You are on page 1of 4

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas sumber
daya manusia yang dilakukan secara berkelanjutan. Strategi utama dalam
pembangunan kesehatan, yaitu menggerakan dan memberdayakan masyarakat
untuk hidup sehat, meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan
yang berkualitas, meningkatkan sistem surveillence, pemantauan dan informasi
kesehatan serta meningkatkan pembiayaan kesehatan. (Depkes, 2007)
Millennium Development Goals (MDGs) berisikan delapan tujuan
pembangunan millennium yang menjelaskan mengenai tujuan pembangunan
manusia yang harus dicapai Indonesia pada tahun 2015. Dua dari delapan Tujuan
Pembangunan Milenium (Millennium Development Goals MDGs) berkaitan
langsung dengan proses persalinan. Adapun tujuan yang dimaksudkan adalah
tujuan 4 yaitu mengurangi tingkat kematian anak dan tujuan 5 yaitu meningkatkan
kesehatan ibu. Dimasukkannya proses persalinan dalam dua tujuan tersebut
menambahkan makna dari persalinan itu sendiri, bahwa persalinan tidak hanya
merupakan wujud regenerasi dari suatu keluarga ataupun bangsa namun juga
penting untuk perkembangan manusia itu sendiri.
Komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas merupakan masalah kesehatan
yang penting, bila tidak ditanggulangi akan menyebabkan angka kematian ibu
yang tinggi. Kematian seorang ibu dalam proses reproduksi merupakan tragedi
yang mencemaskan. Keberadaan seorang ibu merupakan tonggak untuk
tercapainya keluarga yang sejahtera dan kematian seorang ibu merupakan suatu
bencana bagi keluarganya. Dampak sosial dan ekonomi kejadian ini dapat
1

dipastikan sangat besar, baik bagi keluarga, masyarakat maupun angkatan kerja.
(Banus N, 1999)
The World Health Organization (2009) menyebutkan bahwa pada setiap
hari terdapat 1500 perempuan meninggal karena komplikasi persalinan. Menurut
WHO 2005 Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia mencapai 200-499 per
100.000 kelahiran hidup. Keadaan ini tentunya jauh dari sasaran yang ingin
dicapai pada tahun 2015, yaitu 102 kematian dari 100,000 kelahiran hidup.
Di Indonesia, Angka Kematian Balita (AKB) adalah 40 dari 1000
kelahiran meninggal sebelum usia 5 tahun, sepertiga kematian bayi di Indonesia
terjadi pada bulan pertama setelah kelahiran dan 80% diantaranya meninggal di
minggu pertama. Penyebab utama kematian adalah infeksi pernapasan akut,
komplikasi kelahiran, dan diare.
Berdasarkan laporan WHO 2008, kematian ibu di dunia disebabkan oleh
25% perdarahan, 20% penyebab tidak langsung, 15% infeksi, 13% aborsi yang
tidak aman, 12% eklampsi, 8% penyulit persalinan, dan 7% penyebab lainnya.
Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2005, kasus obstetri terbanyak
(56,09%) disebabkan penyulit kehamilan, persalinan, dan masa nifas lainnya
diikuti dengan kehamilan yang berakhir abortus (26%). Penyebab kematian
terbesar adalah eklamsia dan preeklamsia dengan CFR (Case Fatality Rate)
2,35%, dengan proporsi kasusnya 4,91% dari keseluruhan kasus obstetri.
Di Indonesia, angka kelahiran masih tinggi dan kira-kira 15% dari seluruh
wanita hamil mengalami komplikasi dalam persalinan. Hal ini membutuhkan
penanganan khusus selama persalinan. Seksio sesarea adalah jalan keluar untuk
penanganan persalinan dengan komplikasi. WHO menyatakan tahun 2001-2003,
proporsi seksio sesarea di Kanada 22,5%. Tahun 2004, proporsi seksio sesarea di
Inggris 24,5%. Angka kejadian seksio sesarea di Indonesia pada tahun 2007

