You are on page 1of 18

MODEL KESUKSESAN PENERAPAN ENTERPRISE RESOURCE

PLANNING PADA PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI BALI

Naskah Publikasi

diajukan oleh
Brigida Arie Minartiningtyas
08.51.0040

kepada
SEKOLAH PASCASARJANA
STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
2011

THE SUCCESS MODEL OF THE APPLICATION OF ENTERPRISE RESOURCE


PLANNING (ERP) AT PT PLN (PERSERO) DISTRIBUTION OF BALI

MODEL KESUKSESAN PENERAPAN ENTERPRISE RESOURCE PLANNING PADA


PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI BALI
1

Brigida Arie Minartiningtyas , M. Suyanto , M. Rudyanto Arief ,


Program Studi Magister Teknik Informatika
STMIK AMIKOM Yogyakarta

ABSTRACT

This research aims to discover the factors that influence the success of the
implementation of Enterprise Resorce Planning at PT PLN (Persero) Distribution of Bali
with a model of successful implementation of ERP as appropriate. The study was
conducted by taking the samples of the employees of PT PLN (Persero) Distribution of
Bali that become the ERP users (in this case SAP). The main instrument of the data
collection is in the form of questionnaires and measured by Likert scale. The number of
respondents in this research is 70 respondents. The methods of data analysis used is
Structural Equation Model (SEM) with a successful model approach of DeLone and
McLean information systems.
The results of this study indicate that the model of ERP implementation at PT PLN
(Persero) Distribution Bali is influenced by three variables: system quality, information
quality and net benefits with a value of degree of freedom 24 and chi-square 30.295
count. The quality of the SAP system has a positive significant effect on the net benefits
of PT PLN (Persero) Distribution of Bali with the path coefficient of 0.53. SAP information
quality has a positive significant effect on the net benefits of PT PLN (Persero)
Distribution of Bali with the path coefficient of 0.52. The quality of the SAP system and
SAP information quality positively influences each other significantly with the path
coefficient of 0.66. And the aggregate quality of the SAP system and information quality
SAP jointly affects the net benefits of PT PLN (Persero) Distribution of Bali positively and
significantly with the path coefficient of 0.92.
Compared to the quality of information, the quality of the SAP system provides a
slightly larger effect on the net benefits (benefits) that can be obtained on the application
of ERP in PT PLN (Persero) Distribution of Bali. In order to get more benefits from the
implementation of SAP, the quality of information produced by the SAP system at PT
PLN (Persero) Distribution Bali needs to be improved.
Keywords : enterprise resource planning, SAP, structural equation modelling, DeLone
and McLean model

Mahasiswa Magister Teknik Informatika STMIK Amikom Yogyakarta


Dosen Magister Teknik Informatika STMIK Amikom Yogyakarta
3
Dosen Magister Teknik Informatika STMIK Amikom Yogyakarta
2

1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Makin pesatnya perkembangan teknologi informasi akhir-akhir ini membuat
banyak organisasi dan perusahaan berusaha mengadopsi teknologi informasi yang
terbaru untuk dapat memenangkan persaingan. Dalam era persaingan bisnis yang
dinamis dan sangat cepat berubah, teknologi informasi tidak lagi dipandang sebagai
pelengkap atau pendukung, akan tetapi sudah menjadi salah satu penentu bagi
kesuksesan bisnis suatu perusahaan.
Teknologi informasi diaplikasikan dalam perusahaan untuk meningkatkan
produktivitas dan membantu pencapaian kualitas, standar waktu, dan kepuasan baik
bagi konsumen maupun karyawan, dimana dalam bisnis hal ini diwujudkan dalam
sekumpulan

