Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap orang membutuhkan kesegaran jasmani dalam beraktivitas. Olehnya itu, kita
dianjurkan untuyk berolahraga paling kurang dua kali dalam seminggu. Olahraga sangat
bermanfaat untuk kesehatan system kardiovaskuler.
Menurut WHO (1947) Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang
sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau
kelemahan (WHO, 1947). Definisi WHO tentang sehat mempunyai karakteristik berikut yang
dapat meningkatkan konsep sehat yang positif (Edelman dan Mandle. 1994) :
1. Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.
2. Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal.
3. Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.
Sedangkan menurut depkes pada UU No.23,1992 tentang Kesehatan menyatakan
bahwa : Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan
hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus
dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur unsur fisik, mental dan sosial dan
di dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan. Definisi sakit: seseorang
dikatakan sakit apabila ia menderita penyakit menahun (kronis), atau gangguan kesehatan
lain yang menyebabkan aktivitas kerja/kegiatannya terganggu. Walaupun seseorang sakit
(istilah sehari -hari) seperti masuk angin, pilek, tetapi bila ia tidak terganggu untuk
melaksanakan kegiatannya, maka ia di anggap tidak sakit
Kadang-kadang dalam kehidupan sehari-hari kita membandingkan bagaimana
kesanggupan kita melakukan aktivitas dengan orang lain. Misalnya ketika menaiki gedung
dengan tangga bersama teman, ada yang merasa sangat lelah dan adapula yang terlihat biasa
saja. Hal ini mempengaruhi oleh kebugaran jasmani setiap orang. Orang yang sering
berolahraga, tubuhnya akan terbiasa atau beradaptasi sehingga ketika melakukan aktivitas
yang berat cadangan kekuatannya lebih banyak dibandingkan dengan yang jarang
berolahraga. Selain itu, orang rajin berolahraga juga memiliki kerja jantung yang baik dan
berujung pada lebih rendahnya tekanan darah disbanding yang jarang berolahraga.
Kebugaran tubuh dapat diukur dengan jumlah oksigen yang dikonsumsi selama
berolahraga pada kapisitas maksimum. Jumlah oksigen maksimal dalam tubuh ini juga
dijadikan sebagai ukuran kebugaran tubuh. VO2 max adalah jumlah maksimum oksigen
dalam mililiter, satu dapat digunakan dalam satu menit per kilogram berat badan. Mereka
yang sesuai memiliki nilai VO2max lebih tinggi dan dapat melaksanakan lebih kuat daripada
mereka yang tidak juga AC. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa Anda dapat
meningkatkan VO2max Anda dengan bekerja keluar pada intensitas yang meningkatkan
Anda detak jantung menjadi antara 65 dan 85% dari maksimum setidaknya selama 20 menit
tiga sampai lima kali seminggu. Nilai rata-rata VO2max untuk atlet laki-laki adalah sekitar
3,5 liter / menit dan untuk atlet perempuan itu adalah sekitar 2,7 liter / menit.
Faktor-faktor yang mempengaruhi VO2max
Fisik keterbatasan yang membatasi tingkat di mana energi yang dapat dilepaskan aerobik
tergantung pada:
kemampuan kimia dari sistem jaringan otot selular untuk menggunakan oksigen
dalam mengurai bahan bakar
kemampuan gabungan sistem jantung dan paru untuk mengangkut oksigen ke sistem
jaringan otot
Ada berbagai faktor fisiologis yang menggabungkan untuk menentukan VO2max yang ada
dua teori: Pemanfaatan Teori dan Presentasi Teori.
Pemanfaatan Teori berpendapat bahwa VO2max ditentukan oleh kemampuan tubuh untuk
menggunakan oksigen yang tersedia sedangkan Presentasi Teori mempertahankan itu adalah
kemampuan sistem kardiovaskular tubuh untuk mengantarkan oksigen ke jaringan aktif.
Sebuah studi [4] oleh Saltin B, Rowell LB. menyimpulkan bahwa itu adalah mengantarkan
oksigen ke jaringan aktif yang merupakan faktor pembatas utama untuk VO2max. Sebuah
studi [5] oleh Gollnick et al PD. menunjukkan hubungan yang lemah antara kemampuan
tubuh untuk menggunakan oksigen yang tersedia dan VO2max.
VO2max untuk berbagai kelompok
Tabel di bawah ini, diadaptasi dari detail data normatif untuk VO2max (ml / kg / menit)
dalam berbagai kelompok populasi.
