You are on page 1of 13

UROGENITAL II

MAKALAH PRIBADI
10/28/2010
SHAMALAH KANDAYAH
Dr. Suparto SpAn
102008276

UROGENITAL II 2010

A. PENDAHULUAN
B.ANAMNESIS
Anamnesis adalah wawancara antara doktor, penderita atau keluarga penderita yang
mempunyai hubungan dekat dengan pasien, mengenai semua data tentang penyakit. Dalam
anamnesis, harus diketahui adalah identitas pasien, keluhan utama, riwayat penyakit sekarang
dan dulu, riwayat kesihatan keluarga, riwayat peribadi dan riwayat ekonomi. Dalam rekam
medik, perlu ada anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, diagnosis kerja,
penatalaksanaan dan prognosis.1
Anamnesis ;
i.

Harus dilakukan secara teliti, teratur dan lengkap.

ii.

Sebagian data yang diperlukan diperoleh dari anamnesis dapat menegakkan diagnosis.

iii.

Merupakan sarana holostik dalam pembinaan tumbuh-kembang anak.

Terdapat 2 jenis anamnesis, yaitu;


i.

Auto anamnesis; langsung dari pasien.

ii.

Alloanamnesis; dari orangtua atau sumber lain.

Dalam kasus ini, dokter melakukan alloanamnesis yaitu bersama orang tua anak tersebut.1
Pertama-tama didapatkan identitas pasien untuk memastikan bahwa benar-benar anak terebut
yang dimaksudkan, dan tidak keliru dengan anak lain. Kesalahan identifikasi dapat berakibat
fatal, baik secara medik, etika, maupun hukum. Antara identitas yang didapatkan adalah:
1. Nama
2. Umur
3. Jenis kelamin
4. Nama orang tua
5. Alamat
6. Umur, pendidikan, dan pekerjaan orang tua
7. Agama, dan sukubangsa
Seterusnya dilanjutkan dengan riwayat penyakit.

Page 2

UROGENITAL II 2010

1. Keluhan utama
Keluhan utama tidak selalu merupakan keluhan yang pertama diucapkan oleh orang
tua pasien; hal ini terutama pada orang tua yang pendidiakannya rendah, yang tidak
dapat mengemukakan sensasi masalah. Demikian pula, keluhan utama tidak harus
sejalan dengan diagnosis utama
2. Riwayat perjalanan penyakit
Pada riwayat penyakit ini disusun cerita yang kronologis, terinci, dan jelas mengenai
keadaan kesehatan penderita sejak sebelum ada keluhan sampai anak dibawa berobat.
Pada umunya hal-hal yang perlu diketahui mengenai suatu keluhan atau gejala
mencakup
-

Lamanya keluhan berlangsung

Bagaimana terjadinya gejala: mendadak, perlahan-lahan, terus-menerus, berupa


serangan-serangan, hilang timbul, berhubungan dengan waktu (misalnya waktu
pagu, siang, sore, malam);

Untuk keluhan lokal, lokalisasi, dan sifatnya: menetap, menjalar, menyebar, sifat
penyebarannya,berpindah-pindah;

Berat-ringannya keluhan dan perkembangannya: apakah menetap, cenderung


bertambah berat, cenderung berkurang;

Terdapatnya hal yang mendahului keluhan;

Apakah keluhan tersebut baru pertama kali dirasakan atau sudah pernah
sebelumnya; bila sudah rinci apakah intensitas dan karakteristiknya sama atau
berbeda, serta selang (interval) antara keluhan-keluhan tersebut;

Apakah saudara sedarah, orang serumah atau sekeliling pasien yang menderita
keluhan yang sama;

Upaya yang telah dilakukan dan bagaimana hasilnya.