sistem

yang

terdiri

atas

sistem

informasi

dan

infrastruktur

pendukungnya.
Salah satu solusi yang menjadi primadona bisnis pada saat ini adalah paket
untuk mengelola sumber daya perusahaan secara keseluruhan atau yang umum
dikenal dengan istilah Enterprise Resource Planning (ERP). ERP mempunyai
kemampuan untuk mengintegrasikan semua proses yang ada dalam area fungsional
perusahaan, antar departemen, maupun antar lokasi yang berbeda. Dengan
integrasi sistem ini data yang tadinya didapat dari sistem yang berbeda-beda akan
diintegrasikan menjadi sistem tunggal dengan format yang standar.
Dengan demikian tidak ada lagi perbedaan proses yang terjadi antar fungsi,
antar departemen, maupun antar lokasi yang berbeda.
Kemampuan untuk mengintegrasikan proses bisnis di suatu perusahaan ini
yang kemudian menjadi daya tarik tersendiri bagi pihak manajemen untuk
menerapkan ERP. Hal inilah yang selanjutnya melatarbelakangi banyak perusahaan
di dunia, termasuk di Indonesia berama-ramai untuk menerapkan ERP di
perusahaannya.
Saat ini penerapan ERP pada perusahaan besar sudah menjadi kategori wajib,
dapat diambil contoh perusahaan tenaga listrik seperti di Malaysia dan China,
berturut-turut diwakilkan oleh Tenaga Bhd dan Shanghai Power telah lama
menerapkan ERP. Untuk mensejajarkan diri dengan perusahaan-perusahaan
penyedia listrik tingkat dunia, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dituntut untuk
menerapkan ERP dengan harapan akan meningkatkan kompetensi perusahaan.
Pada tahun 2005 PT PLN (Persero) me-rollout aplikasi ERP yang diterapkan di
tiga proses bisnis, yaitu: Keuangan (Financial Management), Sumber Daya Manusia
(Human Resource) dan Pergudangan (Material Management). PT PLN (Persero)

Distribusi Bali merupakan salah satu unit pilot project penerapan ERP yang
dilakukan PT PLN (Persero).
Salah satu perangkat lunak ERP adalah SAP (System Applications and
Products). Sebagai sistem ERP yang cukup popular, SAP telah digunakan banyak
perusahaan di Indonesia. Dengan pertimbangan khusus pula, PT PLN (Persero)
memilih SAP sebagai paket perangkat lunak ERP.
Keputusan untuk menerapkan SAP bukanlah keputusan yang mudah karena
penerapan SAP membutuhkan biaya yang tinggi. Kebutuhan biaya bukan hanya
diperlukan untuk pembelian aplikasi SAP saja, tetapi juga untuk pembelian
hardware, database, jaringan komunikasi data dan juga biaya konsultan yang
membantu

pekerjaan

penerapan

sistem.

Setelah

sistem

SAP

diterapkan,

manajemen perlu mengetahui apakah penerapan sistem tersebut berhasil atau


tidak. Pengukuran keberhasilan penerapan sistem informasi sangat diperlukan bagi
manajemen untuk mengetahui apakah investasi yang telah dikeluarkan memberikan
nilai tambah bagi perusahaan.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan uraian dari latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka
penulis merumuskan masalah sebagai berikut.
1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kesuksesan penerapan ERP (dalam
hal ini SAP) di PT PLN (Persero) Distribusi Bali?
2. Bagaimana model kesuksesan penerapan ERP yang sesuai dengan penerapan
di PT PLN (Persero) Distribusi Bali?

1.3 Tujuan Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi
kesuksesan penerapan ERP di PT PLN (Persero) Distribusi Bali dengan model
sukses penerapan ERP yang sesuai.

2.

Tinjauan Pustaka dan Landasan Teori


2.1 Tinjauan Pustaka
Sari (2008) melakukan penelitian terhadap penerapan ERP di perusahaan PT
Chevron Pasific Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh apa
user memberikan suatu bentuk acceptance terhadap sistem ERP, model penelitian
mengacu dan berpatokan pada model UTAUT (Unified Theory of Acceptance and
Use of Technology). Produk ERP yang digunakan adalah JD.Edward EnterpriseOne
8.11 version.

Ramadhanny (2005) melakukan penelitian pada industri cor logam di Klaten


(PT Sinar Semesta). Tujuan utama penelitian tersebut adalah melakukan pengkajian
penerapan sistem ERP pada perusahaan dan proses bisnis serta sistem informasi
pada perusahaan cor logam. Hasilnya adalah berupa perancangan sistem informasi
terintegrasi dengan menggunakan ERP.
Muddasir (2008) melakukan penelitian terhadap pegawai Kantor Pelayanan
Pajak (KPP) Pratama Jakarta Menteng Tiga yang menggunakan Sistem Informasi
Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) dalam menjalankan tugas sehari-hari. Penelitian
dilakukan untuk mendapatkan bukti empiris mengenai faktor-faktor apa saja yang
menunjang kesuksesan penerapan SIDJP. Model yang digunakan dalam penelitian
adalah model kesuksesan sistem informasi DeLone dan McLean (1992) yang
dimodifikasi dengan menambahkan konstruk kualitas pelayanan (service quality)
serta

menghilangkan

konstruk

penggunaan

(use)

dan

dampak

organisasi

(organizational impact) dari model.


