You are on page 1of 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal banyak dipengaruhi oleh beberapa
komponen belajar mengajar antara lain : Bagaimana cara mengorganisasikan materi,
metode yang diterapkan, interaksi guru dan siswa media atau alat peraga yang
dipergunakan dan sebagainya. Dari beberapa komponen belajar mengajar tersebut di
atas tentunya tidak boleh ada salah satu komponen yang diabaikan, sebagai contoh
penggunaan alat peraga, sebab alat peraga mempunyai peranan dan fungsi yang
sangat penting, yaitu sebagai alat bantu untuk memperjelas suatu konsep, ide atau
pengertian tertentu sehingga siswa tidak akan memiliki pemahaman yang besifat
verbalisme1.

Pada lingkup pembelajaran berbasis IPA karakteristik yang paling menonjol


yaitu adanya pengaitan konsep dengan kehidupan nyata melalui pengamatan atau
percobaan di laboratorium. Kita dapat mmelihat sederetan panjang perbedaan atau
perkembangan kehidupan manusia sebagai akibat perkembangan ilmu pengetahuan.
Pendidikan ilmu pengetahuan kiranya jangan terlalu dipersoalkan lagi. Yang
dipermasalahkan tentang bagaimana upaya kita agar pendidikan ilmu pengetahuan
khususnya IPA dapat lebih efisien dan efektif.

Sewaktu kecil kita pasti pernah bermain karet gelang atau tanah liat. Saat kita
menarik karet gelang, karet semakin panjang dan jika kmudian tarikan dihilangkan,
bentuk karet kembali seperti semula. Lain halnya dengan karet, tanah liat saat
ditekan akan berubah bentuk. Jika tekanan dihilangkan, ternyata bentuk tanah
liattidak kembali seperti semula.
Dan pegas yang akan bertambah panjang dari ukuran semula apabila dikenai
gaya sampai batas tertentu.

1
Nasution, S. 1986, Didaktik Asas-Asas Mengajar, Bandung, Jemars
Untuk mengetahui lebih dalam tentang perilaku berbagai jenis benda dalam
menanggapi gaya yang dikenainya, dalam makalah ini akan dijelaskan lebih lanjut
tentang elastisitas.

B. Rumusan Masalah

Guru sebagai faktor utama keberhasilan pengajaran dituntut kemampuannya


untuk dapat menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa dengan baik, untuk itu
guru perlu mendapatkan pengetahuan tentang bahan pelajaran serta cara
menggunakan alat peraga yang dapat digunakan dalam mengajarkan bahan pelajaran
secara tepat.

Walaupun guru sudah mendapat pengetahuan tentang bahan pelajaran,


kelengkapan alat peraga yang memadai, akan tetapi dalam penggunaannya belum
bisa secara optimal. Sehingga hasilnya pun belum sesuai dengan apa yang
diharapkan kita bersama. Hal ini keterbatasan waktu, biaya dan tenaga ditambah lagi
dengan keengganan guru dalam menggunakan alat peraga. Berdasarkan
permasalahan tersebut di atas, maka masalah yang dikembangkan adalah :

o Bagaimana cara menyiapkan alat peraga ?


o Bagai mana cara kerja alat peraga. Dalam hal ini pegas ?
o Bagaimana cara menggunakan alat peraga IPA secara optimal ?
C. Tujuan Penulisan
o Dapat menyelidiki kerenggangan suatu benda.
o Dapat mengetahui beberapa jenis perubahan bentuk pada benda.
o Dapat menghitung konstanta pegas.
o Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh penggunaan alat peraga IPA
secara optimal terhadap keberhasilan prestasi belajar mata pelajaran IPA.
D. Batasan Masalah
Pada makalah ini, pembahasan hanya berbatas pada pemanfaatan alat peraga
dalam pembelajaran IPA. Dan dalam Makalah ini akan dibahas mengenai
elatisitas.
BAB II
PEMBAHASAN

Tujuan percobaan :
1. Menyelidiki kerenggangan pegas spiral
2. Menyelidiki hubungan antara penambahan beban dengan pertambahan
keregangan pegas.
3. menghitung tetapan konstanta pegas.

