Professional Documents
Culture Documents
Penyusun :
Unggyan Ningsih
A1131015/KARYAWAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kenikmatan yang tak
terhingga, sehingga tugas yang berjudul Manfaat yang Terkandung dalam Tanaman Obat : Jahe, Pandan
Wangi dan Lidah Buaya Serta Pengolahanya Sebagai Obat dapat terselesaikan dengan tepat waktu.
Sholawat serta salam tak lupa penulis sanjungkan kepada NabiMuhammad SAW yang telah menjadikan
kita sebagai umat uang lebih baik.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah bersedia membantu dalam pembuatan
makalah ini. Dan tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Solikhatun, S.Farm.
selaku dosen pengampu pada mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah memberikan dorongan kepada
penulis untuk membuat makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna dan banyak kekurangannya. Oleh
karena itu, saran dan kritik yang membangun semangat penulis dengan harapan untuk memperbaiki
kekurangan-kekurangan dalam penilaian berikutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca
Semarang ,
Juni 2014
Penulis
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR......................................................................................................................................... 2
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................................................... 3
BAB I .............................................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN ............................................................................................................................................. 4
A.
Latar Belakang................................................................................................................................... 4
B.
C.
Tujuan ............................................................................................................................................... 4
D.
BAB II ............................................................................................................................................................. 6
LANDASAN TEORI .......................................................................................................................................... 6
A.
B.
Jahe ................................................................................................................................................. 10
B.
C.
BAB IV.......................................................................................................................................................... 17
SIMPULAN DAN SARAN............................................................................................................................... 17
A.
Simpulan ......................................................................................................................................... 17
B.
Saran ............................................................................................................................................... 17
Daftar Pustaka............................................................................................................................................. 19
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki kekayaan sumber daya alam yang
sangat melimpah, termasuk tumbuhan yang berkhasiat obat. Lingkungan sekitar kita sebenarnya
telah melindungi kita dari berbagai macam penyakit dengan menyediakan tanaman berkhasiat
obat. Namun dengan semakin berkembangnya pertumbuhan jumlah penduduk, lingkungan dan
lahan pemukiman semakin tertekan. Akibatnya kepedulian terhadap lingkungan menurun,
sehingga tanaman yang biasa dijadikan obatpun diabaikan begitu saja.
Selain ketidakpedulian penduduk terhadap tanaman yang berkhasiat sebagai obat
(tanaman obat), minimnya pengetahuan tentang manfaat serta cara pengolahan tanaman obat
menjadi hal yang sangat disayangkan. Maka dari itu perlu adanya sosialisasi serta media
komunikasi.
Jahe, pandan wangi , dan lidah buaya adalah salah satu contoh tanaman obat yang sering
ditemukan. Selain itu tanaman-tanaman tersebut mudah untuk dibudidayakan. Kebanyakan
tanaman-tanaman tersebut hanya dimanfaatkan sebagai tanaman hias maupun bahan masakan
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu tanaman obat?
2. Apa manfaat mempunyai tanaman obat?
3. Apa saja manfaat yang didapatkan dari tanaman jahe,pandan wangi, dan lidah buaya?
4. Bagaimana cara pengolahan tanaman jahe, pandan wangi, dan lidah buaya untuk dijadikan
obat?
C. Tujuan
D. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode kepustakaan dan
penelusuran internet.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Tanaman Obat
Dalam pertanian, tanaman adalah beberapa jenis organisme yang dibudi dayakan pada
suatu ruang atau media untuk dipanen pada masa ketika sudah mencapai tahap pertumbuhan
tertentu. Pengertian ini dibedakan dari penggunaan secara awam bahwa tanaman sama dengan
tumbuhan. Pada kenyataannya, hampir semua tanaman adalah tumbuhan, tetapi ke dalam
pengertian tanaman tercakup pula beberapa fungi (jamur pangan, seperti jamur kancing dan jamur
merang) dan alga (penghasil agar-agar dan nori) yang sengaja dibudidayakan untuk dimanfaatkan
nilai ekonominya. Tanaman "sengaja" ditanam, sedangkan tumbuhan adalah sesuatu yang muncul
atau tumbuh dari permukaan bumi. Tumbuhan yang "tidak dipanen" masih disebut tanaman jika
diperuntukkan sebagai estetika dalam pertamanan dan arsitektur lanskap, misal tanaman bunga
(Anonim,2009).