Pada anak yang ikterus, orang tua basianya akan menyebut bahwa mata pasien
tampak kuning. Tidak jarang keuhan ini didahului oleh air kemih yang berwarna
kuning gelap seperti air teh, yang biasanya timbul 2-3 hari sebelum warna kuning
pada sklera mata Pada neonatus, ikterus mungkin bersifar fisiologik, dapat pula
patologik. Untuk ini perlu diketahui saat timbulnya ikterus, di samping
pemeriksaan fisis sera data laboratorium terutama kadar bilirubin dalam darah.
Pada umunya ikterus yang timbul pada hari pertama adalah ikterus patalogik;

Page 3

UROGENITAL II 2010

demikian pula bila terdapat peningkatan kadar bilirubin direk, atau kadar bilirubin
inderek yang naik dengan cepat, atau kadarnya melebihi 10 mg%.
Keluhan yang sering menyerta ikterus pada anak ialah demam, sakit perut, mual,
muntah, anak lemah, dan tidak nafsu makan. Pada ikterus neonatorum perlu
ditanyakan apakah terdapat kejang, demam, tidak mau minum, muntah dan tinja
berwarna dempul.
3. Riwayat kehamilan ibu:
Disini perlu ditanyakan keadaan kesehatan ibu selama hamil, ada atau tidaknya
penyakit, serta upaya yang dilakukan untuk mengatasi penyakit tersebut. Dirinci pula
berapa kali ibu melakukan kunjungan antenatal dan kepada siapa kunjungan antenatal
tersebut (dukun, bidan, dokter umum, dokter spesialis). Obat-obat yang diminum ibu
selama hamil perlu ditanyakan, termasuk jamu-jamu, dan obat-obat tradisional; juga
apakah ibu pernah mendapat penyinaran.
4. Riwayat kelahiran:
Hal-ihwal yang bersangkutan dengan kelahiran pasien harus ditanyakan dan dicatat
dengan teliti, termasuk tanggal lahir, tempat kelahiran, siapa yang menolong, cara
kelahiran, adanya kelahiran ganda, keadaan segera setalah lahir, dan morbiditas yang
ada pada hari-hari pertama setelah lahir, masa kehamilan juga perlu ditanyakan,
apakah cukup bulan, kurang bulan, atau lewat bulan. Juga perlu diketahui berat dan
panjang badan lahir. Dengan data berat badan lahir serta masa gestasi yang diterapkan
pada peta Lubchenki, maka dapat diketahui apakah bayi pada saat lahir sesuai, kecil
atau besar untuk masa kehamilan (SMK, KMK, atau BMK). Keadaan ini, teruatama
pada neonates dengan berat badan lahir rendah (BBLR) turut menentukan prognosis.
Dengan informasi yang lengkap tentang keadaan ibu waktu hamil dan riwayat
kelahiran anak, dapat disimpulkan beberapa hal penting termasuk terdapatnya asfiksia,
trauma lahir, infeksi intrapartum, ikterus neonatorum, dan sebagainya yang mugkin
ada hubungannya dengan masalah yang dihadapi sekarang,
5. Riwayat penyakit yang pernah diderita
6. Riwayat keluarga: Data keluarga, corak reproduksi ibu, data perumahan.

C.PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan umum:

Page 4

UROGENITAL II 2010

1. Keadaan umum:
Pemeriksaan fisis harus selalu dimulai dengan penilaian keadaan umum pasien.
Dengan penilaian keadaan umum ini dapat diperoleh kesan apakah pasien dalam
keadaan distress akut yang memerlukan pertolongan segera, atau apakah pasien dalam
keadaan relatif stabil sehingga pertolongan dapat diberikan setelah dilakukan
pemeriksaan fisis yang lebih lengkap. Hal-hal yang dinilai adalah:

Kesan keadaan sakit: apakah pasien tidak tampak sakit, tampak sakit ringan,
sedang, atau berat.

Kesadaran pasien (didapat bila pasien tidak tidur). Penilaian kesadaran pasien
dinyatakan sebagai komposmentis, apatik, somnolen, sopor, koma, dan delirium.

Status mental dan tingkah laku pasien: apakah pasien tampak gembira, tenang,
koperatif, ketakutan, agresif, hiperaktif, murung, cengeng, atau gaduh gelisah.

Kelainan-kelainan yang segera tampak: dispne, napas cuping hidung, retraksi,


sianosis, ikterus dan lain-lain.

