Professional Documents
Culture Documents
Skenario E 27
Skenario E 27
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI 1
PEMBAHASAN SKENARIO :
I.
SKENARIO........................................................................................................................2
I.
Skenario
A woman attends a routine antenatal appointment at 31 weeks gestation. She is 38 years
old and this is her sixth pregnancy. She has uncontrolled hypertension since six years ago.
She has five children, all spontaneous vaginal deliveries at term. Her youngest child is 18
months old and the delivery was complicated by a superimposed preeclampsia on chronic
hypertension. She is referred by by midwife to doctor (public health center) because of
this bad obstetrical history and breech presentation. The mother complains of tension
headache, blurry vision, malaise, and dizzy. Due to her economic condition, she admits
that during her pregnancy she only eats some food that she can afford to buy. She feels
generally tired and attributes his to caring for her five young children. She reports good
fetal movements (more than 10 per day).
In the examination findings:
Height = 150 cm; Weight = 80 kg; Blood Pressure = 176/113 mmHg; Pulse = 92 x/m;
RR = 22 x/m
Palpebral conjunctiva was normal.
Outer examination: hard parts are palpable in the right side of mothers abdomen.
Hemoglobin
Mean Cell Volume
Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration
White Cell Count
Platelets
LDH
SGOT/PT
Urinalysis
Blood group: A negative
No atypical antibodies detected.
You act as the doctor in public health center and be pleased to analyze this case.
II.
Klarifikasi Istilah
1. G6P5A0 (grande multipara): Wanita yang telah melahirkan 5 orang anak atau lebih dan
biasa mengalami penyulit dalam kehamilan dan persalinan.
2. Gestasi: Periode waktu bayi berada di dalam rahim selama 38-42 minggu dihitung dari
hari pertama menstruasi terakhir (HPMT).
3. Hipertensi tak terkontrol: Tidak terkontrolnya tekanan darah.
4. Hipertensi kronik: Hipertensi yang terjadi pada usia kehamilan < 20 minggu dan bertahan
sampai 6 minggu setelah kelahiran
5. Spontaneous vaginal deliveries: Persalinan spontan melalui vagina
6. Superimposed preeclampsia: Gejala dan tanda hipertensi dan proteinuria yang muncul
setelah kehamilan 20 minggu pada wanita yang sebelmunya menderita hipertensi kronis
7. Riwayat obstetric yang buruk: Riwayat kehamilan sampai masa nifas yang sulit
8. Presentasi bokong: Presentasi bokong atau kaki janin pada persalinan
9. Tension headache: Suatu kondisi kmedis yang ditandai dengan nyeri menekan, mengikat
di sekitar kepala, leher, atau kulit kepala, dan seringkali berhubungan dengan otot yang
menegang pada daerah-daerah ini
10. Penglihatan kabur: hilangnya atau berkurangnya ketajaman penglihatan
11. Malaise: perasaan umum tidak nyaman, tidak sehat, lesu
12. Dizzy: sensasi tidak kokoh dengan perasaan kepala berputar, pusing, kepala terasaringan
13. Miskin: golongan yang tidak mendapati sesuatu yang mencukupi kebutuhan mereka
14. Good fetal movements: Gerakan dari fetus yang baik yang disebabkan oleh aktivitas
ototnya
15. Haemoglobin: pigmen pembawa oksigen dan protein utama dalma sel darah merah
16. Trombosit: Sel anuklear dengan bentuk tak beraturan dengan ukuran diameter 2-3
mikrometer yang merupakan fragmentasi dari megakariosit pendahulunya
17. MCV: Ukuran atau volume rata-rata eritrosit
18. MCHC: Perhitungan rata-rata konsentrasi hemoglobin di dalam eritrosit
19. White cell count: Jumlah leukosit per millimeter kubik atau mikro liter darah
20. SGOT/PT: Enzim yang banyak ditemukan pada sel hati serta efektif untuk mendiagnosis
destruksi hepatoseluler
21. Urinalisis: Permeriksaan sampel rutin secara fisik, kimia, dan mikroskopik
22. LDH: Enzim intraseluler yang terdapat pada hampir semua sel yang bermetabolisme
dengan konsentrasi tertinggi dijumpai di jantung, otot rangka, hati, ginjal, otak, dan sel
darah merah.
III.
Analisis Masalah
1. Wanita 38 tahun, G6P5A0, dengan usia gestasi 31 minggu, datang untuk melakukan
ANC.
3
dilahirkan.
Di akhir bulan, kepalanya umumnya sudah benar-benar masuk ke rongga
telah tumbuh sempurna, gerakan nafas telah reguler, suhu relatif stabil.
Paru-paru telah berkembang, walaupun belum matur sepenuhnya sebelum
kg (3,5 lb).
Integritas susunan saraf dapat diukur dari pergerakan janin. Pergerakan
janin rata-rata per hari sekitar 200 pada umur kehamilan 20 minggu
Care
(ANC)
adalah
pemerikasaan
kehamilan
untuk
semanjak
pelayanan/asuhan
ia
merasa
antenatal.
