You are on page 1of 20

ANALISIS KINERJA MANAJEMEN

PERSEDIAAN PADA PT. UNITED TRACTORS,


TBK CABANG SURABAYA

NAMA KELOMPOK:
1. FATIMATUL MAULIDIA
2. RR. EMILIA KRYSMAWATI
3. MERRY PUSPITASARI ISRAWAN
4. ABI BAHIROH WAHID

11420147
11420152
11420178
11420237

NAMA DOSEN:
DANA ADITYA,SE,M.AK
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
TAHUN AJARAN 2011-2014

LATAR BELAKANG

Persediaan merupakan salah satu masalah fenomenal yang bersifat fundamental


dalam perusahaan. Persediaan dapat diartikan sebagai stock barang yang akan dijual
atau digunakan pada periode waktu tertentu. Tanpa adanya persediaan,perusahaan
akan dihadapkan pada sebuah risiko, tidak dapat memenuhi keinginan para
pelanggannya. Persediaan bisa muncul secara sengaja maupun tidak sengaja,
maksudnya sengaja karena adanya perencanaan untuk mengadakan persediaan,
sedangkan tidak sengaja jika persediaan ada karena barang tidak terjual akibat
rendahnya jumlah permintaan. Persediaan merupakan salah satu aset yang paling
mahal dan penting pada sebuah perusahaan baik perusahaan jasa maupun
perusahaan dagang. Perusahaan harus focus terhadap pengendalian persediaan
karena persediaan merupakan salah satu bagian yang menyerap investasi terbesar.

System persediaan bisa diartikan sebagai serangkaian kebijakan dan pengendalian


yang memantau dan memonitor jumlah dan tingkat persediaan agar bisa
menentukan tingkat persediaan yang harus dijaga, kapan persediaan harus tersedia
dan berapa besar order yang harus dilakukan. Tujuan dari system ini yaitu untuk
menetapkan dan menjamin tersedianya sumber daya yang tepat, dalam kuantitas
yang tepat, dan pada waktu yang tepat.

PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian di atas tentang Analisis Kinerja


Manajemen Persediaan pada PT. United Tractors, Tbk
Cabang Surabaya, maka penulis merumuskan beberapa
pokok permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana pelaksanaan system persediaan yang
diterapkan PT. United Tractors, Tbk Cabang Surabaya
saat ini dan permasalahan-permasalahan dalam
menetukan jumlah ekonomis dalam setiap pesanan,
menentukan pemesanan ulang, persediaan maksimal
yang harus dimiliki di gudang, dan masalah-masalah
yang terjadi dalam persediaan?
2. Usaha apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
performansi system persediaan tersebut?

TUJUAN PENELITIAN
Memperoleh gambaran tentang performansi system pengendalian
persediaan di PT. United Tractors, Tbk Cabang Surabaya berdasarkan
analisis persediaan efektif, dan mendapatkan solusi mengenai kebijakan
manajemen persediaan yang sebaiknya persediaan.
MANFAAT PENELITIAN

Nilai suatu penelitian ditentukan oleh kegunaan atau manfaat


yang dapat diperoleh dari penelitian. Secara teoritik, penelitian
ini dimaksudkan untuk pengembangan ilmu ekonomi,
manajemen, khususnya masalah persediaan pada digunakan
perusahaan untuk meningkatkan performansi system sebuah
perusahaan dagang untuk mencapai efisiensi. Secara praktis,
dimaksudkan untuk memberikan rekomendasi terhadap para
manajer operasional dalam mengambil keputusan sebelum
melakukan persediaan.

LANDASAN TEORI

PERSEDIAAN
Menurut Rangkuti (2007) Persediaan (Inventory) didefensikan sebagai suatu
aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk
dijual dalam suatu periode usaha tertentu untuk memenuhi permintaan dari
konsumen atau pelanggan setiap waktu.
Sedangkan menurut Hani Handoko (2000), persediaan (Inventory) adalah suatu
istilah umum yang menunjukkan segala sesuatu atau sumber daya-sumber daya
organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan
baik internal maupun eksternal.
Tampubolon (2004) menyatakan manajemen persediaan sangat berkaitan
dengan system persediaan di dalam suatu perusahaan yang bertujuan untuk
menciptakan efisiensi dalam proses konversi.

