Professional Documents
Culture Documents
BOLAANG UKI
KEC. PINOLOSIAN TENGAH DAN KEC. PINOLOSIAN TIMUR
T.A. 2014
1. Organisasi
Penyedia Jasa
Konsultansi
1.1. Latar Belakang Perusahaan
Suatu saat berlangsung serangkaian pembicaraan dalam pertemuan - pertemuan antara beberapa Sarjana
Teknik berkenaan dengan pelaksanaan pembangunan saat itu diberbagai sektor, serta riwayat hidup dan
pengalaman masing masing dalam keterlibatannya diberbagai proyek dengan peran profesinya.
Melihat kenyataan bahwa pelaksanaan pembangunan yang dilakukan pemerintah semakin mantap dan
memperlihatkan hasil yang positif, hal ini menimbulkan daya tarik serta semangat pihak swasta untuk
ikut serta berperan sesuai dengan propesi yang dimilikinya.
Disamping itu kita melihat suata kenyataan bahwa dengan adanya kegiatan pembangunan di negara kita ini,
perusahaan - perusahaan asing masuk ke negara kita lengkap dengan tenaga ahli beserta peralatannya.
Kehadiran perusahaan - perusahaan asing ini tidak bisa kita hindarkan secara penuh, mengingat keterbatasan
dari kemampuan tenaga ahli yang ada di negara kita maupun oleh sebab yang memang mengharuskan terjadi
demikian.
Pembangunan yang dilaksanakan secara bertahap melalui Program Pembangunan Lima Tahun, telah
memperlihatkan suatu hasil yang positif dan hal ini adalah sesuai dengan yang tercantum dalam
PANCASILA dan UNDANG - UNDANG DASAR 1945 bahwa Pemerintah wajib mewujudkan
masyarakat yang adil dan makmur.
Hal tersebut memberikan gambaran betapa besar dan beratnya beban Pemerintah dalam
melaksanakan pembangunan tersebut, dari segi Perancangan, Perencanaan, Pelaksanaan maupun
Pengawasan. Menyadari akan besarnya beban maupun tanggung jawab Pemerintah dalam
melaksanakan pembangunan tersebut, kami yakin bahwa pemerintah memerlukan peran serta pihak
swasta yang dikelola oleh Putera Putri bangsa Indonesia yang mempunyai kemampuan untuk
berpartisipasi guna menunjang pelaksanaan pembangunan tersebut diatas.
1-1
diharapkan dapat berperan serta dalam Pembangunan sesuai dengan Program Pembangunan
Pemerintah yang telah dan akan digariskan.
Sejak berdiri sampai dengan sekarang PPTT.. 22000011 PPAANNGGRRIIPPTTAA,, telah berpartisipasi dalam berbagai
pembangunan Pemerintah maupun Swasta. Dukungan yang paling besar didalam pelaksanaan
pekerjaan salah satunya adalah dari karyawan - karyawan kami yang terdiri dari berbagai disiplin ilmu,
sehingga terbentuklah suatu team yang solid yang bekerja secara profesional dan telah mempunyai
pengalaman yang cukup.
Di era globalisasi yang serba modern ini, banyak bermunculan perusahaan - perusahaan yang sangat
menjamur, namun demikian beda halnya dengan PPTT.. 22000011 PPAANNGGRRIIPPTTAA yang didukung oleh tenaga
ahli yang berpengalaman dan sangat profesional dalam melakukan pekerjaan khususnya dibidang
konsultansi tersebut, sehingga mempermudah pelaksanaan pekerjaan.
Sedangkan lingkup wilayah
adalah wilayah Propinsi Jawa Barat, DKI Jakarta, Propinsi Banten, Propinsi Pakanbaru, Propinsi Jambi Propinsi
Riau Propinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Beberapa Pulau di Propinsi Lain. Dasar pemilihan yang dilakukan
oleh manajemen PPTT.. 22000011 PPAANNGGRRIIPPTTAA untuk dijadikan sebagai sasaran prioritas atau wilayah orientasi, antara
lain:
Pertimbangan kondisi dan potensi sumber daya wilayah.
Jarak tempuh ekonomis untuk koordinasi antara pusat dan daerah.
Kondisi stabilitas politik dan keamanan wilayah.
Hubungan atau relasi dengan patner kerjasama / kemitraan yang sudah mantap.
Peraturan perundang - undangan yang telah dibuat oleh lembaga legislatif dan eksekutif pusat atau daerah.
Selain sasaran lingkup wilayah dalam negeri, juga mempunyai peluang yang memungkinkan untuk membidik
sasaran lingkup wilayah di luar negeri.
1.2.
Lingkup Layanan
Cakupan kegiatan atau pekerjaan yang dapat dikerjakan oleh sumber daya manusia / tenaga - tenaga
ahli dengan disiplin ilmu yang dimiliki PPTT.. 22000011 PPAANNGGRRIIPPTTAA meliputi berbagai bidang kegiatan serta
berbagai lingkungan Departemen. Berdasarkan Departemen - Departemen / Dinas - Dinas yang
ditanganinya, maka bidang - bidang, sektor pekerjaan pekerjaan / kegiatan yang secara teknis dapat
dikerjakan oleh PPTT.. 22000011 PPAANNGGRRIIPPTTAA secara profesional, antara sebagai berikut :
1-2
1-3
1-4
Jenis kegiatan atau pekerjaan yang terdapat dalam sektor pertanian adalah sangat banyak, antara lain :
Perencanaan, umum, teknis dan manajem
serta pengembangan agribisnis tanaman
pangan dan hortikultura.
Perwilayahan komoditas dan pemetaan potensi tanaman
pangan dan hortikultura.
Studi kelayakan dan AMDAL pengembangan agribisnis
tanaman pangan dan hortikultura.
Perencanaan program penghijauan dan konservasi
lingkungan.
Perencanaan rehabilitasi dan diversifikasi produksi tanaman pangan dan hortikultura.
Perencanaan pegolahan dan pengelolaan produk tanaman pangan dan hortikultura dari hulu hingga hilir.
Monitoring dan evaluasi perencanaan dan pengembangan tanaman pangan dan
hortikultura.
Profil investasi dan promosi tanaman pangan dan hortikultura.
Sistem informasi manajemen potensi tanaman pangan dan hortikultura.
dll.
Sektor Kehutanan
Perencanaan umum, teknis dan manajemen
serta pengembangan agribisnis kehutanan.
Perwilayahan komoditas dan pemetaan
potensi komoditas kehutanan.
Studi kelayakan dan AMDAL pengembangan
agribisnis kehutanan.
Perencanaan program penghijauan dan
konservasi lingkungan.
Perencanaan rehabilitasi dan diversifikasi produksi kehutanan
Perencanaan pengolahan dan pengelolaan produk kehutanan dari hulu hingga hilir.
Monitoring dan evaluasi perencanaan dan pengembangan komoditas kehutanan.
Profil investasi dan promosi komoditas kehutanan.
Sistem informasi manajemen potensi komoditas kehutanan.
Pengkajian potensi dan jaringan pasar komoditas kehutanan.
1-5
Sektor Perkebunan
Sektor Peternakan
Perencanaan umum, teknis, infrastruktur dan manajemen
dan pengembangan peternakan.
Perencanaan program konservasi dan pelestarian plasma
nutfah.
Perencanaan pengolahan dan pengelolaan produk
peternakan dari hulu hingga hilir.
Perencanaan prasarana da sarana pengembangan
peternakan (BIB, RPH, pabrik pakan, pabrik pengolahan / pengalengan dll.).
Perwilayahan komoditas dan pemetaan potensi
komoditas peternakan.
Studi kelayakan dan AMDAL pengembangan
agribisnis peternakan.
Monitoring dan evaluasi perencanaan dan
pengembangan peternakan.
Profil investasi dan promosi komoditas peternakan.
Sistem informasi manajemen potensi komoditas peternakan.
Pengkajian potensi dan jaringan pasar komoditas peternakan.
1-6
T.A. 2014
Perencanaan prasarana dan sarana pengolahan produk laut dari hulu hingga hilir
Perwilayahan komoditas dan pemetaan potensi komoditas perikanan.
Studi kelayakan dan AMDAL pengembangan agribisnis perikanan.
Monitoring dan evaluasi perencanaan dan pengembangan perikanan.
Profil investasi dan promosi komoditas perikanan.
Sistem informasi manajemen potensi komoditas perikanan.
Pengkajian potensi dan jaringan pasar komoditas perikanan.
Departemen Perhubungan dan Transportasi.
Perencanaan umum, teknis, infrastruktur dan manajemen serta pengembangan prasarana dan sarana
perhubungan dan transportasi.
Perwilayahan pemetaan inventarisasi prasarana
dan sarana perhubungan dan transporasi.
Studi
kelayakan
dan
AMDAL
dalam
dan
pengembangan
evaluasi
prasarana
perencanaan
dan
dan
sarana
promosi
potensi
investasi
pengembangan
dan
sarana
dan
prasarana
1-7
1-8
1-9
1-10
T.A. 2014
Pengkajian potensi sumber daya berkaitan dengan penelitian dan pengkajian teknologi.
Pelatihan aparat berkaitan dengan penelitian dan pengkajian.
Badan/Lembaga Penelitian
Studi kelayakan dan AMDAL berkaitan dengan penelitan pengembangan aneka sumber daya
lingkungan.
dan pengembangan.
Pengkajian
potensi
dan
jaringan
Institusi/Instansi/Perguruan Tinggi
1-11
T.A. 2014
KOMISARIS
DIREKTUR UTAMA
DIREKTUR
MANAJER TEKNIK
MANAJER PEMASARAN
BAGIAN
TEKNIK & OPERASIONAL
MANAJER UMUM
BAGIAN ADMINISTRASI
& KEUANGAN
Gambar 1.1
Struktur Organisasi PT. 2001 PANGRIPTA
1-12
1-13
2. Pemahaman
KAK
2.1.
LATAR BELAKANG
dengan jangka waktu perencanaan 5 tahun. Maka dari itu perlu disusun kembali dalam bentuk
Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Minum (RISPAM) dengan jangka waktu perencanaan 20 tahun
sesuai dengan Permen PU Nomor 18/PRT/M/2007 tentang Penyelenggaraan Pengembangan SPAM.
Penyusunan RISPAM ini merupakan tranformasi dari Master Plan Air Minum yang lalu dengan
PT. 2001 PANGRIPTA
2-1
memperhatikan:
-
Semua hal-hal tersebut menjadi bahan dalam kajian penyempurnaan dokumen perencanaan RISPAM
sesuai dengan peraturan terbaru. Tata cara penyusunan, muatan dan metodologi penyusunan
Dokumen harus mengacu pada Pedoman
ataupun daerah lain yang memanfaatkan sumber air baku dari Daerah
Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air
Minum;
Satuan Harga Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan
Tahun Anggaran 2014.
