Professional Documents
Culture Documents
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN KETUBAN PECAH
DINI (KPD)
A. PENGERTIAN
1. Ketuban pecah dini adalah ketuban yang pecah spontan yang
terjadi pada sembarang usia kehamilan sebelum persalinan di mulai
(William,2001)
2. Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum inpartu yaitu
apabila pembukaan pada primipara kurang dari 3 cm dan pada
multipara kurang dari 5 cm (mohtar,1998)
3. Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat
tanda persalinan dan di tunggu satu jam belum di mulainya tanda
persalinan (manuaba,2001)
4. Ketuban pecah dini adalah keluarnya cairan berupa air dari vagina
setelah kehamilan berusia 22 minggu sebelum proses persalinan
berlangsung dan dapat terjadi pada kehamilan preterm sebelum
kehamilan 37 minggu maupun kehamilan aterm. (saifudin,2002)
5. Ketuban dinyatakan pecah dini bila terjadi sebelum proses
persalinan berlangsung.ketuban pecah dini di sebabkan oleh karena
berkurangnya kekuatan membrane atau meningkatnya tekanan
intra uteri atau kedua faktor tersebut berkurangnya kekuatan
membrane disebabkan adanya infeksi yang dapat berasal dari
vagina servik (sarwono prawiroharjop,2002)
6. KPD adalah pecahnya ketuban sebelum in partu, yaitu bila
pembukaan primi kurang dari 3 cm dan pada multipara kurang dari
5 cm. ( Sarwono Prawirohardjo, 2005 )
Prinsip dasar :
1. Ketuban dinyatakan pecah dini bila terjadi sebelum proses
persalinan berlangsung
2. Ketuban pecah dini merupakan masalah penting dalam obstetric
berkaitan dengan penyulit kelahiran premature dan terjadinya
infeksi khoriokarsinoma sampai sepsis, yang meningkatkaan
morbiditas dan mortalitas perinatal dan menyebabkan infeksi ibu.
3. Ketuban pecah dini disebabkan oleh karena berkurangnya
kekuatan membrane atau meningkatnya tekanan intrauterine atau
oleh kedua faktjor tersebut. Berkurangnya kekuatan membrane
disebabkan oleh adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina dan
serviks.
4. Penanganan ketuban pecah dini memerlukan pertimbangan usia
gestasi, adanya infeksi pada komplikasi ibu dan janin dan adanya
tanda-tanda persalinan. (Prawirohardjo, 2002 )
http://yuflihul.blogspot.com
B. INSIDENSI
Beberapa peneliti melaporkan hasil penelitian mereka dan
didapatkan hasil yang bervariasi. Insidensi KPD berkisar antara 8 - 10
% dari semua kehamilan. Hal yang menguntungan dari angka kejadian
KPD yang dilaporkan, bahwa lebih banyak terjadi pada kehamilan yang
cukup bulan dari pada yang kurang bulan, yaitu sekitar 95 %,
sedangkan pada kehamilan tidak cukup bulan atau KPD pada
kehamilan preterm terjadi sekitar 34 % semua kekahiran prematur.
KPD merupakan komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan
kurang bulan, dan mempunyai kontribusi yang besar pada angka
kematian perinatal pada bayi yang kurang bulan. Pengelolaan KPD
pada kehamilan kurang dari 34 minggu sangat komplek, bertujuan
untuk menghilangkan kemungkinan terjadinya prematuritas dan RDS.
C. ETIOLOGI
Walaupun banyak publikasi tentang KPD, namun penyebabnya
masih belum diketahui dan tidak dapat ditentukan secara pasti.
Beberapa laporan menyebutkan faktor-faktor yang berhubungan erat
dengan KPD, namun faktor-faktor mana yang lebih berperan sulit
diketahui. Kemungkinan yang menjadi faktor predesposisi adalah:
1. Infeksi
Infeksi yang terjadi secara langsung pada selaput ketuban maupun
asenderen dari vagina atau infeksi pada cairan ketuban bisa
menyebabkan terjadinya KPD.