Non Atlet
Umur
Lakilaki
Perempuan
10-19
47-56
38-46
20-29
43-52
33-42
30-39
39-48
30-38
40-49
36-44
26-35
50-59
34-41
24-33
60-69
31-38
22-30
70-79
28-35
20-27
Atlet
Olahraga
Baseball
18-32
48-56
52-57
Bola basket
18-30
40-60
43-60
Bersepeda
18-26
62-74
47-57
Kano
22-28
55-67
48-52
Football (USA)
20-36
42-60
Olahraga senam
18-22
52-58
Hoki es
10-30
50-63
Orienteering
20-60
47-53
46-60
Teguran
20-35
60-72
58-65
Ski alpine
18-30
57-68
50-55
Ski nordic
20-28
65-94
60-75
Sepak bola
22-28
54-64
50-60
Speed skating
18-24
56-73
44-55
Renang
10-25
50-70
40-60
22-30
42-55
60-85
50-75
40-60
35-60
22-30
Bola voli
18-22
Angkat besi
20-30
38-52
Gulat
20-30
52-65
35-50
40-46
40-56
table diadaptasi dari : Wilmore JH dan DL Costill. (2005) Fisiologi Olahraga dan Latihan:
3rd Edition.Champaign, IL: Human Kinetics
Di dalam berbagai jenis olahraga baik olahraga dengan gerakan-gerakan yang bersifat
konstan seperti jogging, marathon dan bersepeda atau juga pada olahraga yang melibatkan
gerakangerakan yang explosif seperti menendang bola atau gerakan smash dalam olahraga
tenis atau bulutangkis, jaringan otot hanya akan memperoleh energy dari pemecahan molekul
adenosine triphospate atau yang biasa disingkat sebagai ATP.
Melauli simpanan energi yang terdapat di dalam tubuh yaitu simpanan
phosphocreatine (PCr), karbohidrat, lemak dan protein, molekul ATP ini akan dihasilkan
melalui metabolisme energi yang akan melibatkan beberapa reaksi kimia yang kompleks.
4
Pengunaan simpanan-simpanan energy tersebut beserta jalur metabolisme energi yang akan
digunakan untuk menghasilkan molekul ATP ini juga akan bergantung terhadap jenis
aktivitas serta intensitas yang dilakukan saat berolahraga.
Inti dari semua proses metabolisme energi di dalam tubuh adalah untuk menresintesis
molekul ATP dimana prosesnya akan dapat berjalan secara aerobik maupun anearobik.
Proses hidrolisis ATP yang akan menghasilkan energi ini dapat dituliskan melalui persamaan
reaksi kimia sederhana sebagai berikut:
ATP + H O ---> ADP + H + Pi -31 kJ per 1 mol ATP
Di dalam jaringan otot, hidrolisis 1 mol ATP akan menghasilkan energi sebesar 31 kJ
(7.3 kkal) serta akan menghasilkan produk lain berupa ADP (adenosine diphospate) dan Pi
(inorganik fosfat). Pada saat berolahraga, terdapat 3 jalur metabolisme energi yang dapat
digunakan oleh tubuh untuk menghasilkan ATP yaitu hidrolisis phosphocreatine (PCr),
glikolisis anaerobik glukosa serta pembakaran simpanan karbohidrat, lemak dan juga protein.
Pada kegiatan olahraga dengan aktivitas aerobik yang dominan, metabolisme energi
akan berjalan melalui pembakaran simpanan karbohdrat, lemak dan sebagian kecil (5%) dari
pemecahan simpanan protein yang terdapat di dalam tubuh untuk menghasilkan ATP
(adenosine triphospate). Proses metabolisme ketiga sumber energi ini akan berjalan dengan
kehadiran oksigen (O2) yang 2 diperoleh melalui proses pernafasan. Sedangkan pada aktivitas
yang bersifat anaerobik, energi yang akan digunakan oleh tubuh untuk melakukan aktivitas
yang membutuhkan energy secara cepat ini akan diperoleh melalui hidrolisis phosphocreatine
(PCr) serta melalui glikolisis glukosa secara anaerobik. Proses metabolisme energi secara
anaerobik ini dapat berjalan tanpa kehadiran oksigen (O2).
Proses metabolisme energi secara anaerobik dapat menghasilkan ATP dengan laju
yang lebih cepat jika dibandingkan dengan metabolisme energi secara aerobik. Sehingga
untuk gerakan-gerakan dalam olahraga yang membutuhkan tenaga yang besar dalam waktu
yang singkat, proses metabolisme energi secara anaerobik dapat menyediakan ATP dengan
cepat namun hanya untuk waktu yang terbatas yaitu hanya sekitar 90 detik. Walaupun
prosesnya dapat berjalan secara cepat, namun metabolisme energi secara anaerobik ini hanya
menghasilkan molekul ATP yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan metabolisme
energi secara aerobik (2 ATP vs 36 ATP per 1 molekul glukosa).
Proses metabolisme energi secara aerobik juga dikatakan merupakan proses yang
bersih karena selain akan menghasilkan energi, proses tersebut hanya akan menghasilkan
produk samping berupa karbondioksida (CO ) dan air (H O). Hal ini berbeda dengan proses
metabolisme secara anaerobik yang juga akan menghasilkan produk samping berupa asam
5
laktat yang apabila terakumulasi dapat menghambat kontraksi otot dan menyebabkan rasa
nyeri pada otot. Hal inilah yang menyebabkan mengapa gerakangerakan bertenaga saat
berolahraga tidak dapat dilakukan secara kontinu dalam waktu yang panjang dan harus
diselingi dengan interval istirahat.