Karakteristik tangisan pasien: kadang-kadang ini dapat memberi petunjuk umm ke


arah diagnosis tertentu. Tangisan yang kuat dapat disebabkan karena pasien
memang merasa sakit, ketakutan, atau memang sekedar mau menangis saja. Apa
pun sebabnya, tangisan yang kuat biasanya memberi petunjuk bahwa pasien tidak
dalam keadaan distres berat, dan pasien tidak dalam keadaan lemah. Sebaliknya
tangisan yang lemah menunjukkan keadaan pasien yang lemah atau sakit cukup
berat.

Posisi pasien serta aktivitasnya.

Fasies pasien (istilah menunjukkan ekspresi wajah pasien) : bayi baru lahir terlihat
dalam keadaan tidur, bangun terdiam, atau menangis.

Status gizi: Gizi cukup atau baik, gizi kurang, gizi buruk atau gizi lebih.

2. Tanda vital:
a. Nadi: Frekuensi, irama, kualitas nadi dan ekualitas nadi (diukur pada keempat
ekstremitas).
b. Tekanan darah: Diukur pada keempat-empat ekstremitasnya.
c. Pernafasan: Frekuensi, tipe, dan kedalaman.
d. Suhu tubuh

Data Antropometrik

Page 5

UROGENITAL II 2010

1. Panjang badan
2. Berat badan
3. Lingkaran kepala, lingkaran dada, dan lingkaran perut
4. Lingkaran lengan atas dan tebal lipatan kulit.

Pemeriksaan Sistemik

Setelah selesai pemeriksaan umum, pemeriksaan beranjak kepada pemeriksaan sistemik organ
dari ujung rambut sampai ujung kuku. Pada bayi dan anak kecil yang sedang tidur, misalnya,
setelah inspeksi dilanjutkan dengan auskultasi (jantung, paru, abdomen) baru kemudian
palpasi dan perkusi serta pemeriksaan yang mempergunakan alat-alat.

1. Kepala
Adakah trauma persalinan, adanya caput, cepat hematan, tanda ponsep
2. Mata
Apakah ada katarak congenital, blenorhoe, ikterik pada sclera, konjungtiva perdarahan
dan anemis.
3. Sistem Gastrointestinal
Apakah palatum keras dan lunak, muntah, distensi abdomen, stomatitis, kapan BAB
pertama kali.
4. Sistem Pernapasan
Apakah ada kesulitan pernapasan, takipnea, bradipneo, teratur/tidak, bunyi napas
5. Tali Pusat
Periksa apakah ada pendarahan, tanda infeksi, keadaan dan jumlah pembuluh darah (2
arteri dan 1 vena)
6. Sistem Genitourinaria
Apakah terdapat hipospadia, epispadia, testis, BAK pertama kali
7. Ekstremitas

Page 6

UROGENITAL II 2010

Apakah ada cacat bawaan, kelainan bentuk, jumlah, bengkak, posisi/postur,


normal/abnormal.
Pemeriksaan abdomen didahului dengan inspeksi, auskultasi, perkusi, dan palpasi. Ini
dimaksudkan agar interpretasi hasil auskultasi tidak salah, oleh karena setiap
manipulasi pada abdomen akan mengubah bunyi peristalsik usus.
a. Inspeksi
Dilihat ukuran dan bentuk perut,dan dinding perut serta gerakan dinding perut.
b. Auskultasi
Dalam keadaan normal suara peristaltk terdengar sebagai suara yang intensitasnya
rendah dan terdengar tiap 10-30 detik. Bising (bruit) mungkin terdengar di seluruh
permukaan perut pada koarktasio aorta abdominalis. Pada daerah ginjal di bagian
posterior abdomen pada pasien hipertensi, terdengar bising menunjukkan terdapat
konstriksi salah satu a.renalis.
c. Perkusi
Perkusi dilakukan dari daerah epigastrium secara sistematis menuju ke bgian
bawah abdomen. Pada perkusi abdomen dalam keadaan normal terdengar bunyi
timpani di seluruh permukaan abdomen, kecuali di daerah hati dan limpa. Perkusi
abdomen terutama untuk menentukan adanya cairan bebas (asites) atau udara di
dalam rongga abdomen. Perkusi juga dapat dilakukan untuk membantu
menentukan batas hati, serta batas-batas massa intraabdominal.
d. Palpasi
Palpasi dapat dilakukan secara monomanual atau bimanual. Pada palpasi
monomanual biasanya digunakan tangan kanan saja, sedangkan pada palpasi
bimanual digunakan kedua-dua tangan; tangan kanan pemeriksa diletakkan pada
permukaan perut dan tangan kiri diletakkan di bawah pinggang kanan atau kiri.
Pada palpasi hati, disamping ukuran hati, harus pula dicatat konsistensi, tepi,
permukaan, dan terdapat nyeri tekan. Organ limpa, kandung kemih dan ginjal juga
dipalpasi.
Dalam melakukan palpasi massa intraabdominal, di samping ukuran serta letak
massa tersebut, harus pula diperinci konsistensi, tepi atau konfigurasi, permukaan
pulsasi, fluktuasi, nyeri tekan, mobilitas seta hubungannya dengan alat sekitar.
Bila massa intraabdominal tersebut dicurigai suatu keganasan, makan palpasi
harus dilakukan dengan sangat hati-hati.
Page 7