Penelitian yang akan dilakukan berfokus pada faktor-faktor yang mempengaruhi
kesuksesan penerapan ERP dalam hal ini penerapan SAP. Model sukses
penerapan SAP dalam penelitian ini mengadopsi model DeLone dan McLean
(2003). Metode pengujian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
Structural Equation Modeling (SEM) dengan menggunakan perangkat lunak
Analysis of Moment Structures (AMOS). Adapun perusahaan yang akan menjadi
objek penelitian adalah PT PLN (Persero) Distribusi Bali.

2.2 Landasan Teori


2.2.1 Enterprise Resource Planning (ERP) System
Definisi
Dhewanto dan Falahah (2007) mendeskripsikan ERP sebagai sebuah
konsep untuk merencanakan dan mengelola sumber daya organisasi agar
dapat dimanfaatkan secara optimal untuk menghasilkan nilai tambah bagi
seluruh pihak yang berkepentingan (stakeholder) atas organisasi tersebut.

SAP
SAP terdiri atas beberapa modul yang saling terintegrasi. Produknya
utamanya meliputi SAP ERP Enterprise Core, yang merupakan solusi
aplikasi ERP, dan SAP Bussiness Suite, yang merupakan paket solusi
aplikasi e-bisnis dan berbagai aplikasi-aplikasi lainnya. Untuk pasar ERP,
SAP merupakan pemimpin pasar di seluruh dunia dengan penguasaan
pasar lebih dari 65%.

2.2.2 Model Dasar Kesuksesan Teknologi Informasi


DeLone dan McLean (1992) mengembangkan suatu model parsimoni
(model yang lengkap tetapi sederhana) yang mereka sebut dengan nama Model
Kesuksesan Sistem Informasi DeLone dan McLean (D&M IS Success Model).
Dari kontribusi beberapa penelitian sebelumnya dan akibat perubahan peran dan
penanganan sistem informasi yang telah berkembang DeLone dan Mclean
(2003) memperbarui modelnya dan menyebutnya sebagai Model Kesuksesan
Sistem Informasi D&M Diperbarui (Updated D&M IS Success Model). Model yang
diusulkan ini merefleksikan ketergantungan dari enam pengukuran kesuksesan
sistem informasi. Keenam elemen atau faktor atau komponen atau pengukuran
dari model ini adalah sebagai berikut.
1. Kualitas Sistem (System Quality) digunakan untuk mengukur kualitas sistem
teknologi informasinya sendiri.
2. Kualitas Informasi (Information Quality) mengukur kualitas keluaran dari
sistem informasi.
3. Kualitas Pelayanan (Service Quality) awalnya digunakan di penelitian
pemasaran

(marketing).

Penelitian-penelitian

sistem

informasi

yang

memasukkan pengukuran kualitas pelayanan (service quality) ke dalam model


D&M meminjamnya dari penelitian pemasaran.
4. Penggunaan Informasi (Use) adalah penggunaan keluaran suatu sistem
informasi oleh penerima.
5. Kepuasan Pemakai (User Satisfaction) adalah respon pemakai terhadap
penggunaan keluaran sistem informasi.
6. Manfaat Bersih (Net Benefits) merupakan penggabungan dampak individual
(individual impact) dan dampak organisasional (organizational impact).
Dampak individual (individual impact) merupakan efek dari informasi terhadap
perilaku pemakai. Sedangkan dampak organisasi (organizational impact)
merupakan impak dari informasi terhadap kinerja organisasi.

2.2.3 Structural Equation Modelling (SEM)


Structural equation Modelling (SEM) merupakan gabungan dari dua metode
statistik yang terpisah yaitu analisis faktor (factor analysis) serta model
persamaan simultan (simultaneous equation modelling).
Observed Variabel (Manifest) dan Unobserved Variabel (Latent)
Variabel penelitian adalah konsep abstrak yang dapat diukur. Konsep
abstrak yang langsung dapat diukur disebut observed variabel atau

manifest. Namun demikian ada konsep abstrak yang tidak dapat diukur
langsung atau unobserved variabel (sering juga disebut latent atau
konstruk).

Latent Variabel
Ada dua jenis latent variabel yaitu latent variabel eksogen (independen)
dan endogen (dependen). Kedua jenis konstruk ini dibedakan apakah
mereka berkedudukan sebagai variabel dependen atau bukan dependen
dalam suatu model persamaan. Konstruk eksogen adalah variabel
independen,

sedangkan

kosntruk

endogen

adalah

semua

variabel

dependen.

3.