Tekanan sistolik dan diastolic dalam keadaan istirahat dan dalam keadaan setelah
beraktivitas (misalnya olahraga) akan berbeda karena saat olahraga terjadi peningkatan aliran
balik vena.
Efek aktivitas otot rangka selama berolahraga adalah salah satu cara untuk
mengalirkan simpanan darah di vena ke jantung. Penekanan vena eksternal ini menurunkan
kapasitas vena dan meningkatkan tekanan vena. Peningkatan aktivitas otot mendorong lebih
banyak darah keluar dari vena masuk ke jantung.
Oleh karena itu dalam percobaan ini, kita akan mempelajari bagaimana pengaruh
aktivitas terhadap kerja jantung dan perubahan fisiologis para atlit sehingga berbeda dengan
yang bukan atlit.
I.2 Rumusan Masalah
Pada laporan ini, masalah yang akan dibahas adalah:
1.
2.
3.
I.3 Tujuan
Tujuan laporan ini adalah:
1.
2.
3.
1.4 Manfaat
Manfaat dari penulisan laporan Praktikum I ini, yaitu : Mahasiswa dapat mengetahui
bagaimana mengukur tingkat kebugaran seseorang dan bagaimana frekuensi denyut
jantung seseorang sebelum melakukan exercise maupun sesudah exercise.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Tes Harvard
Tes Harvard adalah salah satu jenis tes stress jantung untuk mendeteksi atau
mendiagnosa penyakit kardiovaskuler. Tes ini juga baik digunakan dalam penilaian
kebugaran, dan kemampuan untuk pulih dari kerja berat. Semakin cepat jantung berdaptasi
(kembali normal), semakin baik kebugaran tubuh.
Tes Harvard merupakan tes ketahanan terhadap kardiovaskuler. Tes ini menghitung
kemampuan untuk berolahraga secara terus-menerus dalam jangka waktu yang lama tanpa
lelah. Subjek (orang yang meelakukan tes) melangkah naik dan turun pada papan setinggi 45
cm. jumlah langkah yaitu 30 langkah permenit dalam 5 menit atau sampai subjek kelelahan.
Kelelahan adalah ketikaa saat subjek tidak mampu lagi mempertahankan langkahnya dalam
15 detik. Subjek didudukkan dan merupakan akhir dari tes, dan denyut jantungnya kemudian
dihitung dalam 1 sampai 1,5, 2 sampai 2,5, dan 3 sampai 3,5 menit
2.2 Kelebihan dan Kekurangan Tes Harvad
usia, suhu lingkungan, berat ringan beban, lamanya, cara melakukan dan jumlah organ yang
terlibat selama kerja fisik tersebut.
Fungsi utama sistem kardiovaskuler selama kerja fisik adalah menghantar darah ke
jaringan yang aktip termasuk oksigen dan nutrien, dan mengangkut produk metabolit dari
jaringan tersebut ke alat ekskresi. Untuk melakukan tugas tersebut beberapa parameter tubuh
mengalami perubahan, antara lain :
1. Frekuensi denyut jantung
2. Curah jantung
3. Volume sekuncup (Stroke Volume)
4. Arus darah
5. Tekanan darah
Frekuensi denyut jantung
Frekuensi denyut jantung merupakan parameter sederhana dan mudah diukur serta
cukup informatip untuk faal cardiovaskuler. Pada keadaan istirahat frekuensi denyut jantung
berkisar antara 60 - 80 per menit. Hal ini mudah dideteksi dengan cara palpasi maupun
dengan menggunakan alat seperti pulse meter, cardiac monitoring dan sebagainya. Tempat
pengukuran dapat di arteri radialis, arteri carotis dan pada apeks jantung itu sendiri. Frekuensi
denyut jantung terendah diperoleh pada keadaan istirahat berbaring. Pada posisi duduk sedikit
meningkat dan pada posisi berdiri meningkat lebih tinggi dariposisi duduk. Hal ini
disebabkan oleh efek grafitasi yang mengurangi jumlah arus balik vena ke jantung yang
selanjutnya mengurangi jumlah isi sekuncup. Untuk menjaga agar curah jantung tetap maka
frekuensi denyut jantung meningkat. Sebelum seseorang melakukan kerja fisik, frekuensi
denyut jantung pra-kerja meningkat di atas nilai pada keadaan istirahat. Makin baik kondisi
seseorang akan diperoleh frekuensi denyut jantung yang lebih rendah untuk beban kerja yang
sarna. Pada suatu saat meskipun beban ditambah tetapi frekuensi denyut jantung tetap.