Pada
dirinya
setiap
hamil
untuk
kunjungan
mendapatkan
ANC,
petugas
Tujuan ANC
Menurut Depkes RI (2004), tujuan ANC adalah untuk menjaga agar ibu hamil
dapat melalui masa kehamilannya, persalinan dan nifas dengan baik dan
selamat, serta menghasilkan bayi yang sehat. Adapun tujuan umum ANC
menurut Muchtar (2005) dalam Febriani (2010), adalah sebagai berikut:
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang janin.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, maternal, dan
sosial ibu dan bayi.
3. Mengenal secara dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi selama
hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan, dan
pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat
ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian
ASI Eksklusif.
5
Pelayanan Antenatal
kedidanan.
3)
4)
(Fe).
5)
Kunjungan K1 adalah kontak ibu hamil yang pertama kali dengan petugas
kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan kesehatan dan pelayanan
kesehatan trimester I dimana usia kehamilan 1 sampai 12 minggu, meliputi
identitas/ biodata, riwayat kehamilan, riwayat kebidanan, riwayat kesehatan,
riwayat sosial ekonomi, pemeriksaan kehamilan dan pelayanan kesehatan,
penyuluhan dan konsultasi.
2)
Kunjungan K4 adalah kontak ibu hamil yang keempat atau lebih dengan
petugas kesehatan untuk mendapatkan pemerisaan kehamilan dan pelayanan
kesehatan pada trimester III, usia kehamilan >32 minggu, meliputi anamnese,
pemeriksaan kehamilan dan pelayanan kesehatan, pemeriksaan psikologis,
pemeriksaan laboratorium bila ada indikasi/diperlukan, diagnosis akhir
(kehamilan normal, terdapat penyakit, terjadi komplikasi, atau tergolong
kehamilan risiko tinggi), sikap dan rencana tindakan (persiapan persalinan dan
rujukan).
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa kunjungan antenatal
sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selaman masa kehamilan dengan
distribusi kontak sebagai berikut:
1. Minimal 1 kali pada trimester I (K1), usia kehamilan 1-12minggu.
2. Minimal 1 kali pada trimester II (K2), usia kehamilan 13-24 minggu.
3. Minimal 2 kali pada trimester III, (K3-K4), usia kehamilan > 24
minggu.
Dengan pelayanan yang baik, dapat diidentifikasi kehamilan beresiko tinggi
dan dilanjutkan dengan perawatan khusus. Pelayanan antinatal yang
berkualitas dan dilakukan sedini mungkin secara teratur akan membantu
pengurangan resiko terhadap kejadian anemia. Secara ringkas pelayanan
antinatal minimal 4 kali salama kehamilan, yaitu: 1 kali pada trimester I, 1
kali pada trimester II. Dan 2 kali pada trimseter III untuk mendapatkan
pelayanan 5T (Depkes RI, 1994).
minggu ke-36)
Periksa khusus bila ada keluhan-keluhan.
d. Makna klinis G6P5A0?
Jawab:
Gravida adalah seorang wanita yang sedang atau pernah hamil,apapun
hasil akhir kehamilannya. Pada skenario ini pasien dinyatakan G6, berarti
pasien sudah mengalami 6 kali kehamilan (termasuk kehamilannya yang
sekarang).
Paritas menyatakan jumlah kehamilan yang menghasilkan janin hidup,
bukan jumlah janin yang dihasilkan. Jika terjadi kehamilan multiple seperti
kembar dihitung sebagai 1 kelahiran. Tingkat paritas dibagi dalam: primi
gravid atau wanita yang hamil pertama kalinya, multi gravid yaitu wanita
9
yang telah melahirkan bayi untuk kedua kali atau tiga kali. Dan yang
dimaksud dengan grande multi gravid adalah wanita yang melahirkan 4
kali atau lebih. Pada skenario pasien dinyatakan P5, berarti pasien sudah
melahirkan sebanyak 5 kali.
Abortus adalah berakhirnya kehamilan melalui cara apapun sebelum janin
mampu bertahan hidup, termasuk didalamnya aborsi yang diinduksi atau
keguguran. Pada skenario ini pasien dinyatakan dalam A0, jadi dapat
diartikan bahwa pasien belum pernah atau tidak ada riwayat abortus atau
keguguran selama kehamilannya.
e. Bagaimana hubungan usia 38 tahun, G6P5A0, dan riwayat kehamilan
sekarang?
Jawab:
Usia ekstrim yaitu> 35 tahundimana pada umur ini kesehatan dan rahim Ibu
sudah tidak baik seperti pada umur 20-35 tahun sebelumnya sehingga perlu
diwaspadai kemungkinan terjadinya persalinan lama, perdarahan, dan resiko
cacat bawaan dan hal ini tidak berkaitan langsung dengan riwayat kehamilan
ibu sekarang berupa presentasi bokong namun usia ekstrim ini justru
merupakan faktor resiko superimposed preeklampsia yang terjadi pada pasien.
