You are on page 1of 16

LAPORAN KASUS

F20.0 SKIZOFRENIA PARANOID

STATUS PASIEN

I.

IDENTITAS PASIEN
Nama

Tn. M

No. RM

088550

Umur

23 tahun

Agama

Islam

Suku

Makassar

Status Pernikahan

Belum menikah

Pendidikan Terakhir

SD

Pekerjaan

Kuli bangunan

Alamat

Jl. Rajawali I

Masuk IGD Jiwa RSKD Prov. Sulsel untuk pertama kalinya tanggal 5
November 2014. Pasien datang dengan kakaknya.

II.

RIWAYAT PSIKIATRI
Diperoleh dari catatan medis dan autoanamnesis
A. Keluhan Utama
Mengamuk

B. Riwayat Gangguan Sekarang


Dialami sejak 1 bulan yang lalu dan memberat 3 hari terakhir.
Pasien biasa mengamuk setelah dibuat kesal oleh kakaknya. Saat
pasien mengamuk, pasien berteriak-teriak dan memukul lemari, dan
menurutnya dia lebih baik memukul lemari daripada memukul
kakaknya. Keluarganya mengeluh resah terhadap pasien yang selalu
membawa pisau yang juga meresahkan orang-orang sekitarnya. Akan
tetapi, dia merasa dirinya membawa pisau hanya untuk memotong

mangga yang dibelinya dari pasar. Dia juga pernah membakar bantal
lantaran salah tempat membuang puntung rokoknya. Dia mengaku di
dalam mimpinya sering didatangi oleh sesosok makhluk yang dia
yakini sebagai malaikat jibril dan memberikan wahyu kepadanya untuk
tidak turun dari rumahnya (rumah panggung) karena jika dia turun
maka dia akan meninggal. Dia juga sering berbicara dengan bayangan
yang dia yakini sebagai roh bapaknya yang telah meninggal dan
mendengar suara anak kecil yang menyuruhnya untuk berkelahi
dengan temannya, tetapi dia tidak ingin berkelahi dan memilih untuk
menyendiri. Dia juga sering curiga kepada temannya dan kakaknya
bahwa mereka akan mencelakainya. Di saat pasien melihat temannya
dari kejauhan, tiba-tiba bayangan temannya muncul dihadapannya dan
bayangan itu berbicara dengan kalimat ancaman kepadanya. Dia
cenderung lebih suka menyendiri di rumah daripada bergaul dengan
temannya. Dia juga jarang tidur dan kadang keluar rumah menuju jalan
raya tetapi bisa sendiri pulang ke rumah.

C. Riwayat Gangguan Sebelumnya


1. Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak ditemukan adanya riwayat penyakit fisik seperti infeksi,
trauma kapitis dan kejang.
2. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif
Pasien tidak pernah mengkonsumsi alkohol dan obat-obatan
terlarang. Pasien merokok.
3. Riwayat Gangguan Psikiatri Sebelumnya
Pasien tidak memiliki riwayat gangguan psikiatri sebelumnya.

D. Riwayat Kehidupan Pribadi


1. Riwayat Prenatal dan Perinatal
Pasien lahir normal di rumah ditolong oleh bidan. Pasien lahir
cukup bulan. Pasien merupakan anak yang diharapkan.

2. Riwayat Masa Kanak Awal (Usia 1-3 tahun)


Pasien diasuh oleh kedua orang tuanya. Pertumbuhan dan
perkembangan pasien pada masa anak-anak awal sesuai dengan
perkembangan anak seusianya. Tidak ada masalah perilaku yang
menonjol.
3. Riwayat Masa Kanak Pertengahan (Usia 4-11 tahun)
Pasien tinggal bersama Orang tuanya. Pasien mudah bergaul dan
memiliki banyak teman.
4. Riwayat Masa Kanak Akhir dan Remaja (Usia 12-18 tahun)
Hubungan pasien dengan keluarga dan teman sepermainannya
baik. Tidak ada perubahan mental yang menonjol.
5. Riwayat Masa Dewasa
a. Riwayat Pekerjaan
Pasien bekerja sebagai kuli bangunan
b. Riwayat Pernikahan
Pasien belum menikah
c. Riwayat Agama
Pasien memeluk agama Islam, dan menjalankan kewajiban
agama dengan cukup baik.
d. Riwayat Militer
Pasien tidak pernah mengikuti kegiatan wajib militer.
e. Riwayat Pelanggaran Hukum
Selama ini pasien tidak pernah terlibat dengan masalah
hukum.
f. Aktivitas Sosial
Aktivitas sosial pasien sehari-hari terganggu, pasien lebih
suka menyendiri dirumah sehingga pekerjaannya terbengkalai.
6. Riwayat Keluarga
Pasien adalah anak ke-5 dari 7 bersaudara (,,,,,,).
Hubungan dengan keluarga baik,
Riwayat keluarga dengan gejala yang sama tidak ada.

