Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh
Magfirah
121100024
Arina Ulya
121100042
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENELITIAN
Disusun Oleh:
Magfirah
121100024
Arina Ulya
121100042
Disetujui Oleh:
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan
Penelitian yang berjudul Ekstraksi Flavonoid dari Berbagai Macam Tumbuhan
Sebagai Zat Antioksidan dengan baik .
Dengan selesainya laporan penelitian ini, penyusun mengucapkan terima kasih
sebesar-besarnya kepada:
1. Kedua orang tua penyusun yang selalu mendukung, mendoakan dan
memberikan kasih sayangnya kepada penyusun.
2. Bapak Ir. Gogot Haryono, MT selaku pembimbing pertama
3. Bapak Ir. Wasir Nuri, MT selaku pembimbing kedua.
4. Teman-teman mahasiswa Teknik Kimia 2010 UPN Veteran
Yogyakarta dan seluruh pihak yang telah membantu baik langsung
maupun tidak langsung sehingga laporan penelitian ini dapat
diselesaikan.
Semoga laporan penelitian ini dapat bermanfaat bagi penyusun dan pembaca.
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
1
1
2
12
14
14
Bahan .................................................................................................. ..
Alat ..................................................................................................... ..
Cara Kerja........................................................................................... ..
Diagram Alir Penelitian...................................................................... ..
Analisa Hasil ...................................................................................... ..
Alogaritma Menghitung Kca dengan metode Hooke-Jeeves ............. ..
15
15
16
17
19
20
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.Mahkota Dewa .................................................................................. 2
Gambar 2. Benalu Teh ...................................................................................... 3
Gambar 3 Pegagan ............................................................................................. 4
Gambar 4. Daun Sirsak ...................................................................................... 5
Gambar 5. Daun Sirih Merah ............................................................................. 5
Gambar 6. Struktur Flavonoid ........................................................................... 9
Gambar 7. Proses Perpindahan Massa Padatan ke Cairan pada Lapisan Film .. 12
Gambar 8. Rangkaian Alat Ekstraksi .................................................................. 15
Gambar 9. Diagram Alir Penelitian Penentuan Kadar Flavonoid Tertinggi ...... 17
Gambar 10.Diagram Alir Proses Ekstraksi ......................................................... 18
Gambar 11.Alogaritma Metode Hooke-Jeeves ................................................... 20
Gambar 12.Konsentrasi Flavonoid pada Berbagai Tumbuhan .......................... 18
Gambar 13. Hubungan Waktu Ekstraksi dengan Konsentrasi Flavonoid ........... 23
Gambar 14.Hubungan Konsentrasi Pelarut dengan Konsentrasi Flavonoid ....... 19
Gambar 15. Hubungan antara Cas dengan Ca* ................................................. 25
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR LAMBANG
Cas
Ca*
Ca
Ca0
Kca
Na
DAB
: Difusivitas (m2/s)
Vs
viii
INTISARI
Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan keanekaragam hayati
terutama tumbuhan. Salah satu kandungan tumbuhan yang dapat dimanfaatkan
adalah flavonoid. Flavonoid sebagai salah sumber zat antioksidan belum
dimanfaatkan secara optimal. Hal ini dikarenakan kurangnya informasi mengenai
kandungan flavonoid dalam tumbuhan. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk
mengetahui kadar flavonoid secara pasti.
Penelitian ini menggunakan metode ekstraksi untuk mengambil flavonoid.
Bahan yang akan di ekstraksi dimasukkan ke dalam labu leher tiga yang
dilengkapi dengan pendingin balik dan waterbath. Suhu ektraksi dan kecepatan
pengadukan dijaga tetap pada suhu 70oC dan kecepatan 300 rpm ekstraksi
dijalankan selama 2 jam, kemudian diambil sampelnya untuk dianalisis.
Hasil dari penelitian ini didapat bahwa benalu teh memiliki kandungan
flavonoid paling tinggi dibandingkan dengan daun sirih merah, daun sirsak,
mahkota dewa, dan pegagan. Kadar flavonoid yang didapat sebesar 0,113 gr/l.