2.3.
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan SPAM dimaksudkan untuk merencanakan pengembangan SPAM
secara umum, baik sistem dengan jaringan perpipaan maupun bukan jaringan perpipaan serta menjadi
pedoman bagi penyelenggara (Perusahaan Air Minum) dan Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow
Selatan dalam mengembangkan SPAM.
Sedangkan tujuan penyusunan rencana induk pengembangan SPAM adalah untuk memperoleh
gambaran terhadap kebutuhan air baku, kelembagaan, rencana pembiayaan, rencana jaringan pipa utama,
dan rencana perlindungan terhadap air baku untuk jangka panjang. Selain itu adanya rencana induk
pengembangan SPAM bertujuan untuk mendapatkan izin prinsip hak guna air oleh Pemerintah.
2.4.
SASARAN
Sasaran kegiatan ini adalah untuk memberikan gambaran yang jelas dan lengkap tentang upaya
pengelolaan sumberdaya air dan sistem penyediaan air minum. Sasaran pelayanan pada tahap awal
prioritas harus ditujukan pada daerah yang belum mendapat pelayanan air minum dan berkepadatan tinggi
serta kawasan strategis. Setelah itu prioritas pelayanan diarahkan pada daerah pengembangan sesuai
dengan arahan dalam perencanaan induk daerah.
2.5.
KELUARAN/ OUTPUT
A. Indikator Keluaran
Dari pekerjaan ini diharapkan indikator keluaran yang dihasilkan adalah :
Dokumen Rencana Induk Pengembangan SPAM (RI-SPAM) yang susunannya terdiri dari:
1) Rencana Umum
2) Rencana Jaringan Sistem Penyediaan Air Minum
3) Rencana Program dan Pengembangan SPAM untuk Jangka Pendek (1-2 tahun), Jangka
Menengah (5 tahun), dan Jangka Panjang (20 tahun).
4) Rencana Sumber Air Baku dan Alokasi Air Baku
5) Rencana Keterpaduan dengan Prasarana dan Sarana Sanitasi
6) Rencana Pembiayaan dan Pola Investasi Pengembangan SPAM
7) Rencana Pengembangan Kelembagaan Penyelenggaraan SPAM
8) Peta sumber dan alokasi air baku serta Rencana Sistem Jaringan dalam GIS dan JPEG/PDF
B. Keluaran
Hasil akhir pekerjaan sebagai keluaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah:
1) Buku laporan Perencanaan Sistem Pengembangan Air Minum yang siap ditindak lanjuti oleh
PT. 2001 PANGRIPTA
2-3
Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan untuk menjadi dokumen legal Rencana
Induk Pengembangan SPAM Kec. Bolaang Uki, Pinolosian Tengah dan Timur Tahun 20152035. Dicetak dengan hard cover dengan kertas dan pencetakan berwarna semi lux sebanyak 10
exemplar.
2) Executive Sumary, dicetak dengan hard cover dengan kertas dan pencetakan berwarna semi lux
sebanyak 10 exemplar.
3) Album Peta RISPAM ukuran A1 dicetak pada kertas glosy dan dijilid sebanyak 5 exemplar.
4) Album Peta RISPAM ukuran A3 dicetak pada kertas glosy sebanyak 5 exemplar.
5) Rancangan Perda RISPAM dicetak sebanyak 10 exemplar.
6) Peta Jaringan (existing dan rencana) dengan format Geographic Informmation System / GIS
(Arc GIS) pada skala 1 : 10.000 dan Sumber air baku pada skala 1 : 25.000.
7) Aplikasi GIS RISPAM dalam laptop beserta semua bahan soft copy berupa data dan peta
dengan proses pengolahannya, foto, laporan pendahuluan, laporan antara, laporan akhir,
executive sumary, serta rancangan Perda
8) Back up data dalam 10 keping CD/DVD .
2.6.
LINGKUP PEKERJAAN
Ruang lingkup Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Minum Kabupaten Bolaang
Mongondow Selatan secara umum adalah :
a)
Kajian kepustakaan
b)
Survei data primer dan sekunder, yang meliput aspek teknis, geografi dan sosial-ekonomi
masyarakat
c)
d)
e)
1) Lingkup Wilayah Studi meliputi wilayah dalam batas-batas administrasi Kabupaten Bolaang Mongondow
Selatan .
2) Lingkup Materi meliputi:
a. Rencana umum, meliputi:
- Evaluasi kondisi wilayah, yang bertujuan untuk mengetahui karakter, fungsi strategis dan
konteks regional dan nasional Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan .
- Evaluasi kondisi eksisting SPAM, yang dilakukan dengan menginventarisasi peralatan
dan perlengkapan sistem penyediaan air minum eksisting.
b. Rencana jaringan meliputi :
Perencanaan sistem transmisi air minum dan distribusi. Sistem distribusi meliputi reservoir,
PT. 2001 PANGRIPTA
2-4
jaringan pipa distribusi dan tata letak, baik untuk SPAM jaringan perpipaan maupun SPAM
bukan jaringan perpipaan. Semua jaringan (existing dan rencana) dipetakan dalam format
GIS dengan kedalaman kajian skala 1 : 10.000
c. Program dan kegiatan pengembangan
Dalam penyusunan rencana induk meliputi identifikasi permasalahan dan kebutuhan
pengembangan, perkiraan kebutuhan air dan identifkasi air baku.
d. Kriteria dan standar pelayanan,
mencakup kriteria teknis yang dapat diaplikasikan dalam perencanaan yang sudah umum
digunakan, namun jika ada data hasil survei maka kriteria teknis menjadi bahan acuan.
Standar pelayanan ditentukan sejak awal seperti tingkat pelayanan yang diinginkan,
cakupan pelayanan, dan jenis pelayanan yang dapat ditawarkan ke pelanggan jika kegiatan
ini direalisasikan.
e. Rencana sumber dan alokasi air baku.
Buat skala prioritas penggunaan sumber air baku yang ada. Kebutuhan sumber
dan kapasitas air baku ditentukan berdasarkan kebutuhan air yang dijadikan dasar
perencanaan SPAM. Data yang tersedia pada dokumen perencanaan sebelumnya
disempurnakan, berapa yang belum
terdata sebelumnya,
indikasi
besaran
biaya
tingkat
awal,
sumber
dan
pola
2-5
T.A. 2014
b)
Melakukan
kerjasama
dengan
Bappeda
kabupaten/kota
berbatasan
dalam
d)
Merencanaan sistem transmisi air minum dan distribusi baik untuk SPAM
jaringan perpipaan maupun SPAM bukan jaringan perpipaan.
e)
perkiraan
kebutuhan air dan identifkasi air baku dengan melakukan survey dan pengambilan data
tentang topografi, Geografi, geolistrik, debit dan kualitas air baku yang dipetakan
secara GIS dengan skala 1 : 25.000.
f)
g)
h)
Menentukan skala prioritas penggunaan sumber air baku, kebutuhan kapasitas air baku
(disesuaikan dengan rencana kebutuhan air minum), dan menyusun rencana alokasi air
baku yang dibutuhkan untuk SPAM yang direncanakan.
i)
j)
2-6
Menyusun rencana pembiayaan dan pola investasi, yang berupa indikasi besar
biaya tingkat awal, sumber pembiayaan, dan pola pembiayaan bagi pengembangan
SPAM.
l)
m)
2.7.
Pejabat Pembuat
Data statistik (Bolaang Mongondow Selatan Dalam Angka lima tahun terakhir)
2-7
T.A. 2014
2.8.
a. Metodologi
Kegiatan ini sifatnya ingin mengetahui lebih mendalam dari suatu subjek/objek tertentu, yaitu ingin
menggambarkan dengan jelas lokasi-lokasi yang berhubungan dengan potensi, peluang serta kendala
pengembangan air minum di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan . Maka semaksimal mungkin harus
dapat
menggambarkan secara jelas potensi, peluang serta kendala pengembangan air minum dimasa depan.
Dokumen ini dapat dikategorikan sebagai penelitian deskriptif yaitu penelitian menjelaskan dengan
selengkap-lengkapnya subjek/objek penelitian dengan memanfaatkan data-data baik primer maupun
sekunder, kata-kata/kualitatif, tulisan, gambar dan data bukan angka bahkan sejarah yang dijadikan dasar
untuk menjelaskan kondisi daerah dalam hal Penyediaan Air Minum. Dengan demikian laporan dari
kegiatan ini juga akan dilengkapi dengan kutipan-kutipan data (primer & sekunder) untuk memberi
gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut mungkin berasal dari catatan sejarah, catatan
hasil survey lapangan, foto, ataupun dokumen resmi lainnya.
b. Tahapan Pelaksanaan
1) Tahapan Persiapan
Persiapan Tim Kerja, Jadwal Pelaksanaan serta perangkat kerja seperti peralatan survey dan
perangkat survey berupa peta-peta dasar, checklist data, blangko-balngko survey serta
questioner bila diperlukan.
2) Tahapan Pengumpulan Data
Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung oleh konsultan dari para
responden,
dan
bukan
berasal
dari
pengumpulan
data
yang
pernah
dilakukan
sebelumnya. Teknik pengumpulan data primer ini terdiri dari beberapa cara, yaitu kuesioner,
wawancara,
observasi,
serta
dikuantitatifkan seperti analytical hierarchy process atau AHP (atau versi kembangannya,
ANP / analytical network process).
Dalam melaksanakan survey fisik lapangan, Konsultan harus menghasilkan data-data yang
berhubungan dengan kondisi existing objek-objek amatan melalui pengukuran lapangan.
Tahap survey data primer ini konsultan harus benar-benar melaksanakan pendataan dengan
seksama terutama yang berhubungan sumber air baku dengan mengambil koordinat dan
elevasi
lokasi,
pengukuran
debit
air
T.A. 2014
volume dan spatial sumber air yang ditemukan dilapangan dapat terakomodasi dengan
akurat dan terpercaya.