G6P5AO (grande multipara) merupakan faktor yang mendorong pergerakan
janin karena dinding abdomen tidak ketat lagi dan hal ini akan mendorong
terjadinya presentasi bokong disamping juga merupakan faktor resiko
terjadinya superimposed preeklampsia pada pasien.
2. Ia memiliki riwayat hipertensi tak terkontrol.
a. Bagaimana hubungan riwayat hipertensi tak terkontrol dengan riwayat
kehamilan sekarang?
Jawab:
Preeklampsia adalah gangguan menyeluruh mengenai malfungsi endotel
vaskular dan vasospasme yang terjadi pada minggu ke 20 kehamilan dan
dapat pula terjadi sampai minggu ke 4-6 postpartum. Secara klinis
didefinisikan sebagai hipertensi dan proteinuria dengan maupun tidak disertai
edema patologis. Preeklampsia merupakan bagian dari hipertensi yang
merupakan
penyulitdari
kehamilan.
Ini
setelah
20
minggu
kehamilan.
Hal
ini
harus
dibedakan
dengan hipertensi gestasional yang dimana lebih sering dan selalu muncul
dengan gejala yang sama dengan preeklampsia, yang termasuk di dalamnya
nyeri epigastrik atau trombositopenia, tapi tidak ditandai dengan proteinuria.
Sebagai tambahan pasien dengan gambaran awal hipertensi kronik memberi
gambaran yang tumpang tindih dengan preeklampsia yang muncul sebagai
proteinuria onset baru setelah minggu ke 20 kehamilan.
3. Riwayat kehamilan sebelumnya dengan komplikasi superimposed preeclampsia.
a. Bagaimana dampak jarak persalinan terakhir yang terlalu dekat dengan
kehamilan sekarang?
Jawab:
Jika jarak kehamilan terlalu dekat dengan kehamilan sebelumnya, maka akan
banyak resiko yang menimpa baik ibu maupun janinnya. Rahim yang masih
belum pulih benar akibat persalinan sebelumnya belum bisa memaksimalkan
pembentukan cadangan makanan bagi janin dan untuk ibu sendiri. Akibatnya
bayi akan terlahir dengan berat badan rendah, kekurangan zat gizi sehingga
bayi menjadi tidak sehat. Selain itu bayi juga rentan terhadap kelainan
plasenta, pertumbuhan yang terhadap dan penelitian terakhir munjukkan bayi
dengan jarak kehamilan terlalu dekat rentan terkena autisme. Semua ini
tentunya akan mengurangi kualitas dari bayi itu sendiri. Bagi ibu sendiri
meningkatkan resiko terkena anemia akut. Ibu hamil yang terkena anemia
akut akan meningkatkan resiko terhadap perdarahan,komplikasi kehamilan,
bayi terlahir prematur, resiko perdarahan saat persalinan dan resiko terburuk,
yaitu keguguran.
b. Bagaimana hubungan riwayat superimposed preeclampsia dengan riwayat
kehamilan sekarang?
Jawab:
Hubungan antara riwayat superimposed preeclampsia dengan presentasi
bokong dan sindrom hellp.
11
tata
laksana
superimposed
preeclampsia
pada
chronic
hypertension?
Jawab:
Superimposed preeclampsia ditatalaksana seperti preeklampsia:
a. Segera masuk ke rumah sakit
b. Tirah baring miring kekiri secara intermitten
c. Infus ringer laktat
d. Pemberian anti kejang MgSO4 sebagai pencegahan dan terapi kejang
Pemberian MgSO4 dibagi menjadi:
Loading dose (dosis awal ) : 4 gr MgSO4 40% IV secara perlahan
Maintenance dose (dosis lanjutan) : 1gr MgSO4 40%/jam dalam 500
mlRL
e. Anti hipertensi
Diberikan : bila tensi 180/110 atau MAP 126
Jenis obat nifedipin: 10-20 mg oral, diulangi setelah 30 menit maksimal
120 mg dalam 24 jam, nifedipin tidak dibenarkan diberikan dibawah
mukosalidah (sublingual) karena absorbsi terbaik adalah melalui saluran
cerna,desakan darah diturunkan secara perlahan penurunan awal 25 %
12
13
4. Ia dirujuk dari bidan ke dokter karena riwayat obstetri yang buruk dan presentasi
bokong.
a. Bagaimana etiologi dan mekanisme presentasi bokong? (yang berhubungan
dengan kasus)
14
Jawab:
Etiologi
1. Prematuritas
2. Polihidramnion
3. Plasenta previa
4. Panggul sempit
5. Anomali janin (ansefali, hidrosefalus)
6. Relaksasi rahim
7. Abnormalitas struktural uterus
8. Multiparitas
9. Mioma Uteri
10. Kehamilan multiple
11. Riwayat presentasi bokong sebelumnya
Mekanisme
Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin
terhadap ruangan dalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32
minggu, jumlah air ketuban relatif lebih banyak, sehingga memungkinkan
janin bergerak dengan leluasa. Dengan demikian janin dapat menempatkan
diri dalam presentasi kepala, letak sungsang atau letak lintang. Selanjutnya
janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air ketuban relatif berkurang. Karena
bokong dengan kedua tungkai terlipat lebih besar daripada kepala, maka
bokong dipaksa untuk menempati ruang yang lebih luas di fundus uteri,
sedangkan kepala berada ruangan yang lebih kecil di segmen bawah uterus.