Metodologi Penelitian
3.1 Bahan Penelitian
Data yang menjadi bahan penelitian ini terdiri dari dua sumber data, yakni: data
primer dan data sekunder.
a. Data primer, yaitu data yang diperoleh melalui kuesioner yang disebarkan dan
pengamatan atau studi lapangan yang dilakukan secara langsung kepada
pengguna SAP di PT PLN (Persero) Distribusi Bali (responden) sebagai sumber
data pertama.
b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh bukan melalui pengamatan atau studi
lapangan yang dilakukan secara langsung, akan tetapi menggunakan data yang
bersumber dari dokumen-dokumen perusahaan, publikasi ilmiah, atau publikasi
lainnya yang relevan dan dapat dipertanggungjawabkan. Publikasi dapat berupa
jurnal, hasil penelitian yang pernah dilakukan orang lain, maupun juga dari media
massa dan situs internet (website).

3.2 Alat Penelitian


Penelitian ini menggunakan Structural Equation Modelling (SEM) sebagai alat
untuk mengukur dimensi-dimensi yang mempengaruhi kesuksesan penerapan
Enterprise Resource Planning (dalam hal ini adalah penerapan SAP) di PT. PLN
(Persero) Distribusi Bali dengan mengadopsi model sukses sistem informasi DeLone
dan Mclean dan pengukur-pengukur dari penelitian-penelitian sejenis yang telah
dilakukan sebelumnya. Pengukuran variabel dilakukan dengan menggunakan skala
Likert.

3.3 Jalan Penelitian


3.3.1 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT PLN (Persero)
Distribusi Bali. Teknik sampling yang digunakan dalam pengambilan sampel
pada penelitian ini adalah Cluster Sampling. Anggota populasi yang dipilih
menjadi sampel adalah manager dan staf yang menjadi pengguna SAP di PT
PLN Distribusi Bali yang berjumlah 70 orang.

3.3.2 Analisis Dengan SEM


1. Model Berbasis Teori
Model untuk mengukur kesuksesan penerapan SAP di PT PLN (Persero)
Distribusi Bali dibuat dengan mengadopsi teori model sukses sistem informasi
DeLone dan Mclean (2003), namun kemudian disederhanakan agar lebih
sesuai dengan kebutuhan dan kondisi penerapan SAP di PT PLN (Persero)
Distribusi Bali seperti ditunjukkan pada Gambar 1

Gambar 1 Model sukses penerapan SAP di PT PLN (Persero) Distribusi Bali


Adapun hipotesis yang diusulkan adalah sebagai berikut.
H1 : kualitas sistem mempengaruhi net benefit.
H2 : kualitas informasi mempengaruhi net benefit.
H3 : kualitas sistem dan kualitas informasi saling mempengaruhi.
2. Variabel dan Indikator Penelitian
Variabel dan indikator yang digunakan dalam mengukur kesuksesan
penerapan SAP di PT PLN (Persero) Distribusi Bali dijabarkan sebagai
berikut.

1) Kualitas Sistem
Tabel 1
Kode
KS1
KS2
KS3

Indikator
Isi basis data
Kemudahan dipelajari
Keluwesan sistem

Sumber
Emery (1971)
Belardo, Karwan, dan Wallace (1982)
Bailey dan Pearson (1983)

2) Kualitas Informasi
Tabel 2
Kode
KI1
KI2
KI3

Indikator
Kepahaman
Akurasi
Ketepatwaktuan

Sumber
King dan Epstein (1983)
Bailey dan Pearson (1983)
Mahmood (1987)

3) Net Benefit
Tabel 3
Kode
NB1
NB2
NB3

Indikator
Peningkatan produktivitas individual
Pengurangan biaya operasional
Efektivitas organisasional

Sumber
Crawford (1982)
Rivard dan Huff (1984)
Irvine, Danziger (1977)

3. Identifikasi Model (Model Identification)


Menurut Santosa (2007) estimasi dan penilaian model dapat dilakukan
jika mempunyai nilai degree of freedom positif. Dengan demikian besaran
degree of freedom (df) perlu diketahui karena menentukan apakah sebuah
model layak diuji atau tidak.
4. Menguji Model (Model Testing & Model Estimation)
Dari pengujian measurement model, diharapkan akan diperoleh keeratan
hubungan antara indikator dengan konstruknya dan memperoleh sejumlah
korelasi yang menunjukkan hubungan antar konstruk.

4.