Menurut pengertian umum,obat dapat didefinisikan sebagai bahan yang menyebabkan
perubahan dalam fungsi biologis melalui proses kimia. Sedangkan definisi yang lengkap, obat
adalah bahan atau campuran bahan yang digunakan (1) pengobatan, peredaan, pencegahan atau
diagnosa suatu penyakit, kelainan fisik atau gejala-gejalanya pada manusia atau hewan; atau (2)
dalam pemulihan, perbaikan atau pengubahan fungsi organik pada manusia atau hewan. Obat
dapat merupakan bahan yang disintesis di dalam tubuh (misalnya : hormon, vitamin D) atau
merupakan merupakan bahan-bahan kimia yang tidak disintesis di dalam tubuh (Anonim,1995).
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan
hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut, yang secara
turun temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman (Anonim,1995). Maka
dari itu tanaman obat dapat didefinisikan sebagai bahan atau ramuan bahan yang berasal dari
tanaman yang secara turun temurun digunakan sebagai pengobatan berdasarkan pengalaman.
Pengobatan secara tradisional tertua yang tercatat dalam sejarah yaitu pada Bangsa
Yunani kuno juga banyak menyimpan catatan mengenai penggunaan tanaman obat yaitu
Hyppocrates ( tahun 466 sebelum masehi ) membuat himpunan keterangan terinci mengenai
ribuan tanaman obat dalam De Materia Medica. Orang- orang Yunani kuno juga telah melakukan
pengobatan herbal. Zaman Mesir kuno ( tahun 2500 sebelum masehi ) yang ditulis dalam Papyrus
Ehers meyebutkan sejumlah besar resep penggunaan produk tanaman untuk pengobatan berbagai
penyakit, gejala-gejala penyakit dan diagnosanya, Pada saat itu, para pendeta Mesir kuno telah
melakukan dan mempraktekkan pengobatan Herbal. Dalam kepercayaan agama Islam tentang
pengobatan, telah disabdakan oleh Rasullullah SAW Setiap kali Allah menurunkan penyakit,
pasti Allah menurunkan (pula) obatnya. (HR. Bukhari-Muslim).
SKN (Sistem Kesehatan Nasional) juga menyatakan bahwa pengobatan tradisional yang
terbukti berhasil guna dan berdayaguna terus dilakukan pembinaan dan bimbingan serta
dimanfaatkan untuk pelayanan kesehatan masyarakat. UU kesehatan No. 23 Tahun 1992 pasal 47
menyatakan pengobatan tradisional yang mencakup cara, obat dan pengobatan atau perawatan
cara lainnya dapat dipertanggung jawabkan maknanya. Sumber pengobatan di dunia mencakup
tiga sektor yang saling terkait, (Young, 1980) Sumber pengobatan di dunia mencakup tiga sektor,
yaitu pengobatan rumah tangga/ pengobatan sendiri menggunakan obat, obat tradisional, atau
cara tradisional, pengobatan medis yang dilakukan oleh oleh perawat, dokter, puskesmas, atau
rumah sakit, serta pengobat tradisional. Dalam pemilihan sumber pengobatan di susunlah suatu
criteria tentang sumber pengobatan tersebut. (Young, 1980), Kriteria yang digunakan untuk
memilih sumber pengobatan adalah pengetahuan tentang sakit dan pengobatannya, keyakinan
terhadap obat/ pengobatan, keparahan sakit, dan keterjangkauan biaya dan jarak. Dari empat
kriteria tersebut, keparahan sakit menduduki tempat yang dominan. Sebagaimana diketahui
bahwa pola penyakit di Indonesia (bahkan di dunia) telah mengalami pergeseran dari penyakit
infeksi (yang terjadi sekitar tahun 1970 ke bawah) ke penyakit-penyakit metabolik degeneratif
(sesudah tahun 1970 hingga sekarang).
Hal ini seiring dengan laju perkembangan tingkat ekonomi dan peradaban manusia yang
ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu dan teknologi dengan berbagai penemuan baru
yang bermanfaat dalam pengobatan dan peningkatan kesejahteraan umat manusia. Dalam data
statistik tentang kematian akibat efek samping obat-obatan yang diperoleh, Isa (2009:1)
mengatakan, Untuk mengatasi penyakit mereka mengutamakan cepat sembuh walaupun cuma
sesaat. Pola hidup ini harus di bayar mahal. Di Amerika saja, efek samping obat obatan
bertanggung jawab atas kematian 100.000 pasien setiap hari.