UROGENITAL II 2010

Tumor Wilms biasanya konsistensinya keras, unilateral, permukaannya rata, dan


tidak melewati garis tengah. Neuroblastoma juga mempunyai konsistensi keras,
tetapi tidak sekeras tumor Wilms; permukaan nodular, dan tidak teratur seta
seringkali melewati garis tengah. Rabdomiosarkoma embrional merupakantumor
ganas yang teraba sebagai suatu massa yang tidak bisa digerakkan dari dasar,
terletak retroperitoneal di pelvis, kandung kencing atau vagina.

D.PEMERIKSAAN PENUNJANG
Dikena; dua jenis pemeriksaan penunjang, yaitu pemeriksaan penunjang rutin dan
pemeriksaan penunjang khusus. Dalam pemeriksaan pediatri umum, yang dimaksudkan
dengan pemeriksaan penujang rutin adalah pemeriksaan penunjang yang dilakukan terhadap
semua pasien, tanpa indikasi, Sedangkan semua pemeriksaan penunjang yang dilakukan atas
indikasi dianggap sebagai pemeriksaan penunjang khusus.
Pemeriksaan penunjang rutin terdiri dari:
1. Darah tepi: haemoglobin, hitung leukosit, hitung jenis
2. Urin:
-

Makroskopik: warna, kejernihan

Kimiawi:

eduksi

(semi-kuantitatif),

protein

(semi-kuantitatif),

bilirubin,

urobilinogen
-

Sedimen: epitel, eritrosit, leukosit, silinder

3. Feses:
-

Makroskopik: warna, konsistensi, lendir, darah

Mikroskopik: eritrosit, leukosit, parasit

4. Uji tuberkulin.
Karena pervalens tuberkulosis di Indonesia sangat tinggi. Kecuali pada bayi kurang
dari dua bulan dan pasien yang diketahui uji tuberkulinnya positif.
Pemeriksaan Radiologi
Tumor Wilms adala tumor ginjal yang sering ditemukan pada anak-anak, sering terjadi pada
horseshoe kidney dan dapat terjadi bilateral. Pemeriksaan USG (ultrasonografi) pada tumor