2. Servik yang inkompetensia, kanalis sevikalis yang selalu terbuka
oleh karena kelainan pada servik uteri (akibat persalinan,
curetage).
3. Tekanan intra uterin yang meninggi atau meningkat secara
berlebihan (overdistensi uterus) misalnya trauma, hidramnion,
gemelli. Trauma oleh beberapa ahli disepakati sebagai faktor
predisisi atau penyebab terjadinya KPD. Trauma yang didapat
misalnya hubungan seksual, pemeriksaan dalam, maupun
amnosintesis menyebabakan terjadinya KPD karena biasanya
disertai infeksi.
4. Kelainan letak, misalnya sungsang, sehingga tidak ada bagian
terendah yang menutupi pintu atas panggul (PAP) yang dapat
menghalangi tekanan terhadap membran bagian bawah.
5. Keadaan sosial ekonomi
6. Faktor lain
a. Faktor golonngan darah
Akibat golongan darah ibu dan anak yang tidak sesuai dapat
menimbulkan kelemahan bawaan termasuk kelemahan
jarinngan kulit ketuban.
b. Faktor disproporsi antar kepala janin dan panggul ibu.
c. Faktor multi graviditas, merokok dan perdarahan antepartum.
http://yuflihul.blogspot.com
http://yuflihul.blogspot.com
http://yuflihul.blogspot.com
http://yuflihul.blogspot.com
Tabel : Diagnosis
Gejala & Tanda
Selalu Ada
Keluar cairan ketuban
http://yuflihul.blogspot.com
induksi
persalinan
tanpa
http://yuflihul.blogspot.com
NURSING PATHWAY
(Sumber : http://medlinux.blogspot.com/2009/02/ketuban
http://medlinux.blogspot.com/2009/02/ketuban-pecah-dini
kpd.html)
K. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Biodata klien
Biodata klien berisi tentang : Nama, Umur, Pendidikan,
Pekerjaan, Suku, Agama, Alamat, No. Medical Record, Nama
Suami, Umur, Pendidikan, Pekerjaan , Suku, Agama, Alamat,
Tanggal Pengkajian.
b. Keluhan utama :
Keluar cairan warna putih, keruh, jernih, kuning, hijau /
kecoklatan sedikit / banyak, pada periksa dalam selaput ketuban
tidak ada, air ketuban sudah kering, inspeksikula tampak air
ketuban mengalir / selaput ketuban tidak ada dan air ketuban
sudahkering
http://yuflihul.blogspot.com
c. Riwayat haid
Umur menarche pertama kali, lama haid, jumlah darah yang
keluar, konsistensi, siklus haid, hari pertama haid dan terakhir,
perkiraan tanggal partus
d. Riwayat Perkawinan
Kehamilan ini merupakan hasil pernikahan ke berapa? Apakah
perkawinan sah atau tidak, atau tidak direstui dengan orang
tua?
e. Riwayat Obstetri
Berapa kali dilakukan pemeriksaan ANC, hasil laboraturium :
USG , darah, urine, keluhan selama kehamilan termasuk situasi
emosional dan impresi, upaya mengatasi keluhan, tindakan dan
pengobatan yang diperoleh
f. Riwayat penyakit dahulu
Penyakit yang pernah di diderita pada masa lalu, bagaimana
cara pengobatan yang dijalani nya, dimana mendapat
pertolongan, apakah penyakit tersebut diderita sampai saat ini
atau kambuh berulang ulang
g. Riwayat kesehatan keluarga
Adakah anggota keluarga yang menderita penyakit yang
diturunkan secara genetic seperti panggul sempit, apakah
keluarga ada yg menderita penyakit menular, kelainan
congenital atau gangguan kejiwaan yang pernah di derita oleh
keluarga
h. Kebiasaan sehari hari
1) Pola nutrisi : pada umum nya klien dengan KPD mengalami
penurunan nafsu makan, frekuensi minum klien juga
mengalami penurunan
2) Pola istirahat dan tidur : klien dengan KPD mengalami nyeri
pada daerah pinggang sehingga pola tidur klien menjadi
terganggu, apakah mudah terganggu dengan suara-suara,
posisi saat tidur (penekanan pada perineum)
3) Pola eliminasi : Apakah terjadi diuresis, setelah melahirkan,
adakah inkontinensia (hilangnya infolunter pengeluaran
urin),hilangnya kontrol blas, terjadi over distensi blass atau
tidak atau retensi urine karena rasa takut luka episiotomi,
apakah perlu bantuan saat BAK. Pola BAB, freguensi,
konsistensi,rasa takut BAB karena luka perineum, kebiasaan
penggunaan toilet.