Pada variabel konsentrasi pelarut didapat konsentrasn pelarut optimal sebesar
96% dengan konsentrasi flavonoid 0,98 gr/l. Pada variasi waktu menunjukan,
waktu optimum dari penelitain ini didapat pada 120 menit dengan kadar flavonoid
sebesar 0,1116 gr/l. Koefisien transfer massa yang diperoleh pada kondisi optimum
sebesar 0.00863382 menit-1.
viii
ix
BAB I
PENDAHULUAN
B. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan mengetahui kadar flavonoid pada berbagai
tumbuhan (mahkota dewa, daun sirsak, benalu teh, daun sirih merah, dan
pegagan) dengan jalan mengekstraksi menggunakan pelarut etanol. Adapun
multi
khasiat.Sosoknya
berupa
perdu
dengan
tajuk
bercabang-
2. Benalu Teh
Benalu teh hidupnya menempel pada dahan-dahan pohon kayu lain, dan tidak
memerlukan media tanah untuk hidup. Itulah sebabnya tanaman ini disebut
parasit. Benalu teh, salah satunya Scurulla atropurpurea (BL), adalah tanaman
obat yang dikenal masyarakat sebagai penghambat keganasan kanker. Kandungan
kimia yang terdapat pada daun dan batang benalu teh ini diantaranya adalah
senyawa alkaloid, flavonoid, glikosida, triterpen, saponin, dan tannin. Sementara
jenis benalu umum berkhasiat sebagai obat campak. (Ruwano, 2010)
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Rosidah (1999) kadar flavonoid yang
didapat dari ekstraksi benalu teh mencapai 9.6 mg/g
4. Daun Sirsak
Sirsak (Annona Muricata) dapat dikonsumsi sebagai buah segar. Daunnya
untuk pestisida nabati melawan thrips pada cabe, kutu daun kentang, wereng pada
padi dan belalang.Efek herbal pada sirsak adalah antikanker, anti diabetes, anti
bakteri, anti jamur, emetic, sedative, digestive, analgesic dan anti mutagenik.
Daun sirsak dipercaya sebagai antikanker dikarenakan terdapatnya kandungan
vitamin A, B, C, fosfor, besi pada buahnya. Daun dan batang mengandung tanin,
fitosterol, ca-oksalat, dan alkaloid murisine.Pada akar sirsak mengandung
alkaloid, saponin, steroid atau triterpenoid dan acetogenin.
Riset yang menunjukan sirsak bermanfaat sebagai antikanker telah banyak
dilakukan. Berbagai riset in vitro di America Serikat menunjukan senyawa kimia
dalam daun sirsak terbukti membunuh kanker payudara, ovarium, usus, prostat,
liver, paru- paru, pancreas dan limfa. Senyawa itu membunuh sel kanker tanpa
mempengaruhi sel-sel lain yang masih sehat.Senyawa aktif dalam daun
meningkatkan pemompaan P-glycoprotein untuk menghasilkan senyawa bersifat
antikanker alias kemoterapi. (Trubus, vol 10)
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Artini, Wahjuni, dan Sulishingtyas
(2012) diperoleh hasil maserasi 1,2 gram serbuk daun kering sirsak (Annona
muricata L.) menggunakan methanol yang berwarna hijau kehitaman sebanyak
158 gram. Ekstrak kental methanol yang telah disuspensi ke dalam methanol-air
(7:3) kemudian dipartisi denganberbagai pelarut sehingga diperoleh ekstrak kental
petroleum eter sebanyak 0,1863 gram yang berwarna hijau kehitaman, ekstrak
kental kloroform sebanyak 73,186 gram yang berwarna coklat kemerahan dan
ekstrak kental air sebanyak 15,3411 gram yang berwarna merah kecoklatan.
polifenat,
tanin,
antosianin, minyak
atsiri.Secara
khusus
ada
6. Ekstraksi
Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu komponen dari campuran dua
kompenen atau lebih dimana komponen mengalami perpindahan massa dari suatu
padatan atau cairan ke cairan lain yang bertindak sebagai pelarut. Pemisahan
terjadi akibat kemampuan daya larut yang berbeda dari komponen-komponen
dalam campuran. (Mc Cabe, 2009).