7. Situasi Kehidupan Sekarang


Saat ini pasien tinggal di Makassar bersama dengan ibu dan kakak
kandungnya.

III.

PEMERIKSAAN FISIK DAN NEUROLOGI


A. Status Internus
Keadaan umum tidak tampak sakit, kesadaran kompos mentis, tekanan
darah 120/80 mmHg, nadi 76 kali/menit, frekuensi pernafasan 20
kali/menit, suhu tubuh 36,5 C, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak
ikterus, jantung, paru dan abdomen dalam batas normal, ekstremitas
atas dan bawah tidak ada kelainan.

B. Status Neurologi
Gejala rangsang selaput otak : kaku kuduk (-), Kernigs sign (-)/(-),
pupil bulat dan isokor 2,5 mm/2,5 mm, refleks cahaya (+)/(+), fungsi
motorik dan sensorik keempat ekstremitas dalam batas normal, tidak
ditemukan refleks patologis.

IV.

PEMERIKSAAN STATUS MENTAL (3 November 2014)


A. Deskripsi Umum
1.

Penampilan
Seorang laki-laki, wajah sesuai umur, postur tubuh kurus tinggi,
kulit sawo matang, menggunakan kaos berwarna putih dan celana
pendek warna hitam, perawatan diri terkesan kurang.

2. Kesadaran
Compos mentis, kesadaran berubah
3. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
Pasien berjalan agak lamban.
4. Pembicaraan
Pasien menjawab pertanyaan dengan spontan, lancar, intonasi
pelan.

5. Sikap terhadap pemeriksa


Cukup kooperatif
B. Keadaan Afektif
1. Mood

: gelisah

2. Afek

: tumpul

3. Keserasian

: tidak serasi

4. Empati

: tidak dapat dirabarasakan

C. Fungsi Intelektual (Kognitif)


1. Taraf Pendidikan
Pengetahuan umum dan kecerdasan pasien sesuai dengan tingkat
pendidikannya.
2.

Orientasi
a. Waktu

: Baik

b. Tempat

: Baik

c. Orang

: Baik

3. Daya Ingat
a. Jangka Panjang

: Baik

b. Jangka Sedang

: Baik

c. Jangka Pendek

: Baik

d. Jangka Segera

: Baik

4. Konsentrasi dan Perhatian

: Baik

5. Pikiran Abstrak

: Baik

D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi

: Ada.

2. Ilusi

: Tidak ada

3. Depersonalisasi dan derealisasi : Tidak ada

E. Proses Berpikir
1. Arus Pikiran
- Produktivitas

: pasien hanya berbicara jika ditanya.

- Kontinuitas

: relevan, koheren

- Hendaya berbahasa

: tidak ada

2. Isi Pikiran
Preokupasi : pasien selalu ingin pulang dan merasa tidak sakit dan
tidak seharusnya dirawat di RSKD.
3. Gangguan pikiran
Delusion of influence : pasien mendengar bisikan anak kecil untuk
berkelahi dengan temannya, tetapi dapat dilawannya.
Waham kejaran : pasien selalu merasa teman dan kakaknya ingin
mencelakainya walaupun pemeriksa sudah berusaha mematahkan
keyakinan tersebut.