Tata
cara
pelaksanaan
survey
dan
pengolahan
data
mengacu
pada
Pedoman
Fisik dasar kawasan, meliputi informasi dan data: topografi, hidrologi, geologi, klimatologi,
dan tata guna lahan;
Kependudukan, meliputi jumlah dan persebaran penduduk menurut ukuran keluarga,
umur, Bolaang Mongondow Selatan a, pendidikan, dan mata pencaharian;
Air minum (sistem jaringan, bangunan pengolah, hidran); mencakup kondisi dan
jaringan terpasang menurut pengguna, lokasi bangunan dan hidran, kondisi
air tanah dan sungai, debit terpasang, dll;
Selanjutnya data dan informasi disusun dan disajikan dalam bentuk peta, diagram, tabel
statistik, termasuk gambar visual kondisi air minum dan sumber air baku di Kabupaten
Bolaang Mongondow Selatan sehingga deskripsinya jelas dan akurat.
2-9
T.A. 2014
2.9.
2.10.
PELAPORAN
A. Laporan Pendahuluan
Setelah data dikumpulkan, konsultan menyusun laporan pendahuluan yang menyajikan kerangka
pekerjaan, identifikasi awal dari permasalahan dan potensi wilayah dalam penyediaan air minum,
metodologi, dan sistematika laporan. Kerangka konsep ini harus dikonsultasikan dengan konsultan
advisor pada Satker Pengembangan Air Minum (PAM) Propinsi Sumatera Barat.
Selanjutnya laporan pendahuluan dibahas dalam Focus Group Discussion (FGD) dengan Tim Teknis,
SKPD terkait, dan perwakilan masyarakat untuk mendapatkan masukan dan arahan dari stakeholder
terkait.
Laporan pendahuluan dicetak rangkap 5 (lima) setelah disempurnakan pasca FGD dan
dikonsultasikan kembali dengan konsultan advisor Propinsi. Laporan Pendahuluan diserahkan
pada PPK selambat-lambatnya 1 bulan setelah penugasan. Laporan Pendahuluan secara fisik
akan menjadi bahan persyaratan dalam pencairan dana tahap pertama (Termen I).
B. Laporan Antara
Konsultan akan melaksanakan kajian, analisis dan pengolahan data maksimal selama 2 bulan, yang
kemudian dipresentasikan kembali dalam pembahasan Laporan Antara / Fakta dan Analisa.
Pembahasan
laporan antara
dilaksanakan
dengan
tim
teknis
dikonsultasikan dengan Satker Pengembangan Air Minum (PAM). Laporan antara dicetak rangkap 5
(lima) setelah disempurnakan pasca pembahasan dan dikonsultasikan
Propinsi, dokumen diserahkan pada
kembali
dengan
Satker
pembahasan. Hasil cetak dokumen antara secara fisik menjadi persyaratan dalam pencairan dana
Takap Kedua (Termen II).
C. Laporan Akhir
Laporan akhir adalah muara dari semua data dan analisis yang disimpulkan dalam rencana 20
tahun mendatang, menggambarkan kondisi eksisting, potensi, proyeksi kebutuhan dan rencana
pengembangan, rencana pendanaan dan rencana pengembangan kelembagaan.
Draft laporan akhir dan draft Ranperda RISPAM terlebih dahulu didiskusikan secara terbatas
dengan Tim Teknis dan dikonsultasikan dengan Satker PAM Propinsi kemudian diseminarkan dengan
PT. 2001 PANGRIPTA
2-10
melibatkan masyarakat dan pihak-pihak terkait. Seminar dilaksanakan selambat-lambatnya pada bulan
ke 4 setelah penugasan.
Setelah mengakomodir semua masukan yang berguna bagi penyempurnaan dokumen dan
dikonsultasikan dengan Satker PAM Propinsi Sumatera Barat, kemudian dikonsultasikan
lebih
lanjut dengan Direktorat Air Minum Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum di Jakarta.
Dari semua masukan tersebut dokumen teknis, peta, dan Rancangan Perda disempurnakan dan selanjutnya
dicetak sehingga penyedia jasa dapat mengeluarkan hasil akhir pekerjaan berupa:
Dokumen teknis Laporan akhir (final report) dicetak exclusif pada kertas matt (doff matt paper)
rangkap 10 (sepuluh)
Rancangan Perda SPAM dicetak exclusif pada kertas matt (doff matt paper) rangkap 10 (sepuluh)
Executive Sumary dicetak exclusif pada kertas matt (doff matt paper) rangkap 10
Aplikasi GIS RISPAM dalam laptop beserta semua bahan soft copy berupa data dan peta beserta
proses pengolahannya, foto, laporan pendahuluan, laporan antara, laporan akhir, executive
sumary, dan rancangan Perda
2-11
3. Pendekatan
Metodologi
3-1
kab/kota). Namun mengingat keterbatasan SDM di daerah, maka diperlukan bantuan teknis dari Pemerintah
Pusat dalam menyusun RIS mengenai SPAM di wilayah administratifnya dan advisory teknis dalam
penyusunan rencana teknis pada rencana daerah pelayanan SPAM di wilayah administratif kabupaten/kota.
Berkenaan dengan paparan yang dikemukakan di atas dan memfasilitasi pengembangan SPAM di beberapa
kabupaten/kota, maka pada tahun anggaran 2014 melalui pendanaan rupiah murni dilakukan kegiatan
Penyusunan RISPAM Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan . Secara umum, konsultan advisori ini
akan melakukan pendampingan penyusunan rencana induk pengembangan SPAM kabupaten/kota terpilih
dan melakukan review terhadap kesiapan rencana teknis pengembangan SPAM yang akan dilaksanakan dan
di biayai APBD pada TA 2013.
3. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dari pekerjaan ini antara lain;
1.
Membantu Pihak Pemerintah Kab/Kota di daerah studi dalam menyusun rencana induk
pengembangan SPAM;
2.
dalam
melakukan evaluasi kriteria kesiapan program pengembangan SPAM TA. 2014 dan mereview
kesiapan dan kesesuaian DED lokasi pengembangan SPAM yang dibiayai APBD TA 2013.
3.
Memberikan masukan bagi pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota dalam upaya
mengembangkan prasarana dan sarana air minum di kabupaten / kota melalui program yang terpadu
dan berkelanjutan.
Menghasilkan draft dokumen rencana induk pengembangan SPAM, yang dapat menjadi pedoman
pengembangan SPAM di kabupaten/kota lokasi studi hingga tahun 2030.
2.
Menghasilkan rencana lokasi (short list) pengembangan SPAM yang akan dibiayai APBD Satker
PKPAM Sulawesi Utara TA 2013.
3.
Menghasilkan rencana teknis (DED) pengembangan SPAM lokasi APBD TA 2014 yang telah
terfasiliasi dan siap diimplementasikan.
Sasaran dari pekerjaan ini adalah disusunnya suatu masterplan pengembangan pemenuhan SPAM di
Kab/Kota sehingga pemerintah pusat dengan mudah memantau perkembangan pemenuhan air bersih.
3.1.2 TANGGAPAN TERHADAP KAK (KERANGKA ACUAN KERJA)
1. TANGGAPAN UMUM
Setelah memahami dokumen KAK dan Berita Acara Penjelasan Pekerjaan, konsultan secara garis besar telah
mampu memahami lingkup pekerjaan dan tujuan pelaksanaan kegiatan. Pihak Konsultan akan mengikuti semua
PT. 2001 PANGRIPTA
3-2
ketentuan yang tercantum dalam KAK dan syarat syarat tersebut mulai dari tahapan mengikuti seleksi umum
ini sampai dengan tahapan pelaksanaan pekerjaan.
Untuk mendapatkan hasil yang optimal diperlukan kejelasan / kesepahaman dari setiap aspek yang tertuang
dalam KAK tersebut diantara kedua belah pihak dalam hal ini pihak Satuan Kerja Pengembangan Kinerja
Pengelolaan Air Minum Sulawesi Utara , Direktorat Pengembangan Air minum, Direktorat Jenderal Cipta Karya,
Kementerian Pekerjaan Umum, sehingga diharapkan tidak ada lagi pertanyaan pertanyaan yang
menyebabkan hambatan pada pelaksanaan pekerjaan.
Disamping itu dengan maksud untuk dapat memberikan masukan atau pertimbangan bagi pihak direksi
sehingga akan lebih menyempurnakan Kerangka Acuan Kerja (KAK)yang ada, diperlukan beberapa tanggapan
terhadap Kerangka Acuan Kerja.
2. TANGGAPAN KHUSUS
3-3
akan
seluruh
staff
Bappenas,
melibatkan
terkait
sedangkan
dan
di
akan
Dinas
PU
Provinsi
Sulawesi Utara .
Sebagai support teknis tentunya tetap melibatkan konsultan dalam suatu mekanisme yang tepat sehingga semua
program kerja dan target dapat diimplementasikan lebih cepat dan terukur. Koordinasi yang lebih baik antara
pemerintah pusat dan daerah secara langsung akan mempercepat kinerja dari pencapaian target.
B. Evaluasi Sumber Pendanaan
Suatu
pengembangan
peluang
pekerjaan,
3-4
3.2
3.2.1.
PENDEKATAN OPERASIONAL
1. UMUM
Sesuai uraian tugas yang tercantum dalam "Kerangka Acuan Kerja (KAK)", Konsultan berkewajiban
untuk dapat menganalisa semua data yang ada dan selanjutnya dilakukan tahapan analisa dan
perencanaan untuk memperoleh produk berupa pelaporan.
Dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tanggung jawab konsultan, diperlukan metode
pelaksanaan pekerjaan yang tepat agar dapat dicapai suatu hasil optimal. Sehubungan dengan kondisi
di atas, maka perlu beberapa tahapan pemetikan data/laporan untuk dianalisa dengan metode yang
telah baku sehingga hasil perencanaan dapat selesai sesuai spesifikasi yang diharapkan.
Untuk dapat mendukung pekerjaan perencanaan desain agar didapatkan suatu hasil studi yang
optimal, diperlukan suatu prosedur pelaksanaan yang baik.Untuk merealisasikan hal tersebut perlu
disusun organisasi, tata cara pelaksanaan pekerjaan antara konsultan sebagai pelaksana dan Pemberi
kerja.
3-5
Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
dilakukan
pendekatan yang mengacu pada pencapaian sasaran dari kegiatan ini. Pendekatan pelaksanaan pekerjaan
tersebut dapat dideskripsikan sebagai berikut.
3.3.1 WHERE ARE WE NOW? (DIMANAKAH POSISI KITA SAAT INI?)
a. Kegiatan Persiapan
1
3-6
b. Pengumpulan Data
1. Melakukan inventarisasi terkait; Norma/Aturan, Standar, Pedoman dan Manual Bidang Air Minum;
2. Petunjuk Teknis (Juknis) yang relevan dengan pelaksanaan pekerjaan;
3. Pengumpulan data, berupa data sekunder (melakukan survey ke instansi terkait serta kelembagaan
formal maupun nonformal untuk mengumpulkan datadata yang terkait dengan kegiatan SPAM dari
segi teknis, kelembagaan, dan manajemen. dan studi literatur (norma, standar, pedoman, manual
bidang sanitasi, petunjuk teknis, PP No. 16/2005, dll).