Dengan demikian dapat dimengerti mengapa pada kehamilan belum cukup
bulan, frekuensi letak sungsang lebih tinggi, sedangkan pada kehamilan cukup
bulan, janin sebagian besar ditemukan dalam presentasi kepala.
Kemudian bentuk panggul yang sempit juga berperan mendorong janin yang
mengakibatkan letaknya menjadi sungsang karena kepala susah menyesuaikan
jalan lahir. Ditambah dengan keadaan uterus grande multipara yang
menyebabkan uterus lebih kendur dan janin mudah bergerak sehingga
beresiko menyebabkan letak janin menjadi sungsang. Defisiensi nutrisi juga
15
Rujukan kegawatdaruratan
Rujukan kegawatdaruratan adalah rujukan yang dilakukan
sesegera mungkin karena berhubungan dengan kondisi
Perencanaan Rujukan
untuk merujuk
Tujuan rujukan
Modalitas dan cara transportasi yang digunakan
Nama tenaga kesehatan yang akan menemani ibu
17
o
o
asuransi kesehatan)
Petunjuk arah dan cara menuju tujuan rujukan dengan
sampaikan kepada tenaga kesehatan yang akan menerima pasien halhal berikut ini:
o Indikasi rujukan
o Kondisi ibu dan janin
o Rencana terkait prosedur teknis rujukan (termasuk kondisi
o
o
rujukan sebelumnya
Hal yang perlu dicatat oleh pusat layanan kesehatan yang akan
o
o
o
jaminan kesehatan
Pastikan ibu yang dirujuk telah mengenakan gelang identifikasi.
Bila terdapat indikasi, pasien dapat dipasang jalur intravena
19
20
dan
Pondok
bersalin
Desa
buka
24
jam
jam
Tersedia
alat
transportasi
siap
24
jam
o Perdarahan postpartum
o Infeksi nifas
Komponen pelayanan neonatal:
1) Bayi berat lahir rendah
2) Hipotermi
3) Hipoglikemi
4) Ikterus/hiperbilirubinemia
5) Masalah pemberian nutrisi
6) Asfiksia pada bayi
7) Gangguan nafas
8) Kejang pada bayi baru lahir
9) Infeksi neonatal
10) Rujuan dan transportasi bayi baru lahir
5. Keluhan Ibu: tension headache, blurry vision, malaise, dan dizzy.
a. Bagaimana etiologi dan mekanisme keluhan-keluhan di atas? (yang
berhubungan dengan kasus)
Jawab:
Kerusakan endotel mikrovaskular vasospasme arteriolar penurunan
aliran darah serebral sakit kepala
Hamil kebutuhan besi meningkat kurangnya asupan besi dari luar
(akibat kondisi ekonomi rendah) cadangan besi turun berlanjut
cadangan besi kosong penyediaan besi untuk eritropoiesis turun kadar
Hb turun ikatan oksigen dalam darah berkurang suplai oksigen ke otak
menurun dizzy
Hamil kebutuhan besi meningkat kurangnya asupan besi dari luar
(akibat kondisi ekonomi rendah) cadangan besi turun berlanjut
cadangan besi kosong penyediaan besi untuk eritropoiesis turun kadar
Hb turun ikatan oksigen dalam darah berkurang suplai oksigen dalam
tubuh menurun malaise
Dizziness, constant headache, blurry vision tanda-tanda klinis low platelet
count
Spasme arteriol organ mata (retinal arteriolar spasm) blurry vision
Sel darah merah terfragmentasi ketika melewati arteriol yang mengalami
kerusakan endotel blurry vision
23
BMI
>30
Obesitas
6-9 kg
25-29,9
Berlebih
6-11kg
18,5-24,9
Ideal
11-15 kg
<18,5
Kurang
12-18 kg
9. Pemeriksaan fisik.
a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme abnormal dari pemeriksaan fisik?
26
Jawab:
Pada pemeriksaan konjuctiva palpebra didapatkan hasil normal.
Pada pemeriksaan luar bagian keras teraba pada sisi kanan abdomen ibu
menunjukkan bahwa kepala janin berada di bagian yang keras tersebut,
menunjukkan janin mengalami presentasi bokong.
b. Bagaimana cara melakukan pemeriksaan Leopold?