Pemisahan dilakukan dengan menambahkan pelarut selektif pada campuran
bahan.Dasar dari ekstraksi ialah perbedaan kelarutan bahan ke dalam
pelarut.Ekstraksi dapat dilakukan dalam keadaan panas atau dingin. Pelarut
selektif berarti pelarut tersebut hanya melarutkan bahan yang akan diambil.
Dengan proses ekstraksi, pelarut selektif akan melarutkan bahan yang diinginkan,
sedangkan bahan yang lain tidak larut atau sedikit larut. Agar pelarutan dapat
berlangsung dengan baik maka harus diusahakan terjadinya kontak yang baik
antara pelarut dengan bahan yang akan dilarutkan.
Penelitian ini merupakan ekstraksi padat-cair untuk memisahkan flavonoid
dari lima macam bahan dengan menggunakan pelarut. Ekstraksi padat-cair banyak
digunakan untuk mengambil suatu zat dari bahan padat dengan menggunakan
pelarut organik. Ekstraksi ini dilakukan dengan mengontakkan padatan yang telah
dihancurkan dalam suatu tangki berpengaduk secara batch. Penghancuran padatan
sebelum diekstraksi akan mempercepat proses ekstraksi karena luas bidang kontak
antara padatan dengan pelarut menjadi lebih besar. Setelah proses berlangsung
cukup lama, ekstrak dapat dipisahkan dari padatannya (Treyball, 1981).
Perpindahan massa zat terlarut dari padatan ke cairan pada ekstraksi padat-cair
berlangsung melalui dua proses yaitu difusi dari dalam padatan ke permukaan
padatan dan perpindahan massa dari permukaan padatan ke cairan. Jika salah satu
proses berlangsung lebih cepat, maka kecepatan ekstraksi ditentukan oleh
kecepatan yang lebih lambat. Tetapi jika kedua proses berlangsung dengan
kecepatan yang hampir sama, maka kecepatan ekstraksi ditentukan oleh kedua
proses tersebut. (Peduk, 2011)
Bila ukuran padatan relatif kecil, maka difusi dari dalam padatan ke
permukaan padatan berlangsung cepat, sehingga kecepatan ekstraksi ditentukan
oleh kecepatan perpindahan massa dari permukaan padatan ke cairan. Sebaliknya,
jika ukuran padatan cukup besar, maka perpindahan massa dari permukaan
pelarutnya,
karena
pemilihan
yang
tepat
akan
7. Pemilihan pelarut
Proses ekstraksi sangat bergantung pada jenis pelarut yang digunakan.
Menurut Treyball (1985), pelarut sebaiknya memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
a. Bersifat selektif, pelarut yang baik hanya dapat melarutkan ekstrak yang
diinginkan dan bukan komponen-komponen lain dari bahan yang diekstraksi
b. Tidak terjadi reaksi antara pelarut dengan komponen yang akan diekstraksi
c. Tidak korosif
d. Mempunyai viskositas rendah dan daya pelarutnya tinggi
e. Tidak beracun
f. Mudah didapat dan murah.
Flavonoid dapat larut dalam methanol, ethanol dan aceton.
Tabel 1. Data fisik pelarut
Nama
Methanol
Rumus Molekul
CH3OH
Massa Molar
32,04 g/mol
Titik Leleh
Titik Didih
- 97oC
64,7C
Ethanol
C2H5OH
46,07 g/mol
- 114,3oC
78,4 OC
Aceton
CH3COCH3
60,1 g/mol
- 89oC
82,5oC
Sumber : wapedia.mobi/id
Berdasarkan data tersebut titik didih terendah adalah methanol. Namun
demikian, aseton dan methanol tidak dapat digunakan dalam ekstraksi karena
aseton dan methanol mengandung racun yang dapat membahayakan kesehatan.
Oleh karena itu dalam penelitian ini digunakan ethanol sebagai pelarut.
Ethanol tidak berwarna dan tidak berasa, tetapi memiliki bau yang khas.