Alat dan bahan :


o pegas sriral 1 buah
o jarum penunjuk 1 buah
o penumpu dan penjepit ( statif ) 2 buah
o mistar ukur 1 buah
o beban berkait 1 buah
o kertas grafik 1 lembar
o penggaris 1 buah

Adapun langkah langkah yang harus kita lakukan dalam praktik ini adalah :

1. menggantungkan pegas dan penumpu diusahakan yang kukuh.


2. menempatkan mistar ukur vertikal didekat pegas, namun tidak sampai
bersentuhan dengan pegas.
3. memasang alat penunjuk dari jarum pada ujung bagian bawah pegas.
4. menggantungkan beban mula-mula pada ujung bawah pegas.
5. mencatat angka penunjuk pada jarum mistar ukur.
6. menambahkan beban pada pengait sehingga pegas bertambah renggang. Dan
mencatat hasil penunjukan jarum. Mengulangi hal tang sama sebanyak 10
kali.
7. mencantumkan hasil pengamatan pada tabel pengamatan dan semua beban
jangan dilepas terlebih dahulu.
8. melepaskan beban dengan cara satu demi satu.

Perubahan bentuk benda ada yang bersifat sementara dan ada yang tetap.
Beberapa benda akan kembali kebentuk semula apabila gaya yang mengenainya
dihilangkan. Benda tersebut dinamakan benda elastis, misalnya pegas dan karet. Sifat
yang dimiliki suatu benda untuk kembali kebentuk semula disebut elastisitas. Suatu
benda mempunyai batas elastisitas atau elentingan tertentu. Apabila benda elastis
diberi gaya yang melebihi batas elastisitasnya, benda tersebut akan kehilangan
elastisitasnya. Artinya benda tersebut tidak dapat kembali kebentuk semula.
Sebaliknya, beberapa benda tidak dapat kembali kebentuk semula apabila gaya
penyebabnya dihilangkan. Benda itu dinamakan benda tidak elastis (plastis).2
Misalnya tanah liat dan kayu. Dan ketika gaya dihilangkan, panjang benda tidak akan
kembali seperti semula; benda tersebut akan berubah bentuk secara tetap. Jika
pertambahan panjang benda mencapai titik patah, maka benda tersebut akan patah.

PERUBAHAN BENTUK
Benda yang dikenai gaya akan mengalami perubahan bentuk. Perubahan itu
bergantung pada arah dan letak gaya-gaya itu diberikan. Ada tiga jenis perubahan
bentuk yaitu regangan, mampatan, dan geseran.
a. Regangan adalah perubahan bentuk yang dialami sebuah benda
jika dua buah gaya yang sama besar bekerja berlawanan arah pada ujung-
ujung benda, dengan arah menjauhi benda.
b. Mampatan adalah perubahan bentuk yang dialami sebuah benda
jika dua buah gaya yang sama besar bekerja berlawanan arah pada ujung –
ujung benda dengan arah menuju pusat benda.
c. Geseran adalah perubahan bentuk yang dialami sebuah benda jika
dua buah gaya yang sama besar bekerja berlawanan arah pada sisi – sisi
bidang benda.

2
Young, Hugh D. & Freedman, Roger A., 2002, Fisika Universitas (terjemahan), Jakarta : Penerbit
Erlangga
HUKUM HOOKE
Pemberian gaya F sebesar FA akan mengakibatkan pegas bertambah panjang
sebesar ∆X dalam keadaan ini besar gaya F berbanding lurus dengan ∆X seperti
gambar dibawah ini. Oleh karena itu, gaya F merupakan fungsi linear dari X, dan OA
merupakan garis lurus yang merupakan daerah elastisitas. Titik A merupakan batas
elastisitas, titik B merupakan titik tekuk dan C merupakan titik patah.

