Professional Documents
Culture Documents
Publikasi 08.51 .0040 PDF
Publikasi 08.51 .0040 PDF
Naskah Publikasi
diajukan oleh
Brigida Arie Minartiningtyas
08.51.0040
kepada
SEKOLAH PASCASARJANA
STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
2011
ABSTRACT
This research aims to discover the factors that influence the success of the
implementation of Enterprise Resorce Planning at PT PLN (Persero) Distribution of Bali
with a model of successful implementation of ERP as appropriate. The study was
conducted by taking the samples of the employees of PT PLN (Persero) Distribution of
Bali that become the ERP users (in this case SAP). The main instrument of the data
collection is in the form of questionnaires and measured by Likert scale. The number of
respondents in this research is 70 respondents. The methods of data analysis used is
Structural Equation Model (SEM) with a successful model approach of DeLone and
McLean information systems.
The results of this study indicate that the model of ERP implementation at PT PLN
(Persero) Distribution Bali is influenced by three variables: system quality, information
quality and net benefits with a value of degree of freedom 24 and chi-square 30.295
count. The quality of the SAP system has a positive significant effect on the net benefits
of PT PLN (Persero) Distribution of Bali with the path coefficient of 0.53. SAP information
quality has a positive significant effect on the net benefits of PT PLN (Persero)
Distribution of Bali with the path coefficient of 0.52. The quality of the SAP system and
SAP information quality positively influences each other significantly with the path
coefficient of 0.66. And the aggregate quality of the SAP system and information quality
SAP jointly affects the net benefits of PT PLN (Persero) Distribution of Bali positively and
significantly with the path coefficient of 0.92.
Compared to the quality of information, the quality of the SAP system provides a
slightly larger effect on the net benefits (benefits) that can be obtained on the application
of ERP in PT PLN (Persero) Distribution of Bali. In order to get more benefits from the
implementation of SAP, the quality of information produced by the SAP system at PT
PLN (Persero) Distribution Bali needs to be improved.
Keywords : enterprise resource planning, SAP, structural equation modelling, DeLone
and McLean model
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Makin pesatnya perkembangan teknologi informasi akhir-akhir ini membuat
banyak organisasi dan perusahaan berusaha mengadopsi teknologi informasi yang
terbaru untuk dapat memenangkan persaingan. Dalam era persaingan bisnis yang
dinamis dan sangat cepat berubah, teknologi informasi tidak lagi dipandang sebagai
pelengkap atau pendukung, akan tetapi sudah menjadi salah satu penentu bagi
kesuksesan bisnis suatu perusahaan.
Teknologi informasi diaplikasikan dalam perusahaan untuk meningkatkan
produktivitas dan membantu pencapaian kualitas, standar waktu, dan kepuasan baik
bagi konsumen maupun karyawan, dimana dalam bisnis hal ini diwujudkan dalam
sekumpulan
sistem
yang
terdiri
atas
sistem
informasi
dan
infrastruktur
pendukungnya.
Salah satu solusi yang menjadi primadona bisnis pada saat ini adalah paket
untuk mengelola sumber daya perusahaan secara keseluruhan atau yang umum
dikenal dengan istilah Enterprise Resource Planning (ERP). ERP mempunyai
kemampuan untuk mengintegrasikan semua proses yang ada dalam area fungsional
perusahaan, antar departemen, maupun antar lokasi yang berbeda. Dengan
integrasi sistem ini data yang tadinya didapat dari sistem yang berbeda-beda akan
diintegrasikan menjadi sistem tunggal dengan format yang standar.
Dengan demikian tidak ada lagi perbedaan proses yang terjadi antar fungsi,
antar departemen, maupun antar lokasi yang berbeda.
Kemampuan untuk mengintegrasikan proses bisnis di suatu perusahaan ini
yang kemudian menjadi daya tarik tersendiri bagi pihak manajemen untuk
menerapkan ERP. Hal inilah yang selanjutnya melatarbelakangi banyak perusahaan
di dunia, termasuk di Indonesia berama-ramai untuk menerapkan ERP di
perusahaannya.
Saat ini penerapan ERP pada perusahaan besar sudah menjadi kategori wajib,
dapat diambil contoh perusahaan tenaga listrik seperti di Malaysia dan China,
berturut-turut diwakilkan oleh Tenaga Bhd dan Shanghai Power telah lama
menerapkan ERP. Untuk mensejajarkan diri dengan perusahaan-perusahaan
penyedia listrik tingkat dunia, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dituntut untuk
menerapkan ERP dengan harapan akan meningkatkan kompetensi perusahaan.