Frekuensi denyut jantung pada keadaan tersebut disebut frekuensi maksimal. Tiap orang
mempunyai frekuensi maksimal denyut jantung yang tampaknya mempunyai hubungan erat
dengan faktor usia. (Frekuensi maksimal denyut jantung =220 - usia dengan standar deviasi
10 denyut).
Curah Jantung
Curah jantung adalah volume darah yang dipompa oleh jantung, khususnya oleh
ventrikel selama satu menit. Satuannya dalam dm3 min-1 (1 dm3 sebanding dengan 1000 cm3
atau 1 liter).
Variasi produksi curah jantung dapat disebabkan oleh perubahan dari denyut jantung
dan volume sekuncup. Denyut jantung terutama dikontrol oleh persarafan jantung,
rangsangan simpatis meningkatkan denyut jantung dan perangsangan parasimpatis
menurunkannya. Volume sekuncup juga tetap pada bagian yang dipersarafi, perangsangan
simpatis membuat serabut otot jantung berkontraksi dengan kuat ketika diberikan
perangsangan yang lama dan parasimpatis akan member rangsangan balik (bertolak
belakang). Ketika kekuatan kontraksi naik tanpa peningkatan serabut yang lama, maka darah
banyak yang tertinggal di dalam ventrikel, dan peningkatan fase ejeksi dan akhir dari fase
sistol yaitu volume darah dalam ventrikel berkurang.
Total volume darah dalam sistem peredaran darah dari rata-rata orang adalah sekitar 5
liter (5000 mL). According to our calculations, the entire volume of blood within the
circulatory sytem is pumped by the heart each minute (at rest). Menurut perhitungan, seluruh
volume darah dalam system peredaran darah akan dipompa oleh jantung setiap menit (di
istirahat). During vigorous exercise, the cardiac output can increase up to 7 fold (35
liters/minute)Latihan (aktivitas fisik) dapat meningkatkan output jantung hingga 7 kali lipat
(35 liter / menit).
Volume sekuncup (Stroke Volume)
Volume sekuncup adalah jumlah darah yang dipompa setiap kontraksi dari ventrikel
kiri dan diukur dalam ml/kontraksi. Volume sekuncup meningkat sebanding dengan aktivitas
fisik. Pada keadaan normal (tidak dalam aktivitas lebih) setiap orang memilki volume
sekuncup rata-rata 50-70ml/kontraksi dan dapat meningkat menjadi 110-130ml/kontraksi
scara intensif, ketika melakukanaktivitas fisik. Pada atlet dalam keadaan istirahat memiliki
stroke volume rata-rata 90-110 ml/ kontraksi dan meningkat setara dengan 150220ml/kontraksi.
Arus Darah
Sistem pembuluh darah bisa membawa darah kembali ke jaringan yang membutuhkan
dengan cepat dan berjalan pada daerah yang hanya membutuhkan oksigen. Pada keadaan
istirahat 15-20% uplai darah di sirkulasi pada otot skeleton. Selama melakukan aktivitas fisik,
9
ini bisa meningkat menjadi 80-85% dari curah jantung. Darah akan dialirkan dari organ besar
seperti ginjal, hati, perut, dan usus. Ini akan meneruskan aliran ke kulit untuk memproduksi
panas.
Arus darah dari jantung ke jaringan tubuh bervariasi sesuai dengan kebutuhan
masing-masing jaringan baik dalam keadaanistirahat maupun pada kerja fisik. Jumlah absolut
darah yang ke otak selalu tetap/konstan, ke otot dan jantung jumlah darah akan meningkat
sesuai dengan bertambahnya beban kerja sedangkan yang ke ginjal, lambung dan usus akan
berkurang pada beban kerja yang meningkat. Peningkatan arus darah ke otot yang aktif
merupakan kerja persarafan vasodilator dan peningkatan metabolisme yang menimbulkan
penurunan pH atau peningkatan derajat keasaman dan pada tingkat lokal akan terlihat lebih
banyak kapiler dan arteriol yang membuka. Faktor lain yang berperan dalam pengaturan arus
darah adalah siklus jantung. Telah diketahui bahwa dengan bertambahnya beban kerja, akan
terjadi peningkatan frekuensi denyut jantung dan hal ini mengakibatkan lebih singkatnya
waktu yang digunakan untuk satu siklus jantung termasuk fase diastole. Sedangkan pengisian
pembuluh darah koroner yang terbanyak adalah padafase diastole. Dengan berkurangnya fase
diastole maka arus darah koroner juga akan berkurang.
Tekanan Darah
Dalam keadaan istirahat,, sistole tipikal individu (normal) adalah 110-140 mmHg dan
60-90 mmHg untuk tekanan darah diastol. Selama aktivitas fisik tekanan sistol, tekanan
selama kontraksi jantung (disebut sistol) bisa meningkat sampai 200 mmHg dan maksimum
pada 250 mmHg yang bisa terjadi pada atlet. Tekanan diastolrelaif tidak berubah secara
signifikan ketika melakukan latihan intensif. Faktanya kenaikannya lebih dari 15 mmHg
sehingga latihan intensif bisa mengidentifikasi penyakit jantung koroner dan digunakan
sebagai penilaian untuk tes toleransi latihan.