adalah 921.000 dari 4.039.000 persalinan atau sekitar 22,8% dari seluruh
persalinan.
Tahun 2007 penelitian Ginting D di Rumah Sakit dr.Pirngadi Medan
menerangkan bahwa kelompok umur 20-35 tahun memiliki proporsi tertinggi
79,3%. Pada tahun 2001 penelitian Nasution SA di Rumah Sakit Umum Tanjung
Pura menerangkan bahwa proporsi ibu yang mengalami persalinan dengan seksio
sesarea tertinggi 44,4% berdasarkan faktor ibu adalah partus tak maju. Pada tahun
2000 penelitian Roeshadi RH di RSIA Rosiva Medan menerangkan bahwa
proporsi ibu yang mengalami persalinan dengan seksio sesarea tertinggi 21,7%
berdasarkan faktor janin adalah letak sungsang.
Selain itu, perhatian khusus harus diberikan kepada daerah miskin, dimana
banyak daerah masih memiliki tingkat kematian ibu tertinggi di Indonesia. Yang
sangat diperlukan oleh Ibu adalah peningkatan akses terhadap pelayanan
kesehatan berkualitas untuk ibu dan anak, terutama selama dan segera setelah
kelahiran. Upaya untuk menurunkan AKI dan AKB salah satunya dengan
pertolongan persalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang professional.
(De Cherney & Pernoll Martin, 2005 dan Luthy et al, 1991)
Dengan berkembangnya kecanggihan bidang ilmu kedokteran kebidanan,
serta kemajuan dalam antibiotik, transfusi darah, anastesi dan teknik operasi yang
lebih sempurna seksio sesarea menjadi alternatif persalinan tanpa indikasi medis
yang cukup kuat karena dianggap lebih mudah dan nyaman. Berdasarkan laporan
Departemen Kesehatan Amerika tahun 1995, sebanyak 25% dari angka kelahiran
yang tercatat merupakan kelahiran seksio sesarea yang dilakukan pada ibu-ibu
yang tidak memiliki risiko tinggi untuk melahirkan secara normal maupun
komplikasi persalinan lain. Berdasarkan persentase seksio sesarea RSUPN Cipto
Mangunkusumo Jakarta tahun 1999-2000, 13,9% seksio sesarea dilakukan tanpa
indikasi medis. (Kasdu 2005)

I.2. Perumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang di atas muncul masalah menarik yaitu
bagaimana karakteristik ibu dengan persalinan sectio caesarea di Rumah Sakit
Bakti Yudha Depok periode Januari 2007-Desember 2010 ?
I.3. Tujuan Penelitian
Umum : Untuk mengetahui karakteristik ibu dengan persalinan seksio sesarea
Khusus:
1. Mengetahui distribusi seksio sesarea di RS Bhakti Yudha selama tahun 20072010
2. Mengetahui distribusi usia pasien seksio sesarea RS Bhakti Yudha selama
tahun 2007-2010
3. Mengetahui distribusi indikasi pasien seksio sesarea RS Bhakti Yudha selama

tahun 2007-2010
4. Mengetahui distribusi jenis sayatan pada pasien seksio sesarea RS Bhakti
Yudha selama tahun 2007-2010
I.4. Manfaat Penelitian
1. Untuk Institusi Pendidikan
Sebagai bagian dari informasi bagi mahasiswa tentang sectio caesarea.
2. Untuk Institusi Kesehatan
Dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi pihak rumah sakit lebih
bijaksana dalam mengambil tindakan dan meningkatkan pelayanan kesehatan
pada masyarakat.
3. Untuk Peneliti
Dapat digunakan sebagai masukan awal untuk dilakukan tindak lanjut
penelitian terkait dengan faktor-faktor berpengaruh lainnya terhadap tindakan
section caesarea.
4

You might also like