4. Pengumpulan data primer melalui pengukuran langsung di lapangan;
5. Datadata lain dari berbagai sumber: Kimpraswil (PU), Departemen Kesehatan, BPS, Bappenas,
WHO, World Bank, dll
3.3.2 WHERE ARE WE GOING TO GO? (TUJUAN APA YANG INGIN DICAPAI?)
a. Kompilasi dan Pemprosesan Data
Mengelompokan data kuantitatif dan kualitatif sebagai bahan analisis
b. Analisis
Melakukan kajian terhadap tingkat pencapaian layanan air minum, termasuk kelemahan atau
kendala, peluang, IPTEK dan skenario yang telah dijalankan;
Melakukan analisis terhadap aspek aspek teknis lingkungan, ekonomi, finansial, dan
kelembagaan yang berhubungan/berpengaruh terhadap perencanaan program, pelaksanaan
program dan pengendalian program di daerah maupun pusat
Melakukan kajian evaluasi pemanfaatan prasarana dan sarana SPAM dan merumuskan serta
melakukan perhitungan / estimasi kebutuhan prasarana dan sarana SPAM.
3-7
komitmen pencapaian sasaran MDGs (Millenium Development Goals) 2015 untuk sektor
pengembangan air minum;
3. Penyusunan konsep dan alternatif SPAM;
4. Penyusunan Rencana Induk SPAM yang mencakup aspek peraturan perundangan, aspek
kelembagaan, aspek pembiayaan, aspek sosial budaya / peran serta masyarakat, dan aspek
teknis operasional.
b. Pembahasan / Diskusi
1. Mengadakan diskusi dengan mengundang para pemangku kepentingan untuk menampung
dan membicarakan konsep rencana induk persampahan ini;
2. Melakukan pembahasan pada setiap kegiatan dengan pemberi tugas (Satker dan Direksi
Pekerjaan) dan tim teknis yang akan ditunjuk oleh Satker dan Direksi Pekerjaan, serta aparat
terkait.
Gambaran jelas mengenai pendekatan pelaksanaan pekerjaan yang digunakan pada kegiatan ini, dapat
dilihat pada Gambar 3.1.
3-8
3-9
Data sosial ekonomikarakteristik wilayah dan kependudukan ditinjau dari aspek sosial,
ekonomi dan budaya:
i.
ii.
iii.
iv.
ii.
iii.
iv.
air minum;
ii.
drainase;
iii.
iv.
v.
Teknis
b.
Kinerja pelayanan;
c.
Tingkat pelayanan;
d.
Periode pelayanan ;
e.
Jangkauan pelayanan;
f.
Kinerja instalasi;
g.
h.
i.
Tingkat kebocoran;
j.
Non teknis;
k.
l.
3-11
f.
3-12
B. RENCANA JARINGAN
Direncanakan sesuai dengan:
a. Rencana pengembangan tata kota maupun tata wilayah
b. Jaringan distribusi utama Rencana jaringan dibuat untuk perluasan pelayanan dan cakupan dari SPAM
dengan jaringan perpipaan yang telah ada saat ini, maupun untuk meningkatkan pelayanan dari SPAM bukan
jaringan perpipaan menjadi SPAM dengan jaringan perpipaan. Untuk SPAM dengan jaringan perpipaan,
langkahlangkah pengerjaan perencanaan jaringan distribusi air minum dilaksanakan sebagai berikut:
1. Tentukan daerah pelayanan
2. Kumpulkan data untuk daerah pelayanan Metoda analisis penentuan daerah pelayanan dengan
administrative kebijaksanaan pemerintah daerah, dan rencana penerapan jaringan distribusi utama
pelayanan air minum:
a. jumlah penduduk
b. peta topografi, situasi lokasi, peta jaringan yang sudah ada di daerah pelayanan
c. asumsi konsumsi pemakaian air domestik
d. asumsi konsumsi pemakaian air nondomestik
e. daya dukung tanah
f. hasil pengukuran lapangan
3. Gambarkan sistem jaringan distribusi utama dalam bentuk melingkar atau bercabang yang
disesuaikan dengan data pendukung
4. Tentukan kebutuhan air di setiap titik sampul jaringan distribusi utama lingkaran
5. Tentukan diameter pipa dan perhitungan hidrolis sebagai berikut:
a. Tentukan kecepatan aliran dalam, pipa sesuai dengan criteria perencanaan antara dua titik simpul
b. Hitung diameter pipa berdasarkan rumus: Q = AV
6. Gambarkan sistem jaringan distribusi utama yang memuat data sebagai berikut:
a. nomor simpul
b. konsumsi setiap simpul
c. elevasi setiap simpul
C. PROGRAM DAN KEGIATAN PENGEMBANGAN
Identifikasi permasalahan dan kebutuhan pengembangan dilakukan berdasarkan hasil analisis. Pengembangan
sistem penyediaan air minum dalam hal ini dapat berupa:
a. Pengembangan cakupan atau pelayanan SPAM dengan jaringan perpipaan eksisting
PT. 2001 PANGRIPTA
3-13
b. Pengembangan SPAM bukan jaringan perpipaan terlindungi menjadi SPAM dengan jaringan perpipaan
c. Pengembangan SPAM bukan jaringan perpipaan tidak terlindungi menjadi terlindungi Halhal yang perlu
diidentifikasi antara lain adalah:
Kinerja pelayanan;
Tingkat kebocoran;
Perkiraan kebutuhan air merupakan dasar penentuan biaya investasi. Perkiraan kebutuhan air didasarkan pada
informasi data sekunder. Kebutuhan air diklasifikasikan berdasarkan aktifitas masyarakat yaitu:
a. Perkiraan air harus didasarkan pada informasi data sekunder kondisi sosial ekonomi.
b. Kebutuhan air diklasifikasikan berdasarkan aktifitas masyarakat yaitu:
Domestik (rumah tangga, sosial).
Nondomestik (komersil, perkotaaan, fasilitas umum,
industri, pelabuhan, dan sebagainya).
c. Konsumsi atau standar pemakaian air pada umumnya dinyatakan dalam volume pemakaian air ratarata per
orang per hari yang ditentukan berdasarkan data sekunder kebutuhan ratarata.
d. Konsumsi air untuk keperluan komersial dan industri sangat dipengaruhi oleh harga dan kualitas air, jenis dan
ketersediaan sumber air alternatif.
e. Kebutuhan air suatu wilayah pelayanan juga dipengaruhi oleh besarnya air tak berekening (ATR). Gambaran
pengertian komponen utama air tak berekening dapat dilihat pada rekomendasi berikut ini:
Gambar 3.3 Rekomendasi International Water Association Untuk Istilah Kehilangan Air
(Sumber: PerMen PU No.18/PRT/M/2007 Lampiran 1)
PT. 2001 PANGRIPTA
3-14
Kebutuhan Domestik
3.1.2
Kebutuhan Nondomestik
3.2.2
Unit Transmisi
3.2.3
Unit Produksi
3.2.4
Unit Distribusi
3.2.5
Unit Pelayanan
3-15
Jelaskan keadaan daerah: geografis (dataran rendah, pegunungan), geologis, hidrologis, topografis,
klimatologis. Manfaatkan data sekunder. Harus ada petapeta kab/kota, kecamatan, berisi batas administrasi,
kawasan perumahan, industri, pendidikan, fasum, fasos, jalan, dll.
Sebutkan sarana dan prasarana yang ada, meliputi: pengelolaan air limbah, persampahan, drainase, listrik,
telefon, jalan, daerah wisata.
Jelaskan kondisi social, ekonomi, dan budaya masyarakat setempat, buatkan tabeltabelnya: PDRB,
pekerjaan, adattradisibudaya, migrasi (urbanisasi), industri, dll.
Uraikan sarana kesehatan dan sanitasi lingkungan, statistik kesehatan, insidensi sakit, angka kelahiran,
kematian, data penyakit menular lewat air (pemula atauwaterborne deseases), dan penyakit yg diakibatkan
oleh kekurangan air seperti penyakit gangguan kulit (water ralated deseases).
Uraikan dan tabelkan semua penataan ruang dan lahan, rencana pengembangan kota, perubahan tataguna
lahan.
3-16
Uraikan data kependudukan, yang meliputi jumlah penduduk, kepadatan, dan penyebarannya, dirinci
perkecamatan / kelurahan / desa
Kelembagaan PDAM yang sudah ada yang meliputi struktur organisasi, tugas/wewenang masingmasing
personil yang sudah diSKkan oleh Bupati/Walikota (sebagai Pembina PDAM).
Badan usaha atau lembaga yang mengurus JP non PDAM yang ditetapkan oleh Bupati.
Lembaga pengelola SPAM swasta/Badan Usaha Swasta atau KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat).
Pengurus distribusi air minum TA (terminal air), HU (hidran umum) yang ditetapkan oleh Direktur PDAM
Peraturan tentang pembentukan PDAM, BUS, Koperasi, kelompok masyarakat dan peraturan pelayanan
Identifikasi pola pembiayaan pembangunan prasarana SPAM (APBD, APBD, Pamsimas, PDAM, Swadaya
Masyarakat)
Berisi standar dan kriteria yang akan digunakan dalam pengembangan SPAM Parameter yang perlu
diperhatikan :
Air yang terdistribusikan oleh pengelola SPAM dikurangi tingkat kebocoran, dibagi dengan jumlah jiwa
terlayani (asumsi 1 SR= . orang, sesuaikan data BPS setempat; asumsi 1 HU= 100 Orang atau
sesuaikan data eksisting pemanfaatan HU).
Kebutuhan air dilakukan perbandingan dengan wilayah tingkat karakteristik yang sama.
BJP Domestik Disamakan dengan perhitungan kebutuhan JP Domestik Cara menentukan Standar kebutuhan
nondomestik
JP Non Domestik Standar kebutuhan JP Non Domestik , yaitu tambahan 15% dari kebutuhan air domestik
sesuai dengan Permen PU No. 18/2007 atau sesuai dengan kebutuhan nondomestik yang direncanakan.
