You are on page 1of 4

Aneurisma adalah dilatasi abnormal dari arteri.

Dimana terjadi pengumpulan darah disekitar dinding pembuluh darah akibat


trauma. Aneurisma dapat berbentuk fusiformis ataupun berbentuk kantong contohnya aneurisma berry di circle of willis.
Beberapa tempat yang paling sering terjadi aneurisma antara lain: aorta, arteri iliaka, arteri femoralis dan arteri popliteal.
Aneurisma sering terbentuk secara perlahan selama bertahun-tahun dan sering juga tanpa gejala tetapi jika telah terjadi
ruptur maka ini adalah kegawatdaruratan bedah yang dapat mengancam nyawa pasien.
Anatomi Aorta
Aorta adalah pembuluh darah besar (main trunk) dari segenap pembuluh darah cabangnya yang berfungsi membawa darah
teroksigenasi ke berbagai jaringan di tubuh untuk kebutuhan nutrisinya. Aorta berada sebagai bagian atas dari vebtrikel,
dimana diameternya sekitar 3 cm, dan setelah naik (ascending) untuk jarak yang pendek, ia melengkung (arch) kebelakang
dank e sisi kiri, tepat pada pangkal paru kiri, kemudian turun (descending) dalam thorax pada sisi kiri kolumna vertebralis,
masuk rongga abdomen lewat hiatus diafragmatikus, dan berakhir, dimana diameternya mulai berkurang (1,75 cm),
setingkat dengan vertebra lumbalis ke IV, ia bercabang menjadi arteri iliaca comunis dekstra dan sinistra. Dari uraian diatas
maka aorta dapat dipisahkan menjadi beberapa bagian: aorta ascenden, arcus aorta, dan aorta descenden yang dibagi lagi
menjadi aorta thoracica dan aorta abdominalis.
Definisi
Kata aneurisma berasal dari bahasa yunani “aneurysma” berarti pelebaran. Aneurisma adalah keadaan dimana pembuluh
darah menjadi membesar secara abnormal atau mengembang (over-inflated) seperti balon yang menonjol keluar. Pelebaran
yang terjadi adalah lokal dan lebih dari 50% diameter pembuluh darah. Aneurisma sering terjadi pada arteri di basis otak
(circulus Willisi) dan di aorta. Aneurisma adalah keadaan yang berbahaya karena dapat ruptur dan menyebabkan kematian
kapan saja. Lapisan arteri yang kontak langsung dengan darah adalah tunica intima, sering disebut intima. Lapisan ini
dibentuk terutama oleh sel endothelial. Berdekatan dengan lapisan ini adalah tunica media, disebut juga lapisan media
terutama dibentuk oleh sel otot polos dan and jaringan elastik. Lapisan paling luar disebut tunica adventitia atau adventitia,
tersusun oleh jaringan ikat
Klasifikasi
Aneurisma dapat digolongkan berdasarkan bentuknya: sakular atau fusiform. Sakular aneurisma menyerupai kantong (sack)
kecil; fusiform aneurisma menyerupai kumparan.Aneurisma juga dapat digolongkan kedalam dua kelompok true aneurysms
dan false aneurysms. True aneurysm melibatkan pelebaran semua 3 lapis dinding pembuluh darah, intima, media, dan
adventitia. True aneurysms dapat karena malformasi kongenital, infeksi, atau hypertension. False aneurysm, juga
disebut sebagai pseudoaneurysm, melibatkan pelebaran hanya adventitia saja. Pseudoaneurysms dapat karena trauma
melibatkan intima pembuluh darah dan sebagai komplikasi prosedur arteri percutaneous.
Etiologi
Aneurisma dapat terjadi sebagai kelainan kongenital atau akuisita. Penyebab pasti penyakit ini belum diketahui, defek pada
beberapa komponen dari dinding arteri dapat bertanggung jawab terdapat faktor risiko untuk terjadinya aneurisma aorta
meliputi tekanan darah yang tinggi, kadar kolesterol yang tinggi, diabetes, perokok tembakau, alkoholism, dan
insomnia. dan obesitas. Penyebab yang paling banyak dari aneurisma aorta adalah pengerasan dari arteri disebut
arteriosclerosis. Sekitar 80% dari aneurisma aorta adalah dari arteriosclerosis. Arteriosclerosis dapat melemahkan dinding
aorta dan tekanan darah yang dipompakan melewati aorta menyebabkan ekspansi pada area yang lemah. Kehamilan sering
dihubungkan dengan pembentukan dan rupture dari aneurisma arteri splenica.
Faktor risiko aneurisma aorta antara lain:
- Perokok sigaret – tidak hanya meningkatkan risiko pembentukan aneurisma aorta abdominalis, risiko terjadinya rupture
aneurisma juga sering terjadi pada perokok aktif.
- Tekanan darah tinggi
- Kadar kolesterol serum yang tinggi
- Diabetes mellitus
- Genetik – adanya tendensi familial dalam terjadinya aneurisma. Cenderung menderita aneurisma pada usia muda dan
punya tendensi yang besar untuk menderita rupture aneurisma daripada individu tanpa riwayat keluarga. Terdapat juga
keadaan penyakit genetic dari jaringan ikat yang jarang terjadi seperti Ehlers-Danlos syndrome dan Marfan's
syndrome.
- Post-traumatik: setelah trauma fisik pada aorta.
- Arteritis: seperti pada Takayasu disease, giant cell arteritis, and relapsing polychondritis.
- Infeksi mycotic (fungal) yang dapat berasosiasi dengan immunodeficiency, penggunaan obat IV, operasi katub jantung.
Rupture dan jendalan darah adalah risiko yang dapat terjadi dengan aneurisma. Rupture dapat menyebabkan penurunan
tekanan darah, takikardi, dan sakit kepala. Risiko kematian adalah tinggi kecuali rupture yang terjadi di ekstremitas.
Jendalan darah dari aneurisma arteri popliteal dapat terbawa ikut aliran darah dan menggangu jaringan. Jendalan dari
aneurisma vena popliteal lebih serius karena dapat menyebabkan emboli dan terbawa sampai jantung, atau dari jantung ke
paru (emboli pulmonal).
Gejala dan Tanda
Aneurisma terbentuk secara perlahan selama beberapa tahun dan sering tanpa gejala. Jika aneurisma mengembang secara
cepat, maka terjadi robekan (ruptur aneurisma), atau kebocoran darah disepanjang dinding pembuluh darah ( aortic
dissection), gejala dapat muncul tiba-tiba.
Pemeriksaan Diagnostik
• Pemeriksaan radiologis membantu mendefinisikan lokasi dan memastikan adanya dan ukuran anuerisma