Jawab:
Salah satu pemeriksaan yang dilakukan saat Ante Natal Care adalah
pemeriksaan Leopold. Pemeriksaan ini terdiri dari 4 tindakan yang masingmasing dilakukan untuk mengetahui presentasi (kedudukan) bagian tubuh
janin dalam uterus (rahim). Empat pemeriksaan Leopold tersebut adalah:
Leopold I
Bertujuan untuk menentukan usia kehamilan dan juga untuk mengetahui
bagian janin apa yang terdapat di fundus uteri (bagian atas perut ibu).
Teknik pemeriksaan
Apabila kepala janin teraba di bagian fundus, yang akan teraba adalah
keras,bundar dan melenting (seperti mudah digerakkan).
27
Apabila bokong janin teraba di bagian fundus, yang akan terasa adalah
lunak, kurang bundar, dan kurang melenting.
Pada usia kehamilan 12 minggu, fundus dapat teraba 1-2 jari di atas
simpisis.
Leopold II
Bertujuan untuk menentukan di mana letak punggung ataupun kaki janin
pada kedua sisi perut ibu.
Teknik pemeriksaan
Menentukan di mana letak punggung ataupun kaki janin pada kedua sisi
perut ibu
Leopold III
Bertujuan untuk menentukan bagian janin apa (kepala atau bokong) yang
terdapat di bagian bawah perut ibu, serta apakah bagian janin tersebut sudah
menyentuh pintu atas panggul.
Teknik pemeriksaan
Bagian yang teraba, bisa kepala, bisa juga bokong (Lihat Leopold I!)
Cobalah apakah bagian yang teraba itu masih dapat digerakkan atau
tidak. Apabila tidak dapat digoyangkan, maka janin sudah menyentuh
pintu atas panggul.
Leopold IV
Bertujuan untuk mengkonfirmasi ulang bagian janin apa yang terdapat di
bagian bawah perut ibu, serta untuk mengetahui seberapa jauh bagian bawah
janin
telah
memasuki
pintu
atas
panggul.
Teknik pemeriksaan
Mengetahui seberapa jauh bagian bawah janin telah memasuki pintu atas
panggul
Apabila konvergen (jari-jari kedua tangan bertemu), berarti baru sedikit janin
memasuki pintu atas panggul. Apabila divergen (jarak antara kedua jari
pemeriksa jauh), janin (kepala janin) telah banyak memasuki pintu atas
panggul).
10. Pemeriksaan lab.
a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme abnormal dari hasil pemeriksaan lab?
Jawab:
Pada kasus
Hb : 10.8 g/dL
Interpretasi
Normal
29
Mekanisme
Nilai Hb umumnya
sebagai akibat
peningkatanvolume
plasma
<10 g/dL)
Normal (80-100 fL)
Normal (32-36 g/dL)
Leukositosis (3.200-
Leukositosis merupakan
11.200/L
10.000/mm3)
Platelet : 137.000/L
Trombositopenia
(170.000-380.000 /mm3)
LDH : 800/L
inflamasi
- Meningkatnya
pemakaian dan
agregasi/aglutinasi
diperifer
- Aktivasi trombosit
meningkat
- Waktu hidup trombosit
lebih pendek
- Dan penurunan kadar
prostasiklin
(prostasiklin merupakan
penghambat agregasi
trombosit yang kuat).
Meningkat, hemolysis
Vasospasme pembuluh
mikroangiopati (90-210
U/L)
30
hemolisis.
adanya nekrosis parenkim
dan perdarahan dalam
sinusoid heparakibat
tumpukan bahan yang
menyerupai fibrin dalam
sinusoid hepar sehingga
terjadi obstruksi aliran
darah.
Mekanisme utama dari
proteinuria pada PE yaitu:
1. Peningkatan
permeabilitas
membran basal
glomerulus terhadap
protein(Proteinuria
glomerulus).
2. Gangguan fungsi
tubular (proteinuria
tubular).
3. Gangguan ekskresi ini
berhubungan dengan
pengeluaran protein
yang berlebihanpada
urin dengan BM yang
31
- Dirujuk karena riwayat obstetri yang buruk dan janin dikatakan presentasi
bokong.
o Pemeriksaan fisik
Tanda vital:
1. Biasanya ditemukan faktor risiko hipertensi (dalam kasus: obesitas).
2. Tekanan darah
Diagnosis preeklampsia ringan
Ditegakkan berdasar atas timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan atau
edema setelah kehamilan 20 minggu.
- Hipertensi :tekanan darah 140/90 mmHg,
- Proteinuria 300 mg/24 jam,
- Edema generalisata atau edema pada lengan, muka, dan perut.
Diagnosis preeklampsia berat
Bila ditemukan satu atau lebih kriteria di bawah ini:
a. Tekanan darah sistolik 160 mmHg dan tekanan darah diastolik 110
mmHg. Tekanan darah ini tidak menurun meskipun ibu hamil sudah
b.
c.
d.
e.