F. Pengendalian Impuls
inhedonia

G. Daya Nilai dan Tilikan


1. Daya Nilai Sosial

: Terganggu

2. Uji daya nilai

: Baik

3. Penilaian Realitas

: Terganggu

4. Tilikan

: Pasien menyangkal sepenuhnya terhadap

penyakitnya (tilikan 1)

H. Taraf Dapat Dipercaya


Dapat dipercaya

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


Seorang laki-laki 23 tahun dibawa ke RSKD dengan keluhan
mengamuk. Dialami sejak 1 bulan yang lalu dan memberat 3 hari terakhir.
Pasien biasa mengamuk setelah dibuat kesal oleh kakaknya. Keluarganya
mengeluh resah terhadap pasien yang selalu membawa pisau yang juga
meresahkan orang-orang sekitarnya. Akan tetapi, dia merasa dirinya

membawa pisau hanya untuk memotong mangga yang dibelinya dari pasar.
Dia juga pernah membakar bantal lantaran salah tempat membuang puntung
rokoknya. Pasien memiliki waham kejaran yang ditandai dengan selalu
curiga kepada teman dan kakaknya bahwa mereka akan mencelakainya. Dia
juga mengalami halusinasi visual berupa melihat bayangan yang diyakini
sebagai ayahnya yang telah meninggal, bayangan yang dia yakini sebagai
malaikat jibril, dan bayangan temannya yang dia lihat di kejauhan. Dia juga
mendengar bisikan anak kecil yang menyuruhnya untuk berkelahi dengan
temannya, tetapi dia bisa melawan bisikan itu dan lebih memilih untuk
menarik diri dari pergaulannya. Memiliki hendaya terhadap social dan
pekerjaan. Dia juga jarang tidur dan kadang keluar rumah menuju jalan raya
tetapi bisa sendiri pulang ke rumah.

VI. AUTOANAMNESA
Pukul 16.00 WITA 17 November 2014, pasien berada di Perawatan
Kenari RSKD.
Seorang laki-laki, wajah sesuai umur, postur tubuh kurus tinggi, kulit
sawo matang, menggunakan kaos berwarna putih dan celana pendek warna
hitam, perawatan diri terkesan kurang.
DM : Asslamualaikum
P

: Waalaikum salam....

DM : Perkenalkan Pak, saya Fikri dokter muda yang bertugas hari ini. Siapa
nama Bapak?
P

: Saya M Dok.

DM : Berapa umurnya Pak?


P

: 23 tahun.

DM : Tinggal dimana?
P

: Di jalan rajawali.

DM : Mohon maaf Pak, Bapak sudah menikah?


P

: Belum Dok.

DM : Apa yang membuat Bapak masuk ke rumah sakit Pak?

: Begini Dok, katanya saya sering sekali mengamuk. Terus juga katanya
orang di rumah khawatir sama saya karena saya selalu bawa pisau,
padahal saya bawa pisau cuma mau potong mangga ji Dok.

DM : Apa yang membuat Bapak mengamuk?


P

: Selalu ka berpikir lain-lain sama kakak saya Dok. Kalau dia bicara,
munculmi pikiran lain-lain itu Dok. Saya selalu yakin kakak saya ini
mau bikin saya celaka.

DM : Terus kenapa mengamuk Pak? Kenapa Bapak bisa berpikiran begitu?


P

: Saya sering sekali dibuat kesal Dok, di situ mi saya berpikir lain-lain.
Daripada saya berkelahi dengan kakak saya, lebih baik saya pukulpukul lemari saja.

DM : Terus kenapa Bapak berpikiran kakaknya mau mencelakai Bapak?


P

: Nda tau mi Dok, muncul begitu saja pikiran itu.

DM : Bagaimana hubungan Bapak dengan kakak-kakak yang lain kah?


P

: Baik-baik ji Dok.

DM : Kalau baik-baik saja, pasti kakaknya Bapak tidak bakal mencelakai


Bapak, kan Bapak adik kandungnya.
P

: iya Dok. Tapi saya selalu berpikiran begitu Dok.

DM : Kenapa yakin sekali kalau kakaknya Bapak mau mencelakai Bapak?


P

: Nda tau Dok, Cuma yakin saja.

DM : Terus kenapa Bapak selalu bawa pisau?


P

: Cuma mau potong mangga ji Dok.

DM : Kapan Bapak pegang itu pisau? Setiap hari atau pas mau potong
mangga saja?
P

: Pas mau potong mangga ji Dok. Nda setiap hari ji.

