adsorbsi, hanya bedanya bahwa emisi hidrokarbon mengalami kontak dengan
cairan di mana hidrokarbon akan larut atau tersuspensi.
c. Kondensasi
Kondensasi merupakan proses perubahan uap air atau bendda gas menjadi benda cair pada
suhu udara di bawah titik embun. Polutan gas diarahkan mencapai titik kondensasi tinggi dan
titik penguapan yang rendah, seperti hidrokarbon dan gas organic lainnya.
d. Pembakaran
Pembakaran merupakan proses untuk menghancurkan gas hidrokarbon yang terdapat di
dalam polutan dengan mempergunakan proses oksidasi panas yang disebut inceneration.
Iceneration merupakan salah satu metode dalam pengolahan limbah padat dengan menggunakan
pembakaran yang menghasilkan gas dan residu pembakaran.
14
2.
a.
Filter
Filter udara dimaksudkan untuk menangkap debu atau polutan partikel yang ikut keluar pada
cerobong atau stack pada permukaan filter, agar tidak ikut terlepas ke lingkungan sehingga hanya
udara bersih saja yang keluar dari cerobong. Penggunaan filter udara seharusnya disesuaikan
dengan sifat gas buangan yang keluar seperti berdebu banyak, besifat asam, bersifat alkalis dan
sebagainya. Beberapa contoh jenis filter yang banyak digunakan seperti cotton, nylon, orlon,
dacron, fiberglass, polypropylene, wool, nomex, tefloyn.
b.
Filter basah
Cara kerja filter basah atau scrubbers/wat collectors adalah membersihkan udara kotor
dengan cara menyemprotkan air dari bagian atas alat, sedangakan udara yang kotor dari bagian
bawah alat.
c.
Elektrostatik
Alat pengendap elektrostatik dapat digunakan untuk membersihkan udara kotor dalam
jumlah yang relative besar. Alat ini menggunakan arus searah (DC) yang mempunyai tegangan
antara 25-100 kv, berupa tabung silinder di mana dindingnya diberi muatan positif sedangkan di
tengah ada sebuah kawat yang merupakan pusat silinder, sejajar dinding silinder, diberi muatan
negative.
d.
Kolektor Mekanik
Mengendapkan polutan partikel yang ukurannya relative besar dapat dengan menggunakan
tenaga gravitasi. Pengendap siklon atau cyclone Separators adalah pengendap debu yang ikut
dalam gas buangan atau udara dalam ruang pabrik yang berdebu.
e.
Program penghijauan
Tumbuh-tumbuhan menyerap hasil pencemaran udara berupa karbon dioksida (CO2) dan
melepaskan oksigen (O2). Tumbuh-tumbuhan akan menghisap dan mengurangi polutan, dengan
melepaskan gas oksigen maka akan mengurangi jumlah polutan di udara.
Semakin banyak tumbuh-tumbuhan ditanam sebagai paru-paru kota maka kualitas udara akan
semakin sehat sehingga akan mendukung program langit biru (prolabir). Program penghijauan
ini seharusnya merupakan gerakan nasional agar semua pihak dapat berpartisipasi aktif.
15
f.
Ventilasi udara
Penggunaan dan penempatan ventilasi udara seharusnya disesuaikan dengan kebutuhan.
Perhatian utama yaitu tercukupnya kebutuhan gas oksigen (O2) dalam ruangan serta menjadikan
udara dalam ruangan bebas dari berbagai polutan. Bila akan menggunakan exhaust fan, maka
usahakan dekat dengan sumber pencemaran, agar polutan segera dapat keluar dalam ruangan.
2. Kerja bakti rutin di tingkat RT/RW atau instansiinstansi untuk membersihkan lingkungan dari
polutan.
3. Melokalisasi tempat pembuangan sampah akhir (TPA) sebagai tempat/pabrik daur ulang.
4. Menggunakan penyaring pada cerobong di kilang minyak atau pabrik yang menghasilkan asap
atau jelaga penyebab pencemaran udara.