4) Personal Hygiene : Pola mandi, kebersihan mulut dan gigi,
penggunaan pembalut dan kebersihan genitalia, pola
berpakaian, tata rias rambut dan wajah
5) Aktifitas : Kemampuan mobilisasi klien dibatasi, karena klien
dengan KPD di anjurkan untuk bedresh total
6) Rekreasi dan hiburan : Situasi atau tempat yang
menyenangkan, kegiatan yang membuat fresh dan relaks.
http://yuflihul.blogspot.com
i. Pemeriksaan fisik
1) Pemeriksaan kesadaran klie, BB / TB, tekanan darah, nadi,
pernafasan dan suhu
2) Head To Toe
a) Rambut
: warna rambut, jenis rambut, bau nya,
apakah ada luka lesi / lecet
b) Mata
: sklera nya apakah ihterik / tdk, konjungtiva
anemis / tidak, apakah palpebra oedema /
tidak,bagaimana fungsi penglihatan nya baik / tidak,
apakah klien menggunakan alat bantu penglihatan /
tidak. Pada umu nya ibu hamil konjungtiva anemis
c) Telinga
: apakah simetris kiri dan kanan, apakah ada
terdapat serumen / tidak, apakah klien menggunakan
alt bantu pendengaran / tidak, bagaimana fungsi
pendengaran klien baik / tidak
d) Hidung
: apakah klien bernafas dengan cuping
hidung / tidak, apakah terdapat serumen / tidak, apakah
fungsi penciuman klien baik / tidak
e) Mulut dan gigi
: bagaimana keadaan mukosa bibir
klien, apakah lembab atau kering, keadaan gigi dan gusi
apakah ada peradangan dan pendarahan, apakah ada
karies gigi / tidak, keadaan lidah klien bersih / tidak,
apakah keadaan mulut klien berbau / tidak. Pada ibu
hamil pada umum nya berkaries gigi, hal itu disebabkan
karena ibu hamil mengalami penurunan kalsium
f) Leher : apakah klien mengalami pembengkakan tyroid
g) Paru paru
Inspeksi : warna kulit, apakah pengembangan dada nya
simetris kiri dan kanan, apakah ada terdapat luka
memar / lecet, frekuensi pernafasan nya
Palpasi : apakah ada teraba massa / tidak , apakah ada
teraba pembengkakan / tidak, getaran dinding dada
apakah simetris / tidak antara kiri dan kanan
Perkusi : bunyi Paru
Auskultasi : suara nafas
h) Jantung
Inspeksi : warna kulit, apakah ada luka lesi / lecet, ictus
cordis apakah terlihat / tidak
Palpasi : frekuensi jantung berapa, apakah teraba ictus
cordis pada ICS% Midclavikula
Perkusi : bunyi jantung
Auskultasi : apakah ada suara tambahan / tidak pada
jantung klien
i) Abdomen
http://yuflihul.blogspot.com
http://yuflihul.blogspot.com
3. Intervensi Keperawatan
No
Diagnosa
Tujuan dan kriteria
keperawatan
hasil
1
Resiko infeksi
Tujuan :
berhubungan infeksi tidak terjadi pada
ibu
dengan
kriteria hasil:
prosedur
pencapaian tepat waktu
invasif, pecah
pada pemulihan luka
ketuban,
tanpa komplikasi
kerusakan
kulit,
penurunan
hemoglobin,
pemajanan
pada patogen
Gangguan rasa
nyaman : nyeri
berhubungan
dengan terjadi
nya
ketegangan
otot rahim
Tujuan :
rasa nyeri berkurang
Kriteria hasil :
klien tampak
tenang
klien tampak
nyaman
Inervensi
Tinjau
kondisi/faktor
yang
sebelumnya.