Tekanan darah selama kerja fisik memperlihatkan hubungan antara keseimbangan
peningkatan curah jantung dan penurunan tahanan perifer dengan adanya vasodilatasi pada
pembuluh darah otot yang bekerja. Terlihat bahwa tekanan sistolik akan meningkat secara
progresiv sedangkan pada tekanan diastolik tetap atau sedikit menurun.
Berbagai
penelitian
sekarang
ini
telah
menunjukkan
bahwa
orang
yang
hidup lebih panjang. Khususnya antara usia 50-70 tahun, penelitian telah membuktikan
bahwa kematian menjadi berkurang tiga kali lipat pada orang yang bugar daripada orang
yang tidak bugar.
Kebugaran dapat memperpanjang kehidupan karena dua alasan:
1. Kebugaran tubuh dan pengaturan berat badan sangat mengurangi penyakit
kardiovaskuler.
Hal ini disebabkan oleh (1) pengaturan tekanan darah yang cukup rendah dan
(2) pengurangan kolesterol darah dan lipoprotein densitas rendah bersamaan dengan
peningkatan lipoprotein densitas tinggi. Perubahan-perubahan ini semua bekerja
sama mengurangi jumlah serangan jantung dan stroke otak.
2. Orang sehat secara atletik memiliki cadangan kebugaran jasmani yang lebih
banyak bila ia sedang sakit.
Sebagai contoh, orang yang berusia 80 tahun, yang tidak bugar mengkin
memilki system pernapasan yang membatasi pengantaran oksigen ke jaringan tubuh
tidak lebih dari 1L/menit. Hal ini berarti bahwa cadangan pernapasan tidak lebih dari
tiga sampai empat kali lipat. Namun, seorang yang berusia tua yang secara atletik
bugar mungkin memiliki cadangan dua kali lipat. Keadaan ini khususnya penting
dalam mempertahankan kehidupan bila orang yang tua tersebut menderita penyakit
seperti pneumonia yang dapat dengan cepat memakai semua cadangan pernapasan
yang ada. Selain itu, kemampuan untuk meningkatkan curah jantung pada waktu
dibutuhkan sering lebih dari 50 persen pada orang tua yang bugar daripada yang
tidak bugar.
11
BAB III
METODELOGI
3.1 Tujuan
Menganalisa tingkat kebugaran jantung paru
3.2 Alat dan Bahan
1. Bangku Harvard modifikasi (17 Inci)
2. Pengukur waktu (arloji/stopwatch
3. Metronome ketukan 120x/menit
4. Sfigmomanometer dan stetoskop
3.3 Cara Kerja : (Lakukan terhadap minimal 3 peserta laki-laki dan 3 perempuan)
1. Lakukan pemanasan ringan selama 5 menit sebelum mulai.
2. Naracoba berdiri menghadap bangku sambil mendengarkan detakan metronome
berfrekuensi 120x/menit.
3. Pada detakan 1, naracoba menempatkan salah satu kaki (dominan) di atas bangku.
4. Pada detakan ke-2, kaki yang lain naik k eats bangku sehingg naracoba telah
berdiri tegak diats bangku.
5. Pada detakan ke-3, kaki yang pertama naik diturunkan.
6. Pada detakan ke-4, kaki kedua diturunkan sehingga naracoba telah kembali di atas
lantai.
7. Tepat pada detakan berikutnya (ke-5) kaki yang pertama kembali naik k eats
bangku, demikian seterusnya.
8. Siklus tersebut diulang terus menerus sampai naracoba tidak kuat lagi, namun
tidak lebih dari 5 menit. Catat waktu berapa lama naracoba bertahan
(arloji/stopwatch).
9. Segera setelah itu naracoba disuruh duduk. Segera hitung dan catat frekuansi
denyut nadi selama 30 detik sebanyak 3x, yaitu : dari 1-1. 30 (N1), dan 2-2.3
(N2), dan 3-3.30 (N3) setelah duduk.
Hitung indeks kesanggupan dengan cara berikut ;
Cara lambat :
12
)
)
(
Nilai normal :
< 55
: kurang
55-64
: sedang
65-79
: cukup
80-89
: baik
> 89
: sangat baik
Cara cepat :
a. dengan rumus :
Lama naikturun
40-44
45-49
50-54
55-59
60-64
65-69
70-74
75-79
80-84
85-89
>89
0.00-0.29
0.30-0.59
20
15
15
15
15
10
10
10
10
10
10
1.00-1.29
30
30
25
25
20
20
20
20
15
15
15
1.30-1.59
45
40
40
35
30
30
25
25
25
20
20
2.00-2.29
60
50
45
45
40
35
35
30
30
30
25
2.30-2.59
70
65
60
55
50
45
40
40
35
35
35
3.00-3.29
85
75
70
60
55
55
50
45
45
40
40
3.30-3.59
100
85
80
70
65
60
55
55
50
45
45
4.00-4.29
110
100
90
80
75
70
65
60
55
55
50
4.30-4.59
125
110
100
90
85
75
70
65
60
60
55
5.00
130
115
105
95
90
80
75
70
65
65
60
Nilai norma :
< 50 : kurang
50-80 : sedang
>80 : baik
13
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Percobaan
No.