Hasil Penelitian dan Pembahasan


4.1Hasil Penelitian
4.1.1 Diagram Alur
Berdasarkan kajian teori, maka dibuat diagram alur hubungan kausalitas
antar konstruk beserta indikatornya. Hubungan tersebut dapat dilihat pada
Gambar 2

10

Gambar 2 Full model struktural


Model yang baik sangat dipengaruhi oleh validitas indikator dan reliabilitas
konstruk. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian terhadap validitas dan
reliabilitas terhadap model tersebut.
1. Uji Validitas
Validitas diuji melalui analisis faktor konfirmatori. Jika loading factor dari
indikator > 0,50 indikator tersebut valid (Ghozali, 2007:135).
Tabel 4 Standardized regression weights
Estimate
Net Benefit <--- Kualitas Sistem
,535
Net Benefit <--- Kualitas Informasi
,519
KS1
<--- Kualitas Sistem
,536
KS2
<--- Kualitas Sistem
,634
KI3
<--- Kualitas Informasi
,741
KI2
<--- Kualitas Informasi
,750
KI1
<--- Kualitas Informasi
,862
NB1
<--- Net Benefit
,505
NB2
<--- Net Benefit
,638
NB3
<--- Net Benefit
,627
KS3
<--- Kualitas Sistem
,705
Berdasarkan Tabel 4 di atas ternyata loading factor dari semua indikator
tidak ada yang lebih kecil dari 0,50. Dengan demikian, maka semua indikator
dinyatakan valid dan proses evaluasi model dapat dilanjutkan.
2. Uji Reliabilitas
Instrumen yang dipakai akan dianggap reliabel apabila nilai Cronbachs
Alpha > 0,60 (Nunnaly, 1978). Tabel 5 berikut menunjukkan output hasil uji
reliabilitas dari masing-masing konstruk.
Tabel 5 Nilai reliabilitas setiap konstruk
Variabel
Nilai Cronbachs Alpha
Keterangan
Kualitas Sistem
0,647
Baik
Kualitas Informasi
0,823
Baik
Net Benefit
0,623
Baik

11

Berdasarkan Tabel 5 di atas dapat disimpulkan bahwa semua item


pertanyaan yang digunakan untuk mengukur masing-masing konstruk penelitian
dapat dinyatakan handal atau reliabel karena memiliki nilai Cronbachs Alpha di
atas nilai kritis yakni 0,60.

4.1.2 Identifikasi Model


Identifikasi berkaitan dengan apakah tersedia cukup informasi untuk
mengidentifikasi adanya sebuah solusi dari persamaan struktural.
1. Degree of Freedom (Df)
Dari hasil pengujian menggunakan AMOS didapat nilai Df sebesar 24
yang berarti bahwa df mempunyai nilai positif, sehingga pengujian pada
model dapat dilakukan.
2. Uji Normalitas
Sebuah distribusi dikatakan normal jika angka cr skweness atau cr
kurtosis ada di antara -2,58 atau di atas +2,58.
Variable
KS3
NB3
NB2
NB1
KI1
KI2
KI3
KS2
KS1
Multivariate

Tabel 6 Assesment of normality


min
max skew
c.r. kurtosis
2,000 4,000
,058
,198
,675
2,000 4,000
,092
,314
,468
2,000 4,000 -,006 -,022
-,082
2,000 4,000
,010
,033
-,096
2,000 4,000
,113
,387
,271
2,000 4,000
,163
,555
,217
2,000 4,000 -,006 -,021
-,082
2,000 4,000 -,014 -,047
-,198
2,000 4,000
,036
,124
,169
,035

c.r.
1,152
,800
-,140
-,164
,462
,371
-,141
-,338
,289
,010

Berdasarkan hasil perhitungan yang ditunjukkan pada Tabel 6, ternyata


nilai critical ratio skewness dari semua indikator berada di dalam rentang
2,58. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data dari semua indikator
berdistribusi normal sehingga layak untuk digunakan.
3. Uji Outlier
a) Univariate Outlier
Menurut Hair (1998) dalam Ghozali (2006 : 40) untuk kasus sampel kecil
(kurang dari 80), maka standar skor dengan nilai e 2,5 dinyatakan outlier.
Dari hasil pengujian tidak ada nilai z-score yang diatas 2,5, jadi dapat
disimpulkan bahwa tidak ada masalah univariate outlier pada penelitian
ini.

12

b) Multivariate outlier
Dalam penelitian ini digunakan 9 indikator, oleh karena itu semua kasus
yang mempunyai mahalanobis distance yang lebih besar dari

(9,

0,001) = 27,877 adalah outlier multivariate. Dari hasil pengujian didapat


nilai mahalonobis yang tertinggi adalah 18,616. Nilai tersebut masih di
bawah 27,877, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
multivariate outlier.