Menurut WHO, negara negara di Afrika, Asia dan Amerika Latin menggunakan obat
herbal sebagai pelengkap pengobatan primer yang mereka terima. Bahkan di Afrika, sebanyak
80% dari populasi menggunakan obat herbal untuk pengobatan primer (WHO, 2003). Faktor
pendorong terjadinya peningkatan penggunaan obat herbal di negara maju adalah usia harapan
hidup yang lebih panjang pada saat prevalensi penyakit kronik meningkat, adanya kegagalan
penggunaan obat modern untuk penyakit tertentu di antaranya kanker serta semakin luas akses
informasi mengenai obat herbal di seluruh dunia (Sukandar EY,2006).
WHO merekomendasi penggunaan obat tradisional termasuk herbal dalam pemeliharaan
kesehatan masyarakat, pencegahan dan pengobatan penyakit, terutama untuk penyakit kronis,
penyakit degeneratif dan kanker. WHO juga mendukung upaya- upaya dalam peningkatan
keamanan dan khasiat dari obat tradisional (WHO, 2003). Penggunaan obat tradisional secara
umum dinilai lebih aman dari pada penggunaan obat modern. Hal ini disebabkan karena obat
tradisional memiliki efek samping yang relatif lebih sedikit dari pada obat modern.
Dari dua kasus yang terjadi diatas dapat disimpulkan bahwa tanaman herbal berpengaruh
terhadap kesehatan manusia, meskipun telah ditemukan antibiotik terbaru yang efektif untuk
meyembuhkan penyakit. Namun peran tanaman herbal yang sedikit memiliki efek samping bagi
tubuh sulit digantikan.
Tanaman obat adalah obat yang paling murah karena dapat ditanam dan dibudidayakan
sendiri. Selain itu juga dapat menambah pendapatan jika ingin serius memroduksi obat dari
tanaman obat.
BAB III
TANAMAN OBAT (JAHE, PANDAN WANGI, DAN LIDAH
BUAYA)
A. Jahe
: Zingiberaceae
a. Asi.
b. Batuk.
c. Membangkitkan nafsu makan.
d.
Mulas.
e. Perut kembung.
f.
Serbat.
g.
B. Pandan Wangi
: Pandanaceae
3. Nama Lokal: Pandan rampe, p. seungit, p. room, p. wangi (Jawa).; Seuke bangu, s. musang,
pandan jau, p. bebau, p. harum,; pandan rempai, p. wangi, p. musang (Sumatera). pondang,;
pondan, ponda, pondago (Sulawesi).kelamoni, hao moni,; keker moni, ormon foni, pondak,
pondaki, pudaka (Maluku).; Pandan arrum (Bali), bonak (Nusa Tenggara),;
4. Komposisi : Daun pandan mengandung alkaloida, saponin, flavonoida, tanin, polifenol, dan
zat warna.
5. Penyakit yang diobati :
Rambut rontok, menghitamkan rambut, menghilangkan ketombe, lemah saraf (neurastenia),
tidak napsu makan, rematik, Pegal linu, sakit disertai gelisah.
6. Bagian yang digunakan : Daun
7. Kegunaan :
- lemah saraf,
- tidak nafsu makan,
- rematik, pegal linu,
- sakit disertai gelisah,
- rambut rontok, menghitamkan rambut, dan
- ketombe.
8. CARA PEMAKAIAN :
Daun pandan segar sebanyak 2 - 5 lembar diiris-iris secukupnya lalu direbus atau diseduh,
minum. Atau daun ditumbuk lalu diperas dan diminum. Pemakaian luar, daun dicuci bersih
lalu digiling halus. Turapkan pada luka atau kulit kepala yang berketombe.
9. CONTOH PEMAKAIAN :
a. Lemah saraf :
Daun pandan segar sebanyak 3 lembar dicuci lalu dipotong kecil-kecil. Rebus dengan 3
gelas air bersih sampai tersisa 2 gelas. Setelah dingin disaring lalu diminum pagi dan
sore hari, masing- masing 1 gelas.
b. Rematik dan pegal linu :
Daun pandan segar sebanyak 3 lembar dicuci bersih lalu diiris tipis-tipis. Seduh dengan
1/2 cangkir minyak kelapa yang telah dipanaskan sambil diaduk merata. Setelah dingin
siap digunakan untuk menggosok bagian tubuh yang sakit.