Bahan ini dapat memabukkan jika diminum. Rumus molekul ethanol adalah
C2H5OH atau rumus empiris C2H6O, ehtanol mempunyai titik didih 78,4oC (760
mmHg), densitas 0,7893 g/ml. Ethanol lebih aman jika dibandingkan dengan
pelarut methanol dan aseton, kelarutan dalam air tidak terbatas pada suhu 20 oC.
(Fessenden, 1992)
8. Flavonoid
Flavonoid merupakan senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada
tanaman hijau , kecuali alga. Flavonoid yang lazim ditemukan pada tumbuhan
tingkat tinggi (Angiospermae) adalah flavon dan flavonol dengan C- dan Oglikosida, isoflavon C- dan O-glikosida, flavanon C- dan O-glikosida, khalkon Cdan O-glikosida dan hidrokhalkon, proantosianidin dan antosianin, auron Oglikosida dan dihidroflavonol O-glikosida.
Flavonoid mempunyai kerangka dasar karbon yang terdiri 15 atom karbon,
dimana dua cincin benzene (C6) terikat pada cincin propane (C3) sehingga
membentuk ikatan C6 - C3 - C6. Susunan ini menghasilkan 3 jenis struktur yaitu
1,3-diarilpropan atau flavonoid, 1,2-diarilpropan atau isoflavon, dan 1,1diarilpropan atau neoflavon. (Waji dan Sugrani, 2009)
flavonoid
dalam
tubuh
manusia
adalah
sebagai
zat
9. Antioksidan
Di dalam tubuh kita terdapat senyawa yang disebut antioksidan yaitu senyawa
yang dapat menetralkan radikal bebas dengan cara menyumbangkan salah satu
atau lebih elektronnya agar berikatan dengan elektron radikal bebas. Contoh
antioksidanyaitu enzim SOD (SuperoksidaDismutase), gluthatione, dan katalase.
Antioksidan juga dapat diperoleh dari asupan makanan yang banyak mengandung
vitamin C, vitamin E dan betakaroten serta senyawa fenolik.Bahan pangan yang
dapat menjadi sumber antioksidan alami, seperti rempah-rempah, coklat, bijibijian, buah-buahan, sayur-sayuran. (Maulida dan Zulkarnaen, 2010).
Radikal bebas adalah atom atau molekul yang tidak stabil dan sangat reaktif
karena mengandung satu atau lebih elektron tidak berpasangan pada orbital
terluarnya. Untuk mencapai kestabilan atom atau molekul, radikal bebas akan
bereaksi dengan molekul disekitarnya untuk memperoleh pasangan elektron.
Reaksi ini akan berlangsung terus menerus dalam tubuh dan bila tidak dihentikan
akan menimbulkan berbagai penyakit seperti kanker, jantung, katarak, penuaan
dini, serta penyakit degeneratif lainnya. (Maulida dan Zulkarnaen, 2010).
Persyaratan (sesuai peraturan/undangundang) : Antioksidan sebagai bahan
tambahan pangan batas maksimum penggunaannya telah diatur oleh Peraturan
Menteri Kesehatan RI Nomor: 772/Menkes/Per/IX/88 tertulis dalam Lampiran I,
antioksidan yang diizinkan penggunannya antara lain asam askorbat, asam
eritrobat, askorbil palmitat, askorbil stearat, butil hidroksilanisol (BHA), butil
hidrokinin tersier, butil hidroksitoluen, dilauril tiodipropionat, propil gallat, timah
(II) klorida, alpha tokoferol, tokoferol, campuran pekat (Maulida dan Zulkarnaen,
2010).
Ada 2 macam antioksidan berdasarkan sumber perolehannya, yaitu
antioksidan alami dan antioksidan sintesis. Antioksidan sintesis berasal dari
sintesis reaksi kimia. BHT (Butylated Hydroxy Toluena) merupakan contoh
antioksidan sintesis. Penggunaan BHT mulai dihentikan karena dapat meracuni
dan bersifat karsinogenik (Astuti, 2008). Antioksidan alami berasal dari sumber
antioksidan alami atau hasil ekstraksi sumber antioksidan alami. Sumber
10
antioxidantsI,
yaitu
senyawa-senyawa
yang
mempunyai
11
Padatan
Cair
Cas
Ca*
Cas
Interface
Gambar 7. Proses Perpindahan Massa Padatan ke Cairan pada Lapisan Film
Kecepatan difusi dalam padatan dinyatakan dengan persamaan sebagai
berikut:
NA
= - DAB
............................................................................ (1)
NA
massa generasi
massa akumulasi
KcA (Ca*-Ca) =
= Vs
............................................................ (3)
.................................................................................... (6)
(Wahyudi, 1997)
: t= 0,
Ca=Cao
: t= t,
Ca= Ca
Kca
Kca. T
= - [ ln
Kca
= - [ ln
]. ................................(7)
13
E. Hipotesis
1.