4.1.3 Uji Keseuaian Model (Goodness of Fit)


Uji kesesuaian model menunjukkan model ini dapat diterima atau ditolak.
Tabel 7 Indeks kesesuaian (goodness of fit indices)
Keterangan
Goodness of Fit
Cut off Value Hasil Model
Dearajad bebas, Df
24
Chi-square
Dengan Df 24, chiDiharapkan
30,295
square hitung
kecil (lebih
kecil dari chinilainya relatif kecil
square tabel)
(lebih kecil dari chisquare tabel
sebesar
36,4150285)
Significance probability
0,05
0,175
Baik
GFI
0,90
0,919
Baik
CMIN/DF
2,00
1,262
Baik
RMSEA
0,05 0,08
0,062
Baik
CFI
0,95
0,967
Baik
TLI
0,95
0,950
Baik
AGFI
0,90
0,848
Marginal
Berdasarkan Tabel 7 di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar kriteria
pengujian menunjukkan hasil yang baik. Dengan demikian maka model tersebut
dapat diterima.

4.1.4 Uji Kausalitas (Regression Weights)


Dari pengolahan AMOS yang diperoleh, seperti ditunjukkan pada Tabel 8,
terlihat bahwa nilai C.R. yang identik dengan uji-t dalam regresi secara signifikan
tidak sama dengan nol, hal ini menunjukkan bahwa hubungan kausalitas yang
disajikan dalam model itu dapat diterima.

13

Net Benefit
Net Benefit
KS1
KS2
KI3
KI2
KI1
NB1
NB2
NB3
KS3

<--<--<--<--<--<--<--<--<--<--<---

Tabel 8 Regression weights


Estimate S.E.
Kualitas Sistem
,517 ,260
Kualitas Informasi
,347 ,155
Kualitas Sistem
1,000
Kualitas Sistem
1,274 ,370
Kualitas Informasi
1,000
Kualitas Informasi
,916 ,156
Kualitas Informasi
1,069 ,165
Net Benefit
1,000
Net Benefit
1,296 ,363
Net Benefit
1,153 ,326
Kualitas Sistem
1,233 ,343

C.R.
1,989
2,230

P
,047
,026

Label
par_7
par_8

3,439

***

par_1

5,857
6,473

***
***

par_2
par_3

3,568
3,536
3,592

***
***
***

par_4
par_5
par_9

4.1.5 Interpretasi dan Modifikasi Model


Jika nilai standardized residual covariance matrix lebih kecil dari 2,58, maka
model tersebut dapat diterima. Dari hasil pengolahan AMOS ternyata tidak ada
nilai residual standar yang lebih besar dari 2,58 maka model pada Gambar 2
dapat diterima atau model tersebut tidak perlu dimodifikasi

4.2Pembahasan
4.2.1 Analisis Hubungan Konstruk Eksogen dan Endogen
Hasil output pada program AMOS dapat dilihat pada Tabel 8 yang sudah
ditampilkan sebelumnya. Dua baris pertama (pada kolom P) dari output
menjelaskan hubungan antar konstruk. Nilai tersebut sudah dibawah 0,05
dengan demikian memang ada hubungan yang nyata antara konstruk kualitas
sistem dengan konstruk net benefit demikian pula antara konstruk kualitas
informasi dengan konstruk net benefit.
Menurut Santosa (2007) angka korelasi cut off (standar) pada prakteknya
tidak ada pedoman yang pasti. Namun angka di atas 0,5 pada umumnya
dijadikan acuan adanya keeratan antara dua variabel. Jika dilihat pada Tabel 4
yang telah ditampilkan sebelumnya terlihat bahwa dua angka korelasi pada dua
baris pertama sudah di atas 0,5. Hal ini menunjukkan adanya korelasi yang erat
di antara konstruk kualitas sistem dan kualitas informasi dengan net benefit.

4.2.2 Analisis Hubungan Antar Konstruk Eksogen


Sama dengan pengujian hubungan variabel eksogen dengan endogen yakni
berdasar angka P, dengan cut off sebesar 0,05. Gambar 3 berikut adalah analisis
yang dilakukan berdasarkan output estimates pada bagian covariance dan
correlation.

14

Gambar 3 Estimasi covariances dan correlations


Pada model hanya ada satu kovarians, yaitu hubungan dua variabel
eksogen kualitas sistem dengan kualitas informasi. Hubungan tersebut
mempunyai angka P sebesar 0,005 yang berarti ada hubungan yang nyata
antara kualitas sistem dengan kualitas informasi.
Angka

korelasi

yang

ditunjukkan

pada

Gambar

sebesar

0,658

menunjukkan hubungan tersebut cukup erat. Sedangkan arah hubungan adalah


positif, karena tidak adanya tanda negatif (tanda-) pada angka 0,658. Dengan
demikian, hubungan keduanya adalah searah, yang berarti semakin tinggi
kualitas sistem SAP akan semakin tinggi pula kualitas informasi yang dihasilkan
oleh sistem SAP tersebut.