c. Gelisah :
Daun pandan segar sebanyak 2 lembar dicuci lalu diiris tipis-tipis. Seduh dengan segelas
air panas. Setelah -dingin disaring, minum sekaligus. Lakukan 2 - 3 kali sehari, sampai
tenang.
d. Rambut rontok :
Sebanyak 10 lembar daun waru muda yang segar, segenggam daun urang-aring, 5
lembar daun mangkokan, 1 lembar daun pandan, 10 kuntum bunga melati, dan 1 kuntum
bunga mawar, setelah dicuci bersih lalu dipotong-potong secukupnya. Bahan-bahan
tersebut dimasukkan ke dalam panci email, lalu tambahkan rninyak wijen, minyak
kelapa dan minyak kemiri masing-masing 1/2 cangkir. Panaskan sampai mendidih, lalu
diangkat. Setelah dingin disaring, siap untuk digunakan. Caranya, oleskan campuran
minyak tadi ke seluruh kulit kepala sambil dipijat ringan. Lakukan malam hari sebelum
tidur, esok paginya rambut dikeramas. Lakukan 2 - 3 kali seminggu.
e. Menghitamkan rambut :
Daun pandan wangi sebanyak 7 lembar dicuci lalu dipotong-potong. Rebus dengan 1
liter air sampai warnanya menjadi hijau. Embunkan air rebusan tadi semalaman. Pagi
harinya, campurkan rebusan daun pandan tadi dengan air perasan 3 buah mengkudu
masak. Air campuran tadi lalu digunakan untuk meneuci rambut. Lakukan 3 kali
seminggu, sampai terlihat hasilnya.
f.
Ketombe :
Daun pandan segar sebanyak 7 lembar dicuci bersih lalu digiling halus. Tambahkan 1/2
cangkir air bersih sambil diremas merata. Peras dan saring. Air perasan daun pandan ini
lalu dioleskan ke seluruh kulit kepala yang berketombe. Biarkan mengering, kalau perlu
olesan diulang sekali lagi. Kira-kira 1/2 - 1 jam kemudian, rambut dibilas dengan air
bersih. Lakukan setiap hari sampa sembuh.
C. Lidah Buaya
: Liliaceae
3. Nama Lokal: Lidah buaya (Indonesia), Crocodiles tongues (Inggris); Jadam (Malaysia),
Salvila (Spanyol), Lu hui (Cina);
4. Komposisi
: Rasa pahit, dingin. Anti radang, pencahar (Laxative), parasitiside. Herba ini
masuk ke meridian jantung, hati dan pancreas. Kandungan: Aloin, barbaloin, isobarbaloin,
aloe-emodin, aloenin, aloesin.
5. Penyakit yang diobati :
Shampo, minuman, Obat cacing, Luka bakar, Bisul, Luka bernanah; Amandel, Sakit mata,
Keseleo, Kosmetik, Jerawat;
6. Bagian yang digunakan : Daun, bunga, akar, pemakaian segar
7. KEGUNAAN:
1. Sakit kepala, pusing.
2. Sembelit (Constipation).
3. Kejang pada anak, kurang gizi (Malnutrition).
4. Batuk rejan (Pertussis), muntah darah.
5. Kencing manis (DM), wasir.
6. Peluruh. haid.
7. Penyubur rambut.
8. PEMAKAIAN:
Daun.. 10 - 15 gram, bila berbentuk pil: 1,5 - 3 gram. Atau berupa bubuk (tepung) untuk
pemakaian topikal.
9. PEMAKAIAN LUAR:
a. Penyubur rambut:
Daun lidah buaya segar secukupnya dibelah, diambil bagian dalam yang rupanya seperti
agar-agar, digosokkan ke kulit kepala sesudah mandi sore, kemudian dibungkus dengan
kain, keesokan harinya rambut dicuci. Dipakai setiap hari selama 3 bulan untuk mencapai
hasil yang memuaskan.
b. Luka terbakar dan tersiram air panas (yang ringan):
Daun dicuci bersih, ambil bagian dalamnya, tempelkan pada bagian tubuh yang terkena
api/air panas.
c. Bisul:
Daun dilumatkan ditambah sedikit garam, tempelkan pada bisulnya.