Nama
J.K
Lama
Pre.
exercise
exercise
selama 30 detik
80
N1
N2
N3
85
70
57
1.
Sigit Octariando
240 sec
2.
M. Tata Suharta
72 sec
90
75
57
3.
108 sec
90
80
62
4.
85 sec
90
84
78
5.
70 sec
93
90
78
6.
94 sec
90
84
78
108
Indeks kesanggupan
No
Nama
Metode Lambat
Metode cepat
Nilai
Kategori
N. Rumus
N. tabel
Kategori
Sigit Octariando
40
Kurang
51
60
Sedang
M. Tata Suharta
16
Kurang
18
15
Kurang
33
Kurang
21
20
Kurang
34
kurang
18
15
Kurang
27
Kurang
14
15
Kurang
27
kurang
18
15
Kurang
4.2 Pembahasan
Dari percobaan Harvard Step Test, kita dapat menentukan indeks kesanggupan badan
seseorang dalam melakukan aktivitas otot. Melalui cara penghitungan yang telah dijelaskan
diatas, terlihat dengan jelas bahwa indeks kesanggupan badan sangat bergantung dari
lamanya seseorang untuk terus-menerus naik-turun bangku dan fekuensi denyut jantung yang
diukur segera setelah ia melakukan aktivitas tersebut. Semakin lama ia mampu bertahan naik14
turun bangku dan semakin cepat frekuansi denyut jantungnya pulih ke frekuensi normal,
maka semakin baik pula kesanggupannya.
Pada prinsipya olahraga diharapkan dapat meningatkan kapasitas fungsional individu
dan menurunkan kebutuhan oksigen otot jantung yang diperlukan pada tingkatan latihan fisik,
baik pada orang sehat atau orang sakit. Pada latihan fisik akan terjadi dua perubahan pada
system cardiovascular yaitu peningkatan curah jantung dan redisstribusi aliran darah dari
organ yang kurang aktif ke organ yang aktif.
Kesanggupan badan seseorang dinyatakan dengan Indeks Kesanggupan Badan (IKB)
yang dapat dihitung dengan menggunakan rumus diatas. Semakin besar nilai dari IKB
seseorang makan kesanggupan badannya semakin baik.
15
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Bedasarkan hasil praktikum daya tahan kardiovaskuler dan pulmonal, tingkat
kebugaran jantung paru seseorang dapat diukur dengan menggunakan Harvard Step Test.
Kesanggupan badan seseorang dapat dinyatakan dengan Indeks Kesanggupan Badan (IKB).
Semakin besar nilai IKB, semakin baik kesanggupan badan seseorang. Semakin sering
jantung dilatih, maka jantung akan beradaptasi untuk bekerja lebih cepat.
Tetapi hal ini belum tentu menunjukkan bahwa kesanggupan badan seseorang kurang
karena mungkin terdapat beberapa faktor misalnya beban kerja yang diberikan tidak terlalu
berat, frekuensi naik turun Harvard kurang maksimum, atau standar yang dipakai pada rumus
ini merupakan standar dari luar negeri dimana orang barat dominan memiliki kapasitas kerja
lebih dibandingkan kita orang Indonesia, misalnya karena faktor pemenuhan gizi atau
perbedaan pola hidup dalam pekerjaan sehari-hari.
5.2 Saran
Seperti kita ketahui bahjwa Harvard test ini berfungsi untuk mengetahui tingkat
kebugaran jasmani seseorang. Jadi kita sebagai calon dokter diharapkan lebih giat
berolahraga sehingga bias menjadi contoh bagi masyarakat.
16
DAFTAR PUSTAKA
1. Sherwood, Lauealee. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem : Edisi ke-2. EGC:Jakarta
17
LAMPIRAN
Pretest
Pertannyaan :
1. Jelaskan perjalanan O2 mulai dari saluran pernafasan sampai ke tingkat seluler?
2. Sebutkan dan jelaskan dengan singkat 3 mekanisme pembentukan ATP pada
manusia?
3. Terangkan pengaruh system saraf otonom terhadap fungsi jantung dan pembuluh
darah?
