You are on page 1of 3

Siklus Hidup Plasmodium sp

Siklus hidup dapat dibagi dalam 2 fase :


1. Fase ekstrinsik (pembiakan seksual (sporogoni)) dengan hospes definitif nyamuk Anopheles sp. betina (bertindak sebagai vektor)
o Ketika nyamuk mengisap darah penderita penyakit malaria, semua stadium perkembangan parasit yang ada di dalam darah akan terisap masuk ke dalam lambung
nyamuk.
o Hanya bentuk gametosit (makrogametosit bakal kelamin betina dan mikrogametosit, bakal kelamin jantan) yang dapat bertahan dan melanjutkan siklusnya.
o Selanjutnya gametosit menjadi gamet (makro dan mikrogamet).
o Mikrogametosit mengalami pembelahan inti menjadi inti multiple yang matang dengan exflagellasi (proses dimana dalam 10-12 menit menjadi mikrogamet, keluar
dari eritrosit dan motil)
o Makrogametosit berkembang menjadi makrogamet, dimana intinya bergeser kepermukaan yang merupakan tempat masuknya mikrogamet ke dalam makrogamet pada
waktu fertilisasi. Makrogamet yang telah mengalami fertilisasi disebut zygote. Kurang lebih 20 menit setelah fertilisasi terbentuk semacam pseudopodi dan terjadi
perubahan bentuk menjadi lebih langsing. Bentuk motil ini disebut ookinete yang akan bergerak dan menembus dinding usus untuk menempel pada permukaan luar
dinding usus tersebut. Ookinete membentuk dinding tipis dan tumbuh menjadi ookista yang berukuran 50 m. Terjadi pematangan ookista dengan pembelahan inti
dan transformasi sitoplasma membentuk beribu-ribu sporozoit yang berada di dalam ookista. Ookista matang dalam 4-15 hari (tergantung suhu) setelah nyamuk
mengisap gametosit.
o Ookista matang akan pecah, sporozoit (berukuran 10-14 m) berhamburan ke dalam rongga tubuh nyamuk, diantaranya ada yang sampai ke kelenjar liur nyamuk.
Nyamuk infektif yaitu nyamuk yang sudah siap mengeluarkan sporozoit bersama air liurnya
2. Fase intrinsik, hospes perantara manusia, terjadi pembiakan aseksual (skizogoni)
o Manusia terinfeksi apabila melalui gigitan nyamuk yang terdapat sporozoit di dalamnya. Sporozoit akan masuk ke dalam peredaran darah dan dengan cepat 1 jam
semuanya telah meninggalkan aliran darah ke sel hati, dan dimulailah stadium dalam sel hati. (disebut skizogoni eksoeritrositer primer (EE schizogony) kadangkadang disebut skizogoni pre-eritrositik)
o Pada stadium skizogoni eksoeritrositer primer, sporozoit menjadi bundar atau oval, disebut skizon eksoeritrositik yang berukuran 24-60 m dimana intinya cepat
membelah, belum ditemukan pigmen yang kemudian akan membentuk merozoit eksoeritrositer. Skizogoni eksoeritrositer primer akan berakhir apabila merozoit
masuk ke dalam ertrosit.
o Untuk Plasmodium vivax dan Plasmodium ovale, terdapat stadium istirahat atau eksoeritrositik skizozoit (disebut juga hypnozoit) dimana satu, dua generasi atau lebih
dari merozoit EE muncul setelah eritosit diinvasi. Hypnozoit dan skizon tetap ditemukan sampai lebih 105 hari. EE schizogony yang terlambat tidak terjadi pada
Plasmodium falciparum dan juga mungkin pada Plasmodium malariae.
o Invasi pada eritrosit, dimulai dengan masuknya merozoit EE ke dalam eritrosit atau retikulosit. Dalam eritrosit, merozoit membentuk vakuola, berbentuk cincin,
kadang-kadang ameboid dan berinti tunggal, disebut trofozoit sampai inti mulai membelah. Makanannya haemoglobin yang tidak akan dimetabolisir sempurna
sehingga akan tersisa globin dan Fe porphirin hematin. Pigmen malaria merupakan ikatan hematin (ferrihemic acid) dengan protein.
o Trofozoit tumbuh sampai intinya membelah dengan cara mitosis, vakuola berisi, ameboid motiliti akan terhenti, dan akan berubah menjadi skizon matang.
o Skizon matang ini menjalani skizogoni eritrositer, pecah menjadi merozoit eritrositer. Eritrosit pecah, merozoit masuk ke dalam aliran darah. Banyak diantaranya
hancur oleh kekebalan hospes, tetapi yang lainnya menginvasi eritrosit dan mulai menjalani siklus skizogoni eritrositer baru.
o Setelah 2 atau 3 generasi erityrositik, penomena gametositogenik dimulai. Beberapa merozoit intraseluler tidak membentuk skizon akan tetapi berkembang menjadi
bakal kelamin betina makrogametosit atau bakal kelamin jantan mikrogametosit.
Beberapa cara manusia terinfeksi Plasmodium sp., yaitu:
Terutama melalui gigitan nyamuk Anopheles betina infektif.
Transfusi darah, jarum suntik.
Pengobatan termal untuk penyakit lues, nefrotik sindrom.
Intrauterin.

