Professional Documents
Culture Documents
Anamnesa:
Demam hari ke-4, perlahan naik, semakin meningkat sore dan malam hari
Menggigil (+), mengigau (+)
Batuk kering (+), pilek (+) hari ke-3
Riwayat batuk selama 1 bulan hilang timbul.
Riwayat penyakit keluarga: ibu pernah menjalani pengobatan 6 bulan karena batuk.
Pemeriksaan Fisik:
Composmentis
Gizi baik.
Tanda vital: Nadi: 112 kali per menit, Suhu: 38,1o C, Frekuensi Nafas: 30 kali per
menit.
Tonsil membesar dan merah (T2/T2), faring hiperemis, lidah kotor.
Pemeriksaan Penunjang:
Darah rutin
Urin
Tinja
Widal Test
PEMBAHASAN
Anamnesis
Demam terjadi karena penglepasan pirogen dari dalam leukosit yang
sebelumnya telah terangsang oleh pirogen eksogen yang dapat berasal dari
mikroorganisme disini atau dapat merupakan suatu hasil reaksi imunologik yang
tidak berdasarkan suatu infeksi. Dewasa ini diduga bahwa pirogen adalah suatu
protein yang identik dengan interleukin 1. Didalam hypothalamus zat ini merangsang
penglepasan asam arakidonat serta mengakibatkan peningkatan sintesis prostaglandin
E2 yang langsung dapat menyebabkan pireksia.pengaruh pengaturan outonom akan
mengakibatkan terjadinya vasokonstriksi perifer sehingga pengeluaran (dissipation)
panas menurun dan pasien merasa demam. Suhu badan dapat bertambah tinggi karena
peningkatan aktivitas metabolism yang juga mengakibatkan penambahan produksi
panas dan karena kurang adekuatnya penyalurannya ke permukaan maka rasa demam
bertambah pada seorang pasien.
Menggigil, hasil akhir dari mekanisme timbulnya demam melalui mediator
IL-1 dan PDE2 akhirnya akan meningkatkan thermostatic setpoint yang akan
memberikan isyarat serabut saraf eferen, terutama serabut simpatis untuk memulai
menahan panas dengan mekanisme vasokonstriksi dan menahan produksi panas
dengan menggigil.
Mengigau, S. typhi juga dapat menembus sawar darah otak dan menimbulkan
gejala sistem saraf pust seperti mengigau. Endotoksin pada salmonella thipy dapat
menempel direseptor sel endotel kapiler dengan akibat timbulnya komplikasi seperti
gannguan saluran pernapasan, sehingga dapat kita temukan gejala demam typhoid
pada awalnya hanya berupa gejala seperti influenza.
Batuk : batuk terjadi karena adanya iritasi pada bronkus. Batuk ini bertujuan
untuk membuang produk-produk radang keluar. Karena terlibatnya bronkus pada
setiap penyakit tidak sama, mungkin saja batuk baru ada setelah penyakit
berkembang berminggu-minggu sampai berbulan-bulan peradangan dimulai. Sifat
batuk dimulai dari batuk nonproduktif (kering) kemudian setelah timbul peradangan
menjadi batuk produktif.
Pemeriksaan Fisik
Tanda vital
Berdasarkan tanda vital yang didapatkan, terjadi peningkatan suhu namun
tidak diikuti oleh peningkatan nadi. Hal inilah yang disebut sebagai bradikardia
relative. Bradikardia relative diakibatkan oleh endotoksin yang dihasilkan kuman
Salmonella merangsang dilatasi pembuluh darah sehingga walaupun suhu menigkat,
nadi tidak ikut meningkat.
Lidah kotor
Lidah menjadi kotor diakibatkan oleh bakteri yang menginvasi daerah mulut.
Secara normal, lidah terdapat keratin. Bakteri yang berada di dalam mulut akan
merangsang pembentukan keratin sehingga terjadi peningkatan jumlah keratin pada
lidah. Penumpukan keratin inilah yang mengakibatkan lidah menjadi kotor.
Penyebaran limfogen
Proses inflamasi
Tonsilofaringitis
Faring hiperemis
Tonsil yang membesar dan merah terjadi akibat kuman menginfiltrasi lapisan
epitel, kemudian bila kuman ini terkikis maka jaringan limfoid superficial bereaksi,
terjadi pembendungan radang dengan infiltrasi leukosit polimorfonuklear.
Pada infeksi virus atau bakteri secara langsung menginvasi mucosa pada
rongga tenggorokan, menyebabkan suatu respon inflamasi lokal. Infeksi/peradangan
ditandai oleh pelepasan dan invasi toksin ekstra seluler lokal dan protease.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan :
1. Pemeriksaan rutin :
Darah
Pemeriksaan ini untuk mengetahui apakah terdapat tanda-tanda
terjadinya infeksi serta untuk mengetahui jumlah komponen darah
guna menunjang diagnosis.