Pada tahun 2005 PT PLN (Persero) me-rollout aplikasi ERP yang diterapkan di
tiga proses bisnis, yaitu: Keuangan (Financial Management), Sumber Daya Manusia
(Human Resource) dan Pergudangan (Material Management). PT PLN (Persero)
Distribusi Bali merupakan salah satu unit pilot project penerapan ERP yang
dilakukan PT PLN (Persero).
Salah satu perangkat lunak ERP adalah SAP (System Applications and
Products). Sebagai sistem ERP yang cukup popular, SAP telah digunakan banyak
perusahaan di Indonesia. Dengan pertimbangan khusus pula, PT PLN (Persero)
memilih SAP sebagai paket perangkat lunak ERP.
Keputusan untuk menerapkan SAP bukanlah keputusan yang mudah karena
penerapan SAP membutuhkan biaya yang tinggi. Kebutuhan biaya bukan hanya
diperlukan untuk pembelian aplikasi SAP saja, tetapi juga untuk pembelian
hardware, database, jaringan komunikasi data dan juga biaya konsultan yang
membantu
pekerjaan
penerapan
sistem.
Setelah
sistem
SAP
diterapkan,
2.
menghilangkan
konstruk
penggunaan
(use)
dan
dampak
organisasi
SAP
SAP terdiri atas beberapa modul yang saling terintegrasi. Produknya
utamanya meliputi SAP ERP Enterprise Core, yang merupakan solusi
aplikasi ERP, dan SAP Bussiness Suite, yang merupakan paket solusi
aplikasi e-bisnis dan berbagai aplikasi-aplikasi lainnya. Untuk pasar ERP,
SAP merupakan pemimpin pasar di seluruh dunia dengan penguasaan
pasar lebih dari 65%.
(marketing).
Penelitian-penelitian
sistem
informasi
yang
manifest. Namun demikian ada konsep abstrak yang tidak dapat diukur
langsung atau unobserved variabel (sering juga disebut latent atau
konstruk).
Latent Variabel
Ada dua jenis latent variabel yaitu latent variabel eksogen (independen)
dan endogen (dependen). Kedua jenis konstruk ini dibedakan apakah
mereka berkedudukan sebagai variabel dependen atau bukan dependen
dalam suatu model persamaan. Konstruk eksogen adalah variabel
independen,
sedangkan
kosntruk
endogen
adalah
semua
variabel
dependen.
3.
Metodologi Penelitian
3.1 Bahan Penelitian
Data yang menjadi bahan penelitian ini terdiri dari dua sumber data, yakni: data
primer dan data sekunder.
a. Data primer, yaitu data yang diperoleh melalui kuesioner yang disebarkan dan
pengamatan atau studi lapangan yang dilakukan secara langsung kepada
pengguna SAP di PT PLN (Persero) Distribusi Bali (responden) sebagai sumber
data pertama.
b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh bukan melalui pengamatan atau studi
lapangan yang dilakukan secara langsung, akan tetapi menggunakan data yang
bersumber dari dokumen-dokumen perusahaan, publikasi ilmiah, atau publikasi
lainnya yang relevan dan dapat dipertanggungjawabkan. Publikasi dapat berupa
jurnal, hasil penelitian yang pernah dilakukan orang lain, maupun juga dari media
massa dan situs internet (website).
1) Kualitas Sistem
Tabel 1
Kode
KS1
KS2
KS3
Indikator
Isi basis data
Kemudahan dipelajari
Keluwesan sistem
Sumber
Emery (1971)
Belardo, Karwan, dan Wallace (1982)
Bailey dan Pearson (1983)
2) Kualitas Informasi
Tabel 2
Kode
KI1
KI2
KI3
Indikator
Kepahaman
Akurasi
Ketepatwaktuan
Sumber
King dan Epstein (1983)
Bailey dan Pearson (1983)
Mahmood (1987)
3) Net Benefit
Tabel 3
Kode
NB1
NB2
NB3
Indikator
Peningkatan produktivitas individual
Pengurangan biaya operasional
Efektivitas organisasional
Sumber
Crawford (1982)
Rivard dan Huff (1984)
Irvine, Danziger (1977)
4.
10
11
c.r.
1,152
,800
-,140
-,164
,462
,371
-,141
-,338
,289
,010
12
b) Multivariate outlier
Dalam penelitian ini digunakan 9 indikator, oleh karena itu semua kasus
yang mempunyai mahalanobis distance yang lebih besar dari
(9,
13
Net Benefit
Net Benefit
KS1
KS2
KI3
KI2
KI1
NB1
NB2
NB3
KS3
<--<--<--<--<--<--<--<--<--<--<---
C.R.