Page 8

UROGENITAL II 2010

Wilms memperlihatkan massa solid yang dominan dengan gambaran hipoekoik karena fokusfokus nekrosis didalamnya. Pemeriksaan USG juga dilakukan untuk mendeteksi adanya
thrombus tumor pada vena renalis atau vena cava inferior. Pemeriksaan Computed CT scan
(Tomografi Scanning) dan MRI (Magnetic Resonance Imaging) dilakukan bila dengan
pemeriksaan USG hasilnya tidak optimal misalnya banyaknya udara di dalam usus-usus dan
tumor sangat besar sehingga akan menyulitkan pemeriksaan USG. Pemeriksaan peilografi
intravena akan memperlihatkan massa ginjal dengan destruksi sistem pelviokalisesnya.
Kadang-kadang ditemukan hidronefrosis.
E.DIAGNOSIS
F.TUMOR WILMS
ETIOLOGI
Meskipun etiologi tumor Wilms yang pasti masih tidak jelas, suatu predisposisi genetik pada
banyak pasien dikesankan oleh perkembangannya pada usia muda, hubungan dengan lesi
parenkim ginjal lain dan abnormalitas kongenital, dan penyakit bilateral dan familial yang
kadang-kadang terjadi. Tumor Wilms dianggap sebagai suatu neoplasma embrional yang
tampaknya berkembang bila jaringan blastemal metanefrik gagal mencapai maturitas. Tidak
ada abnormalitas kromosom yang konsisten yang berhubungan dengan tumor Wilms. Akan
tetapi, abnormalitas kromosom 1 dan pada sel tumor 11 lazim, dan baik sindrom trisomi 18
maupun aniridia 11p- berhubungan dengan peningkatan insiden tumor Wilms.2
Penghapusan (delesi) yang melibatkan salah satu dari meinimal dua lokus kromosom 11 telah
ditemukan dalam sel lebih kurang 33% tumor Wilms. Delesi constitutional hemizigot dari
salah satu lokus ini, 11p3, berkaitan dengan dua sindrom yang langka yang mencakup tumor
Wilms: sindroma WAGR (tumor Wilms, aniridia, malformasi genitourinarius, dan retardasi
mental) dan sindroma Denys-Drash (tumor Wilms, nefropati, dan kelainan genital).
Terdapatnya lokus kedua 11p5, dapat menjelaskan hubungan tumor Wilms dengan sindroma
Beckwith-Wiedemann, suatu sindrom kongenital yang ditandai dengan beberapa tipe
neoplasma embrional, hemihipertrofi, makroglosi, dan viseromegali. Suatu lokus ketiga
mungkin terlibat pada tumor Wilms.1
EPIDEMIOLOGI

Page 9

UROGENITAL II 2010

Insidens tumor Wilms adalah sekitar 8 kasus per juta anak-anak kurang daripada umur 15
tahun. Tumor ini selalu berlaku pada anak antara umur 2-5 tahun, walaupun tumor ini juga
telah ditemui pada neonatus, remaja, dan dewasa. Tumor Wilms mencatatkan sekitar 6%
daripada kanker anak dan merupakan tumor malignan abdominal kedua terbanyak pada anakanak. Tumor ini boleh muncul pada kedua-dua ginjal; insidens tumor Wilms bilateral adalah
7%. Ini bisa terkait dengan hemihipertrofi, aniridia, dan anomali kongenital yang lain,
biasanya yang pada traktus genitourinarius.
PATOGENESIS
Dua kategori tumor Wilms yang luas telah dikenali: favourable dan unfavourable.1
Tumor tipe favourable adalah yang paling sering berlaku dan selalunya membawa prognosis
yang baik. Tumor jenis ini dikarakteristik oleh trifasik: blastema, epitelia, dan stroma, tanpa
ektopia atau anaplasia. Jumlah kecil elemen sarkoma dalam stroma yang menjadi kebalikan
tipe favourable kelihatannya tidak mengganggu prognosisnya.1
Tipe unfavourable dikarekteristik oleh pembesaran nuklei, hiperkromatis nuclei yang
membesar, dan gambaran mitotik multipolar. Area anaplasia mungkin fokal atau diffuse dan
memprediksi kemungkinan yang tinggi relaps tumor dan kematian. Tumor tipe ini selalunya
berlaku pada pasien yang lebih tua, bukan kulit putih. Sel sarkoma yang jelas adalah sebuah
subtipe kepada tipe unfavourable, dan selalunya bermetastasis ke tulang. Tumor rhabdoid,
yang mungkin bermetastasi ke otak, tidak lagi diklasifikasi sebagai subtipe tumor Wilms.1
Nodal atau tempat lain yang berpotensial bermetastasis selalunya adalah area yang terbaik
untuk mengindentifikasi anaplasai, yang luar biasa ekstrim pada anak dibawah umur 2
tahun.1
MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala yang berhubungan dengan tumor Wilms saat diagnosis cukup bervariasi.
Temuan yang paling lazim adalah suatu massa abdomen atau massa panggul, yang sering kali
ditemukan oleh ibu dari anak yang asimtomatis. Terdapat suatu massa yang teraba pada kirakira 85% pasien.2 Massa itu biasanya halus dan kenyal dan jarang melewati linea mediana.
Ukuran massa bervariasi pada waktu ditemukan. Dalam suatu seri, diameter rerata 11 cm.1
Nyeri abdomen terjadi pada 40% pasien sehingga memberi kesan suatu akut abdomen atau
bersifat kolik akibat adanya gumpalan darah dalam saluran kencing.2,3
Page
10