Habitat dan Hospes


o Habitat
: Darah.
o Hospes definitif : Nyamuk Anopheles sp. betina.
o Hospes perantara : Manusia
Sediaan Darah Tipis

Trofozoit Muda

Plasmodium Vivax
Eritrosit membesar dan pucat. Tampak titik Schffner
yang besarnya teratur dan menyebar rata dalam
eritrosit.
Protoplasma merupakan cincin biru, intinya
merah.
Cincin muda 1/3 eritrosit.

Plasmodium Falciparum
Eritrosit tidak membesar; warnanya sering lebih tua;
titik Maurer tampak paling jelas pada trofozoit yang
agak lanjut; besar dan jumlahnya tidak teratur.
Protoplasma merupakan cincin halus, kadangkadang sebagai cincin permata atau seperti sayap
burung terbang di pinggir eritrosit (bentuk
accole); inti merah, kadang-kadang ada 2 inti
pada satu cincin.
Plasma mengelilingi vakuol, menjadi padat; inti
1 atau 2, bulat atau memanjang; pigmen mulai
tampak.
Biasanya stadium trofozoit tidak tampak dalam
darah perifer.

Plasmodium Malariae
Eritrosit tidak membesar, tidak tampak titik-titik
dalam eritrosit.
Protoplasma merupakan cincin biru, inti merah.
Cincin lebih besar daripada cincin Plasmodium
falciparum.

Trofozoit Tua

Plasma tidak teratur (amuboid). Tampak vakuolvakuol dengan tumbuhnya parasit, inti menjadi
besar dan tidak tentu bentuknya. Pigmen kuning
tengguli, makin lama makin bertambah.

Skizon Muda

Plasma menjadi padat, tidak ada vakuol. Inti


membelah, plasma menjadi tidak padat, pigmen
tersebar.

Skizon Matang

Mengisi penuh eritrosit. Plasma dan inti sudah


terbagi, tampak merozoit (12 - 14).

Tidak mengisi seluruh eritrosit ( 2/3 eritrosit).


Plasma dan inti sudah terbagi, tempak merozoit
(8 - 24). Pigmen sudah menggumpal sebelum
Skizon matang.

Gametosit
- Makrogametosi
t

Bentuk lonjong atau bulat, mengisi hampir


seluruh eritrosit; plasma biru inti kecil, padat,
biasanya letaknya eksentris; pigmen tersebar.

Bentuk pisang lebih langsing; plasma biru, inti


kecil, padat, letaknya di tengah; pigmen di sekitar
inti.

Bentuk lonjong atau bulat; plasma biru; inti


kecil, padat pigmen kasar, tersebar.

- Mikrogametosit

Bentuk bulat, lebih kecil dari makrogametosit,


plasma lebih pucat; inti besar, pucat; pigmen
tersebar.
Infeksi multipel: lebih dari satu parasit dalam
eritrosit, mungkin terjadi pada infeksi berat.
Dasar sediaan: stroma eritrosit yang sudah dilisis

berwarna lembayung muda dan diantara-nya tampak


sisa leukosit dengan inti yang berwarna biru

lembayung tua. Pada umumnya terdapat semua

Bentuk pisang lebih gemuk; plasma merah muda;


inti besar, pucat; pigmen tersebar.

Bentuk bulat, plasma merah muda; inti besar,


pucat, tidak padat, pigmen kasar, tersebar.

Biasanya terdapat trofozoit muda saja atau


trofozoit dan gametosit.
Gambaran uniform, seperti bintang-bintang di
langit, terutama pada infeksi berat. Tidak tampak

Jumlah parasit pada umumnya sedikit. Tampak


berbagai bentuk gambaran tidak uniform. Parasit
tampak lebih tua warnanya, padat.
Tidak ada zone merah di sekitar parasit.

Sediaan Darah Tebal

Plasma sering tampak melintang pada eritrosit,


kecil atau lebar (bentuk pita), kadang-kadang
tampak vakuol; inti memanjang sepanjang pita;
pigmen kasar mulai tampak. Pada trofozoit yang
lebih tua plasma menjadi padat membulat, sering
dengan vakuol. Parasit tampak lebih tua
warnanya karena pigmen banyak dan plasma
padat.
Mengisi seluruh eritrosit. Pada Skizon matang
pigmen kasar berkumpul di tengah dan dikelilingi
oleh merozoit yang letaknya teratur menyerupai
bunga serunai.
Jumlah merozoit 6 - 12.

bentuk sehingga tampak gambaran yang tidak


uniform. Di sekitar parasit (kecuali trofozoit muda)
tampak zone merah sisa titik-titik Schffner. Parasit
lebih besar daripada inti limfosit.

zone merah di sekitar parasit. Parasit lebih kecil


dari pada inti limfosit.

You might also like