Counts)
Diagnosis eklampsia
Jika ditemukan kriteria preeklampsia baik ringan atau berat disertai
dengan kejang
dan atau koma maka diagnosis eklampsia dapat ditegakkan.
- Inspeksi:
Tidak ditemukan gejala anemia yang berarti.
Abdomen melebar ke kedua sisi
33
o Pemeriksaan laboratorium
-
Ultrasonografi:
Pemeriksaan
USG
yang
dilakukan
oleh
operator
Pasien sindrom HELLP dapat menunjukkan tanda dan gejala yang sangat bervariasi,
yang tidak bernilai diagnostik pada preeklampsi berat. Akibatnya sering terjadi salah
diagnosis, diikuti dengan kesalahan pemberian obat dan pembedahan. Diagnosis
banding pasien sindrom HELLP meliputi:
34
Presentasi bokong
Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap ruangan
didalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu, jumlah air ketuban
relative lebih banyak, sehingga memungkinkan janin bergerak dengan leluasa.
Dengan demikian janin dapat menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak
sungsang, ataupun letak lintang.
Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air ketuban
relative berkurang. Karena bokong dengan kedua tungkai yang terlipat lebih besar
daripada kepala, maka bokong dipaksa menempati ruang yang lebih luas di fundus
uteri, sedangkan kepala berada dalam ruangan yang lebih kecil di segmen bawah
uterus. Dengan demikian dapat dimengerti mengapa pada kehamilan belum cukup
bulan, frekuensi letak sungsang lebih tinggi, sedangkan pada kehamilan cukup bulan,
janin sebagian besar ditemukan dalam presentasi kepala.
Faktor-faktor lain yang memegang peranan dalam terjadinya letak sungsang
diantaranya adalah multiparitas, hamil kembar, hidramnion, hidrosefalus, plasenta
previa, dan panggul sempit. Kadang-kadang letak sungsang disebabkan karena
kelainan uterus dan kelainan bentuk uterus. Plasenta yang terletak di daerah kornu
fundus uteri dapat pula menyebabkan letak sungsang karena plasenta mengurangi
luas ruangan di daerah fundus.
Superimposed preeclampsia
Hipotesa faktor-faktor etiologi Preeklampsia bisa diklasifikasikan menjadi 4
kelompok, yaitu:
1. Genetic
2. Imunologik
3. Gizi
4. Infeksi
Ada beberapa teori yang mencoba menjelaskan perkiraan etiologi dari kelainan
tersebut sehingga kelainan ini sering dikenal dengan The disease of theory adapun
teori-teori tersebut antara lain:
1) Peran prostasiklin dan tromboksan
Pada Preeklampsia didapatkan kerusakan pada endotel vaskuler sehingga terjadi
penurunan produksi prostasiklin (PGI-2) yang pada kehamilan normal meningkat,
36
perfusi
semua
system
organ.
Perfusi
juga
berkurang
karena
37
Walaupun belum ada teori yang pasti berkaitan dengan penyebab terjadinya
preeklampsia, tetapi beberapa penelitian menyimpulkan sejumlah faktor yang
mempengaruhi terjadinya preeklampsia. Faktor risiko tersebut meliputi:
1) Riwayat preeklampsia, seseorang yang mempunyai riwayat preeklampsia atau
riwayat keluarga dengan preeklampsia maka akan meningkatkan risiko terjadinya
preeklampsia.
2) Primigravida, karena pada primigravida pembentukan antibodi penghambat
(blocking antibodies) belum sempurna sehingga meningkatkan risiko terjadinya
preeklampsia. Perkembangan preeklampsia semakin meningkat pada umur
kehamilan pertama dan kehamilan dengan umur yang ekstrem, seperti terlalu muda
atau terlalu tua.
3) Kegemukan
4) Kehamilan ganda, pre eklampsia lebih sering terjadi pada wanita yang mempuyai
bayi kembar atau lebih.
5) Riwayat penyakit tertentu, wanita yang mempunyai riwayat penyakit tertentu
sebelumnya, memiliki risiko terjadinya preeklampsia. Penyakit tersebut meliputi
hipertensi kronik, diabetes, penyakit ginjal atau penyakit degeneratif seperti reumatik
arthritis atau lupus.
Sindroma HELLP parsial
Patogenesis sindrom HELLP sampai sekarang belum jelas. Yang ditemukan pada
penyakit multisistem ini adalah kelainan tonus vaskuler, vasospasme, dan kelainan
koagulasi. Sampai sekarang tidak ditemukan faktor pencetusnya. Sindrom ini
kelihatannya merupakan akhir dari kelainan yang menyebabkan kerusakan endotel
mikrovaskuler dan aktivasi trombosit intravaskuler; akibatnya terjadi vasospasme,
aglutinasi dan agregasi trombosit dan selanjutnya terjadi kerusakan endotel.