Menurut Yamit, (2002) dalam Hari (2005), persediaan merupakan kekayaan


perusahaan yang memiliki peranan penting dalam operasi bisnis, maka
perusahaanperlu melakukan manajemen persediaan proaktif, artinya
perusahaan harus mampu mengantisipasi keadaan maupun tantangan yang
ada dalam manajemen persediaan untuk mencapai sasaran akhir dalam
manajemen persediaan, yaitu untuk meminimasi total biaya yang harus
dikeluarkan oleh perusahaan untuk penanganan persediaan.

ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ)

Menurut Petrus (2001), ada model sederhana untuk menentukan berapajumlah dan
kapan persediaan harus diadakan, yaitu dengan menggunakan model yang
menyatakan:
1. Simpan persediaan sebanyak kebutuhan selama satu tahun
2. Pesan kembali jika persediaan hampir habis
3. Jangan pesan persediaan jika tidak ada tempat untuk menyimpannya.
Menurut Hani handoko (2000) model EOQ digunakan untuk menentukan kuantitas
pesanan persediaan yang meminimumkan biaya langsung penyimpanan persediaan
dan biaya kebalikannya (inverse cost) pemesanan persediaan.
Hubungan antara kedua jenis biaya persediaan


1.

2.

Dibawah ini adalah data biaya-biaya persediaan pada bulan Agustus 2011.
Adapun biaya-biaya yang terkandung didalamnya antara lain yaitu:
Harga Bahan Dasar
Harga bahan dasar disini adalah elemen pendukung dari biaya pembelian, dimana
harga bahan baku dasar dikalikan dengan kuantitas kebutuhan bahan baku.
Diketahui harga pembelian bahan baku pada periode 12, bulan Agustus Wiper Pivot
Rp. 47.750, Wiper Assy Rp. 156.000 dan Arm & Blade Rp. 89.000. Harga
bahan baku ini didapat dari hasil pada saat interview secara langsung dengan
supervisor procurement.
Biaya Penyimpanan
Biaya penyimpanan adalah biaya untuk menyimpan persediaan.
Tabel 1
Merupakan biaya simpan untuk ketiga komponen

3. Biaya Pemesanan
Biaya pemesanan adalah biaya untuk menempatkan dan menerima pesanan.
Tabel 2
Merupakan biaya pemesanan sekali pesan

Berikut ini adalah contoh perhitungan dengan menggunakan EOQ. Menentukan


jumlah kuantitas pemesanan yang paling ekonomis guna mendapatkan jumlah
kuantitas pemesanan yang paling ekonomis, maka digunakan persamaan sebagai berikut.
(pers 1)
Keterangan :S : Biaya tiap kali pesan
D : Permintaan per periode
H : Biaya simpan /unit/periode

Berikut ini merupakan


komponen Wiper Pivot :

perhitungan Economic Order Quantity

Berdasarkan perhitungan di atas didapat EOQ komponen wiper pivot


sebanyak 1461 unit. Tabel 3 merupakan hasil perhitungan EOQ untuk
ketiga komponen.
Tabel 3. Perhitungan EOQ

Frekuensi pengiriman:
Berikut ini merupakan

perhitungan frekuensi pengiriman komponen Wiper Pivot:

(Pers 2)

Waktu siklus pemesanan = 303 hari kerja /14 = 22 hari

Jadi berdasarkan perhitungan di atas didapat jumlah kuantitas pemesanan


wiper pivot yang paling ekonomis sebesar 1461 unit dengan frekuensi pengiriman
14 kali per periode, dengan waktu siklus pemesanan adalah 22 hari. Tabel 4
merupakan frekuensi pengiriman ketiga komponen.
Tabel 4. Frekuensi Pengiriman

2. Menentukan jumlah safety stock


Untuk mengetahui besarnya safety stock maka perlu diketahui nilai dari standard deviasi
() penggunaan bahan baku dasar serta mengasumsikan service level 95%, sehingga
kemungkinan terjadinya kehabisan persediaan sebesar 5%.Berikut ini merupakan perhitungan
standart deviasi wiper pivot:
. (Pers.3)

Dengan demikian standart deviasi wiper pivot

sebanyak

345

unit.

