Professional Documents
Culture Documents
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Subdivisi
: Angiospermae
Class
: Monocotyledoneae
Ordo
: Zingiberales
Famili
: Zingiberaceae
Genus
: Alpinia
Spesies
: Lengkuas
Sumatera
Jawa
Kalimantan
: Laus (Banjar)
Bali
Sulawesi
II. 1. 1. 4. Morfologi
Rimpang lengkuas merah berukuran besar dan tebal, berdaging, berbentuk
silindris, diameter sekitar 2-4 cm, dan bercabang-cabang. Bagian luar berwarna
coklat agak kemerahan atau kuning kehijauan pucat, mempunyai sisik-sisik
berwarna putih atau kemerahan, keras mengkilap, sedangkan bagian dalamnya
berwarna putih. Daging rimpang yang sudah tua berserat kasar. Apabila
tertentu, batang, daun dan bahkan akar. Flavonoid sering terdapat di sel epidermis.
Sebagian besar flavonoid terhimpun di vakuola sel tumbuhan walaupun tempat
sintesisnya ada di luar vakuola (Salisburg FB, Ross CW ., 1995).
Flavonoid merupakan golongan polifenol sehingga memiliki sifat senyawa
fenol, yaitu bersifat agak asam sehingga dapat larut dalam basa. Karena memiliki
sejumlah gugus hidroksil, flavonoid merupakan senyawa polar sehingga pada
umumnya flavonoid larut dalam pelarut seperti etanol, methanol, butanol, aseton,
air dan sebagainya. Flavonoid sebagai derivat dari fenol dapat menyebabkan
rusaknya susunan dan perubahan mekanisme permeabilitias dari dinding bakteri
sehingga dikatakan memiliki sifat antibakteri.
Flavonoid secara umum dikenal dengan kemampuan antioksidannya.
Kemampuan flavonoid untuk menjalankan fungsi oksidan bergantung pada
struktur molekulnya, posisi gugus hidroksil memiliki peranan dalam fungsi
antioksidan dan efektivitas menyingkirkan radikal bebas.
sebagai bumbu masak atau rempah pengganti kapulaga. Minyak lengkuas (Oleum
galanga) sering ditambahkan sebagai aroma dalam pembuatan minuman keras
dan bir. Oleum galanga juga bersifat insektisida. Tunas muda lengkuas dapat
digunakan untuk mengobati infeksi ringan pada telinga. Batang yang sangat muda
(umbut) dan tunas atau kuncup bunga dapat dimakan sebagai lalap atau sayur
setelah direbus atau dikukus terlebih dahulu (Abuanjeli, 2010). Rimpangnya
digunakan untuk mengobati diare, disentri, panu, kurap dan batuk berdahak.
Disamping itu lengkuas merah juga dianggap memiliki khasiat sebagai anti tumor
atau anti kanker terutama tumor di bagian mulut dan lambung, dan kadangkadang
digunakan juga sebagai afrodisiaka (peningkat libido). Uji aktivitas antioksidan
secara kualitatif menunjukkan bahwa ekstrak etanol rimpang lengkuas merah
dapat meredam radikal bedas DPPH 0,05 mM, sedangkan fraksi 1 hasil kolom dan
isolat murni tidak menunjukkan kemampuan meredam radikal bebas DPPH 0,05
mM. Uji aktivitas antioksidan secara kuantitatif menunjukkan bahwa ekstrak
etanol rimpang lengkuas merah memiliki aktivitas antioksidan yang dinyatakan
dengan IC50 sebesar 712,0928 ppm dan IC50 senyawa rutin sebesar 4,5826 ppm
(Wahyu, 2008).
10
dipertimbangkan dalam memilih metode ekstraksi (Voigt, 1995). Cara yang bisa
dilakukan adalah :
1.
Maserasi
Maserasi merupakan proses penarikan senyawa kimia secara sederhana
dengan cara merendam simplisilia atau tumbuhan pada suhu kamar dengan
menggunakan pelarut yang sesuai sehingga bahan menjadi lunak dan larut.
Sampel biasanya direndam selama 3-5 hari, sambil diaduk sesekali. Sampel
yang direndam dengan pelarut tadi disaring dengan kertas saring untuk
mendapatkan maseratnya. Maseratnya dibebaskan dari pelarut dengan
menguapkan secara in vacuo dengan rotary evaporator.
2.
Perlokasi
Proses penarikan dengan cara melewatkan pelarut yang sesuai secara lambat
pada simplisia dalam suatu percolator. Perlokasi bertujuan supaya zat
berkhasiat tertarik seluruhnya dan biasanya dilakukan untuk zat berkhasiat
yang tahan dan tidak tahan pemanasan.
3.
Digestasi
Proses yang sama seperti maserasi dengan menggunakan pemanasan pada
suhu 30o C. Cara ini dilakukan untuk simplisia yang pada suhu biasa tidak
tersari dengan baik. Jika pelarut yang dipakai mudah menguap pada suhu
kamar dapat digunakan alat pendingin tegak, sehinggga penguapan dapat
dicegah.
4.
Infusa
Infusa adalah sediaan cair yang dibuat dari suatu simplisia nabati dengan air
pada suhu 90oC selama 15 menit, kecuali dinyatakan lain, dilakukan dengan
derajat kehalusan tertentu dimasukkan kedalam panci dan ditambahkan air
secukupnya, panaskan diatas penangas air selama 15 menit, dihitung mulai
suhu mencapai 90oC sambil diaduk, serkai selagi panas melalui kain flanel,
tambahkan air panas secukupnya melalui ampas sehingga diperoleh volume
infus yang dikehendaki.
