Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
1.1
Hantaran Larutan
Penghantar listrik merupakan fenomena transport, yakni perpindahan
sesuatu yang bermuatan (baik dalam bentuk elektron maupun ion) melalui sistem.
Oleh karena itu, hukum atau persamaan yang berlaku untuk penghantar logam
juga berlaku untuk penghantar yang lainya termasuk elektrolit.
I= /R...........................................................................(1.1)
Persamaan (1.1) dikenal sebagai hukum ohm. Pada persamaan tersebut, I
merupakan kuat arus yang mengalir melalui medium (konduktor), beda
potensial listrik sepanjang medium dan R tahanan dari medium. Dalam sistem SI,
kuat arus dinyatakan dalam ampere (A), perbedaan potensial dalam volt (v) dan
tahanan dalam ohm (). Tahanan sepanjang medium bergantung pada ukuran dari
konduktor. Untuk konduktor dengan luas penampang yang sama:
R=pl/A............................................................................(1.2)
Keterangan : l =panjang (cm)
A= luas penampang (cm)
p= tahanan jenis (cm)
R= tahanan dari medium ohm ()
Tahanan jenis merupakan sifat khas dari zat penyusun konduktor. Kebalikan dari
tahanan adalah hantaran dan kebalikan dari tahanan jenis adalah jenis atau daya
hantar jenis, dari simbol huruf Yunani , k (dibaca: kappa) (Hafnimardiyanti,
Martalius, 2011).
1.2
(l) dan berbanding terbalik dengan luas penampang (A). Jika R dinyatakan dalam
ohm (), l dalam meter (m) dan A dalam m2 maka satuan dari adalah m,
sedangkan 1/ adalah daya hantaran (k ) dengan satuan ohm-1 cm-1 ( cm-1)
(Masykuri, 2010).
1
L=
..(1.3)
R
L = Ls
.(1.4)
listrik
melalui
suatu
konduktor
(penghantar)
melibatkan
perpindahan elektron dari potensial negatif yang tinggi ke potensial lainnya yang
lebih rendah. Dalam penghantar elektronik, seperti padatan dan lelehan logam,
penghantaran berlangsung melalui perpindahan elektron langsung melalui
penghantar dengan pengaruh dari potensial yang di terapkan. Dalam hal ini atomatom penyusun penghantar tidak terlibat dalam proses tersebut. Akan tetapi pada
penghantar elektrolitik, yang mencakup larutan elektrolit dan lelehan garamgaram, penghantaran berlangsung melalui perpindahan ion-ion baik positif
maupun negatif menuju elektroda-elektroda.
Mekanisme elektrolisis adalah bahwa elektron masuk dan keluar dari
larutan terjadi melalui perubahan kimia pada elektroda-elektrodanya (Masykuri,
2010).
1.2.2
langsung adalah tahanan dari suatu larutan elektrolit. Selanjutnya hantaran jenis
dapat digunakan dengan menggunakan persamaan (1.5).
Ls = L
................................................................(1.5)
A
Tahanan (R) dari suatu larutan elektrolit tidak dapat diukur dengan baik jika
digunakan arus searah, karena akan terjadi peristiwa, karena akan terjadi
elektrolisis
yang
mengakibatkan
perubahan
konsentrasi
elektrolit
dan
Hantaran molar
Meskipun hantaran jenis dapat diukur dengan mudah, tetapi besaran ini
tidak biasa digunakan dalam membahas proses penghantaran dalam suatu larutan
elektrolit. Suatu larutan dengan konsentrasi yang berbeda akan mempunyai
hantaran jenis yang berbeda karena volume larutan dengan konsentrasi berbeda
mengandung jumlah ion yang berbeda. Karena itu untuk memperoleh ukuran
kemampuan mengangkut listrik dari sejumlah tertentu elektrolit, di definisikan
hantaran molar (A).
Dengan C konsentrasi elektrolit (perhatikan bahwa hantaran molar bukan
hantaran jenis per mol), melainkan hantaran jenis persatuan konsentrasi molar.