2.
Semakin lama waktu ekstraksi maka kadar flavonoid yang terekstrak semakin
banyak.
3.
Semakin lama waktu ekstraksi maka koefisien transfer massa (KcA) semakin
besar.
F. Batasan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
14
BAB II
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Bahan
1. Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan untuk penelitian ini adalah benalu teh yang
didapat dari perkebunan teh Tambi Wonosobo, buah mahkota dewa yang
didapat dari Ternate, daun sirsakdan daun sirih merah yang didapat dari pasar
Beringharjo Yogyakarta, daun pegagan didapat dari Magelang.
2. Bahan Pembantu
Bahanbakupembantu yang digunakanantara lain Ethanol 96% sebagai zat
pengekstrakdan aquadest.
Alat
1.
Keterangan gambar
2. Alat Bantu
Adapun alat bantu yang digunakan dalam mengekstraksi antara lain
erlenmeyer, gelas ukur, tabung reaksi, corong, dan kertas saring.
15
Cara Kerja
1. Persiapan Bahan Baku (Sampel)
Daun sirsak, daun sirih merah, mahkota dewa, dan benalu teh, dicuci
bersih dan ditempat dalam suatu wadah, disortir dan kemudian dianginanginkan hingga kering. Bahan kering kemudian dipotong sekecil mungkin
(dibuat serbuk halus), kemudian diayak dengan ayakan berukuran 30 mesh
dan dimasukkan dalam kantong plastik yang ditutup rapat.
2. Proses Ekstraksi
Menimbang bahan baku sebanyak 25 gram, kemudian dimasukkan
kedalam labu leher tiga yang telah diisi dengan ethanol 96 % dengan volume
200 ml.Pengaduk dijalankan dengan kecepatan
pemanas dihidupkan pada suhu 70oC. Ekstraksi dihentikan setelah 2 jam dan
pemanas serta pengaduk dihentikan. Bahan yang telah diekstraksi kemudian
di saringdalam keadaan panas dan diambil filtratnya.
16
Benalu teh
Mahkota dewa
Daun sirih merah
Daun pegagan
Daun sirsak
Pembersihan dan
pengeringan
Pengayakan
Ethanol 96%
200 ml
Ekstraksi dengan
Suhu70oC, waktu 2 jam
Penyaringan
Filtrat
- - - - - > Analisis I
Keterangan:
Analisis I
17
Ethanol 96%
200 ml
Penyaringan
Filtrat
----->
Analisis II
Keterangan:
Analisis II
18
Analisa Hasil
1. Analisa Kuantitatif Kandungan Flavonoid dengan Spektrofotometri UV-Vis.
Hasil ekstraksi yang telah disaring dilarutkan dalam pelarut. Kemudian
sampel dimasukkan ke dalam kuvet sampai garis batas. Dalam keadaan
tertutup, mengatur kondisi transmitasi = 0%. Dalam keadaan terbuka,
mengatur kondisi transmitasi = 100% (A=0). Menggunakan cell dengan
pelarut murni. Memasukkan sampel dan mengukur absorbansi.
19
20
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
No
1
2
3
4
5
Bahan baku
Daun pegagan
Daun sirsak
Daun sirih merah
Benalu teh
Mahkota dewa
kadar air
(%)
14,09
10,2
15,94
12,97
12,27
: Etanol 96%
: 200 ml
: 25 gram
: 2 jam
: +70oC
; 300 rpm
Dari tabel 3. dapat dibuat grafik yang menyatakan hubungan antara bahan-bahan
yang mengandung flavonoid dengan konsentrasi. Grafik tersebut terlihat pada
gambar 12.