11
5.
Dekokta
Suatu proses penarikan yang hampir sama dengan infus, perbedaannya pada
dekokta digunakan pemanasan selama 30 menit dihitung mulai suhu
mencapai 90oC. Cara ini dapat dilakukan untuk simplisia yang mengandung
bahan aktif yang tahan terhadap pemanasan.
6.
Sokletasi
Merupakan suatu cara pengekstraksian tumbuhan dengan memakai alat
soklet. Pada cara ini pelarut dan simplisia ditempatkan secara terpisah.
Sokletasi digunakan untuk simplisia dengan khasiat relatif stabil dan tahan
terhadap pemanasan. Prinsip sokletasi adalah penarikan zat secara terus
menerus sehingga penyarian lebih sempurna dengan menggunakan pelarut
yang relatif sedikit. Jika penyarian telah selesai maka pelarutnya diuapkan
dan sianya adalah zat yang tersari. Biasanya pelarut yang digunakan adalah
pelarut yang mudah menguap atau mempunyai titik didih yang rendah
(Voigt, 1995).
II. 1. 3. 2. Taksonomi
Kindom
: Bacteria
Filum
: Proteobacteria
Ordo
: Enterobacteriales
Family
: Enterobacteriaceae
Genus
: Escherichia
Species
: Escherichia coli
12
II. 1. 3. 3. Identifikasi
Bentuk
: Cocobasil
Susunan
: Tunggal
Warna
: Merah
Sifat
: Gram negatif
Pewarnaan
: Gram
II. 1. 3. 4. Morfologi
Kuman berbentuk batang pendek (cocobasil), negatif Gram, ukuran 0,4
0,7 m x 1,4 m, beberapa strain memiliki kapsul. Dinding sel bakteri tersusun
atas membran luas dan peptidoglikan. Peptidoglikan yang terkandung dalam
dinding sel bakteri memiliki struktur lebih komplek dibanding Gram positif.
Peptidoglikan berfungsi mencegah lisis sel di dalam media hipotonis,
menyebabkan sel kaku dan memberi bentuk kepada sel. Membran luar
mengandung protein, terutama protein porin yang berperan sebagai jalur
pengangkutan dan sekaligus sebagai sawar bagi molekul-molekul yang mampu
melewati membran bagian luar. Membran luar menutupi lapisan peptidoglikan.
Membran luar terdiri dari fosfolipid (lapisan dalam) dan lipopolisakarida (lapisan
luar) (Jawtz et al, 2008).
13
II. 1. 3. 5. Fisiologi
Escherichia coli dapat berkembang biak dengan baik pada suhu 37oC pada
lingkungan yang minim oksigen. E.coli mati pada pendinginan yang sangat cepat,
pemanasan dengan suhu 100oC selama 60 menit, pemberian desinfektan pada
konsentrasi yang rendah dan proses pasteurisasi. E.coli memiliki sifat resisten
terhadap dingin dan dapat memfermentasikan semua macam karbohidrat
(Dwidjiseputro, 1998). E.coli tumbuh baik pada hampir semua media yang biasa
dipakai di laboratorium Mikrobiologi. E.coli juga merupakan bakteri patogen
oportunistik yang dapat berubah menjadi bakteri patogen pada keadaan dengan
kondisi kekebalan tubuh yang lemah dan jika bakteri ini berada di luar habitat
aslinya di dalam tubuh (Dwidjiseputro, 1998).
Pneumonia.
14
II. 1. 3. 8. Pengobatan
Bisa
menggunakan
antibiotik
Sulfonamid,
ampisilin,
sefalosporin,
15
mempengaruhi
permeabilitas
selektif
membran
(Gunawan, 2007).
4. Menghambat sintesis protein sel
Untuk kehidupannya, sel bakteri perlu mensintesis berbagai
protein. Sintesis protein berlangsung di ribosom, dengan bantuan
mRNA dan tRNA. Pada bakteri, ribosom 30S dan 50S. Untuk
berfungsi pada sintesis protein, kedua komponen ini akan bersatu
pada pangkal rantai mRNA menjadi ribosom 70S.
5. Menghambat sintesis asam nukleat
DNA, RNA dan protein memegang peranan amat penting di dalam
proses kehidupan normal sel. Hal itu berarti bahwa gangguan
apapun yang terjadi pada pembentukan atau fungsi zat zat
tersebut dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel (Gunawan,
2007).
16
17
Lengkuas merah
Minyak Atsiri
Fenol
Flavonoid
1.
2.
3.
4.
Nutrien
Aerasi
pH
Temperatur
Senyawa
Nonfenol
18
Variabel Bebas
Pemberian ekstrak
lengkuas merah dengan
konsentrai 5%, 30%,
50% dan 100%
Variabel Pengganggu
1. Suhu inkubasi
2. Waktu inkubasi
Variabel Terikat
Pertumbuhan bakteri
Escherichia coli
II. 4. Hipotesis
Hipotesis adalah suatu pernyataan yang merupakan jawaban sementara
peneliti terhadap pertanyaan penelitian, yang harus dibuktikan melalui penelitian
(Sopiyudin, 2010).
Adapun hipotesis dari penelitian ini yaitu :