You are on page 1of 6
fs3 BPJSKesehatan @x4@ Badan Penyelenggara Jaminan Sosial SURAT EDARAN DIREKTUR PELAYANAN, BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS) KESEHATAN NOMOR 038 TAHUN 2014 x tw TENTANG PETUNJUK TEKNIS SURAT EDARAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK/MENKES/32/I/2014 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN BAGI PESERTA BPJS KESEHATAN PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA DAN FASILITAS KESEHATAN TINGKAT LANJUTAN DALAM PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN Yth. Kepala Divisi Regional I-XU BPJS Kesehatan di Seluruh Indonesia Merujuk kepada Surat Edaran Menteri Kesehatan RI Nomor HK/Menkes/32/1/2014 Tentang Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Bagi Peserta BPJS Kesehatan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Dan Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan Dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan, bersama ini kami sampaikan petunjuk teknis atas Surat Edaran tersebut sebagai berikut: 1, Surat Rujukan: Penjelasan: a. Kunjungan ke fasilitas kesehatan tingkat lanjutan dalam keadaan —_—kegawatdaruratan medis tidak membutuhkan surat rujukan. b. Kriteria kegawatdaruratan medis terlampir. c. Apabila pasien masih memerlukan pelayanan di Faskes tingkat lanjutan karena kondisi belum stabil sehingga belum dapat untuk dirujuk balik ke Faskes tingkat pertama, maka Kantor Pusat J Lejen Suprapte Cempaka Put PO BOX1391/JKT, Jakarta Pusat 10510- Indonesia Telp. +6221 421 2938 (Hunting), Fax. +62 21 421 2940 wowbpiskeschatan.goid Dokter Spesialis/Sub Spesialis membuat surat keterangan yang menyatakan bahwa pasien masih dalam perawatan. d. Apabila pasien sudah dalam kondisi stabil sehingga dapat dirujuk balik ke Faskes tingkat pertama, maka Dokter Spesialis/Sub Spesialis akan memberikan surat keterangan rujuk balik. e. Apabila Dokter Spesialis/Sub Spesialis tidak memberikan surat keterangan yang dimaksud pada huruf c dan d maka untuk kunjungan berikutnya pasien harus membawa surat rujukan yang baru dari Faskes tingkat pertama. 2, Obat penyakit kronis Penjelasan: a. Jangka waktu masa transisi adalah sejak diberlakukannya Surat Edaran Menteri Kesehatan Nomor HK/MENKES/32/1/2014 tahun 2014 sampai dengan adanya ketetapan lebih lanjut dari Kementerian Kesehatan RI. b. Yang dimaksud penyakit kronis adalah penyakit yang membutuhkan obat untuk pemakaian rutin selama 30 hari setiap bulan sesuai indikasi medis, diluar yang sudah diatur dalam Surat Edaran Menteri_ Kesehatan Nomor HK/MENKES/32/1/2014 Tahun 2014 poin 3. Pasien yang tidak memerlukan pengobatan rutin selama 30 hari setiap bulan, tidak termasuk dalam ketentuan ini dan keseluruhan obat sudah termasuk dalam paket INA CBG’s. ¢. Dalam hal Dokter Spesialis/Sub Spesialis menyatakan pasien dengan penyakit kronis tersebut dalam kondisi stabil maka pasien dirujuk balik ke Faskes tingkat pertama. Pengobatan selanjutnya diteruskan oleh Faskes tingkat pertama sesuai dengan rekomendasi Dokter Spesialis/Sub Spesialis. d. Peserta yang menderita penyakit kronis yang belum stabil diberikan resep obat untuk kebutuhan 30 hari sesuai indikasi medis: 1) kebutuhan obat untuk sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari disediakan oleh Rumah Sakit, biaya sudah termasuk dalam komponen paket INA CBG’s. 2) kebutuhan obat untuk sebanyak-banyaknya 23 (dua puluh tiga) hari dapat diambil di Instalasi Farmasi Rumah Sakit /Apotek/Depo Farmasi yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. Biaya obat ditagihkan secara fee for service kepada BPJS Kesehatan sesuai ketentuan yang berlaku. e. Pelayanan obat mengacu kepada Formularium Nasional baik nama generik, jenis, kekuatan maupun restriksinya. Brand obat dan peresepan maksimal mengacu kepada DPHO PT Askes (Persero) Tahun 2013. f. Dalam hal obat yang diresepkan tidak tercantum dalam Formularium Nasional, maka biaya obat termasuk dalam komponen paket INA CBG’s. g. Obat yang diresepkan pada huruf d.1 dan d.2 hanya untuk obat kronis. Apabila pasien membutuhkan