4.2.3 Analisis Hipotesis


Hasil pengujian hipotesis mengenai hubungan antar variabel ditunjukkan
secara lengkap dalam Tabel 9.
Hipotesis
H1 : kualitas sistem
mempengaruhi
net benefit
H2 : kualitas informasi
mempengaruhi
net benefit
H3 : kualitas sistem
dan kualitas
informasi saling
mempengaruhi
Berdasarkan hasil

Tabel 9 Hasil uji hipotesis


Variabel
Variabel
Independen
Dependen
Net Benefit
Kualitas
Sistem
Kualitas
Informasi

Koefisien
Jalur
0,53

P Value
(P)
0,047

Keputusan

0,52

0,026

Signifikan

0,66

0,005

Signifikan

Net Benefit

- Kualitas
Sistem
- Kualitas
Informasi
pengujian

hipotesis

koefisien

jalur

seperti

yang

ditunjukkan pada Tabel 9 Hasil analisis jalur dengan (path coefficient) secara
langsung dengan koefisien path standardized membuktikan bahwa:
1. Kualitas sistem SAP sebagai variabel bebas berpengaruh secara positif
signifikan terhadap net benefit PT PLN (Persero) Distribusi Bali sebagai
variabel bergantung dengan koefisien jalur adalah 0,53 dan p-value = 0,047

15

Signifikan

2. Kualitas informasi SAP sebagai variabel bebas berpengaruh secara positif


signifikan terhadap net benefit PT PLN (Persero) Distribusi Bali sebagai
variabel bergantung dengan koefisien jalur adalah 0,52 dan p-value = 0,026
3. Kedua variabel independen yakni kualitas sistem dan kualitas informasi SAP
saling mempengaruhi secara positif signifikan dengan koefisien jalur adalah
0,66 dan p-value = 0,005.
Sedangkan berdasarkan hasil estimasi seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 2 Nilai z1 sebesar 0,92 menunjukkan bahwa secara agregat kualitas
sistem dan kualitas informasi secara bersama-sama mempengaruhi net benefit
PT PLN (Persero) Distribusi Bali.

5.

Kesimpulan dan Saran


5.1Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis penelitian dengan 70 responden pengguna SAP di
PT PLN (Persero) Distribusi Bali, didapat kesimpulan sebagai berikut.
1. Model sukses penerapan ERP (dalam hal ini SAP) di PT PLN (Persero) Distribusi
Bali yang diusulkan dipengaruhi tiga konstruk, yaitu: kualitas sistem, kualitas
informasi dan net benefit.
2. Net benefit (manfaat) penerapan SAP di PT

PLN (Persero) Distribusi Bali

dipengaruhi oleh kualitas sistem dan kualitas informasi.


3. Kualitas sistem SAP dan kualitas informasi yang dihasilkan oleh sistem SAP
saling mempengaruhi.
4. Secara agregat kualitas sistem SAP dan kualitas informasi yang dihasilkan oleh
sistem SAP secara bersama-sama mempengaruhi net benefit yang dapat
diperoleh PT PLN (Persero) Distribusi Bali atas penerapan ERP dengan koefisien
jalur sebesar 0,92.
5. Semua indikator yang dipilih, dapat menjelaskan semua variabel yang ada,
sehingga dapat disimpulkan sebagai berikut.
a. Kualitas dari sistem SAP menurut pengguna SAP di PT PLN (Persero)
Distribusi Bali dapat dijelaskan oleh isi basis data (dengan bobot point 0,54),
kemudahan dipelajari (dengan bobot point 0,63) dan keluwesan sistem
(dengan bobot poin 0,70).
b. Kualitas informasi yang dihasilkan oleh sistem SAP di PT PLN (Persero)
Distribusi Bali dipengaruhi oleh kepahaman (dengan bobot poin 0,86), akurasi
(dengan bobot poin 0,75) dan ketepatan waktu dari informasi yang dihasilkan
oleh sistem SAP tersebut (dengan bobot poin 0,74).

16

c. Penerapan SAP di PT PLN (Persero) Distribusi Bali dapat memberi net benefit
(manfaat), hal ini dapat dijelaskan dengan indikator peningkatan produktivitas
individual (dengan bobot poin 0,51), pengurangan biaya operasional (dengan
bobot poin 0,64) dan efektivitas organisasional (dengan bobot poin 0,63).