Domestik perdesaan: minimal 60 l/o/h sesuai denganPermen PU No. 18/2007 Nondomestik: Tambahan 15%
x kebutuhan domestik sesuai dengan Permen PU No. 18/2007 disesuaikan kebutuhan spesifik lokasi/daerah.
a . Pilih sumber air baku yang memenuhi syarat kualitas (Permenkes No 492 tahun 2010), kuantitas (jika
debit minimum pada akhir musim kemarau melebihi kebutuhan air pada periode perencanaan) dan
kontinyuitas (cek debit akhir musim kemarau). Pilih debit yang memenuhi kebutuhan proyeksi 1520
tahun.
b . Transmisi air baku dan transmisi air olahan (menggunakan saluran tertutup dengan pipa kecuali air baku
3-17
Pembuatan blok pelayanan yang disesuaikan dengan kondisi topografi, sebaran penduduk, dan peruntukan
daerah (wisata, industri, perkantoran) kemudian dipetakan.
Data demografi 10 tahun terakhir. Sebaran dan kepadatan penduduk. Proyeksi Menggunakan dataproyeksi
penduduk dari data sekunder (misal RTRW)
Kebutuhan air minum menggunakan parameter: (1) tingkat pelayanan, (2) tingkat konsumsi air, (3) penurunan
kehilangan air
Sebutkan semua air permukaan yang ada: sungai, danau, waduk, embung, muara baik tulisan maupun
berupa peta. Debit rerata musim hujan & kemarau dan debit minimumnya. Kualitas air musim hujan &
kemarau.
Idem untuk air tanah. Catat juga elevasi sumber air (broncaptering), intake dan jaraknya dari daerah
pelayanan tulisan dan Peta.
Neraca air: Debit yang sudah dimanfaatkan, debit sisa, potensi yang masih bisa dimanfaatkan, data curah
hujan 5 tahun terakhir.
Pilihan sumber air yang digunakan. Kaji secara teknis pemanfatannya, secara eknomis, dan aman bagi
lingkungan, kualitas air menjadi pertimbangan dalam pemilihan sumber air yang digunakan
Usulan izin pemanfaatan air baku (SIPA) dan debit yang dimanfaatkan, bagi lokasi pengambilan yang belum
ada SIPAnya, uraikan tatacara proses pembuatan SIPA
Jelaskan rencana pola pemanfaatan ruang wilayah pengembangan pelayanan (zonasi) serta tingkat
pelayanannya
Jelaskan rencana pengembangan SPAM meliputi pentahapan 5 tahunan SPAM Perkotaan dan Perdesaan
termasuk unitunit pelayanannya (unit produksi, distribusi dan pelayanan)
Jelaskan kapasitas pelayanan pengembangan perkotaan (ibukota kabupaten dan masingmasing IKK, baik
IKK pengembangan maupun IKK baru, termasuk prioritas dan urgensinya dalam pentahapan pengembangan
SPAM) termasuk BJP, juga dijelaskan pengembangan perdesaan termasuk prioritas dan urgensinya dalam
pentahapan pengembangan SPAM baik JP maupun BJP
Jelaskan kiatkiat penurunan kebocoran berdasarkan informasi dari data eksisting SPAM. Buatlah peta
pengembangan SPAM dengan peta dasar dari peta RTRW
3-18
Besaran rencana biaya / investasi yang dibutuhkan yang dituangkan dalam rencana anggaran biaya
pengembangan SPAM. Pola Investasi disesuaikan dan dilakukan dengan rencana pentahapannya termasuk
sumber pendanaan disesuaikan dengan peraturan dan ketentuan yang ada seperti pendanaan sumber dari
APBD SDA, produksi dari APBD DJCK, dan distribusi jaringan dari APBD/APBD I, atau distribusi jaringan
pelanggan bisa didapat dari APBD II/PDAM
Asumsiasumsi yang berhubungan langsung dan tidak langsung dengan perhitungan proyeksi keuangan
/finansial seperti: Indeks / tingkat inflasi, tahun dasar proyeksi, jangka waktu proyeksi, tingkat suku
bunga/diskon faktor/BI rate, tingkat inflasi, kebijakan kenaikan tarif (yang diharapkan), masa tenggang
pembayaran bunga dan cicilan, loan disbursement, dan kebijakan lainnya.
Analisis kelayakan keuangan dinilai dengan melihat kelayakan keuangan/finansial untuk investasi
pengembangan RI SPAM yaitu besaran IRR, NPV,PayBack Periode, sensitivity analysis, BCR. Investasi
disebut layak untuk diimplementasikan apabila : IRR > diskon faktor/BI Rate dan NPV positif
Bentuk altermatif kelembagaan pengelolaan SPAM: BUMD (Badan Usaha Milik Daerah /PDAM), BUS
(Badan Usaha Milik Swasta), Koperasi, BLU (Badan Layanan Umum), KSM (kelompok Swadaya
Masyarakat)
Struktur organisasi kelembagaan yang diperlukan, uraikan tugas dan tanggung jawabnya.
SUMBER DATA
a . Kabupaten/ Kota Dalam Angka (BPS),
b . RTRW (Bapeda Kota/Kabupaten),
c . PDAM,
d . BAPPEDA Kota/Kabupaten,
e . Dinas PU Kabupaten,
f . Dinas Kesehatan Kabupaten,
g . Dinas Koperasi & UKM,
h . Dispenda,
i . Bangda,
j . Permen PU 18/2007,
k . Permen PU 01/2010,
PT. 2001 PANGRIPTA
3-19
l . Analisis,
m . RAB (konsep teknis pengembangan SPAM),
n . Permendagri 23/2006,
o . PP 16/2005,
p . Permendagri No. 61/2007,
q . Permendagri No. 2/2007,
r . Kepmendagri No. 130/2003,
s . Kebijakann tartif daerah setempat,
t . Bank Indonesia,
u . SDA.
Untuk mengidentifikasi ketersediaan air baku di suatu wilayah bagi kebutuhan air minum diperlukan studi
hidrologi dan studi hidrogeologi untuk memperoleh informasi mengenai:
Kualitas air dan pemakaian sumber air saat ini (bila ada).
Alternatif sumber air terpilih harus dipertimbangkan terhadap aspek ekonomi dan kehandalan sumber.
Pemilihan alternatif sumber air didasarkan pada pertimbangan sebagai berikut:
a.
Air sungai, umumnya memerlukan pengolahan untuk menghasilkan air minum, sehingga sumber air
sungai baru dapat diperbandingkan dengan mata air, hanya apabila lokasi bangunan penyadap (intake)
terletak dekat dengan daerah pelayanan;
b.
Danau atau rawa, pengisiannya (inflow) umumnya berasal dari satu atau beberapa sungai. Alternatif
sumber danau dapat diperbandingkan dengan air permukaan sungai apabila volume air danau jauh lebih
besar dari aliran sungaisungai yang bermuara kedalamnya, sehingga waktu tinggal yang lama (long
detention time) dari aliran sungai ke danau menghasilkan suatu proses penjernihan alami (self purification);
c.
Mata air, sering dijumpai mengandung CO2 agresif yang tinggi yang walaupun tidak banyak berpengaruh
pada kesehatan tetapi cukup berpengaruh pada bahan pipa (bersifat korosif);
d.
Air tanah dalam, dapat diajukan sebagai alternatif sumber air dalam hal air permukaan (sungai) telah
terkontaminasi berat, mengingat kualitas air tanah secara bakteriologis lebih aman daripada air permukaan;
e.
3-20
Studi hidrologi dimaksudkan untuk menilai kehandalan sumbersumber air di suatu wilayah ditinjau dari siklus
hidrologi: curah hujan, evaporasi, aliran permukaan (run off), infiltrasi dan perkolasi dengan mengikuti
langkahlangkah sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
e.
Prosedur pemilihan sumber dalam penyusunan rencana induk SPAM adalah memberikan identifikasi
sumbersumber yang akan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan sesuai waktu perencanaan, dengan
penekanan pada:
a . Pengaruh yang ditimbulkan akibat pengambilan sumber air;
b . Investasi untuk biaya eksploitasi serta biaya pengoperasian dan pemeliharaan dibuat yang terendah;
c . Dampak lingkungan yang mungkin timbul diusahakan sekecil mungkin.
Prosedur pemilihan sumber air baku yang direkomendasikan mengikuti urutan sebagai berikut:
a. Identifikasi, termasuk aspek perizinan;
b. Evaluasi sumber dengan tujuan terhadap sektorsektor lain yang menggunakan/memakai sumber;
c. Evaluasi finansial.
D. KRITERIA DAN STANDAR PELAYANAN
Kriteria dan standar pelayanan diperlukan dalam perencanaan dan pembangunan SPAM untuk dapat memenuhi
tujuan tersedianya air dalam jumlah yang cukup dengan kualitas yang memenuhi persyaratan air minum,
tersedianya air setiap waktu atau kesinambungan, tersedianya air dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat
atau pemakai.
Sasaran pelayanan pada tahap awal prioritas harus ditujukan pada daerah berkepadatan tinggi dan kawasan
strategis. Setelah itu prioritas pelayanan diarahkan pada daerah pengembangan sesuai dengan arahan dalam
perencanaan induk kota. Untuk mendapat suatu perencanaan yang optimum maka strategi pemecahan
permasalahan dan pemenuhan kebutuhan air minum adalah sebagai berikut:
a.
b.
c.
3-21
Sedangkan kehilangan nonteknis dan konsumsi resmi tak berekening sebagaimana diperlihatkan
pada gambar B.3 harus diminimalkan hingga mendekati nol. Kebutuhan air baku ratarata dihitung
berdasarkan jumlah perhitungan kebutuhan air domestik, nondomestik, dan air takberekening.
Rencana alokasi air baku dihitung 130% dari kebutuhan air baku ratarata.
2. Tentukan sumber air baku yang akan dipilih sesuai hasil investigasi atau identifikasi awal
F. RENCANA KETERPADUAN DENGAN PRASARANA DAN SARANA (PS) SANITASI
Pertimbangan untuk melakukan keterpaduan antara air minum dan sanitasi:
Pengelolaan Persampahan, menghasilkan lindi (leacheate) dan limbah padat yang berpotensi
mencemari air baku air minum.
Penurunan kualitas air baku untuk air minum, meningkatkan biaya pengolahan air minum yang
menjadi beban masyarakat (Peningkatan 1 mg/liter BOD meningkatan biaya pengolahan sebesar Rp
970/m3).
Pengolahan air limbah diperlukan untuk mengatasi kelangkaan air baku bagi air minum.