DM : Terus menurut keterangannya kakaknya Bapak, Bapak pernah bakar


bantal? Kenapa Bapak bakar bantal?
P

: Nda sy bakar ji Dok. Itu hari saya salah lempar puntung rokok, eh
kenanya ke bantal Dok. Baru nda kuperhatikan ki. Makanya terbakar.

DM : Berdasarkan pengakuan kakaknya Bapak, Bapak katanya sering


berbicara sendiri. Bisa tolong dijelaskan Pak?

: Iya dok. Saya sering didatangi sama arwahnya bapakku. Dia selalu
ingatkan ka tuk sholat lima lima waktu. Trus dia bilang dia saying
sekali sama saya. Katanya tolong jagai ibuku dan saudaraku.

DM : Bapak bisa bicara sama arwah itu? Bagaimana bentuknya?


P

: Iya Dok, baku bicara. Bukan tonji arwah, tapi kayak bayanganbayangan hitam ji. Suaranya ji bapakku saya kenali makanya saya yakin
itu bapakku. Terus pernahka juga didatangi sama Malaikat Jibril di
dalam mimpiku Dok. Dia bilang saya nda boleh turun ke bawah karena
kalau saya turun ke bawah, bisa mati bede.

DM : Kenapa Bapak bisa bilang kalau itu Malaikat Jibril?


P

: Karena Dia sampaikan wahyu kepada saya Dok.

DM : Tapi kan Malaikat Jibril terakhir kali memberikan wahyu kepada Nabi
Muhammad.
P

: Nda kutaumi itu iya Dok. Pokoknya kayak ada sesosok makhluk
datangika pas mimpi Dok. Terus dia bilang begitu.

DM : Berarti bukan Malaikat Jibril kan?


P

: Iya barangkali Dok.

DM : Ada lagi yang Bapak liat? Atau ada dengar-dengar suara?


P

: Iya ada Dok, suara anak kecil. Dia suruhka tuk berkelahi sama
temanku dok. Tapi nda mauka. Baru kalo saya liat temanku dari jauh,
tiba-tiba bayangan mukanya temanku muncul di depanku terus na katakatai ka sama na ancam ka.

DM : mengancam bagaimana?
P

: na bilang mati ko. Kayak begitu-begitu Dok. Jadi curiga tomma


sama temanku, sy takut diapa-apai sama temanku.

DM : Itu yang membuat Bapak lebih suka menyendiri di rumah?


P

: Iye dok.

DM : Bapak bisa bicara sama anak kecil itu?


P

: Nda baku bicara ji Dok. Dia cuma kasih keluar suara-suara ji saja.

DM : Seberapa sering Bapak dengar suara itu?


P

: Lumayan sering sih Dok.

DM : Bagaimana tidurnya Bapak?


P

: Susah tidur Dok.

DM : Kalau susah tidur, apa yang Bapak lakukan biasanya?


P

: Saya biasa keluar malam Dok.

DM : Bapak kenapa keluar rumah?


P

: Cari makanan ji Dok.

DM : Setiap malam seperti itu?


P

: Hampir tiap malam.

DM : Tapi bisa kembali ke rumah sendiri?


P

: Iye.

DM : Apa yang Bapak rasakan sekarang?


P

: Mauka pulang Dok. Nda betah saya di sini. Padahal kakakku bilang
satu minggu ji di sini. Tapi sekarang satu bulan mi.

DM : Ada yang jenguk Bapak di sini?


P

: Ada. Mama ku. Tapi nda dibilang mau kasih saya keluar.

DM : Perasaan Bapak sama penyakitnya Bapak bagaimana?


P

: Nda sakit saya Dok. Makanya nda seharusnya saya ada di sini. Mauka
pulang.

DM : Coba jawab pertanyaanku ya. 100 dikurangi 7 berapa?


P

: 100-7 itu sama dengan 93

DM : Kalau di kurang 7 lagi ?


P

: 86 Dok

DM : kalau 86 dikurangi 7, berapa?


P

: 79 Dok

DM : Apa bedanya sepeda sama motor Pak?


P

: Kalau sepeda pake tenaga pi dok baru bisa jalan, sedangkan motor
pake mesin ji.

DM : Bapak bisa ingat angka ini 7, 4, 1, 5, 3?


