Professional Documents
Culture Documents
SHOCK
Oleh:
1. Gesti Rachmani 130110080154
2. Dicky Kurnia Gumilang 130110080062
Definisi Shock
Syok adalah sindroma klinis akibat kegagalan
sirkulasi dalam mencukupi kebutuhan oksigen
jaringan tubuh.
Stadium Shock
Kompensasi
Manifestasi : takikardia,
gelisah, kulit pucat dan
dingin, pengisian kapiler
lambat >2s
Dekompensasi
Manifestasi : takikardia,
tensi turun, perfusi
perifer buruk, asidosis,
oligouria, kesadaran
turun
Stadium Shock
Syok berlanjut
kerusakan dan
kematian sel
Manifestasi : nadi
multiorgan failure
tidak teraba,
tekanan darah tidak Cadangan fosfat
(ATP) habis terutama
terukur, anuria, dan
di jantung dan hepar
tanda kegagalan
organ
Stadium
Irreversibble
PENYEBAB SYOK
Hypovolemic Shock
Cardiogenic Shock
Obstructive Shock
Distibutive Shock
Hypovolemic Shock
Penyebab :
Volume intravaskular berkurang akibat
pendarahan, kehilangan cairan (diare, luka
bakar, muntah-muntah)
Kelainan hemodinamik : CO , BP, SVR (N),
CVP
Tujuan terapi : restorasi volume intravaskuler
optimalkan tekanan darah, nadi, dan
perfurasi organ
Hypovolemic Shock
(1) Dehidrasi
Penyebab : kehilangan cairan akibat
muntah, diare, luka bakar dehidrasi
Derajat
Dehidrasi
Ringan
Dewasa
4% BB
5% BB
Sedang
6% BB
10% BB
Berat
8% BB
15 % BB
Sedang
Berat
Defisit
3-5%
6-8%
>10%
Hemodinamik
Takikardia, nadi
lemah
Takikardia, nadi
Takikardia, nadi tak
sangat lemah,
teraba, akral
volume collapse,
dingin, sianosis
hipotensi ortostatik
Jaringan
Atonia, turgor
buruk
Urine
pekat
Jumlah turun
oligouria
SSP
mengantuk
apatis
coma
Hypovolemic Shock
(2) Perdarahan
Maksimal allowed blood loss : (Ht-30)/Ht x EBV
DO2 = CO x CaO2 = 640 1400 ml/min
Pada dewasa: pendarahan >15% EBV perlu dilakukan
transfusi darah
pada bayi dan anak bila perdarahan >10% EBV
Tindakan :
- Transfusi dengan :
whole blood : (Hb-Hb pasien) x BB x 6
packed red cell : (Hb-Hb pasien) x BB x 3
- Cristaloid : 3 x volume darah yang hilang
- Koloid : sejumlah volume darah yang hilang
Hypovolemic Shock
(2) Perdarahan
Variabel
Kelas I
Kelas II
Kelas II
Kelas IV
>100
>90
<90
Nadi (x/min)
<100
>100
>120
>140
Nafas (x/min)
16
16-20
21-26
>26
Mental
anxious
agitated
confused
Lethargic
Kehilangan
darah
<750 ml
<15%
750-1500 ml
15-30%
1500-2000 ml
30-40%
>2000 ml
>40%
Cardiogenic Shock
Penyebab :
gangguan kontraktilitas miokardium
Tujuan terapi :
memperbaiki fungsi miokardium dan sirkulasi
Perubahan hemodinamik : CO BP SVR (N), CVP (N)
Terapi :
Infus untuk memperbaiki sirkulasi
Inotropik
Obat dobutamine 5g/kg/min
Bila sangat rendah tekanan darah vasopresor : norepinefrin
Obstructive Shock
Penyebab
hambatan terhadap aliran darah menuju jantung
(venous return) akibat tension pneumothorax dan
cardiac tamponade
Perubahan hemodinamik
CO BP SVR (N)
Tujuan terapi untuk menghilangkan sumbatan
Tindakan :
- Kristaloid isotonik untuk mempertahankan volume
intravaskuler
- pembedahan
DISTRIBUTIVE SHOCK
Penyebab : gangguan vasomotor
Anaphylactic Shock
Neurogenic Shock
Septic Shock
DISTRIBUTIVE SHOCK
(1) Anaphylactic Shock
Penyebab :
reaksi antigen (IgE) pelepasan mediator kimiawi endogen
(histamin, serotonin, dll) peningkatan permeabilitas endotel
vaskuler dan bronchospasme
Gejala : priritus, urticaria, angioedema, palpitasi, dyspnea, syok
Tindakan :
- Baringkan pasien dengan posisi kaki lebih tinggi
- Adrenaline 1:1000 dewasa 0,3-0,5mg/kg cc,anak : 0,01 mg/kg
fx : meningkatkan kontraktilitas miokardiun, vasokontriksi vaskuler,
mingkatkan tekanan darahm dan bronkodilatasi
- Pasang infus NaCl 0,9%
- Kortikosteroid L desametasone 0,2 mg/kg iv
- Bila terjadi bronchospasme aminophylinne 5-6 mg/kg iv bolus
dan lanjutkan drips 0,4-0,9 mg/kg/min
DISTRIBUTIVE SHOCK
(2) Neurogenic Shock
Sering terjadi pada cervical atau high thoracic
spinal cord injury
Karakteristik : hipotensi disertai bradikardia
Gangguan neurologis : paralisis flassid, refleks
ekstrimitas hilang dan priapismus.
Tindakan :
- Resutasi cairan
- vasopressor
DISTRIBUTIVE SHOCK
(3) Acute adrenal Insufficiency
Penyebab :
a. Failure of adrenal gland : autoimmune disease adrenal hemorrhagic, HIV
infection, ketokonazol, meningococcemia, granulomatous disease
b. Failure of hypothalamic/Pituitary axis withdrawal from glucocorticoid
therapy. Lab : hiperkalemia, hiponatremia, asidosis, hipoglikemia, pre
renal azotemia
Pasien resiko tinggi L sepsis, acute anticoagulation post CABG, glucocorticoid
therapy was withdrawn within the past 12 month, AIDS, disseminated
tuberculosis
Manifetasi klinis : lemah, mual/muntah, nyeri abdomen, hipotensi ortostatik,
hipotensi refractory to volume resuscitation or vasopressor agent, demam
Tindakan
-Infus 5% dextrose-normal saline untuk pertahankan tekanan darah
-Dexametahasone 4 mg iv kemudian 4 mg tiap 6 jam
-Atasi faktor pencetus
- bila diagnosa telah tegak hidrokort
So 100 mg setiap 8 jam atau infus kontinu 300 mg/24jam
DISTRIBUTIVE SHOCK
(4) Septic Shock