• Aortogram memastikan diagnosa aneurisma


• EKG, enzim jantung, dan ekokardiogram dilakukan untuk mengesampingkan penyakit jantung sebagai penyebab nyeri
dada
• Angiography. Angiography juga menggunakan pewarna khusus menyuntikkan ke dalam aliran darah unutk membuat
dalam dari arteri muncul pada gambar x-ray. Sebuah angiogram menunjukan jumlah kerusakan dan halangan dalam
pembuluh darah.
Penatalaksanaan Medis Umum
• Farmako terapi :

– Antihipertensif untuk mempertahankan tekanan sistolik pada 120mmHg atau kurang

– Propanolol (inderal) untuk menurunkan kekuatan pulsasi dalam aorta dengan menurunkan kontraktilitas miokard.
• Pembedahan bila terapi obat gagal untuk mencegah pembesaran aneurisma atau pasien menunjukan gejala-gejala
distress akut. Pembedahan meliputi eksisi dan pengangkatan aneurisma dan pengantian dengan graf sintetik
untuk memperbaiki kontinuitas vaskular.

Komplikasi
Komplikasi utama berkenaan dengan aneurisma adalah ruptur, yang menimbulkan hemoragi dan kemungkinan
kematian. Hipertensi berat meningkatkan resiko ruptur.