P

: 7, 4, 1, 5, 3

DM : Makasih Pak sudah mau cerita-cerita sama saya.


P

: Iya terima kasih Dok.

VII.

EVALUASI MULTI AKSIAL


1. Aksis I
Skizofrenia Paranoid (F20.0)
2. Aksis II
Belum dapat ditentukan
3. Aksis III
Tidak ada diagnosa
4. Aksis IV
Stressornya tidak jelas
5. Aksis V
-

GAF Scale 50-41 (berupa gejala berat, disabilitas berat)

VIII. DAFTAR MASALAH


Organobiologik
Tidak ditemukan kelainan fisik yang bermakna, tetapi karena terdapat
ketidakseimbangan

neurotransmitter

maka

pasien

memerlukan

psikofarmakoterapi.
Psikologik
Ditemukan adanya gejala positif berupa waham dan halusinasi.
Sosiologik
Ditemukan adanya hendaya sosial dan pekerjaan yang membuat dirinya
mengasingkan diri dari pergaulan dan sulit melakukan pekerjaannya.

IX.

RENCANA TERAPI
1. Farmakoterapi :

Chlorpromazine 100 mg (1x1)

2. Terapi Supportif
a. Ventilasi
Membuat suasana yng kondusif untuk pasien menceritakan apa
yang dirasakan dan dipikirkan sehingga pasien bisa diterapi secara
tepat dan holistik.

b. Konseling: Memberikan penjelasan dan pengertian kepada pasien


tentang penyakitnya agar pasien memahami kondisi dirinya dan
memahami cara menghadapinya serta memotivasi pasien agar tetap
minum obat secara teratur
c. Sosioterapi
Memberikan penjelasan kepada keluarga dan orang-orang terdekat
pasien tentang gangguan yang dialami oleh pasien sehingga
tercipta dukungan sosial dalam lingkungan yang kondusif sehingga
membantu proses penyembuhan pasien serta melakukan kunjungan
secara berkala.
X.

PROGNOSIS
Dubia et bonam

XI.

FOLLOW UP
Memantau keadaan umum pasien serta perkembangan penyakitnya, selain

itu menilai efektivitas dan kemungkinan efek samping.

XII.

PEMBAHASAN/TINJAUAN PUSTAKA
Skizofrenia adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan suatu

gangguan psikiatrik mayor yang ditandai dengan adanya perubahan pada perspesi,
pikiran, afek dan perilaku seseorang. Kesadaran yang jernih dan kemampuan
intelektual biasanya tidak terganggu, walaupun defisit kognitif tertentu dapat
berkembang kemudian.
Gejala skizofrenia secara garis besar dapat dibagi dalam dua kelompok,
yaitu gejala positif dan gejala negatif. Gejala positif dapat berupa delusi,
halusinasi, kekacauan pikiran, gaduh gelisah, dan perilaku aneh atau bermusuhan.
Gejala negatif adalah alam perasaan (afek) tumpul atau mendatar, menarik diri
atau isolasi dari dari pergaulan, miskin kontak emosional (pendiam, sulit diajak
bicara), pasif, apatis atau acuh tak acuh. Sulit berpikir abstrak dan kehilangan
dorongan kehendak atau inisatif.

Berdasarkan Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa


(PPDGJ III), Pedoman Diagnostik Skizofrenia adalah:

Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya
dua gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas
a. thought echo = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang-ulang atau
bergema dalam kepalanya, dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya
sama namun kualitasnya berbeda.
thought insertion or withdrawal = isi pikiran yang asing dari luar
masuk ke dalam pikirannya atau isi pikirannya diambil keluar oleh
sesuatu dari luar dirinya
thought broadcasting = isi pikirannya tersiar ke luar sehingga orang
lain atau umum mengetahuinya
b. delusion of control = waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu
kekuatan tertentu dari luar
delusion of influence = waham tentang dirinya dipengaruhi oleh
suatu kekuatan tertentu dari luar
delusion of passivity = waham tentang dirinya tidak berdaya dan
pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar
delusional perception = pengalaman inderawi yang tidak wajar, yang
bemakna sangat khas dirinya. Biasanya bersifat mistik atau mukjizat
c. Halusinasi auditorik
-

Suara halusinasi yang berkomentar secara terus-menerus terhadap


perilaku pasien

Mendiskusikan perihal pasien di antara mereka sendiri (di antara


berbagai suara yang berbicara

Jenis halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh

d. Waham-waham menetap jenis lainnya yang menurut budaya setempat


dianggap tidak wajar yang sesuatu yang mustahil, misalnya perihal
keyakinan agama atau politik tertentu, atau kekuatan dan kemampuan
di atas manusia biasa (misalnya mampu mengendalikan cuaca atau
berkomunikasi dengan makhluk asing dari dunia lain).