5.2 Saran
Adapun saran yang dapat penulis ajukan dari penelitian yang telah dilakukan
adalah sebagai berikut.
1. Model kesuksesan penerapan ERP di PT PLN (Persero) Distribusi Bali ini bisa
digunakan sebagai acuan untuk melakukan evaluasi terhadap penerapan ERP
(dalam hal ini adalah SAP) untuk mendukung tujuan bisnis perusahaan.
2. Agar mendapatkan manfaat yang lebih dari penerapan SAP, kualitas informasi
yang dihasilkan sistem SAP di PT PLN (Persero) Distribusi Bali perlu ditingkatkan
terutama dengan meningkatkan akurasi data dan ketepatan waktu dari informasi
yang dihasilkan oleh sistem SAP. Demikian pula untuk kualitas sistem walaupun
nilai estimasi terhadap manfaat penerapan SAP di PT PLN (Persero) Distribusi
Bali sudah cukup baik dan lebih besar dibandingkan kualitas informasi, namun
unsur isi basis data dan kemudahan dipelajari masih tetap harus ditingkatkan
guna memperoleh manfaat yang lebih maksimal lagi.
3. Diharapkan penelitian selanjutnya dapat dikembangkan dengan memperluas
cakupan di seluruh area PT PLN (Persero) di seluruh Indonesia bukan hanya di
Distribusi Bali saja. Dengan jumlah responden yang semakin besar diharapkan
akan diperoleh data dan model yang semakin valid untuk mengukur kesuksesan
penerapan SAP di PT PLN (Persero).

DAFTAR PUSTAKA
Anggrainingsih, Rini. 2008. Model Kesuksesan Implementasi ERP (Enterprise Resource
Planning) Pada Perusahaan PT Apac Inti Corpora Untuk Pabrik Spinning II di
Bawean. Tesis Tidak Terpublikasi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Arbuckle, James L. 2007. Amos 16.0 Users Guide. United States of America: Amos
Development Corporation.
DeLone, W; & McLean, E. 1992. Information System Success: The Quest for the
Dependent Variable. The Institute of Management Science.
_____________________. 2002. Information System Success Revisited. Proceedings of
the 35th Hawaii International Conference on System Science. IEEE Computer
Society.
Dhewanto, Wawan; & Falahah. 2007. ERP (Enterprise Resource Planning)
Menyelaraskan Teknologi Informasi dengan Strategi Bisnis (Dilengkapi dengan

17

Ulasan Fitur Berbagai Software ERP Terkemuka). Bandung: Informatika


Bandung.
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Dipenogoro.
____________. 2007. Model Persamaan Struktural Konsep dan Aplikasi Dengan
Program AMOS 16.0. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Jogiyanto, H.M. 2007. Model Kesuksesan Sistem Teknologi Informasi. Yogyakarta:
Penerbit Andi.
Muddasir, Ahmad. 2008. Analisis Kesuksesan Penerapan Sistem Informasi Direktorat
Jendral Pajak (Studi Kasus Pada KPP Pratama Jakarta Menteng Tiga). Tesis
Tidak Terpublikasi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Nugraha,
Didin.
2003.
Mengenal
Sistem
Teknologi
Informasi.
http://
www.ilmukomputer.com diakses tanggal 5 Januari 2010, pukul 10.30 WIB.
Radityo, Dody; & Zulaikha. Pengujian Model DeLone and McLean Dalam Pengembangan
Sistem Informasi Manajemen (Kajian Sebuah Kasus). Makassar: Simposium
Nasional Akuntansi X.
Rawasti, Gustini. 2007. Evaluasi Keberhasilan Penerapan SAP R/3 di Lingkungan PT.
Pertamina (Persero). Tesis Tidak Terpublikasi. Yogyakarta: Universitas Gadjah
Mada.
Santosa, Singgih. 2007. Structural Equation Modelling Konsep dan Aplikasi dengan
AMOS. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Sari, Rika Perdana. 2008. Model Kesuksesan Penerapan Enterprise Resource Planning
di Perusahaan CPI Dengan Pendekatan Model UTAUT (Unified Theory Of
Acceptance And Use Of Technology). Tesis Tidak Terpublikasi. Yogyakarta:
Universitas Gadjah Mada.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suyanto, M; Rosidi, A; & Rudyanto Arief, M. 2009. Pedoman Penulisan Proposal Tesis
dan Tesis Magister Teknik Informatika STMIK Amikom Yogyakarta. Yogyakarta:
MTI STMIK Amikom Yogyakarta
http://www.pln.co.id/Portals/0/dokumen/e%2020BOOK%20SUCCESS%20%20DIRECTORY.pdf.
Desember 2009, pukul 13.15 WIB

Diakses

tanggal

http://ugnews.gunadarma.ac.id/2009/04/05/seminar-%E2%80%9Ca-future-withsap%E2%80%9D/. Diakses tanggal 3 Januari 2010, pukul 10.15 WIB

18

29

You might also like