5. Mengidentifikasi dan menganalisa serta menemukan alat atau teknologi tepat guna yang
berwawasan lingkungan setelah adanya musibah/kejadian akibat pencemaran udara, misalnya
menemukan bahan bakar dengan kandungan timbal yang rendah (BBG).
c. Program pemerintah
Selain usaha preventif dan kuratif, Pemerintah juga perlu mencanangkan programprogram
yang bertujuan untuk mengendalikan pencemaran, khususnya pencemaran udara, yaitu :
1. PROGRAM LANGIT BIRU yang dicanangkan sejak Agustus 1996. Bertujuan untuk
meningkatkan kembali kualitas udara yang telah tercemar, misalnya dengan melakukan uji emisi
kendaraan bermotor.
2. Keharusan membuat cerobong asap bagi industri/ pabrik.
3. Imbauan mengurangi bahan bakar fosil (minyak, batu bara) dan menggantinya dengan energi
Alternatif lainnya.
4. Membatasi beroperasinya mobil dan mesin pembakar yang sudah tua dan tidak layak pakai.
5. Larangan menggunakan gas CFC.
6. Larangan beredarnya insektisida berbahaya seperti DDT (dikhloro difenil trikhloro etana).
7. Melarang penggunaan CFC pada produksi kosmetika.
8. Menetapkan undang-undang dan hukum tentang pelaksanaan perlindungan lapisan ozon
d. Secara nasional dan internasional
Solusi untuk mengatasi polusi udara kota terutama ditujukan pada pembenahan sektor
transportasi, tanpa mengabaikan sektor-sektor lain. Hal ini kita perlu belajar dari kota-kota besar
lain di dunia, yang telah berhasil menurunkan polusi udara kota dan angka kesakitan serta
kematian yang diakibatkan karenanya :
1.
Pemberian izin bagi angkutan umum kecil hendaknya lebih dibatasi, sementara kendaraan
angkutan massal, seperti bus dan kereta api diperbanyak dan ditinjau sesuai denga kebutuhan.
17
2.
Pembatasan usia kendaraan, terutama bagi angkutan umum, perlu dipertimbangkan sebagai
salah satu solusi. Sebab, semakin tua kendaraan, terutama yang kurang terawat, semakin besar
potensi untuk memberi kontribusi polutan udara.
3.
Potensi terbesar polusi oleh kendaraan bermotor adalah kemacetan lalu lintas dan tanjakan.
Karena itu, pengaturan lalu lintas, rambu-rambu, dan tindakan tegas terhadap pelanggaran
berkendaraan dapat membantu mengatasi kemacetan lalu lintas dan mengurangi polusi udara.
4.
diistilahkan dengan polisi tidur justru merupakan biang polusi. Kendaraan bermotor akan
memperlambat laju.
5.
Uji emisi harus dilakukan secara berkala pada kendaraan umum maupun pribadi meskipun
secara uji petik (spot check). Perlu dipikirkan dan dipertimbangkan adanya kewenangan
tambahan bagi polisi lalu lintas untuk melakukan uji emisi di samping memeriksa surat-surat dan
kelengkapan kendaraan yang lain.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
18
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Menurut Mukono (2006), yang dimaksud pencemaran udara adalah bertambahnya bahan atau
substrat fisik atau kimia ke dalam lingkungan udara normal yang mencapai sejumlah tertentu,
sehingga dapat dideteksi oleh manusia (atau yang dapat dihitung dan diukur) serta dapat
memberikan efek pada manusia, binatang, vegetasi dan material karena ulah manusia (man
made).
Pencemaran udara diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat asing di dalam udara
yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari keadaan normalnya (Wisnu,
Dampak pencemaran lingkungan : 27)
Jadi, Pencemaran udara adalah masuknya, atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke
dalam atmosfir yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan, gangguan pada
kesehatan manusia secara umum serta menurunkan kualitas lingkungan.