Dapat dilihat dari persamaan (1.6) :
A = Ls ........................................................................(1.6)
C
Keterangan : C = konsentrasi molar zat terlarut (mol dm-3 )
elektrolit kuat (garam-garam dan sebagian asam seperti nitrat, sulfat, klorida) dan
elektrolit lemah (seperti asam asetat dan asam organik lainnya). Elektrolit kuat
mempunyai hantaran molar yang lebih tinggi dan dengan pengenceran mengalami
kenaikan yang tidak terlalu besar. Sedangkan elektrolit lemah mempunyai
hantaran yang jauh lebih rendah pada konsentrasi tinggi, tetapi nilainya meningkat
tajam dengan semakin encernya larutan (Masykuri, 2010).
Untuk elektrolit kuat yang tidak mengandung asosiasi ion, konsentrasi
ionnya berbanding lurus dengan konsentrasi elektrolitnya. Hal ini terjadi karena
ada antaraksi diantara ion-ion yang mempengaruhi hantaran jenisnya. Interaksi ini
berubah dengan berubahnya konsentrasi.
Menurut Kohlrausch, pada pengenceran tak hingga dimana disosiasi untuk
semua elektrolit berlangsung sempurna dan semua gaya antar ion hilang, masingmasing ion dalam larutan bergerak bebas dan tidak bergantung pada ion
pasangannya. Kontribusinya terhadap daya hantar molar hanya bergantung pada
sifat dari ionnya tersebut. Jadi gaya hantar molar setiap elektrolit pada
pengenceran tak hingga merupakan jumlah dari daya hantar molar ion-ionnya
pada pengenceran tak hingga (Masykuri, 2010).
1.5
Titrasi konduktometri
Pengukuran daya hantar dapat digunakan untuk menentukan titik akhir
titrasi. Sebagai contoh kita tinjau titrasi asam basa. Pertama kita kaji dulu titrasi
asam kuat seperti HCI oleh basa kuat seperti NaOH. Daya hantar H+ dan OH- jauh
lebih besar dari pada kation-kation dan anion-anion lainnya. Sebelum
ditambahkan basa, larutan HCl mengandung banyak ion H+ yang menyebabkan
daya hantar larutan tersebut tinggi. Ketika ditambahkan basa ion H
dari HCl
akan bereaksi dengan OH- dari NaOH membentuk air dan H+ yang bereaksi
digantikan oleh Na (dari basa) yang daya hantarnya lebih rendah. Sehingga daya
1.6
Konduktivitas
Dalam cairan atau gas, umumnya terdapat baik ion positif atau ion negatif
yang bermuatan tunggal atau kembar dengan massa yang sama atau berbeda.
Konduktivitas akan terpengaruh oleh semua faktor-faktor tersebut. Tapi kalau kita
anggap semua ion adalah sama, demikian pula ion positif, maka konduktivitasnya
hanya terdiri dari dua suku, seperti yang ditunjukkan Gambar 1.1.
Pada konduktor logam, hanya elektron valensi saja yang bebas bergerak.
Pada Gambar 1.1 (b) elektron-elektron itu digambarkan bergerak ke kiri.
Konduktivitas di sini hanya mengandung satu suku, yakni hasil kali rapat muatan
elektron-elektron muatan muatan konduksi (e) dengan mobilitas (e) (Sinaga,
2010).
Dalam semikonduktor , seperti germanium dan silikon, konduksi tadi lebih
kompleks. Dalam struktur kristal, setiap atom mempunyai ikatan kovalen dengan
dua atom yang berdekatan. Seperti yang terlihat pada Gambar 1.1 (c),
konduktivitas () disini terdiri dari dua suku, satu untuk elektron, lainnya untuk
lubang. Dalam konduktivitas () salah satu kerapatan e dan h akan jauh
melampaui yang lainnya (Sinaga, 2010).
