Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal banyak dipengaruhi oleh beberapa
komponen belajar mengajar antara lain : Bagaimana cara mengorganisasikan materi,
metode yang diterapkan, interaksi guru dan siswa media atau alat peraga yang
dipergunakan dan sebagainya. Dari beberapa komponen belajar mengajar tersebut di
atas tentunya tidak boleh ada salah satu komponen yang diabaikan, sebagai contoh
penggunaan alat peraga, sebab alat peraga mempunyai peranan dan fungsi yang
sangat penting, yaitu sebagai alat bantu untuk memperjelas suatu konsep, ide atau
pengertian tertentu sehingga siswa tidak akan memiliki pemahaman yang besifat
verbalisme1.
Sewaktu kecil kita pasti pernah bermain karet gelang atau tanah liat. Saat kita
menarik karet gelang, karet semakin panjang dan jika kmudian tarikan dihilangkan,
bentuk karet kembali seperti semula. Lain halnya dengan karet, tanah liat saat
ditekan akan berubah bentuk. Jika tekanan dihilangkan, ternyata bentuk tanah
liattidak kembali seperti semula.
Dan pegas yang akan bertambah panjang dari ukuran semula apabila dikenai
gaya sampai batas tertentu.
1
Nasution, S. 1986, Didaktik Asas-Asas Mengajar, Bandung, Jemars
Untuk mengetahui lebih dalam tentang perilaku berbagai jenis benda dalam
menanggapi gaya yang dikenainya, dalam makalah ini akan dijelaskan lebih lanjut
tentang elastisitas.
B. Rumusan Masalah
Tujuan percobaan :
1. Menyelidiki kerenggangan pegas spiral
2. Menyelidiki hubungan antara penambahan beban dengan pertambahan
keregangan pegas.
3. menghitung tetapan konstanta pegas.
Adapun langkah langkah yang harus kita lakukan dalam praktik ini adalah :
Perubahan bentuk benda ada yang bersifat sementara dan ada yang tetap.
Beberapa benda akan kembali kebentuk semula apabila gaya yang mengenainya
dihilangkan. Benda tersebut dinamakan benda elastis, misalnya pegas dan karet. Sifat
yang dimiliki suatu benda untuk kembali kebentuk semula disebut elastisitas. Suatu
benda mempunyai batas elastisitas atau elentingan tertentu. Apabila benda elastis
diberi gaya yang melebihi batas elastisitasnya, benda tersebut akan kehilangan
elastisitasnya. Artinya benda tersebut tidak dapat kembali kebentuk semula.
Sebaliknya, beberapa benda tidak dapat kembali kebentuk semula apabila gaya
penyebabnya dihilangkan. Benda itu dinamakan benda tidak elastis (plastis).2
Misalnya tanah liat dan kayu. Dan ketika gaya dihilangkan, panjang benda tidak akan
kembali seperti semula; benda tersebut akan berubah bentuk secara tetap. Jika
pertambahan panjang benda mencapai titik patah, maka benda tersebut akan patah.
PERUBAHAN BENTUK
Benda yang dikenai gaya akan mengalami perubahan bentuk. Perubahan itu
bergantung pada arah dan letak gaya-gaya itu diberikan. Ada tiga jenis perubahan
bentuk yaitu regangan, mampatan, dan geseran.
a. Regangan adalah perubahan bentuk yang dialami sebuah benda
jika dua buah gaya yang sama besar bekerja berlawanan arah pada ujung-
ujung benda, dengan arah menjauhi benda.
b. Mampatan adalah perubahan bentuk yang dialami sebuah benda
jika dua buah gaya yang sama besar bekerja berlawanan arah pada ujung –
ujung benda dengan arah menuju pusat benda.
c. Geseran adalah perubahan bentuk yang dialami sebuah benda jika
dua buah gaya yang sama besar bekerja berlawanan arah pada sisi – sisi
bidang benda.
2
Young, Hugh D. & Freedman, Roger A., 2002, Fisika Universitas (terjemahan), Jakarta : Penerbit
Erlangga
HUKUM HOOKE
Pemberian gaya F sebesar FA akan mengakibatkan pegas bertambah panjang
sebesar ∆X dalam keadaan ini besar gaya F berbanding lurus dengan ∆X seperti
gambar dibawah ini. Oleh karena itu, gaya F merupakan fungsi linear dari X, dan OA
merupakan garis lurus yang merupakan daerah elastisitas. Titik A merupakan batas
elastisitas, titik B merupakan titik tekuk dan C merupakan titik patah.
F = k . ∆X
3
Tipler, P.A.,1998, Fisika untuk Sains dan Teknik-Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penebit Erlangga
F = k . ∆L
sehingga prsamaannya menjadi : k = E.A
Tanda negatif menunjukkan bahwa gaya pemulih alias F mempunyai arah
berlawanan dengan simpangan x. Ketika kita menarik pegas ke kanan maka x
bernilai positif, tetapi arah F ke kiri (berlawanan arah dengan simpangan x).
Sebaliknya jika pegas ditekan, x berarah ke kiri (negatif), sedangkan gaya F bekerja
ke kanan. Jadi gaya F selalu bekeja berlawanan arah dengan arah simpangan x. k
adalah konstanta pegas. Konstanta pegas berkaitan dengan elastisitas sebuah pegas.
Semakin besar konstanta pegas (semakin kaku sebuah pegas), semakin besar gaya
yang diperlukan untuk menekan atau meregangkan pegas. Sebaliknya semakin elastis
sebuah pegas (semakin kecil konstanta pegas), semakin kecil gaya yang diperlukan
untuk meregangkan pegas. Untuk meregangkan pegas sejauh x, kita akan
memberikan gaya luar pada pegas, yang besarnya sama dengan F = +kx. Hasil
eksperimen menunjukkan bahwa x sebanding dengan gaya yang diberikan pada
benda.
Contoh :
Dua buah pegas yang disusun secara seri, besar konstantanya berturut-turut
200 N/m dan 100 N/m. apabila pada pegas tersebut diberi beban 40 N, berapakah
pertambahan panjang pegas ?
Penyelesaian :
Diket : k1 = 200 N/m
K2 = 100 N/m
F = 40 N
Ditanya : ∆X . . . . . . ?
Jawab :
1 = 1 + 1
= 1 + 1 = 3 N/m
Ks = 200 N/m
F = ks . ∆X
∆X = F = = m = cm
BAB II
PENUTUP
o KESIMPULAN
o SARAN
Akhirnya penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan. Bagi pembaca diharapkan kritikan yang
membangun agar dalam pembutan makalah slanjutnya lebih baik lagi.
4
Giancoli, Douglas C., 2001, Fisika Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penerbit Erlangga