UROGENITAL II 2010

Hipertensi dijumpai pada kira-kira 60% pasien, diduga karena penekanan tumor atau
hematom pada pembuluh-pembuluh darah yang mensuplai darah ke ginjal, sehingga terjadi
iskemi jaringan yang akan merangsang pelepasan renin, atau tumor sendiri mengeluarkan
renin.1-3 Hipertensi itu dapat cukup berat dan lama sehingga menyebabkan gagal jantung.1
Hematuria berlaku pada 12-24% pasien, akibat infiltrasi tumor ke dalam sistem kaliks.2,3
Sekitar seperempat pasien akan mengalami demam, baik yang berasal dari infeksi saluran
kemih atau suatu penyakit yang tidak jelas yang membuat pasien mencari perhatian medis,
sehingga menuntun kepada diagnosis massa abdomen. Gejala lain yang lebih jarang adalah
penurunan berat badan, mual, atau muntah, dan nyeri tulang.2
Tumor Wilms tidak jarang dijumpai bersama kelainan kongenital lainnya, seperti aniridia,
hemihipertrofi, anomali saluran kemih atau genitalia dan retardasi mental.3 Pada umumnya,
penderita tumor Wilms sedikit lebih tua dan tampak kurang sakit dibanding penderita dengan
massa abdomen yang ternyata neuroblastoma.1
PATOLOGI
Tumor Wilms adalah suatu neoplasma soliter yang terjadi pada bagian manapun dari kedua
ginjal. Pada gambaran kasar, tumor itu berbatas tegas, dan tidak tentu berkapsula. Daerah
perdarahan yang kecil sering ada. Tumor biasanya merusak batas ginjal dan sering menekan
sisa ginjal normal menjadi bangunan tipis yang mengelilinginya.1
*****
KLASIFIKASI
Stadium I

Tumor terbatas pada ginjal dan dapat diangkat secara komplet.

Stadium II

Mikroskopis residual (penetrasi tumor melalui kapsul atau ke dalam jaringan


lunak perirenal)

Stadium III

Tumor residual makroskopis terbatas pada abdomen (keterlibatan kelenjar


getah bening, kontaminasi peritoneal difus karena ruptur saat pembedahan)

Stadium IV

Metastasis hematogen (paru-paru, hati secara tak langsung, tulang, otak)