Gambar 1.1 Konduktivitas (a) cairan atau gas, (b) logam, (c) semi konduktor
(Sumber: Sinaga, 2010)
1.6.1
Konduktivitas Elektrik
Pengukuran konduktivitas elektrik adalah penentuan konduktivitas spesifik
dari larutan. Konduktivitas spesifik adalah kebalikan dari tahanan untuk 1 cm3
larutan. Pemakaian cara untuk pengukuran ini antara lain mendeteksi pengotoran
air karena zeolit atau zat kimia., seperti limbah industri, pengolahan air bersih dan
lain-lain. Karena ada relevansi antara konduktivitas dengan konsentrasi suatu
larutan, maka untuk menentukan konsentrasi larutan dapat dilakukan dengan cara
mengukur konduktivitas larutan tersebut. Dalam hal itu hubungan antara
konsentrasi dan konduktivitas larutan telah ditentukan (Sinaga, 2010).
Larutan asam, basa dan garam dikenal sebagai elektrolit yang dapat
menghantarkan arus listrik atau disebut konduktor listrik. Konduktivitas listrik
ditentukan oleh sifat elektrolit suatu larutan, konsentrasi dan suhu larutan.
Pengukuran konduktivitas suatu larutan dapat dilakukan dengan pengukuran
konsentrasi larutan tersebut, yang dinyatakan dengan persen dari berat, part per
million (ppm) atau satuan lainnya.
Jika harga konduktivitas dari bermacam konsentrasi larutan elektrolit
diketahui, maka untuk menentukan konsentrasi larutan tersebut dapat dilakukan
dengan mengalirkan arus melalui larutan dan mengukur resistivitas atau
konduktivitasnya. Gambar 1.2 menunjukkan grafik hubungan antara konduktivitas
dan konsentrasi untuk beberapa jenis larutan pada suhu tertentu.
Keteranga :
k = konduktivitas (mho/cm)
C = konduktansi (mho)
3
penampang 1 cm dan jarak 1 cm atau volume zat cair sebesar 1 cm untuk arus 1
ampere dengan tegangan 1 volt. Jika arus yang dapat dihantarkan lebih besar lagi,
maka konduktansinya lebih besar pula. Jika pada suatu resistor dialirkan arus yang
membesar, maka tahanan atau resistansinya akan mengecil. Hal ini berarti bahwa
konduktivitas adalah kebalikan dari dari resistansi, mho = 1/ohm (Sinaga, 2010).
(1.9)
..(1.10)
Jarak l dan A besarnya tetap, sehingga l/A merupakan tetapan yang disebut
sebagai konstanta sel. Jika l/A = F, maka C=K/F. F adalah konstanta sel dengan
-1
satuan 1/cm atau cm . Konstanta sel berkisar antara 0,01 sampai 100 untuk sel
konduktivitas.
Untuk konstanta sel tertentu memilliki daerah ukur konduktivitas, seperti
yang tercantum pada tabel 1.2 di bawah ini.
Tabel 1.2. Konstanta sel dan rentang ukur konduktivitas
Perbedaan
Larutan
Berdasarkan
Daya
Hantar
Listrik
(Konduktivitas)
Berdasarkan daya hantar listriknya, larutan dibedakan menjadi 2 golongan
yaitu larutan elektrolit dan larutan non elektrolit. Perbedaan antara kedua larutan
ini terlihat pada tabel 1.3 berikut :
DAFTAR PUSTAKA
Hafnimardiyanti dan Martalius.2011.Modul praktikum instrument analisis II.
ATIP:Padang
Masykuri.2010.
(http://masykuri.staff.fkip.uns.ac.id/files/2010/01/konduktometri.pdf). Diakses 15
Oktober 2014.
Sinaga. 2010. Studi Flowmeter Magnetik.
(repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/18269/3/Chapter%20II.pdf.)
diakses pada 15 Oktober 2014.
Yelmida. 2010. Penuntun Praktikum Kimia Fisika. Pekanbaru: UNRI Press