Atau paling sedikit dua gejala di bawah ini yang harus selalu ada secara
jelas:
a. Halusinasi yang menetap dari pancaindera apa saja, apabila disertai
baik oleh waham yang mengambang maupun yang setengah
berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai oleh
ide-ide berlebihan yang menetap atau apabila terjadi setiap hari
selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan secara terus
menerus.
b. Arus pikiran yang terputus atau yang mengalami sisipan yang
berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan, atau
neologisme.
c. Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh gelisah, posisi tubuh
tertentu, atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan stupor.
d. Gejala-gejala negatif, seperti sikap sangat apatis, bicara yang
jarang dan respons emosional yang menumpul atau tidak wajar,
biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial
dan menurunnya kinerja sosial, tetapi harus jelas bahwa semua hal
tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika.

Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun


waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik
prodromal).

Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu
keseluruhan dari beberapa aspek perilaku, bermanifestasi sebagai
hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut
dalam diri sendiri, dan penarikan diri secara sosial.

Pedoman diagnostik untuk Skizofrenia Paranoid:

Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia

Sebagai tambahan:
-

Halusinasi dan/atau waham harus menonjol

a. Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi


perintah, atau halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa
bunyi peluit, mendengung, atau bunyi tawa
b. Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual,
atau lain-lain perasaan tubuh, halusinasi visual mungkin ada tetapi
jarang menonjol.
c. Waham yang berupa hampir setiap jenis, tetapi waham
dikendalikan (delusion of control), dikendalikan (delusion of
influence), atau passivity (delusion of passivity), dan keyakinan
dikejar-kejar yang beraneka ragam adalah yang palinng khas.
-

Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala


katatonik secara relatif tidak nyata/tidak menonjol.

Berdasarkan autoanamnesis dan pemeriksaan status mental didapatkan


gejala klinis yang bermakna yaitu berupa gangguan isi pikir. Pasien selalu merasa
curiga kepada teman dan kakaknya akan mencelakainya. Rasa curiga seperti itu
yang mengakibatkan pasien sering mengamuk jika berbicara kepada kakaknya.
Keadaan ini menimbulkan penderitaan (distress) pada pasien dan keluarga serta
terdapat hendaya (dissability) pada aktivitas social dan pekerjaannya sehingga
dapat disimpulkan bahwa pasien menderita Gangguan Jiwa.
Pada pasien ditemukan adanya hendaya berat dalam menilai realita, pasien
selalu berpikir bahwa teman dan kakaknya akan mencelakainya. Pasien juga
merasa selalu didatangi oleh bayangan malaikat, ayahnya yang sudah meinggal
sehingga digolongkan dalam Gangguan Jiwa Psikotik.
Pada pasien ditemukan adanya bisikan anak kecil yang menyuruh untuk
berkelahi, tetapi pasien bisa melawan bisikan itu sehingga dia lebih suka
menyendiri yang kemudian pemeriksa mengkategorikan hal tersebut sebagai
delusion of influence. Dia juga selalu merasa didatangi oleh bayangan yang
diyakininya sebagai malaikat jibril di dalam mimpinya dan bayangan ayahnya
yang telah meninggal. Dengan temuan tersebut, pasien digolongkan dalam
Skizofrenia.

Dia juga selalu merasa curiga kepada kakak dan temannya bahwa mereka
akan mencelakainya. Di saat melihat temannya, tiba-tiba dia merasa bayangan
temannya muncul di hadapannya dan mengucapkan kalimat ancaman sehingga
pasien tersebut digolongkan dalam Skizofrenia Paraniod (F20.0).

You might also like