Hemolisis yang didefinisikan sebagai anemi hemolitik mikroangiopati merupakan
tanda khas.
Sel darah merah terfragmentasi saat melewati pembuluh darah kecil yang endotelnya
rusak dengan deposit fibrin. Pada sediaan apus darah tepi ditemukan spherocytes,
schistocytes, triangular cells dan burr cells.
38
Peningkatan kadar enzim hati diperkirakan sekunder akibat obstruksi aliran darah
hati oleh deposit fibrin di sinusoid. Obstruksi ini menyebabkan nekrosis periportal
dan pada kasus yang berat dapat terjadi perdarahan intrahepatik, hematom
subkapsular atau ruptur hati.
Nekrosis periportal dan perdarahan merupakan gambaran histopatologik yang paling
sering ditemukan. Trombositopeni ditandai dengan peningkatan pemakaian dan/atau
destruksi trombosit.
Banyak penulis tidak menganggap sindrom HELLP sebagai suatu variasi
dari disseminated
intravascular
coagulopathy (DIC),
karena
nilai
parameter
koagulasi seperti waktu prothrombin (PT), waktu parsial thromboplastin (PTT), dan
serum fibrinogen normal. Secara klinis sulit mendiagnosis DIC kecuali menggunakan
tes antitrombin III, fibrinopeptide-A, fibrin monomer, D-Dimer, 2 antiplasmin,
plasminogen, prekallikrein, dan fibronectin. Namun tes ini memerlukan waktu dan
tidak digunakan secara rutin. Sibai dkk. mendefinisikan DIC dengan adanya
trombositopeni, kadar fibrinogen rendah (fibrinogen plasma < 300 mg/dl) dan
fibrin split product > 40 g/ml2. Semua pasien sindrom HELLP mungkin
mempunyai kelainan dasar koagulopati yang biasanya tidak terdeteksi.
Faktor risiko sindrom HELLP berbeda dengan preeklampsia.
Sindrom HELLP
Pre eklamsi
Multipara
Nullipara
40
41
Invasi trofoblastik
abnormal
Perfusi plasenta
Pelepasan debris
plasenta
Respon inflamasi
sistemik
Sindrom preeklampsia
Preeklampsia-eklampsia merupakan diseases of theory.
Teori-teori yang sekarang banyak dianut:
1. Teori kelainan vaskularisasi plasenta
Pada hipertensi dalam kehamilan tidak terjadi invasi sel-sel trofoblas pada sel-sel
trofoblas pada lapisan otot arteri spiralis dan jaringan matriks sekitarnya. Lapisan
otot arteri spiralis menjadi tetap kaku dan keras sehingga lumen arteri spiralis
tidak memungkinkan mengalami distensi dan vasodilatasi. Akibatnya, arteri
spiralis relative mengalami vasokontriksi, dan terjadi kegagalan remodeling
arteri spiralis, sehingga aliran darah uteroplasenta menurun, dan terjadilah
hipoksia dan iskemia plasenta.
2. Teori iskemia plasenta, radikal bebas, dan disfungsi endotel
Iskemia plasenta dan pembentukan oksidan/radikal bebas.
Sebagaimana dijelaskan pada teori invasi trofoblas, pada hipertensi dalam
kehamilan terjadi kegagalan remodeling arteri spiralis, dengan akibat
42
rusaknya seluruh struktur sel endotel. Keadaan ini disebut disfungsi endotel.
3. Teori intoleransi imunologik antara ibu dan janin
Pada plasenta hipertensi dalam kehamilan, terjadi penurunan ekspresi HLA-G.
43
dibanding reaksi inflamsi pada kehamilan normal. Respons inflamasi ini akan
mengaktifasi sel endotel, dan sel-sel makrofag/granulosit, yang lebih besar pula,
sehingga terjadi reaksi sistemik inflamasi yang menimbulkan gejala-gejala pada
preeklampsia pada Ibu.
18. Apa saja manifestasi klinis yang muncul pada kasus ini?
Jawab:
Pada kasus ini terdapat:
1. Superimposed preeklampsia karena ada hipertensi kronik yang ditunjukkan
dengan riwayat hipertensi tidak terkontrol sejak enam tahun yang lalu.dan
proteinuria 4+
2. Letak sungsang yang disebabkan oleh kehamilan 31 minggu, panggul sempit
karena tinggi badan kurang, prematuritas akibat defisiensi nutrisi, kendurnya
uterus akibat grande multipara (G6P5AO)
3. Sindrom HELLP parsial dengan gejala utama:
a.
Hemolisis tidak ditegakkan karena belum terdapat bukti-bukti hemolysis,
seperti adanya anemia hemolisis, peningkatan bilirubin total > 1,2 mg/dl,
kerusakan sel eritrosit, antara lain burr cells, helmet cells. MCV dan MCH
yang rendah menunjukkan bahwa anemia yang terjadi merupakan
b.
c.