Tabel 5. Standart deviasi

3. Menentukan saat pemesanan kembali atau reorder point. Setelah mengetahui safety
stock dan demand harian pada Tabel 7 maka kita dapat menentukan jumlah dari ROP dari
komponen wiper pivot sebagai berikut:
ROP = (demand harian x lead time) + SS
= (63 x 1 ) + 567
= 630 unit
Jadi saat pemesanan kembali yang seharusnya dilakukan adalah pada saat komponen
wiper pivot mencapai 630 unit. Tabel 6 merupakan hasil perhitungan ROP untuk ketiga
komponen.
Tabel 6. Hasil Perhitungan ROP

4.

Menentukan Maximum Inventory (MI) Setelah menghitung safety stock,


selanjutnya dilakukan tahap perhitungan maximum inventory. Dengan
demikian wiper pivot:
MI = Q + SS.(Pers..4)
= 1461 + 567
= 2028 unit
Dari perhitungan yang telah dilakukan maximum inventory adalah 2028
unit. Tabel 7 merupakan hasil perhitungan maximum inventory untuk ketiga
komponen.

Tabel 7. Hasil Perhitungan MI

ROP atau biasa disebut dengan batas/titik jumlah pemesanan kembali termasuk
permintaan yang diinginkan atau dibutuhkan selama masa tenggang, misalnya suatu
tambahan/ekstra stock. Menurut Freddy Rangkuti, reorder point mempunyai
beberapa model, diantaranya yaitu:
Jumlah permintaan maupun masa tenggang adalah konstan.
Jumlah permintaan adalah variable, sedangkan masa tenggang adalah konstan.
Jumlah permintaan adalah konstan, sedangkan masa tenggang adalah variable.
Jumlah permintaan maupun masa tenggang adalah variable.
Menurut Rangkuti (2000) MRP (Material requirement planning) adalah suatu jenis
system perencanaan dan penjadwalan kebutuhan material untuk produksi yang
memerlukan beberapa tahapan proses/fase.MRP digunakan untuk persediaan
dengan system dependent inventori, sedangkan reorder point digunakan untuk
Independent Inventory. Beberapa perbedaan pokok antara MRP dan Sistem Titik
Pemesanan.

Perbandingan Antara Sistem MRP dan Sistem Titik Pemesanan

Metode Analisis ABC


ABC Analisis mengklasifikasikan persediaan dalam tiga kategori, yaitu: A, B, dan C
dengan basis volume penggunaan biaya persediaan dalam setahun. Analisis ABC adalah sebuah
aplikasi persediaan dari prinsip Pareto, dikembangkan oleh

Pengendalian Persediaan Masing-masing Kelas dalam Analisis ABC

Metode Kanban
Untuk perhitungan metode kanban menggunakan sistem kanban pemasok. Kanban adalah
sistem komunikasi atau kartu perintah yang digunakan untuk melakukan pemesanan bahan
baku sesuai kuantitas kebutuhan. Kuantitas kebutuhan disini adalah sebagai kapasitas
persediaan untuk menghasilkan suatu produk. Metode kanban menuntut adanya ketepatan
waktu dan jumlah persediaan guna menghindari terjadinya penumpukan bahan baku dasar
yang berlebihan
Jumlah kartu kanban pemasok dapat ditentukan dengan menggunakan rumus dibawah
ini:
N=
Keterangan:
N = Jumlah Kanban
d = Kebutuhan harian
c = Siklus pesanan
Wp = Waktu pemesanan
K = Kapasitas planet
= Koefisien

pengaman
Berikut adalah contoh perhitungan untuk menentukan jumlah kartu kanban dan
rencana kuantitas pemesanan dengan menggunakan metode kanban pemasok untuk
komponen wiper pivot:
1.
Kebutuhan Harian (d)
d = hari yang digunakan untuk sekali pesan
= 52 unit

2. Frekuensi Pengiriman (fp) satu periode Dengan mengetahui total kebutuhan tahunan dan
kapasitas palet, selanjutnya dapat menghitung frekuensi pengiriman komponen wiper pivot:
Fp =

Keterangan:
= Total pemesanan
K = Kapasitas palet
Dengan menggunakan persamaan di atas didapat frekuensi pengiriman komponen
wiper pivot sebanyak 99 kali/periode.

3. Siklus pesanan (c)


hari yang digunakan untuk 1 kali pesan

=
=

= 3,06hari
Dengan menggunakan persamaan di atas didapat jumlah hari yang digunakan untuk sekali kali
pesan komponen wiper pivot adalah 3,06 hari. Tabel 11 merupakan jumlah hari yang digunakan
untuk sekali pesan ketiga komponen.