waktu
ketuban.
ulang
risiko
ada
Catat
pecah
Rasional
Dasar ibu, seperti
diabetes atau
hemoragi,
menimbulkan potensial
resiko infeksi atau
penyembuhan luka
yang buruk. Resiko
korioamnionitis
meningkat dengan
berjalannya waktu,
sehingga
meningkatkan resiko
infeksi ibu dan janin.
Berikan perawatan
perineal sedikitnya
setiap 4 jam bila
ketuban telah pecah
Monitor tanda
tanda vital :TD,
pernafasan,
nadi
dan suhu
Nyeri
dapat
mengakibatkan
peningkatan frekuesni
pernafasan dan nadi
Untuk
memberikan
kenyamanan
pada
klien
dapat
Ansietas
berhubungan
dengan kurang
nya
pengetahuan
atau
konfirmasi
tentang
penyakit
Tujuan :
klien pengetahuan klien
bertambah setelah
diberikan informasi
mengenai penyakit nya
Kriteria Hasil : klien
tidak resah lagi dengan
peyakitnyamenunjukkan
pemahaman akan
proses penyakit dan
prognosis
Tinjau
penyakit
harapan
depan
proses Memberikan
dan pengetahuan
dasar
masa dimana klien dapat
membuat pilihan
Dorong
periode
istirahat
yang
adekuat
dengan
aktifitas terjadwal
Agar
klien
tidak
merasa jenuh dan
mempercepat proses
penyembuhan
Gangguan
kebutuhan
istirahat tidur
berhubungan
dengan adanya
nyeri
,
peningkatan
HIS
Tujuan : Kebutuhan
istirahat tidur klien
terpenuhi
realitas
dapat
Lakukan pengkajian Agar
terhadap gangguan memberikan gambaran
kebutuhan tidur
sampai sejauh mana
kebutuhan
tidur
terganggu
http://yuflihul.blogspot.com
kebutuhan Untuk
mengetahui
apakah
kebutuhan
tidur klien terpenuhi
seperti
biasa
atau
belum
Ciptakan
nyaman
Intoleransi
Tujuan : aktivitas
aktifitas
b.d. kembali sesuai
kelemahan
kemampuan pasien.
fisik
Kriteria hasil : Pasien
bisa beraktivitas seperti
biasa.
Agar
klien
merasa
nyaman dan tenang
Anjurkan
menghemat energy
hindari
kegiatan
yang melelahkan.
Kelelahan
dapat
menyebabkan
lama
nya
proses
penyembuhan
klien,,jadi
dengan
menghindari kegiatan
yang melelahkan dapat
membantu
proses
penyembuhan
http://yuflihul.blogspot.com
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI, 2001, Konsep Asuhan Kebidanan, Jakarta.
Manuaba, Ida bagus Gede, 1998, Ilmu Kebidanan Penyaki Kandungan
dan KB, Penerbit Buku Kedokteran, EGC : Jakarta.
Muhtar, Rustam, etc, 1998, Sinopsis Obstetri, Jilid I, Penerbit Buku
Kedokteran, EGC : Jakarta.
Prawirohardjo, Sarwono, 1997, Ilmu Kebidanan, Edisi III, Penerbit
yayasan Bina Pustaka : Jakarta.
___________________, 2001, Buku Acuan Nasional Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal, Cetakan Kedua, Penerbit
JNPKKR POGI dan Yayasan Bina Pustaka : Jakarta.
Saefuddin, Abdul Bari, 2002, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal, Jakarta : YBP-SP, 2002.
Sastrawinata, Suliman, 2005, Obstetri
Reproduksi, Edisi 2, FKUP : Jakarta.
Patologi
Ilmu
Kesehatan
http://yuflihul.blogspot.com