10. CARA PEMAKAIAN:
a. Kencing manis (DM):
1 batang lidah buaya dicuci bersih, dibuat durinya, dipotong-potong seperlunya direbus
dengan 3 galas air sampai menjadi 1 1/2 galas. Diminum sehari 3 x 1/2 gelas, sehabis
makan.
b. Batuk rejan:
Daun sekitar 15 - 18 cm, direbus kemudian ditambah gula, minum.
c. Syphilis: Bunga ditambah daging: Direbus, minum.
d. Cacingan, susah buang air kecil:
15- 30 gram akar kering lidah buaya direbus, minum.
e. Luka terpukul, luka dalam (muntah jarah):
10- 15 gram bunga kering lidah buaya direbus, minum atau bunga ditim dengan arak
putih, untuk pemakaian luar.
f.
Kencing darah:
15 gram daun lidah buaya diperas, ditambah 30 gram gula, ditambah
air beras
secukupnya, minum.
g. Wasir:
1/2 batang daun lidah buaya dihilangkan duri-durinya, cuci bersih lalu diparut.
Tambahkan 1/2 cangkir air matang dan 2 sendok makan madu, aduk, saring. Minum
sehari 3 kali.
h. Sembelit:
1/2 batang daun lidah buaya dicuci dan dibuang kulit dan durinya, isinya dicincang, lalu
diseduh dengan 1/2 cangkir air panas dan tambahkan 1 sendok makan madu, hangathangat dimakan, sehari 2 kali.
PERHATIAN :
Dilarang pakai untuk wanita hamil, gangguan pada sistem pencernaan dan diare.
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan pembahasan masalah yang telah diuraikan, maka diperolehkesimpulan
sebagai berikut :
1) Keberadaan tanaman obat sangatlah menolong masyarakatpedesaan karena apotek,
rumah sakit atau bahkan dokter belum ada atau jarang terdapat di desa. Dengan demikian,
tanaman obat penting untukpenyembuhan penyakit yang ringan serta untuk pengobatan
awal bagipenderita penyakit berat sebelum dibawa ke dokter atau ke rumah sakit.
2) Jenis tanaman obat yang ditanam di pekarangan dapatdiberaneka ragam karena alam
Indonesia yang subur memungkinkan banyaksekali tanaman yang berguna tumbuh di
sekitar kita. Ada yang berupatanamanliar tumbuh di sembarang tempat tanpa ada yang
diperhatikan.
3) Dengan keanekeragaman tumbuhan berkhasiat obat yang ada,terdapat tumbuhan yang
mempunyai nama sama walaupun jenisnyaberbeda. Hal ini dikarenakan beberapa
tumbuhan belum teridentifikasisecara lengkap dan belum banyak ragam yang diketahui
masyarakat. Olehsebab itu,perlu diperkenalkan jenis-jenis tumbuhan obat berikut
carapemakaiannya supaya dapat digunakan sebagai bagian dari sistempengobatan yang
murah dan aman. Selain itu, tumbuhan obat merupakanpotensi kekayaan yang perlu
dilindungi karena dpaat dimanfaatkan sebagaipendukung dari perekonomian rakyat
Indonesia.
B. Saran
saran saya adalah:
a. Seharusnya kita dapat lebih bijak untuk memanfaatkan tanaman herbal yang ada di sekitar kita
dengan sebaik mungkin. Serta tetap menjaga kelestarian lingkungan hidup disekitar kita agar
tercipta lingkungan hidup yang sehat.
b. Saran yang terbaik untuk kesehatan, yaitu mengikuti anjuran dari pepatah yang berbunyi
Lebih baik mencegah daripada mengobati, dari pada kita berjuang mati matian untuk
mengobati penyakit kita, lebih baik kita berjuang mati matian untuk menjaga kesehatan kita
sebelum terserang penyakit.
c. Bagi pemerintah diharapkan memberi bimbingan dan penyuluhan kepada masyarakat untuk
lebih mengetahui tentang manfaat tanaman obat tradisional.
d. Bagi pemerintah juga diharapkan mampu mengembangkan usaha pembuatan obat obatan
tradisional agar menjadi komoditi unggulan
Daftar Pustaka
Anonim.1995.Farmakope Indonesia Edisi IV.DEPKES RI
Food and Agriculture Organization of the United Nations, Statistics Division (2009). "Maize, rice and
wheat : area harvested, production quantity, yield".
http://bukupengetahuankita.blogspot.com/2012/11/makalah-tanaman-obat-tradisional.html. Diakses
tanggal 15 Juni 2014 jam 19:22
Isa. 2009. Gaya Hidup Sehat Alami. Jakarta: Tiens