4. Terangkan respon tubuh terhadap stress?
5. Terangkan respon tubuh yang mempengaruhi tekanan darah?
Jawaban
1. Perjalanan Oksigen mulai dari saluran pernafasan sampai ketingkat seluler :
Pada kondisi normal, hampir seluruh oksigen diikat oleh hemoglobil (Hb) yang
berada didalam eritrosit (RBC) untuk dihantarkan ke suluruh tubuh. Eritrosit
bersama cairan plasma dipompa oleh jantung ke seluruh sel di tubuh. Sebagian O2
(3%) langsung larut dalam plasma dalam bentuk oksigen bebas. Setelah sampai
dikapiler organ, O2 lepas dari Hb dan berdifusi ke jaringan interstisial dan
selanjutnya masuk ke dalam sel. Dengan berikatan dengan Hb, transportasi O2
ditingkatkan sampai 60x lipat.
18
Kreatinkinase
Keratin-posfat Kreatin + Pi + Energi
ADP + Pi 1 ATP
ATP yang berasal dari konversi keratin posfat, dapat dibentuk dalam waktu
singkat. Umumnya, ATP dari keratin posfat dibentuk di sel-sel otot rangka.
ATP dari keratin posfat dipakai sebagai energy awal dari kontraksi otot.
Meskipun dapat dihasilkan dalam waktu singkat, ATP ini tidak dapat dipakai
lama karena cepat habis.
b. Glikolisis Anaerobik
Glikolisis adalah rangkaian reaksi kimia/ metabolism glukosa yang berubah
menjadi as. Piruvat. Sebelum menjadi asam piruvat, glukosa mengalami 10
kali reaksi kimia yang berlangsung di sitosol. Sesungguhnya proses glikolisis
menghasilkan 4 molekul ATP, namun proses tersebut menguraikan 2 molekul
ATP, sehingga ATP yang terbentuk adalah 2 molekul ATP untuk setiap 1
molekul glukosa. Proses glikolisis tidak memerlukan oksigen sehingga sering
disebut sebagai reaksi anaerobic.
c. Posforilasi Oksidatif
Posforilasi Oksidatif adalah metabolism lanjutan dari glikolisis anaerobic yang
berlangsung di dalam mitokondria. Proses ini baru terjadi bila oksigen tersedia
dalam jumlah yang cukup di dalam sel. Bila O2, asam piruvat akan masuk ke
dalam mitokondria. Asam piruvat akan berubah menjadi asetil co-A. asetil coA akan menjalani rangkaian siklus reaksi kimia yang disebut dengan siklus
asam sitrat atau sering disebut siklus kreb. Siklus as. Sitrat menghasilkan
sejumlah karier hydrogen yang kaya electron dan energy (NADH dan FADH).
Dengan bantuan O2, karier hydrogen ini akan menjalani rangkaian system
transport electron sehingga energy akan bebas dan ditangkap membentuk
ATP. AYP yang dihasilkan yaitu 32-34 molekul ATP.
3. Pengaruh system saraf otonom terhadap fungsi jantung dan pembuluh darah:
System saraf autonom yang mengatur fungsi organ individual dan homeostasis,
dan sebagian besar bukan merupakan kerja volunteer. (system saraf autonom
adalah bagian susunan saraf tepi yang mengurus semua proses badaniah yang
involuntary dan homeostasis yang timbul secara reflektorik, seperti vasodilitasi-
19
Pembuluh darah :
Saraf simpatis
Reseptor
: vasokontiksi
Reseptor
Saraf parasimpatis
Receptor
: dilatasi
21
Post test.
1. Menurut analisis anda, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil harvard test? Jelaskan
(alat?,naracoba?)
Faktor-faktor berikut mungkin memiliki dampak pada hasil tes (uji reliabilitas):
a. Naracoba :
Tingkat emosional
Obat yang mungkin dipakai untuk meningkatkan kerja jantung (biasanya atlet).
Obat yang digunakan untuk meningkatkan kinerja otot, seperti misalnya dopamine
atau kafein, sangat mempengaruhi, karena jika naracoba mengkonsumsinya,
kelelahan yang ia dapat bisa datang lebih lama, sehingga hasil tes dapat berbeda
dengan keadaan normal. Ini disebabkan karena obat tersebut membuat staminanya
lebih baik dan memaksa otot dan otak serta kerja jantung lebih berat.
Pemanasan
b. Alat
Ketinggian alat (kursi). Semakin tinggi kursi yang di pakai, maka dibutuhkan
energi yang lebih besar untuk melakukan uji coba.
c. Cara kerja :
Ritme atau intensitas naik turun yang dilakukan naracoba. Semakin cepat ritme nya
dan tidak beraturan, maka kerja otot pun akan lebih tinggi, sehingga kebutuhan
akan oksigen meningkat, sehingga cepat lelah.
Sebuah cara yang akurat untuk menilai kebugaran, tes aerobik maksimal yang mencatat
dan mengukur denyut jantung dan konsumsi oksigen dan pengeluaran karbondioksida.