Hasil yang didapat : leukosit : 10.000 , Hb : 11,5 , Trombosit :
115.000
Urine
Pemeriksaan ini untuk mengetahui apakah terdapat tanda-tanda
infeksi/ kerusakan pada saluran kecing bagian atas ataupun bawah
guna menunjang diagnosis.
Hasil yang di dapat :
Makroskopis : jernih kuning dan tidak di dapat darah
Mikroskopi : tidak dilakukan karena tidak ada ketersediaan alat
Tinja
Pemeriksaan ini untuk mengetahui apakah terdapat tanda tanda
infeksi / kelainan yang terjadi pada GIT dan untuk membedakan jenis
kuman yang menginfeksi seperti virus, bakteri atau parasit dari bentuk
feses.
Hasil yang didapat :
Makroskopis : warna kuning, konsistensi kental, berlendir dan tidak
ada darah.
Mikroskopis : tidak ditemukannya sel darah merah dan tidak
ditemukan
parasit/telur parasit seperti telur cacing.
Mountox test
Test ini merupakan salah satu penunjang dalam menegakkan penyakit
TB. Indikasi melakukan pemeriksaan ini berdasarka pada gejala klinis
yang menjurus/dicurigai ada nya infeksi TB. Cara melakukan test ini
berupa penyuntikan 0,1 ml tuberculin PPD secara intra kutan di volar
lengan dengan arah suntikan memanjang lengan (longitudinal). Reaksi
diukur 48-12 jam setelah penyuntikan. Indurasi transversal diukur dan
dilaporkan dalam mm berapapun ukurannya, termasuk pencantuman 0
mm jika tidak terjadi indurasi sama sekali. Indurasi 10 mm keatas
dinyatakan positif. Indurasi < 5 mm dinyatakan negative, sedangkan
indurasi 5-9 mm meragukan dan memerlukan pengulangan test,
dengan jarak waktu minimal 2 minggu. Uji tuberculin positif
menunjukan adanya infeksi TB dan kemungkinan TB aktif pada anak.
Reaksi uji tuberculin positif biasanya bertahan lama hingga bertahuntahun walau pasien sudah sembuh sehingga uji tuberculin tidak
digunakan untuk memantau pengobatan TB
Hasil yang didapat :
o Terdapat indurasi dengan diameter 14 mm
DIAGNOSA BANDING
1. Tonsilofaringitis
2. Demam Typhoid
Manifestasi
Klinis
Demam Tifoid
Gejala awal:
Demam mulai perlahan-
Tonsilofaringitis
Gejala klinis:
Demam,
Suhu
tubuh
secara bertahap
Malaise
Anoreksia
Mialgia
mencapai 39,5OC
40,5OC
Malaise
bisa
Nyeri kepala
Nyeri perut
Diare yang kemudian
akan menjadi konstipasi
parah
Mengigau
Sinkop
Tanda fisik:
Bradikardi
Hepatomegali
Splenomegali
Meteorismus dengan
nyeri difus
Ruam
makula/makulopapular
Data
Laboratorium
Anoreksia
Milagia
Nyeri kepala
Batuk.
Rhinorhea, secret
dapat
berupa
seromukosa atau
mukopurulen bila
ada
infeksi
sekunder
Nyeri
tenggorokan
Muntah
Nyeri perut
Diare
Tanda fisik:
Tonsil membesar
dan hiperemis
Faring hiperemis
Leukosit : terjadi
menyebabkan leukositosis
Hemoglobin : terjadi
20.000-25.000/mm3
Trombositopenia
Gangguan fungsi hati
Proteinuria
Sering ditemukan leukosit
penurunan
peningkatan
Foto Rontgen torak dapat digunakan sebagai tambahan dalam mendukung diagnosis
TB namun tidak dapat digunakan sebagai alat diagnostic tunggal. Untuk diagnosis
TB, foto Rontgen torak dapat dibuat AP dan lateral kanan. Gambaran radiologiyang
sugestif TB diantaranya adalah pembesaran kelenjar hilus/paratrakeal, konsolidasi
segmen/lobus paru, gambaran milier, kavitasi, efusi pleura, atelektase/kalsifikasi.
Test Widal ulang
Test Widal dapat bernilai bermakna biasanya pada minggu ke-2 demam. Sedangkan
pada pasien ini dilakukan pada hari ke-3 sehingga hasilnya masih meragukan.
Usul Penatalaksanaan
Mekanismenya
belum
diketahui
secara
pasti,
kemungkinan