1,989
2,230
P
,047
,026
Label
par_7
par_8
3,439
***
par_1
5,857
6,473
***
***
par_2
par_3
3,568
3,536
3,592
***
***
***
par_4
par_5
par_9
4.2Pembahasan
4.2.1 Analisis Hubungan Konstruk Eksogen dan Endogen
Hasil output pada program AMOS dapat dilihat pada Tabel 8 yang sudah
ditampilkan sebelumnya. Dua baris pertama (pada kolom P) dari output
menjelaskan hubungan antar konstruk. Nilai tersebut sudah dibawah 0,05
dengan demikian memang ada hubungan yang nyata antara konstruk kualitas
sistem dengan konstruk net benefit demikian pula antara konstruk kualitas
informasi dengan konstruk net benefit.
Menurut Santosa (2007) angka korelasi cut off (standar) pada prakteknya
tidak ada pedoman yang pasti. Namun angka di atas 0,5 pada umumnya
dijadikan acuan adanya keeratan antara dua variabel. Jika dilihat pada Tabel 4
yang telah ditampilkan sebelumnya terlihat bahwa dua angka korelasi pada dua
baris pertama sudah di atas 0,5. Hal ini menunjukkan adanya korelasi yang erat
di antara konstruk kualitas sistem dan kualitas informasi dengan net benefit.
14
korelasi
yang
ditunjukkan
pada
Gambar
sebesar
0,658
Koefisien
Jalur
0,53
P Value
(P)
0,047
Keputusan
0,52
0,026
Signifikan
0,66
0,005
Signifikan
Net Benefit
- Kualitas
Sistem
- Kualitas
Informasi
pengujian
hipotesis
koefisien
jalur
seperti
yang
ditunjukkan pada Tabel 9 Hasil analisis jalur dengan (path coefficient) secara
langsung dengan koefisien path standardized membuktikan bahwa:
1. Kualitas sistem SAP sebagai variabel bebas berpengaruh secara positif
signifikan terhadap net benefit PT PLN (Persero) Distribusi Bali sebagai
variabel bergantung dengan koefisien jalur adalah 0,53 dan p-value = 0,047
15
Signifikan
5.
16
c. Penerapan SAP di PT PLN (Persero) Distribusi Bali dapat memberi net benefit
(manfaat), hal ini dapat dijelaskan dengan indikator peningkatan produktivitas
individual (dengan bobot poin 0,51), pengurangan biaya operasional (dengan
bobot poin 0,64) dan efektivitas organisasional (dengan bobot poin 0,63).
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat penulis ajukan dari penelitian yang telah dilakukan
adalah sebagai berikut.
1. Model kesuksesan penerapan ERP di PT PLN (Persero) Distribusi Bali ini bisa
digunakan sebagai acuan untuk melakukan evaluasi terhadap penerapan ERP
(dalam hal ini adalah SAP) untuk mendukung tujuan bisnis perusahaan.
2. Agar mendapatkan manfaat yang lebih dari penerapan SAP, kualitas informasi
yang dihasilkan sistem SAP di PT PLN (Persero) Distribusi Bali perlu ditingkatkan
terutama dengan meningkatkan akurasi data dan ketepatan waktu dari informasi
yang dihasilkan oleh sistem SAP. Demikian pula untuk kualitas sistem walaupun
nilai estimasi terhadap manfaat penerapan SAP di PT PLN (Persero) Distribusi
Bali sudah cukup baik dan lebih besar dibandingkan kualitas informasi, namun
unsur isi basis data dan kemudahan dipelajari masih tetap harus ditingkatkan
guna memperoleh manfaat yang lebih maksimal lagi.
3. Diharapkan penelitian selanjutnya dapat dikembangkan dengan memperluas
cakupan di seluruh area PT PLN (Persero) di seluruh Indonesia bukan hanya di
Distribusi Bali saja. Dengan jumlah responden yang semakin besar diharapkan
akan diperoleh data dan model yang semakin valid untuk mengukur kesuksesan
penerapan SAP di PT PLN (Persero).
DAFTAR PUSTAKA
Anggrainingsih, Rini. 2008. Model Kesuksesan Implementasi ERP (Enterprise Resource
Planning) Pada Perusahaan PT Apac Inti Corpora Untuk Pabrik Spinning II di
Bawean. Tesis Tidak Terpublikasi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Arbuckle, James L. 2007. Amos 16.0 Users Guide. United States of America: Amos
Development Corporation.
DeLone, W; & McLean, E. 1992. Information System Success: The Quest for the
Dependent Variable. The Institute of Management Science.
_____________________. 2002. Information System Success Revisited. Proceedings of
the 35th Hawaii International Conference on System Science. IEEE Computer
Society.
Dhewanto, Wawan; & Falahah. 2007. ERP (Enterprise Resource Planning)
Menyelaraskan Teknologi Informasi dengan Strategi Bisnis (Dilengkapi dengan
17
Diakses
tanggal
18
29