Hukum Hooke menyatakan bahwa : di dalam batas elastisitas (kelentingan) benda,


gaya F sebanding dengan pertambahan panjang benda3. Secara matematis
dirumuskan dengan persamaan berikut.
F = k . ∆X .....
Berdasarkan persamaan di atas, konstanta pegas dirumuskan :
F / ∆X = k (konstan)
Keterangan : F = gaya tekan/tarik (N)
∆X = pertambahan panang (m)
K = tetapan pegas (N/m)
Hubungan antara tetapan (konstanta) gaya pegas (k) dengan modulus young
(E) dirumuskan :
E = F.L ≈ E.A . ∆L

F = k . ∆X

3
Tipler, P.A.,1998, Fisika untuk Sains dan Teknik-Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penebit Erlangga
F = k . ∆L
sehingga prsamaannya menjadi : k = E.A
Tanda negatif menunjukkan bahwa gaya pemulih alias F mempunyai arah
berlawanan dengan simpangan x. Ketika kita menarik pegas ke kanan maka x
bernilai positif, tetapi arah F ke kiri (berlawanan arah dengan simpangan x).
Sebaliknya jika pegas ditekan, x berarah ke kiri (negatif), sedangkan gaya F bekerja
ke kanan. Jadi gaya F selalu bekeja berlawanan arah dengan arah simpangan x. k
adalah konstanta pegas. Konstanta pegas berkaitan dengan elastisitas sebuah pegas.
Semakin besar konstanta pegas (semakin kaku sebuah pegas), semakin besar gaya
yang diperlukan untuk menekan atau meregangkan pegas. Sebaliknya semakin elastis
sebuah pegas (semakin kecil konstanta pegas), semakin kecil gaya yang diperlukan
untuk meregangkan pegas. Untuk meregangkan pegas sejauh x, kita akan
memberikan gaya luar pada pegas, yang besarnya sama dengan F = +kx. Hasil
eksperimen menunjukkan bahwa x sebanding dengan gaya yang diberikan pada
benda.
Contoh :
Dua buah pegas yang disusun secara seri, besar konstantanya berturut-turut
200 N/m dan 100 N/m. apabila pada pegas tersebut diberi beban 40 N, berapakah
pertambahan panjang pegas ?

Penyelesaian :
Diket : k1 = 200 N/m
K2 = 100 N/m
F = 40 N
Ditanya : ∆X . . . . . . ?
Jawab :
1 = 1 + 1

= 1 + 1 = 3 N/m

Ks = 200 N/m
F = ks . ∆X
∆X = F = = m = cm
BAB II
PENUTUP

o KESIMPULAN

Banyak sekali peralatan yang digunakan manusia yang memanfaatkan sifat


elastik bahan. Neraca Newton (neraca pegas) merupakan pemanfaatan yang sangat
sederhana, di mana pertambahan panjang pegas digunakan untuk mengukur massa
benda yang digantung di ujung neraca4. Contoh lainnya adalah pada tali busur sebuah
pana. Ketika tali busur tersebut ditarik, tali busur yang bersifat elastik akan
menegang dan menyimpan energi potensial elastik. Ketika anak panah dilepaskan,
energi potensial elastik ini akan berubah menjadi energi kinetik anak panah sehingga
sehingga anak panah dapat melesat. pada sepedah motor dan mobil ketika bergerak
dijalan yang tidak rata. Inilah yang meyebabkan kita merasa nyaman dan aman
walaupun motor atau mobil yang kita tumpangi bergerak di jalan yang tidak rata.

Dalam ilmu bangunan, bahan-bahan elastik digunakan sebagai rangka


ataupun sebagai penyangga untuk menahan getaran yang besar, misalnya gempa
bumi. Bayangkan jika pada sebuah jembatan, bahan utama yang digunakan bukan
bahan elastik. Ketika beban yang agak banyak lewat diatas jembatan, maka jembatan
itu akan tertekan sedikit kebawah. Karena tidak elastik, jembatan tidak dapat kembali
keposisinya semula. Lama-kalamaan, jembatan itu akan patah. Itulah sebabnya
pengetahuan mengenai sifat elastisitas bahn sangat penting dalam kehidupan ini.

o SARAN
Akhirnya penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan. Bagi pembaca diharapkan kritikan yang
membangun agar dalam pembutan makalah slanjutnya lebih baik lagi.

4
Giancoli, Douglas C., 2001, Fisika Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penerbit Erlangga

You might also like