Oleh karena itu, Harvard step test dapat dipakai untuk mengukur kemampuan
aerobik seseorang yang dapat menggambarkan apakah kerjanya baik atau tidak dilihat
dari perhitungan nadinya yang merupakan pembuluh darah sebagai transportasi
pertukaran oksigen dan karbondioksida dalam sistem kardiovaskular tubuh. Karena
oksigen yang sangat dibutuhkan saat melakukan tes ini, aerobic itu sendiri akan
meningkatkan jumlah nutrisi dan oksigen yang sampai ke otot untuk memfasilitasi
pemulihan.
3. Mengapa frekuensi nadi yang menjadi nilai ukur?
Kerja tubuh (aktivitas otot) dapat mempengaruhi metabolisme seluruh
tubuh,karena oksigen sangat penting untuk oksidasi karbohidrat dan lemak yang
diperlukan untuksintesis ATP normal. Pengurangan kadar oksigen arteri dapat
menyebabkan peningkatan denyut jantung untuk mengkompensasi defisit pasokan
oksigen untuk seluruh tubuh (Lee etal.1990)
Darah sebagai transportasi yang memasok oksigen dan asam amino bagi kerja
otot. Menggandakan aliran darah berarti Anda mendapatkan dua kali jumlah nutrisi ke
otot Anda. Ketika Anda telah menyelesaikan sesi aerobic, proses pemulihan berlanjut
lama setelah Anda selesai. "Tingkat metabolisme" Anda tetap di atas tingkat normal
untuk beberapa waktu (waktu yang tepat didasarkan pada tingkat intensitas latihan).
Bahkan kerja aerobik tingkat rendah (detak jantung 50 sampai 65% dari max) itu akan
tetap tinggi selama30 menit sampai satu jam, membutuhkan pemulihan tambahan.
Ketika Anda konsisten melakukan latihan aerobik dalam jangka panjang, tubuh
Anda akan menambahkan lebih banyak kapiler yang membawa nutrisi ke otot-otot
sehingga membantu pemulihan bahkan pada saat istirahat. Kerja Aerobik meningkatkan
massa volumetrik (ukuran ruang) dalam ventrikel kiri,yang pada gilirannya akan
meningkatkan output jantung. Setiap kali pompa jantung andaAnda mendapatkan lebih
banyak "darah per pompa" dan pemulihan yang lebih cepat.Kembali ke pentingnya
peningkatan aliran darah. Aliran darah meningkat dari pelatihan aerobik membantu
ligamen dan tendon lebih cepat pulih. Ligamen dan tendon "non-porous" relatif terhadap
jaringan otot. Ini berarti bahwa ligamen dan tendon Anda tidak memiliki hampir jumlah
kapiler (jalur darah terkecil yang membawa darah kaya nutrisi) yangmemiliki jaringan
23
otot. Ini lah mengapa denyut nadi yang diukur, karena nadi sebagai jalan beredar nya
oksigen dalam tubuh yang diikat oleh darah.
4. Apakah ada perbedaan hasil step test diantara jenis kelamin? Mengapa demikian?
Ada, karena laki-laki cenderung memiliki ketahanan fisik lebih tinggi dibandingkan
perempuan, sehingga laki-laki dapat bertahan lebih lama saat melakukan harvard step test.
5. Menurut anda, mengapa sampai timbul 3 metode perhitungan harvard step test?
Adanya perbedaan perhitungan ini disebabkan oleh penggunaan waktu dengan metode
lambat jelas kita perhitungan memakan waktu lebih lama dibandingkan dengan metode
cepat, apalagi dengan melihat tabel. Pada perhitungan lambat pun kita harus mengukur N2
(jumlahdenyut nadi dari menit ke 2-2.30) dan N3 (jumlah denyut nadi dari menit ke 33.30) ,pemakaian N2, dan N3 ini pada perhitungan indeks kesanggupan akan
mempengaruhi hasil karena pada menit ke 2 bahkan lebih lama, kondisi semakin kembali
memulih, sehingga aktivitas kerja otot jantung dan paru-paru pun semakin menuju normal.
Ini lah yang menjadi pertimbangan adanya perhitungan lain yang hanya mengukur jumlah
denyut nadi selama 1.30 detik sesaat setelah naracoba berhenti melakukan tes.
6. Apa perbedaan metode perhitungan cepat dan lambat pada harvard step test?
Perbedaan ini terdapat pada penyebut dalam pembagian indeks kesanggupan, pada metode
lambat digunakan perhitungan dari jumlah N1, N2, dan N3. Sedangkan pada metode
cepat,hanya digunakan perhitungan nadi pada N1 saja. Pada metode lambat perhitungan
memakan waktu lebih lama, dan penggunaan perhitungan dengan N1, N2, dan N3 dapat
memberikan hasil yang berbeda, karena semakin lama istirahat naracoba, maka lebih
cepat pulih aktivitas kerja otot jantung dan paru-parunya, sehingga hasi perhitungan
denyut nadi pun berbeda, perbedaan ini harus diperhitungkan juga
24