21
konsentrasi (gr/L)
0,12
0,1
0,08
0,06
0,04
0,02
0
Daun sirih
merah
Mahkota
dewa
Pegagan
Daun sirsak
Benalu teh
jenis tumbuhan
: Etanol 96%
: 200 ml
: 25 gram
: 300 rpm
: +70oC
22
0,1200
0,1000
0,0800
0,0600
0,0400
0,0200
0,0000
0,0
20,0
40,0
60,0
80,0
100,0
120,0
140,0
23
Hasil dari tabel 5 dapat dibuat grafik hubungan konsentrasi pelarut dengan
konsentrasi flavonoid.
0,12
0,1
0,08
0,06
0,04
0,02
0
0
20
40
60
80
100
120
Cas
(gr)
(ml)
15
20
25
30
35
200
200
200
200
200
0,16414
0,20080
0,24070
0,26829
0,30506
0,5091
0,6543
0,7207
0,8309
0,8674
24
Pada tabel 5. dapat dibuat grafik hubungan antara Ca* dan Cas seperti pada
gambar 15.
0,35000
0,30000
0,25000
0,20000
0,15000
y = 0,3774x - 0,0346
R = 0,9629
0,10000
0,05000
0,00000
0,0000
0,2000
0,4000
0,6000
0,8000
1,0000
25
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kelima bahan yang diekstrak, benalu teh mempunyai kadar flavonoid
tertinggi dibandingkan dengan daun sirsak, daun sirih merah, daun pegagan,
dan mahkota dewa. Kadar flavonoid pada benalu teh diperoleh sebesar
0.1137 gr/L.
2. Semakin besar konsentrasi pelarut yang digunakan maka flavonoid yang
terekstrak semakin banyak pula. Hasil penelitan didapat konsentrasi pelarut
optimal pada 96% dengan flavonoid yang diperoleh sebesar 0,98 gr/L.
3. Semakin lama ekstraksi, maka kadar flavonoid yang terekstrak semakin
banyak. Dari hasil penelitian didapat waktu optimal ekstraksi pada 120
menit dengan konsentrasi 0.1116 gr/L. Pada waktu tertentu, ekstraksi akan
mencapai kesetimbangan dengan ditandai konsentrasi akan tetap sepanjang
waktu.
4. Koefisien transfer massa (Kca) optimum sebesar 0.00863382 menit-1
B. Saran
Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai metode pengambilan
flavonoid untuk mendapatkan flavonoid murni dengan memvariasikan jenis
pelarut sehingga didapat konsentrasi flavonoid yang lebih optimal.
26
DAFTAR PUSTAKA
Artini, Ni Putu Rahayu., Sri Wahjuni, dan Wahyu Dwijani Sulishingtias. 2012.
Ekstrak Daun Sirsak (Annona Muricata L) Sebagai Anti Oksidan Pada
Penurunan Kadar Asam Urat Tikus Wistar. Bukit Jimbaran.
Astuti, Sussi. 2008. Isoflavon Kedelai dan Potensinya Sebagai Penagkap Radikal
Bebas. Jurnal Teknologi Industri dan Pertanian. Vol. 13. Nomor 2.
September
Bird, R.B., Stewart, W.E.,Lightfoot, E.N., 1978, Transport Phenomena, p.503,
Jhon Willey& Sons Inc.,New York
Brown.G.G .et al., 1950, Unit Operation. Modern Asia Edition, John
Willey&Sons,Inc, New York.
Furiani K, Sekar., dan Sophia Peduk. 2011. Koefisien Transfer Massa (Kca)
Pada Ekstraksi Klorofil Dari Daun Pepaya (Carica Papaya L) Dengan
Pelarut Ethanol. Laporan Penelitian. Yogyakarta.
Hayu, H Magistra., dan Bela Happy A. 2011. Ekstraksi Kayu Secang Sebagai
Indikator Titrasi. Laporan Penelitian. Yogyakarta.
Ismarani., Diyah Iswantini Pradono., dan Latifah K Darusman. 2011.