obat akut maka obat tersebut disediakan oleh Rumah Sakit dan biaya sudah termasuk dalam komponen paket INA CBG’s. h. Obat pada huruf d.2 dibayar oleh BPJS Kesehatan mengacu kepada harga e-catalogue obat Tahun 2014 ditambah dengan faktor pelayanan dan embalage sesuai Surat Edaran Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK/31/MENKES/1/2014. Sebelum adanya ketetapan e-catalogue obat Tahun 2014, maka harga obat mengacu pada DPHO PT Askes (Persero} Tahun 2013 dan/atau e-catalogue obat Tahun 2013. Obat penyakit kronis khusus untuk PRB di Faskes Tingkat Pertama Penjelasan: a, Obat Program Rujuk Balik diresepkan oleh dokter Faskes tingkat pertama berdasarkan rekomendasi dari dokter Spesialis/Sub Spesialis. b. Resep dapat diberikan untuk kebutuhan 30 hari dan obat diambil di Apotek/Depo Farmasi yang melayani Program Rujuk Balik. c. Penagihan obat mengacu pada penjelasan poin 2 huruf h. d. Daftar obat Program Rujuk Balik mengacu pada daftar obat Formularium Nasional untuk Program Rujuk Balik dan ketentuan lain yang berlaku. 4. Penyakit yang menggunakan obat Program Pemerintah Cukup Jelas. 5. Pemberian Obat Kemoterapi, Thalassemia dan Hemofilia Penjelasan: a. Obat kemoterapi, thalassemia dan hemofilia dapat diberikan di semua Rumah Sakit yang memiliki sarana dan kompetensi sumber daya manusia kesehatan yang mendukung. b. Pemberian obat kemoterapi dan thalassemia dapat diberikan pada pelayanan rawat jalan tingkat lanjutan berdasarkan indikasi medis. c. Pada masa transisi: 1) Pelayanan obat kemoterapi: a) Pelayanan kemoterapi baik rawat jalan maupun rawat inap ditagihkan dengan paket INA CBGs dan obatnya ditagihkan secara fee for service. b) Pelayanan obat mengacu pada Formularium Nasional, Pedoman Pelaksanaan Fornas dan ketentuan lain yang berlaku. c) Penagihan obat mengacu pada penjelasan poin 2 huruf h. 2)Pasien thalassemia yang dilayani di rawat jalan tingkat lanjutan ditagihkan sebagai kasus rawat inap. 3)Pasien hemofilia A dan hemofilia B yang dirawat inap, pengajuan klaim berupa tarif INA CBGs ditambah tarif top up sesuai tabel berikut, diajukan secara fee for service. moon SPR | RSRRN KELAS RUMAH SAKTT Bo} + ®} x] wo | ee | wo | eo | 12178437 70.808. 685 9.908.077 | 7.914.285 6.298.898 | 6.272.740 ‘9997280 | 7.985.463 6.355.517 | 5.320.195 T0.026974 | 6.000.206 earaaia | 8336018 10178595 | 8.137.719 10.264.768 | 6.199.147 6.468.806 | S415.108 462.559 4)Tarif tambahan tersebut sama untuk semua tingkat keparahan dan kelas perawatan pasien. 6. Penjaminan terhadap bayi baru lahir Penjelasan: a. Bayi yang lahir dari peserta PBI otomatis dijamin oleh BPJS Kesehatan. 1) Bila bayi tidak mempunyai masalah medis, maka penjaminan pelayanan kesehatan sudah termasuk dalam paket persalinan ibu. 2) Bila bayi mempunyai masalah medis, maka biaya pelayanan kesehatan bayi tersebut ditagihkan tersendiri di luar paket persalinan ibu. SEP diterbitkan secara manual dengan menggunakan nomor kartu ibunya. b, Peserta PBI sebagaimana dimaksud pada huruf a adalah salah satu atau kedua orang tua terdaftar sebagai peserta PBI. c. Penjaminan bayi baru lahir sebagaimana dimaksud pada Surat Edaran Menkes Nomor HK/MENKES/32/I/2014 Tahun 2014 poin 6.c sebagai berikut: 1)Bila bayi tidak mempunyai masalah medis, maka penjaminan pelayanan kesehatan sudah termasuk dalam paket persalinan ibu 2) Bila bayi mempunyai masalah medis, maka biaya pelayanan keschatan bayi tersebut ditagihkan tersendiri di luar paket persalinan ibu 3)Pengurusan kepesertaan dan penerbitan SEP bayi sebagaimana dimaksud pada huruf c.2 dilakukan dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender sejak kelahirannya atau sebelum pulang apabila bayi dirawat kurang dari 7 (tujuh) hari. Dalam hal pengurusan kepesertaan bayi dilakukan pada hari ke-8 atau seterusnya maka biaya pelayanan kesehatan bayi tersebut tidak dijamin BPJS Kesehatan. Demikian Surat Edaran ini dibuat untuk menjadi perhatian dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Ditetapkan di: Jakarta Pada tanggal =: 30 Januari 2014 AA/émn/PK.00

You might also like