3-22
b. identifikasi pencemaran di sekitar air baku dilakukan dengan pengamatan visual dan uji laboratorium
c. identifikasi potensi pencemar daerah sekitar air baku paling sedikit memiliki jarak sejauh radius 10
meter dari sumber air baku
d. identifikasi karakteristik buangan dari IPA
e. lakukan upaya penanganan terhadap seluruh potensi pencemar air baku
G. RENCANA PEMBIAYAAN DAN POLA INVESTASI
Indikasi biaya dan pola investasi dihitung dalam bentuk nilai sekarang (present value) dan harus dikonversikan
menjadi nilai masa datang (future value) berdasarkan metode analisis finansial, serta sudah menghitung
kebutuhan biaya untuk jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Hal yang perlu diperhatikan dalam
rencana keuangan atau pendanaan:
Sumber dana
b.
Lakukan kajian terhadap batas wilayah administrasi pemerintahan, tugas dan kewenangan instansi
tertentu, mekanisme pendanaan, kebiasaan atau adat masyarakat.
c.
d.
Buat rencana pengembangan kelembagaan yang mampu untuk mengelola SPAM yang direncanakan.
Dalam pengolahan sistem penyediaan air minum yang perlu diperhatikan adalah:
Data dan gambar pelaksanaan (as built drawing) sistem penyediaan air minum yang sudah
ada;
Laporan rencana induk (bila akan dilakukan kaji ulang rencana induk yang sudah ditetapkan
sebelumnya).
c. Lakukan langkahlangkah sesuai dengan langkahlangkah pada tata cara penyusunan RI SPAM di
PT. 2001 PANGRIPTA
3-23
atas;
d. Buat kesimpulan berdasarkan langkahlangkah tata cara penyusunan RISPAM di atas dengan
membandingkan data lama dan data sekarang khusus untuk kegiatan pengkajian ulang rencana induk;
e. Buat rekomendasi berdasarkan pengkajian dan kesimpulan, khusus untuk kegiatan pengkajian ulang
rencana induk, yang dapat berupa:
Hasil studi yang lama dapat langsung digunakan tanpa ada perubahan;
Hasil studi yang harus diubah pada bagian tertentu disesuaikan dengan kondisi sekarang;
f.
Dilaksanakan oleh tenaga ahli bersertifikat dengan pemimpin tim (team leader) berpengalaman
dalam bidang air minum minimal 5 tahun atau menurut peraturan yang berlaku;
Mempelajari laporan studi terdahulu tentang sistem penyediaan air minum dan tata ruang kota.
Dilakukan pembahasan dengan pihak terkait guna mendapatkan kesepakatan dan rekomendasi
terhadap lingkup wilayah studi dan wilayah pelayanan.
Wilayah studi dan wilayah pelayanan harus memperhatikan acuan umum dan kriteriakriteria yang
sudah ditetapkan.
Laporan hasil survei dan pergkajian wilayah studi dan wilayah pelayanan mencakup:
a. Batas wilayah studi, wilayah proyek dan wilayah pelayanan;
b. Fotofoto lokasi alternatif sumber air, jalur pipa transmisi air baku dan air minum, instalasi
pengolahan air dan reservoir distribusi;
c. Data teknis wilayah studi dan wilayah pelayanan;
d. Pertimbangan teknis wilayah studi dan wilayah pelayanan.
Ketentuan teknis survei dan pengkajian wilayah studi dan wilayah pelayanan sebagai berikut:
a. Data teknis yang harus dikumpulkan meliputi:
PT. 2001 PANGRIPTA
3-24
iklim;
geografi;
geologi dan hidrologi yang dilengkapi petapeta;
Rencana Tata Ruang Wilayah;
peta wilayah;
gambargambar teknis yang ada;
laporan teknis sistem penyediaan air minum yang ada;
data sosial ekonomi;
data kependudukan.
b.
c.
Survei antara lain sumber air baku, sosial, dan ekonomi harus dilakukan sesuai ketentuan yang
berlaku;
d.
Pemilihan alternatif jalur transmisi air baku ditentukan berdasarkan hasil kunjungan lapangan.
Panjang pipa dan kondisi topografi diketahui berdasarkan pembacaan peta;
e.
Pengkajian bertujuan untuk mendapatkan batasan wilayah studi, wilayah proyek dan wilayah
pelayanan, sumber air baku dan jalur transmisi air baku, serta menjelaskan komponen-komponen
yang terdapat di dalam wilayah studi dan wilayah pelayanan secara terinci baik kondisi pada saat ini
maupun kondisi pada masa mendatang. Apabila terdapat sistem penyediaan air minum, maka harus
dilakukan penanganan sebagai berikut:(
2.
( peluasan sistem dengan penambahan sumber air baku dan peningkatan produksi.
Survey dan pengkajian sumber daya air baku (untuk berbagai sumber seperti: mata air, air tanah dalam, air
tanah dangkal, air sungai, danau/embung, dan air waduk, disesuaikan dengan kondisi eksisting di wilayah
perencanaan)
Dalam pelaksanaan survei lapangan bidang air baku harus dipenuhi ketentuan-ketentuan teknis sebagai
berikut:
a. Gambar-gambar sketsa lokasi, peta-peta dengan ukuran gambar sesuai ketentuan yang berlaku;
b. Sumber air baku harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
(kualitas air baku harus memenuhi ketentuan baku mutu air yang berlaku;
(jarak sumber air baku ke daerah pelayanan maksimum sesuai dengan ketentuan untuk
masing-masing sumber air baku.
3-25
3.
4.
Namun, metode yang biasa digunakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) adalah Metode Geometrik.
Ketentuan teknis untuk survei dan pengkajian ketatakotaan adalah:
a. Ada sumber daya baik alam maupun bukan alam yang dapat mendukung penghidupan dan
kehidupan di kota yang akan disurvei;
b. Ada prasarana perkotaan yang merupakan titik tolak arah pengembangan penataan ruang kota.
5.
b.
c.
d.
e.
3-26
6.
f.
g.
h.
i.
j.
b.
Kegiatan survey akan dilakukan dengan semaksimal mungkin menggunakan sumber daya lokal agar
mengefisienkan pekerjaan. Misalnya: memobilisasi surveyor lokal, memanfaatkan jasa penyewaan peralatan
survey lokal, menggunakan jasa pelayanan laboratorium lokal, dll.
3.6. TAHAPAN RENCANA KERJA
3.6.1 UMUM
Rencana kerja di susun oleh konsultan setelah memahami inti dari pekerjaan yang akan dilaksanakan dan lingkup
yang diberikan. Rencana kerja ini sangat diperlukan untuk dijadikan pedoman bagi tim pelaksana pekerjaan untuk
mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk mengkoordinasi setiap kegiatan, sehingga akan dihasilkan
pekerjaan yang efektif dan efisien. Rencana kerja akan kami sajikan dalam bentuk Bagan Alir Pelaksanaan dan
Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan. Tahapan rencana kerja Konsultan dalam melaksanakan kegiatan perencanaan
ini disajikan seperti bagan alir berikut : Pada bagian ini akan dijelaskan rencana kerja yang akan dilakukan oleh
konsultan dalam upaya mencapai sasaran yang diinginkan dalam penyusunan Rencana Induk SPAM Kabupaten
Bolaang Mongondow Selatan ini. Tentunya, konsisten dengan pendekatan yang telah dipaparkan pada Bab
sebelumnya, maka rencana kerja yang disusun akan mengacu pada pendekatan tersebut. Tahapan rencana kerja
yang akan dilakukan dipaparkan dengan mengikuti diagram alir sebagai berikut:
3-27
3.6.2.
Tahap persiapan merupakan tahap yang amat penting dan krusial dalam menentukan keberhasilan pencapaian
tujuan kegiatan, mengingat interaksi antara konsultan dan pemberi pekerjaan akan sangat intensif pada tahap ini.
Dengan demikian, perlu dijalin suatu mekanisme komunikasi yang baik agar kesamaan persepsi pencapaian
kegiatan antara pihak pemberi pekerjaan dengan pihak konsultan dapat tercapai dengan baik. Pada tahap
persiapan ini akan dilakukan beberapa hal sebagai berikut:
1. Membuat Program Kerja (Pola Pikir) kegiatan secara keseluruhan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini mencakup penyusunan pola pikir alur pencapaian sasaran kegiatan
yang kemudian mesti dikomunikasikan dan dipahami oleh seluruh jajaran tenaga ahli dan tenaga pendukung
kegiatan.
2. Menentukan Sasaran
Pada tahap ini, dilakukan definisi penentuan sasaran secara rinci dan spesifik mengenai apaapa saja hal
yang diharapkan untuk dicapai dalam penyusunan dokumen Rencana Induk SPAM Kabupaten Bolaang
Mongondow Selatan ini. Perlu dicatat, bahwa meski memang produk akhir dari kegiatan ini adalah
tersedianya dokumen Rencana Induk SPAM Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan , diperlukan suatu
pendekatan yang komprehensif dalam rangka mencapai sasaran besar dari kegiatan ini yakni untuk
meningkatkan kinerja dan pelayanan SPAM di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan melalui upaya yang
komprehensif untuk melibatkan berbagai pihak (stakeholders) dalam SPAM di Kabupaten Bolaang
Mongondow Selatan
3-28
PENGUMPULAN DATA
3-29
2. Petunjuk Teknis
Selain NSPM, berbagai data mengenai petunjuk teknis pengembangan SPAM juga penting untuk
dikumpulkan, sebagai acuan dalam perumusan rencanarencana yang dimuat dalam lingkup Rencana Induk
SPAM ini.
Petunjuk teknis ini dapat digunakan sebagai acuan dalam pengembangan berbagai rencana yang terkait
langsung dengan Rencana Induk SPAM ini (misalkan: rencana pengembangan sistem air baku, rencana
transmisi, rencana distribusi, dll), maupun sebagai acuan untuk pengembangan berbagai turunan kegiatan
sebagai produk dari dokumen Rencana Induk ini, yakni identifikasi berbagai aktivitas Studi kelayakan
(Feasibility Study) dan Rencana Detil (Detailed Engineering Design).
1. Pengumpulan data, berupa data sekunder (melakukan survey ke instansi terkait serta kelembagaan
formal maupun non-formal untuk mengumpulkan data-data yang terkait dengan kegiatan
pengembangan SPAM dari segi teknis, kelembagaan, dan manajemen. dan studi literatur (norma, standar,
pedoman, manual bidang sanitasi, petunjuk teknis, PP No. 16/2005, dll).
2. Pengumpulan data primer melalui pengukuran langsung di lapangan, misalkan data debit air baku, data
kualitas air baku, pengambilan kuesioner langsung kepada masyarakat.
3. Data-data lain dari berbagai sumber: Kimpraswil (PU), Kementerian Kesehatan, BPS, Bappenas,
WHO, World Bank, dll, yang kemudian dapat digunakan sebagai acuan pelengkap sesuai dengan data
yang diperlukan. Misalkan: data angka penyakit yang perlu didapatkan dari Departemen Kesehatan, dll.