Mikroenkapsulasi Ekstrak Formula Pegagan - Kumis Kucing - Sambiloto
Sebagai Inhibitor Angiotensin I Konverting Enzyme Secara Invitro.
Jurnal Agribisnis dan Pengembangan Wilayah vol. 3 no.1.Bogor.
Lasmadiwati, Indah dkk. 2004. Budidaya dan Pemanfaatan Untuk Obat DAun
Pegagan. Penebar Swadaya. Depok.
Kosasih, E. N., dkk. 2006. Peran Antioksidan pada Lanjut Usia. Pusat Kajian
Nasional Masalah Lanjut Usia. Jakarta.
Lasmadiwati, Indah, dkk. 2004. Budi Daya dan Pemanfaatan untuk Obat Daun
Pegagan. Penebar Swadaya. Depok.
Rohyami, Yuli. 2008. Penentuan kandungan Flavonoid dari Ekstrak Metanol
Daging Buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa Scheff Boerl). Logika.
Vol. 5, Nomor 1, Agustus
Rosidah, S. Yulina, S Gana Elin. 1999. Uji Aktivitas Anti Radang Pada Tikus
Galur Wistar dan Telaah Fitokimia Ekstrak Daun Babadotan dan Ekstrak
Rimpang Jahe. http://bahan_alam.fa.itb.ac.id. Diakses 2 Maret 2010.
27
Sarastani, Dewi., dkk. 2002. Aktivitas Antioksidan Ekstrak dan Fraksi Ekstrak Biji
Atung. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan. Vol.XIII. Nomor 2
Sastrohamidjojo, Hardjono. 2001. Spektroskopi. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta
Sulaksana, Jaka, dkk.2004. Tempuyung Budidaya dan Pemanfaatan Untuk Obat.
Jakarta: Penebar Swadaya
Syukur, Cheppy. 2004. Temu Putih Tanaman Obat Anti Kanker. Jakarta: Penebar
Swadaya
Treyball, R. E. 1981.Mass Trasfer Operations. 3rd ed.Mc Graw-Hill Kogakusha,
Ltd: Tokyo
Trubus. 2012. Herbal Indonesia Berkhasiat. PT TrubusSwadaya. Depok
Waji, Resi Agestia dan Andis Sugarni. 2009. Makalah Kimia Organik Flavonoid
Bahan Alam (Querecetin). Makassar: Universitas Hasanudin
Winarto, W.P. 2005. Mahkota Dewa Budidaya dan Pemanfaatan Untuk Obat.
Jakarta: Penebar Swadaya
Zuhra, Cut Fatimah, dkk. 2008. Aktivitas Antioksidan Senyawa Flavonoid dari
Daun Katuk. Jurnal Biologi Sumatera. Vol.3 no.1, Sumatera Utara
http://www.psychologymania.com/
http://wapedia.mobi/id
28
LAMPIRAN
: 14,1460 gr
: 39,7400 gr
Berat aquadest
: (39,7400 - 14,1460) gr
: 25, 5940 gr
: 0,996233 gr/ml
Volume aquadest
: 25,6908 ml
: 34,8170 gr
Berat ethanol
: (34,8170 14,1460) gr
: 20,6710 gr
Densitas ethanol
: 0,80461 gr/ml
: 60 oC
Waktu pengeringan
: 1 jam
Benalu Teh
Pegagan
Sirih Merah
Sirsak
33.5207
34.5207
1.0000
34.4626
34.4188
34.4069
34.4033
34.4038
34.3918
34.3913
34.3913
12.97 %
34.4651
35.4651
1.0000
35.4061
35.3717
35.35
35.3366
35.3167
35.3142
14.09 %
33.5207
34.5207
1.0000
34.4542
34.4512
34.4455
34.4252
34.3891
34.3683
34.3622
34.3613
15.94 %
32.5207
33.5207
1.0000
33.4817
33.4402