Gejala tambahan lain yaitu adanya nyeri kepala, penglihatan kabur, kelelahan,
dan pusing.
19. Bagaimana penatalaksanaan kasus ini?
Jawab:
PEB
- Cegah kejang dengan pemberian MgSO4 40% dsis 8 g IM (bokong kanan dan
-
kiri)
Cegah komplikasi dengan:
o Oksigen
o IV line larutan fisiologis gtt 30/menit
o Kateter urin menetap
o Antihipertensi (nifedipine oral)
45
Breech Presentation
Walaupun biasanya pada usia 34 minggu akan terjadi perubahan menjadi presentasi
kepala. Lakukan observasi kehamilan ibu seminggu sekali sampai usia kehamilan 34
minggu guna memantau apakah presentasi bokong sudah berubah menjadi presentasi
kepala.
Bila pada usia 34 minggu, janin masih presentasi bokong. Beritahu ibu bahwa
presentasi bokong akan menggangu persalinan dan sebaiknya segera ke dokter
spesialis kebidanan untuk dilakukan versi luar.
Saat ini ada tiga cara yang dipakai untuk mengubah presentasi bokong menjadi
presentasi kepala yaitu versi luar, moksibusi/akupuntur dan posisi dada lutut pada ibu.
Tapi, hanya versi luar yang direkomendasikan.
Versi luar adalah prosedur yang dilakukan dengan menggunakan tekanan dan
maneuver tertentu pada perut ibu untuk mengubah presentasi janin menjadi presentasi
kepala. Umur kehamilan yang efektif untuk versi luar 34-36 minggu.
Syarat untuk dilakukannnya versi luar:
a. Pembukaan 3 cm
b. Ketuban masih utuh
c. Bokong janin masih bisa digerakkan.
Kontraindikasi versi luar:
a. Hipertensi, mudah terjadi perdarahan.
b. Luka parut pada dinding rahim, biasanya bekas SC
c. Panggul sempit absolute
d. Hidramnion, sukar dilakukan versi luar dan mudah berputar kembali.
e. Hidrosefalus
f. Perdarahan antepartum
g. Denyut jantung janin buruk.
Prosedur versi luar:
-
Dalam 1 kali sesi versi luar, tidak lebih dari 2 upaya versi luar.
\
Pengelolaan terhadap Kehamilannya
Sikap terhadap kehamilannya pada hipertensi kronik ringan (tanpa kejang):
konservatif yaitu dilahirkan sedapat mungkin pervaginam pada kehamilan aterm.
Obat antihipertensi
1. Pilihan pertama: Methyldopa 0,5-3,0 g/hari, dibagi dalam 2-3 dosis.
2.
Pilihan kedua: Nifedipine 30-120 g/hari, dalam slow-release tablet (Nifedipin
harus diberikan per oral)
47
Desakan darah diturunkan secara bertahap, dengan penurunan awal 25% dari
desakan sistolik dan dilanjutkan penurunan desakan darah mencapai TD <
160/105 mmHg dan MAP < 125 mmHg.
20. Apa saja komplikasi yang dapat terjadi pada kasus ini?
Jawab:
Presentasi Bokong
Komplikasi presentasi bokong meliputi:
1. Bagi Ibu
a. Robekan perineum lebih besar.
b. Jika ketuban pecah dini dapat terjadi partus lama.
c. Infeksi.
2. Bagi janin
Adanya gangguan peredaran darah plasenta setelah bokong dan perut lahir karena tali
pusat terjepit. Komplikasi presentasi bokong pada bayi adalah sebagai berikut:
a.
b. Perdarahan intrakranial.
c.
Asfiksia.
Meningitis.
f.
Dislokasi persendian.
g. Fraktur ekstremitas
Preeklampsia Berat
Komplikasi yang terberat adalah kematian ibu dan janin. Komplikasi dibawah ini
biasanya terjadi pada Preeklampsia berat
1. Solusio plasenta. Komplikasi ini terjadi pada ibu yang menderita hipertensi akut
dan lebih sering terjadi pada Preeklampsia.
2. Hipofibrinogenemia. Pada Preeklampsia berat
3. Hemolisis. Penderita dengan Preeklampsia berat kadang-kadang menunjukkan
gejala klinik hemolisis yang di kenal dengan ikterus. Belum di ketahui dengan pasti
apakah ini merupakan kerusakan sel-sel hati atau destruksi sel darah merah. Nekrosis
periportal hati sering di temukan pada autopsi penderita eklampsia dapat
menerangkan ikterus tersebut.
48
Kesimpulan
Wanita 38 tahun, G6P5A0, dengan usia gestasi 31 minggu, mengalami presentasi
bokong dengan komplikasi superimposed preeclampsia dan hipertensi kronik yang
disertai dengan sindroma HELLP parsial.
V.
Sintesis
VI.
Kerangka Konsep
49
DAFTAR PUSTAKA
50