Stadium V

Keterlibatan bilateral saat diagnosis

PENGOBATAN
Page
11

UROGENITAL II 2010

Terdapat tiga modalitas dasar untuk pengobatan tumor Wilms, yaitu pembedahan, kemoterapi,
dan radioterapi.2 Pengobatan tumor Wilms hampir selalu dimulai dengan operasi.
Pembedahan dilakukan untuk mengangkat tumor atau memperkecil masa tumor ginjal.3
Peranan pembedahan yang utama terletak pada diagnosis dan penentuan stadium stadium
dengan pengangkatan tumor yang terlihat. Pembedahan juga bermanfaat untuk pemeriksaan
kedua setelah kemoterapi dan radioterapi pada pasien dengan tumor bilateral. Tindakan
pembedahan second-look sering kali dapat mencatat respon komplet atau secara bedah
mengubah respon parsial menjadi respon komplet melalui pengakatan tumor residual.2
Telah lama diketahui bahwa tumor Wilms sensitif terhadap radiasi. Demikian pula didapatkan
beberapa jenis kemoterapi memberikan hasil efektif pada tumor ini, yaitu daktinomisin,
vinkristin, doksorubisin, dan siklofosfamid. Informasi tentang jenis sel dan penyebaran tumor
sangat diperlukan untuk menetapkan strategi pengobatan.3
Terapi segera untuk tumor unilateral adalah tindakan bedah membuang ginjal yang terkena,
meskipun ada metastasis paru. Pada nefrektomi, inspeksi ginjal yang lain dengan seksama
diperlukan untuk mengesampingkan tumor bilateral, dan hati harus dievaluasi mengenai
kemungkinan metastasis. Kelenjar limfe retroperitoneum dan vena renalis harus diperiksa.
Setiap usaha harus dilakukan untuk membuang tumor tanpa ceceran (spillage), tetapi karena
kemoterapi pascabedah dan radiasi dapat menghancurkan sisa tumor, reseksi total tidak usah
dicoba jika prosedur itu akan menghadapi risiko berat.1
Pada studi Tumor Wilms Nasional II, diperlihatkan bahwa pasien dengan tumor stadium I,
kombinasi vinkristin dan daktinomisin selama 10 minggu tanpa terapi radiasi dapat
memberikan kelangsungan hidup bebas penyakit lebih dari 90% dan dianggap sembuh. Studi
ini juga memperlihatkan bahwa penambahan radiasi pada vinkristin dan daktinomisin pada
pasien dengan tumor Wilms stadium II dengan histology khas, secara bermakna memperbaiki
hasil pengobatan. Pasien dengan tumor Wilms stadium II memiliki harapan hidup lebih baik
dengan penambahan radiasi dan adriamisin (doskorubisin).2 Radiasi paru dan kombinasi
terapi tiga-obat kini dianjurkan bagi kebanyakan penderita dengan penyakit stadium IV.1
Terapi prabedah umumnya tidak dianjurkan bagi penderita dengan penyakit unilateral tetapi
diindikasikan bagi penderita dengan tumor bilateral untuk memudahkan prosedur
penyelamatan ginjal kemudian. Pendekatan ini melindungi parenkim ginjal tanpa
mengganggu ketahanan hidup.1

Page
12

UROGENITAL II 2010

Pengobatan penderita dengan tumor Wilms bilateral sulit karena jaringan ginjal fungsional
harus dipertahankan. Berbagai pendekatan telah memberikan hasil kelangsungan hidup yang
sama. Pendekatan-pendekatan ini meliputi nefrektomi ginjal yang lebih terlibat ditambah
heminefrektomi atau biopsy pada ginjal yang lain, heminefrektomi bilateral, dan biopsi
bilateral diikuti oleh kemoterapi dengan pembedahan second-look. Kombinasi kemoterapi dan
terapi radiasi dosis rendah telah memberikan kelangsungan hidup bebas penyakit selama 2
tahun sebesar 87% pada Studi Tumor Wilms Nasional I dan 80% pada Rumah Sakit
Penelitian Anat St.Jude, menunjukkan bahwa situasi tersebut jauh dari tidak ada harapan.3

Kebanyakan pusat mengikuti garis pedoman yang disediakan oleh Studi Tumor Wilms
Nasional. Untuk tumor stadium I dan II dengan gambaran histologik favourable, vinkristin
dan daktinomisin

digunakan. Untuk tumor stadium III dengan gambaran histologik

favourable, vinkristin, daktinomisin dan doksurubisin digunakan dan radioterapi juga


digunakan pada dasar tumor (tumor bed). Untuk tumor stadium IV dengan gambaran
histoligik favourable, vinkristin , daktinomisin, dan doksorubisin digunakan, dan radioterapi
juga digunakan pada semua tempat penyakit yang diketahui, terutama sekali pada paru-paru.
Jika tumor pada hati tidak ada, tindakan pembedahan reseksi dipertimbangkan daripada
radioterapi. Tumor resisten yang
PROGNOSIS
Variabel prognosis yang paling menonjol adalah subtipe dan stadium histologi. Kekambuhan
menyebabkan prognosis buruk, meskipun penambahan obat baru dan tindakan penyelamatan
mungkin memperbaiki hasil akhir pada sekelompok kecil penderita yang mengalami kambuh.
Hasil akhir untuk semua penderita dioptimalkan dengan terapi pada satu pusat kanker anak.

Page
13

You might also like