Diagnosa keperawatan

a. Nyeri berhubungan dengan anuerisma aorta

b. Resiko tinggi terhadap komplikasi : Ruptur berhubungan dengan aneurisma aorta

Perencanaan

a. Nyeri berhubungan dengan aneurisma aorta

Hasil yang diharapkan :

– Mendemonstrasikan hilangnya nyeri

– Melaporkan penurunan intensitas nyeri


– Ekspresi wajah rileks
– Tak ada merintih
Rencana Tindakkan :

1. Berikan analgesik yang diresepkan dan evaluasi keefektifan seperlunya. Namun gunakan amanlgesik
narkotik secara hemat.

R/: Analgesik memblok jaras nyeri. Dosis besar narkotik dapat menutupi gejala-gejala.

2. Beri tahu dokter bila nyeri menetap atau memburuk

R/: Ini dapat menandakan progresi aneurisma dan seperlunya intervensi pembedahan segera.

3. Kaji karakteristik nyeri meliputi : lokasi, durasi, intensitas nyeri dengan menggunakan skala nyeri.

R/: Untuk mengetahui tingkat rasa nyeri sehingga dapat menentukan jenis tindakannya.

b. Resiko tinggi terhadap komplikasi : Ruptur berhubungan dengan aneurisma aorta

Hasil yang diharapkan :

– Mendemonstrasikan tak adanya komplikasi

– TD tetap antara 90/60-120/80 mmHg


– Tak adanya manisfestasi syok hipovoleksmik
Rencana Tindakan :

1. Pantau masukan dan halauran setiap jam bila halauran urine 8 jam kurang dari 240 ml sebaliknya setiap 8
jam.

R/: Untuk mengevaluasi keefektifan terapi dan untuk deteksi dini komplikasi.

2. Pantau TD, nadi dan pernapasan setiap jam bila di UPI, sebaliknya 2-4 jam.

R/: Untuk mengevaluasi keefektifan terapi dan untuk deteksi dini komplikasi

3. Pantau kualitas nyeri setiap 1-2 jam

R/: Untuk mengevaluasi keefektifan terapi dan untuk deteksi dini komplikasi

4. Pertahankan tirah baring pada posisi semi fowler’s

R/: Tirah baring menurunkan penggunaan energi. Posisi tegak memudahkan pernapasan.

5. Beritahu dokter bila : nyeri dada hebat dan rasa tersobek, syok (kulit dingin dan lembab, disertai dengan
hipotensi, takikardia dan pucat)

R/: Tindakan segera diperlukan unutk menyelamatkan hidup pasien.

Tindakan :

Ansietas Berhubungan Dengan Kurang Pengetahuan Tentang Pra Dan Pascaoperasi Dan Takut Akan Kecacatan.
Batasan Karakteristik : Mengungkapkan keluhan khusus, merasa tidak mampu, meminta informasi,
mengungkapkan kurang mengerti dan gelisah, menolak operasi.

Tujuan : Cemas berkurang atau hilang.

Kriteria Hasil : Mengungkapkan perasaan dan pikirannya secara terbuka, melaporkan berkurangnya cemas dan
takut, mengungkapkan mengerti tentang pre dan posoprasi.

Rencana Tindakan :
a) Jelaskan apa yang terjadi selama periode praoperasi dan pascaoperasi.

R/ : Pengetahuan tentang apa yang diperkirakan membantu mengurangi kecemasan dan meningkatkan
kerjasama pasien.

b) Jika laringektomi total akan dilakukan, konsultasikan dulu dengan pasien dan dokter untuk mendapatkan
kunjungan dari anggota klub laringektomi.Atur waktu untuk berdiskusi

R/ : Mengetahui apa yang diharapkan dan melihat hasil yang sukses membantu menurunkan kecemasan dan
memungkinkan pasien berpikir realistik.

1) Izinkan pasien untuk mengetahui keadaan pascaoperasi

R/ : Pengetahuan tentang apa yang diharapkan dari intervensi bedah membantu menurunkan kecemasan dan
memungkinkan pasien untuk memikirkan tujuan yang realistik.

2) Jika akan dilakukan laringektomi horizontal atau supraglotik laringektomi, ajarkan pasien dan latih cara-cara
menelan sebagai berikut:

Ketika makan duduk dan tegak lurus ke depan dengan kepala fleksi.

R/ : Belajar bagaimana beradaptasi dengan perubahan fisiologik dapat menjadikan frustrasi dan menyebabkan
ansietas.

You might also like