Secara umum penyebab pencemaran udara ada 2 macam, yaitu : Karena faktor internal
(secara alamiah), contoh: debu yang beterbangan akibat tiupan angin, Abu (debu) yang
dikeluarkan dari letusan gunung berapi berikut gas-gas vulkanik., Proses pembusukan sampah
organik, dll. Dan karena faktor eksternal (karena ulah manusia), contoh: hasil pembakar bahan
bakar fosil, debu/serbuk dari kegiatan industri, pemakaian zat-zat kimia yang disemprotkan ke
udara
Pencemaran udara dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan alam, antara lain: hujan
asam, penipisan lapisan ozon dan pemanasan global.
Selain mempengaruhi keadaan lingkungan alam, pencemaran udara juga membawa dampak
negatif bagi kehidupan makhluk hidup (organisme), baik hewan, tumbuhan dan manusia.
Dampak pencemaran udara bagi manusia, antara lain: mampu mengikat Hb (hemoglobin)
sehingga pasokan O2 ke jaringan tubuh terhambat. Hal tersebut menimbulkan gangguan
kesehatan berupa; rasa sakit pada dada, nafas pendek, sakit, kepala, mual, menurunnya
pendengaran dan penglihatan menjadi kabur. Selain itu, fungsi dan koordinasi motorik menjadi
lemah. Bila keracunan berat (70 80 % Hb dalam darah telah mengikat CO), dapat
menyebabkan pingsan dan diikuti dengan kematian.
19
usaha
preventif
dan
kuratif,
Pemerintah
juga
perlu
mencanangkan
20
4.2 Saran
Pencemaran udara memiliki dampak yang sangat menbahayakan kehidupan di bumi, dampak
yang terjadi tidak hanya bagi manusia, hewan dan tumbuhan saja tetapi juga kepada lapisan
ozon bumi.
Jika melihat besarnya dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran udara maka sebaiknya
perlunya pengetahuan yang mendalam terhadap pencemaran udara. Perlunya pengetahuan
tentang cara cara mencegah serta menganggulangi efek dari pencemaran lingkungan perlu
dipelajari dengan seksama. Hal ini dilakukan agar dampak yang terjadi akibat pencemaran udara
dapat di tanggulangi dan di cegah sedini mungkin.
21
DAFTAR PUSTAKA
Daryanto. 2004. Masalah Pencemaran. Bandung : TARSITO.
Anonim. 2009. Polusi Udara.
http://oerleebook.files.wordpress.com/2009/10/polusi-udara.pdf
[di unduh pada tanggal 27 Oktober 2013]
Anonim. 2011. Pencemaran Udara.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21023/4/Chapter%20II.pdf
[di unduh pada tanggal 27 Oktober 2013]
Rahman. 2012. Dampak Pencemaran Lingkungan.
http://rahmankesling.blogspot.com/2012/12/dampak-pencemaran-udara-dansolusinya_4719.html
[di unduh pada tanggal 30 Oktober 2013]
Anonim. 2013. Upaya Penanggulangan Polusi Udara
http://takbagi.blogspot.com/2013/02/upaya-penanggulangan-polusi-udara.html
[di unduh pada tanggal 30 Oktober 2013]
Anonim. Tt. Penyebab Polusi Udara.
http://www.artikellingkunganhidup.com/penyebab-polusi-udara.html
[di unduh pada tanggal 30 Oktober 2013]
Dewa. 2013. Dampak Pencemaran Udara dan Solusinya.
http://dewa-sumberilmu.blogspot.com/2013/05/dampak-pencemaran-udara-dan
solusinya.html
[di unduh pada tanggal 30 Oktober 2013]
Mala. 2012. Cara Mengatasi Pencemaran Udara.
http://malabisofyan11.blogspot.com/2012/05/cara-mengatasi-pencemaran-udara.html
22
23