3.6.4.
RENCANA JARINGAN
Langkahlangkah pengerjaan perencanaan jaringan distribusi air minum dilaksanakan sebagai berikut:
-
Metoda analisis penentuan daerah pelayanan dengan administrasif kebijaksanaan pemerintah daerah, dan
kelayakan penerapan jaringan distribusi pelayanan air minum:
-
Jumlah penduduk
Peta topografi, situasi lokasi, peta jaringan yang sudah ada di daerah pelayanan
Gambarkan sistem jaringan distribusi dalam bentuk melingkar yang disesuaikan dengan
3-30
data pendukung
-
Penentuan keinginan masyarakat dalam mendapatkan pelayanan air minum; Penentuan standar pemakaian air;
3.6.5.
Tahap ini teramat penting karena berupaya untuk mengelompokan data kuantitatif dan kualitatif sebagai bahan
analisis. Pengelompokan datadata tersebut mesti sesuai dengan bahan analisis yang akan dilakukan, oleh
karenanya upaya kompilasi data pun perlu dilakukan dengan menggunakan format yang spesifik sesuai dengan
kebutuhan analisis untuk tiap aspek yang dicakup dalam Rencana Induk SPAM ini. Misalkan: perlunya dibuat
format khusus untuk kompilasi data kualitas air, adanya format khusus untuk kompilasi datadata kuesioner, dll.
A.
1.
Analisis
Melakukan kajian terhadap tingkat pencapaian layanan air minum, termasuk kelemahan atau kendala,
peluang, IPTEK dan skenario yang telah dijalankan.
Dari berbagai aspek yang dikaji dalam Rencana Induk SPAM ini (aspek teknis, pembiayaan,
kelembagaan, peraturan/perundangan, dan aspek sosial budaya), maka upaya analisis pembandingan
(bench marking) kondisi eksisting SPAM di Propinsi Sulawesi Utara (pada Kabupaten/Kota terpilih)
terhadap target yang ingin dicapai diarahkan pada upaya identifikasi penyebab utama (root cause) dari
masih belum optimalnya kinerja pelayanan SPAM di Propinsi Sulawesi Utara (pada Kabupaten/Kota
terpilih). Berbagai kelemahan atau kendala akan diidentifikasi untuk kemudian dicoba untuk dijadikan
peluang (opportunities) dalam pengembangan SPAM ke depan.
2.
Melakukan analisis terhadap aspek aspek teknis lingkungan, ekonomi, finansial, dan kelembagaan
yang berhubungan / berpengaruh terhadap perencanaan program, pelaksanaan program dan
pengendalian program di daerah maupun pusat.
3-31
Dalam hal ini, penting pula untuk dianalisis aspek kesinambungan dan keterkaitan dari berbagai program
pengembangan SPAM di Propinsi Sulawesi Utara (pada Kabupaten/Kota terpilih) yang dilakukan oleh
berbagai pihak (instansi/stakeholders). Diharapkan setelah dokumen Rencana Induk ini diterbitkan,
seluruh kegiatan pengembangan SPAM dapat dilaksanakan secara terintegrasi.
Melakukan kajian evaluasi pemanfaatan prasarana dan sarana SPAM dan merumuskan serta melakukan
perhitungan / estimasi kebutuhan prasarana dan sarana SPAM. Hal ini penting mengingat dokumen
Rencana Induk ini harus mampu mendefinisikan kebutuhan sarana untuk peningkatan coverage
pelayanan beserta analisis implikasi pembiayaannya. Selain itu, jika pengembangan sarana dan
prasarana tersebut memerlukan kajian dengan justifikasi yang lebih rinci, maka dokumen Rencana Induk
ini harus mampu mendefinisikan kebutuhan dilaksanakannya Studi kelayakan dan Rencana detil desain.
B.
Berdasarkan analisa hasil ketiga aktivitas terdahulu, maka diidentifikasi baik permasalahan, tantangan dan
kebutuhan pengembangan sistem. Halhal yang perlu diidentifikasikan antara lain adalah:
Performa pelayanan;
Tingkat kebocoran;
Domestik
Rumah tangga;
Komersil;
Perkotaan;
Fasilitas umum;
(1)
Industri;
(2)
3-32
Pada umumnya konsumsi atau standar pemakaian dinyatakan dalam volume pemakaian air ratarata per
orang perhari yang ditentukan berdasarkan survey kebutuhan nyata. Sedangkan konsumsi air untuk
keperluan komersial dan industri sangat dipengaruhi oleh harga dan kualitas air, jenis dan ketersediaan
sumber air alteranatif. Biasanya kebutuhan air disuatu kota juga dipengaruhi oleh besarnya kehilangan
air. Dalam hal ini kehilangan air didefinisikan secara sederhana sebagai produksi air yang tidak terjual.
Besarnya kehilangan air sangat tergantung dari kondisi dan umur pipa, tekanan dan sistem penyediaan
air.
3.6.7.
Umum
Untuk mengindentifikasi ketersediaan air baku di suatu wilayah bagi kebutuhan air minum diperlukan studi
hidrogeologi. Studi tersebut terutama dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai:
1.
2.
3.
Pada umunya terdapat sejumlah alternatif sumber yang berbeda. Alternatif sumber terpilih harus dipertimbangkan
terhadap aspek ekonomi dan kehandalan sumber.
Tingkat kehandalan sumber merupakan suatu faktor yang sulit dinilai secara mata uang, dan penilaian bobotnya
tergantung pada besar kecilnya kota atau kawasan yang dilayani. Untuk kotakota yang lebih kecil bobot
penilaiannya lebih besar dari kota besar.
Analisis pemilihan alternatif sumber dilakukan terhadap sumbersumber yang telah diidentifikasi menurut jenis
sumber air:
1.
Mata air;
2.
Sungai, saluran;
3.
Danau;
4.
Air tanah.
Dalam melakukan analsisis pemilihan alternatif sumber sejumlah faktor perlu dipertimbangkan seperti:
1.
Air sungai umumnya memerlukan pengolahan untuk menghasilkan air minum, sehingga sumber air sungai
baru dapat diperbandingkan dengan mata air, hanya apabila lokasi penyadapan (intake) terletak dekat
dengan daerah pelayanan.
2.
Danau atau rawa, pengisiannya (inflow) umumnya berasal dari satu atau beberapa sungai. Alternatif
3-33
sumber danau diperbandingkan dengan air permukaan sungai apabila volume air danau jauh lebih besar dari
aliran sungaisungai bermuara kedalamnya, sehingga waktu tempuh yang lama (long detention time) dari
aliran sungai ke danau menghasilkan suatu proses penjernihan alami atau self purification.
3.
Mata air sering dijumpai mengandung CO2 agresif yang tinggi, yang mana walaupun tidak banyak
berpengaruh pada kesehatan tetapi cukup berpengaruh pada bahan pipa (korosi). Proses untuk
menghilangkannya harus dilakukan sedekat mungkin ke lokasi sumber.
4.
Dalam hal air permukaan (sungai) telah terkontaminasi berat, pemilihan alternatif sumber air tanah dalam
dapat diajukan, mengingat kualitas tanah secara bakteriologi lebih aman daripada air permukaan.
5.
Pertimbangan lain yang berkaitan dengan kebijakan Pemerintah Daerah mengenai peruntukan sumber.
3.6.8.
Dalam operasi dan pemeliharaan suatu sistem air minum diperlukan tenagatenaga profesional yang
berpengalaman. Tenagatenaga tersebut tidak diperoleh begitu saja, tetapi harus dilatih dan dibina secara terus
menurus.
Berdasarkan hal tersebut diatas, diperlukan suatu, penilaian terhadap kemampuan karyawan yang ada untuk
menyusun suatu program pengembangan karyawan yang dicapai melalui pendidikan dan pelatihan.
Pemilihan Alternatif Sistem
Dengan memadukan kebutuhan air dan ketersediaan sumber air baku, maka dapat direncanakan dan
dikembangkan pada umumnya lebih dari satu alternatif pemenuhan kebutuhan.
Suatu studi preliminary harus dilakukukan untuk mengidentifikasi semua alternatif yang "layak" mulai dari :
Jalur transmisi;
Lokasi reservoir;
Jaringan Distribusi
Studi preliminary dilakukan berdasarkan peta topografi, peta tata guna tanah, dan laporanlaporan eksisting
lainnya.
3.6.9.
Pengembangan Alternatif
Dengan memadukan prakiraan kebutuhan air dan ketersediaan sumber air baku, maka dapat diidentitikasikan dan
dikembangkan yang kemudian dipilih berbagai alternatif pemecahan permasalahan pemenuhan kebutuhan.
Setiap alternatif harus dikaji aspek teknis, ekonomi sehingga para ahli teknik dapat menganalisa dengan cepat dan
PT. 2001 PANGRIPTA
3-34
cermat. Alternatif terpilih adalah yang terbaik ditinjau dari berbagai aspek tersebut diatas. Pradesain dari alternatif
terpilih merupakan dasar dalam prakiraan biaya investasi dan praklayakan proyek. Setelah jelas sumber air baku
yang akan digunakan, maka harus dilakukan pengurusan perijinan. Setelah perijinan dilakukan pengamanan dan
pengurusan sumber air baku tersebut.
3.7. PENYUSUNAN RENCANA INDUK SPAM KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN
1. Evaluasi SPAM eksisting Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan
Setelah dilakukannya analisis yang komprehensif terhadap kondisi SPAM eksisting Kabupaten Bolaang
Mongondow Selatan , maka dilakukan evaluasi secara menyeluruh beserta kebutuhan pengembangan SPAM
di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan , melalui upaya pentahapan: Jangka Pendek (5 tahun), Jangka
Menengah (10 tahun), dan Jangka Panjang (20 tahun).
2. Pembahasan kebutuhan pengembangan SPAM di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan
dengan
mengacu kepada Rencana Tata Ruang Wilayah, rencana pencapaian target jangka menengah (RPJM) dan
jangka panjang (RPJP). Selain itu, dapat pula mengacu kepada komitmen pencapaian sasaran MDGs
(Millenium Development Goals) 2015 untuk sektor pengembangan air minum.
3. Penyusunan konsep dan alternatif SPAM
Dengan telah teridentifikasi dan teranalisisnya kondisi SPAM eksisting Kabupaten Bolaang Mongondow
Selatan , dan telah didefinisikannya tujuan yang ingin dicapai dalam berbagai tahapan perencanaan, maka
berbagai konsep dan alternatif pengembangan pelayanan SPAM dapat disusun dan dianalisis untuk
ditentukan mana yang paling layak untuk dikembangkan.