33.457
33.4326
33.4295
33.4223
33.4199
33.4187
10.2 %
Mahkota
Dewa
36.0204
37.0204
1.0000
36.9698
36.9312
36.9262
36.9216
36.9227
36.9007
36.8977
12.27%
29
: Etanol 96%
Volume pelarut
: 200 ml
Berat bahan
: 25 gram
Waktu ekstraksi
: 2 jam
Suhu Ekstraksi
: 70oC
Kecepatan pengadukan
; 300 rpm
konsentrasi (gr/L)
0,1
0,08
0,06
0,04
0,02
0
Daun sirih
merah
Mahkota dewa
Pegagan
Daun sirsak
Benalu teh
jenis tumbuhan
30
No
Absorbansi
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
konsentrasi flavonoid
(gr/L)
0
0,0016
0,0031
0,0063
0,0125
0,0250
0,0500
0,1000
0,2000
0,4000
0
0,0010
0,0030
0,0070
0,0170
0,0380
0,0840
0,1780
0,3660
0,7790
0,9
0,8
y = 1,9415x - 0,0077
R = 0,999
Absorbansi
0,7
0,6
0,5
0,4
0,3
0,2
0,1
0
0
0,05
0,1
0,15
0,2
0,25
0,3
0,35
0,4
0,45
31
0,12
0,1
0,08
0,06
0,04
0,02
0
0
20
40
60
80
100
120
: 200 ml
Berat
: 25 gram
32
Kecepatan Pengadukan
: 300 rpm
Suhu Ekstraksi
: 70oC
Konsentrasi (gr/L)
0,1200
0,1000
0,0800
0,0600
0,0400
0,0200
0,0000
0,0
20,0
40,0
60,0
80,0
100,0
120,0
140,0
Gambar 19. Hubungan waktu ekstraksi dengan konsentrasi flavonoid benalu teh
berat
Volume Etanol
Ca*
Cas
(gr)
(ml)
15
20
25
30
35
200
200
200
200
200
0,16414
0,20080
0,24070
0,26829
0,30506
0,5091
0,6543
0,7207
0,8309
0,8674
1
2
3
4
5
Kemudian dibuat grafik antara Ca* vs Cas sehingga didapat konstanta Henry
0,35000
0,30000
0,25000
0,20000
0,15000
y = 0,3774x - 0,0346
R = 0,9629
0,10000
0,05000
0,00000
0,0000
0,2000
0,4000
0,6000
0,8000
1,0000
clc;clear;
34
deff('y=fungsi(b,z)','y=-(log((0.3774*b-z)/(0.3774*b-0.113)))/120')
rasio=0.5;
bz=[0.5091 0.16414]; delbz=[0.001 0.001]; tol=[1e-4 1e-4];
n=length(bz);
yopt=fungsi(bz(1),bz(2));
bzopt=bz; y=yopt;
disp({bzopt yopt})
//check delta
checkdel=(['if delbz(1)<tol(1)&delbz(2)<tol(2) then';
'disp([bzopt yopt])';'disp(delbz)'
'else'
'del=delbz*rasio';
'delbz=del';
'execstr(eksplorasi)'
'end']);
//ulangi langkah sukses
ulsuk=(['while yopt>y'
'disp([bzopt yopt])'
'for i=1:n';'bz(i)=bzopt(i)+delbz(i)*tanda(i)';'end'
'y=fungsi(bz(1),bz(2))';
'if y>=yopt then';
'bzopt=bz';'yopt=y';
'else'
'break'
'end'
'end'
'execstr(eksplorasi)']);
//eksplorasi
eksplorasi=(['for ep=1:n';
'tanda(ep)=0';
'bz(ep)=bzopt(ep)+delbz(ep)';'yd=fungsi(bz(1),bz(2))';
'if yd>=yopt then'
'bzopt(ep)=bz(ep)';'yopt=yd';'tanda(ep)=1';
35
'else'
'bz(ep)=bzopt(ep)-delbz(ep)';'yd=fungsi(bz(1),bz(2))';
'if yd>=yopt then'
'bzopt(ep)=bz(ep);yopt=yd;tanda(ep)=-1';'end'
'end'
'end'
'disp([bzopt yopt])';
'if abs(tanda(1))<0|abs(tanda(2))<0 then';
'execstr(ulsuk)'
'else'
'execstr(checkdel)'
'end']);
execstr(eksplorasi);
Dimana:
36