4. Penyusunan Rencana Induk SPAM yang mencakup aspek peraturan perundangan, aspek kelembagaan,
aspek pembiayaan, aspek sosial budaya / peran serta masyarakat, dan aspek teknis operasional, dengan
mempertimbangkan kelayakan teknis, kelayakan ekonomis, kelayakan lingkungan, dan kelayakan sosial.
3.8.
Pembahasan / Diskusi
1. Mengadakan diskusi dengan mengundang para pemangku kepentingan untuk menampung dan
membicarakan konsep rencana induk permasalahan ini. Dengan telah disusunnya konsep Rencana Induk
tersebut, maka sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.18/PRT/M/2007 Pasal 10, disebutkan
bahwa:
a) Rencana induk pengembangan SPAM sebelum ditetapkan wajib disosialisasikan oleh penyelenggara
bersama dengan pemerintah terkait melalui konsultasi publik.
b) Konsultasi publik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk menjaring masukan dan
tanggapan masyarakat.
c) Konsultasi publik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus dilakukan sekurangkurangnya tiga kali
PT. 2001 PANGRIPTA
3-35
dan dihadiri oleh masyarakat di wilayah layanan dan masyarakat di wilayah yang diperkirakan
terkena dampak dengan mengundang tokoh masyarakat, LSM, dan perguruan tinggi.
2. Melakukan pembahasan pada setiap kegiatan dengan pemberi tugas dan tim teknis yang akan ditunjuk, serta
aparat terkait. Dalam hal ini, setelah disusunnya Draft laporan final, maka akan ditajamkan menjadi laporan
final setelah melalui proses focus group discussions secara terbatas antara tim konsultan dengan tim teknis
terkait.
3-36
4. Jadwal
Pelaksanaan
Pekerjaan
Pekerjaan dimulai setelah proses administrasi kontrak kerja antara konsultan dengan pihak
pemberi tugas diselesaikan.
Penyelesaian keseluruhan pekerjaan diselesaikan dalam waktu 150 (seratus lima puluh) hari
kalender sesuai dengan berita acara rapat penjelasan umum terhitung sejak dikeluarkannya Surat
Perintah Kerja (SPK).
Rencana kerja yang diusulkan oleh Konsultan sesuai dengan KAK berkaitan dengan tugastugas konsultan,
maka untuk lebih jelasnya secara umum jadwal terinci dari pekerjaan ini dapat dilihat dalam Tabel 4.1 yang
terdapat pada halaman berikut.
4-1
4-2
4-3
Penetapan Rencana Induk SPAM Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (pada Kab/Kota terpilih)
F. PELAPORAN
Berikut ini laporan yang disajikan konsultan sehubungan dengan proses pekerjaan:
CD Pelaporan.
4-4
T.A. 2014
Team Leader, akan berkoordinasi dengan direksi pekerjaan untuk pelaksanaan pekerjaan ini. Team Leader
akan mengelola seluruh anggota team untuk mengikuti setiap alur pelaksanaan pekerjaan.
Proffesional Staff, akan dilakukan oleh seluruh anggota tim sesuai dengan tugas dan tanggung jawab
masingmasing. Koordinasi terus dilakukan antar anggota dan direksi pekerjaan.
Supporting Staff, seluruh sub professional membantu kinerja dan tanggung jawab tenaga ahli sesuai dengan
tanggung jawab yang ada.
Team Leader
Sekretaris
TA. Perencanaan
Wilayah
TA. Kelembagaan
TA. Keuangan
4-5
4-6
T.A. 2014
Bertanggung jawab atas pengendalian personil Tim Konsultan yang terlibat dalam
kegiatan ini, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan sesuai target yang ditetapkan.
b.
Membantu Ketua Tim dalam melaksanakan tugas penyusunan RI-SPAM terutama dalam hal
perhitungan teknis perencanaan SPAM sesuai ruang lingkup pekerjaan.
Di bawah
koordinasi
Ketua
Tim,
Tenaga Ahli
Bidang
Air
Minum
melaksanakan
selama periode kontrak. Tugas dan tanggung jawab Tenaga Ahli Perencanaan Wilayah akan meliputi
(namun tidak terbatas pada) hal-hal sebagai berikut:
Membantu Ketua Tim dalam melaksanakan tugas penyusunan RI-SPAM terutama dalam
hal menterjemahkan RTRW untuk keperluan perencanaan Air Minum sesuai ruang
4-7
T.A. 2014
lingkup pekerjaan.
Dibawah koordinasi Ketua Tim, Tenaga Ahli perencanaan wilayah akan menyusun
laporan kemajuan pekerjaan yang diperlukan sesuai jadwal yang telah disepakati;
Di
bawah
koordinasi
Ketua
Tim,
Tenaga
Ahli
perencanaan
wilayah
Dibawah koordinasi Ketua Tim, Tenaga Ahli kelembagaan menyusun laporan pekerjaan di
bidang kelembagaan.
Di bawah koordinasi Ketua Tim, Tenaga Ahli kelembagaan melaksanakan pembahasan dengan
Pengguna Jasa.
e.
Ahli
Keuangan
haruslah
seorang
sarjana
strata
satu
(S1)
Manajemen/Studi
Pembangunan lulusan perguruan tinggi negeri atau yang setara, memiliki pengalaman dalam
bidang analisa keuangan tingkat pemerintah daerah sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun.
Tenaga Ahli keuangan akan ditempatkan penuh waktu selama 3(Tiga) bulan atau selama periode
kontrak. Tugas dan tanggung jawab Tenaga Ahli keuangan akan meliputi (namun tidak terbatas
pada) hal-hal sebagai berikut:
o
Dibawah koordinasi Ketua Tim, Tenaga Ahli keuangan menyusun laporan pekerjaan di bidang
analisis keuangan daerah.
Adalah lulusan D3 atau S-1 bidang Teknik Lingkungan untuk Ahli Air Minum, Teknik Sipil untuk
ahli Hidology dan Geodesi untuk ahli pemetaan dan berpengalaman dalam proyek SPAM selama
minimum 3 tahun
4-8
Tugas dan tanggung jawab Asisten Tenaga Ahli ini adalah membantu Tenaga Ahli dalam
melaksanakan pekerjaan dalam penyusunan RI-SPAM dan Rencana Teknis Terinci atau Sistem
Jaringan Air Minum.
Surveyor haruslah seorang lulusan D3/politeknik sekolah negeri atau yang setara, memiliki
kemampuan dalam melakukan pengukuran topografi, debit air, kualitas air serta mempunyai
kemampuan berinteraksi dengan masyarakat lokal yang dibantu oleh tenaga pendukung
lapangan dengan latar belakang pendidikan dan berpengalaman dibidang sosial ekonomi
masyarakat.
Tugas dan tanggung jawab Tenaga Pendukung ini adalah membantu Tenaga Ahli dalam
mendapatkan, mengolah & menganalisis data dan gambar untuk mendukung dokumen RI- SPAM.
4.2.7. PELAPORAN
Seluruh produk/hasil pekerjaan konsultan diserahkan kepada Pemilik pekerjaan. Adapun produk pekerjaan
berupa buku laporan yang harus diserahkan antara lain :
A. Laporan Pendahuluan
Setelah data dikumpulkan, konsultan menyusun laporan pendahuluan yang menyajikan kerangka
pekerjaan, identifikasi awal dari permasalahan dan potensi wilayah dalam penyediaan air minum,
metodologi, dan sistematika laporan. Kerangka konsep ini harus dikonsultasikan dengan konsultan advisor
pada Satker Pengembangan Air Minum (PAM) Propinsi Sumatera Barat.
Selanjutnya laporan pendahuluan dibahas dalam Focus Group Discussion (FGD) dengan Tim Teknis,
SKPD terkait, dan perwakilan masyarakat untuk mendapatkan masukan dan arahan dari stakeholder
terkait. Laporan pendahuluan dicetak rangkap 5 (lima) setelah disempurnakan pasca FGD dan
dikonsultasikan kembali dengan konsultan advisor Propinsi. Laporan Pendahuluan diserahkan
pada PPK selambat-lambatnya 1 bulan setelah penugasan. Laporan Pendahuluan secara fisik
akan menjadi bahan persyaratan dalam pencairan dana tahap pertama (Termen I).
B. Laporan Antara
Konsultan akan melaksanakan kajian, analisis dan pengolahan data maksimal selama 2 bulan, yang
kemudian dipresentasikan kembali dalam pembahasan Laporan Antara / Fakta dan Analisa.
Pembahasan laporan antara dilaksanakan dengan tim teknis dan SKPD terkait setelah dikonsultasikan
dengan Satker Pengembangan Air Minum (PAM). Laporan antara dicetak rangkap 5 (lima) setelah
disempurnakan pasca pembahasan dan dikonsultasikan kembali dengan Satker Propinsi, dokumen
diserahkan
pada
dokumen antara secara fisik menjadi persyaratan dalam pencairan dana Takap Kedua (Termen II).
PT. 2001 PANGRIPTA
4-9
dengan Direktorat Air Minum Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum di Jakarta.
Dari semua masukan tersebut dokumen teknis, peta, dan Rancangan Perda disempurnakan dan
selanjutnya dicetak sehingga penyedia jasa dapat mengeluarkan hasil akhir pekerjaan berupa:
o
Dokumen teknis Laporan akhir (final report) dicetak exclusif pada kertas matt (doff matt
paper) rangkap 10 (sepuluh)
Rancangan Perda SPAM dicetak exclusif pada kertas matt (doff matt paper) rangkap 10
(sepuluh)
Executive Sumary dicetak exclusif pada kertas matt (doff matt paper) rangkap 10
Aplikasi GIS RISPAM dalam laptop beserta semua bahan soft copy berupa data dan
peta beserta proses pengolahannya, foto, laporan pendahuluan, laporan antara,
laporan akhir, executive sumary, dan rancangan Perda
o
Semua
setelah seminar laporan akhir dilaksanakan. Laporan ini menjadi persyaratan dalam pencairan
dana termen akhir. Jika pihak konsultan tidak dapat memenuhi penyediaan hasil akhir berupa
hard copy dan soft copy dalam waktu kontrak, maka akan dihitung sebagai keterlambatan kerja yang
akan diproses sesuai dengan peraturan pengadaan barang dan jasa. Format laporan adalah dengan
ketentuan sebagai berikut:
Ukuran kertas
: Quarto/A4,
Huruf
Spasi
: 1,5 Spasi.
Peta
4-10