Waktu kirim (Wk) =

Keterangan : 1 hari = 8 jam kerja = 8 x 60 = 480


Waktu yang ditempuh dari lokasi supplier menuju lokasi perusahaan = 120

= 0,25 hari

Dengan menggunakan persamaan di atas didapat siklus pemesanan untuk komponen wiper
pivot adalah 2,81 hari. Tabel 12 merupakan hasil perhitungan siklus pemesanan untuk ketiga
komponen.

4. Waktu pemesanan (Wp)


Wp = c x C
= 2,81 x
= 0,26

C = waktu pemuatan barang ke palet Dengan menggunakan persamaan di atas didapat waktu
pemesanan untuk komponen wiper pivot adalah 0,26 hari. Tabel 13 merupakan hasil
perhitungan waktu pemesanan untuk ketiga komponen.

5. Koefisien Pengaman
Koefisien pengaman yang digunakan = 3% = 0,03.
6. Kapasitas Palet

Kapasitas palet Wiper Pivot = 192 unit

Kapasitas palet Wiper Assy = 192 unit

Kapasitas palet Arm & blade = 288 unit


Setelah seluruh elemen pendukung untuk menentukan jumlah kartu kanban diketahui maka langkah
selanjutnya yaitu memasukkan elemen pendukung tersebut ke dalam persamaan seperti di bawah ini.
Jumlah kartu kanban pemasok
N=

= 1,01 1 kartu kanban


Jumlah pesanan
Kuantitas pemesanan = 1 x 192
= 192 unit
Dari perhitungan di atas menunjukkan bahwa untuk 1 kartu kanban memiliki kuantitas untuk 1 kali pesan
adalah 192 unit. Apabila diketahui kuantitas pemesanan melebihi kuantitas maximum lot size 192 unit, maka
metode kanban dengan kanban pemasok tidak dapat dijalankan. Tabel 14 merupakan jumlah kanban yang di
butuhkan untuk ketiga komponen.

You might also like

  • Ekop Mikro
    Ekop Mikro
    Document12 pages
    Ekop Mikro
    Merry Puspitasari Israwan
    No ratings yet
  • Undangan
    Undangan
    Document2 pages
    Undangan
    Merry Puspitasari Israwan
    No ratings yet
  • Ekonomi Pembangunan 1
    Ekonomi Pembangunan 1
    Document13 pages
    Ekonomi Pembangunan 1
    Merry Puspitasari Israwan
    No ratings yet
  • Undangan
    Undangan
    Document2 pages
    Undangan
    Merry Puspitasari Israwan
    No ratings yet
  • Anak Penjual Batik
    Anak Penjual Batik
    Document1 page
    Anak Penjual Batik
    Merry Puspitasari Israwan
    No ratings yet
  • Anak Penjual Batik
    Anak Penjual Batik
    Document1 page
    Anak Penjual Batik
    Merry Puspitasari Israwan
    No ratings yet
  • Tanduk Majeng
    Tanduk Majeng
    Document2 pages
    Tanduk Majeng
    Merry Puspitasari Israwan
    No ratings yet
  • Penyimpangan Sosial
    Penyimpangan Sosial
    Document1 page
    Penyimpangan Sosial
    Merry Puspitasari Israwan
    No ratings yet
  • Adidas
    Adidas
    Document16 pages
    Adidas
    Merry Puspitasari Israwan
    No ratings yet
  • Review Kasus Nike
    Review Kasus Nike
    Document12 pages
    Review Kasus Nike
    Merry Puspitasari Israwan
    No ratings yet
  • Tugas Bahasa 1
    Tugas Bahasa 1
    Document2 pages
    Tugas Bahasa 1
    Merry Puspitasari Israwan
    No ratings yet
  • Nike
    Nike
    Document12 pages
    Nike
    Merry Puspitasari Israwan
    No ratings yet
  • Fix Tugas Sem Pemasaran
    Fix Tugas Sem Pemasaran
    Document6 pages
    Fix Tugas Sem Pemasaran
    Merry Puspitasari Israwan
    No ratings yet
  • Tugas Pak Dana Kelompok 4
    Tugas Pak Dana Kelompok 4
    Document12 pages
    Tugas Pak Dana Kelompok 4
    Merry Puspitasari Israwan
    No ratings yet
  • Jurnal Emyl 2
    Jurnal Emyl 2
    Document12 pages
    Jurnal Emyl 2
    Merry Puspitasari Israwan
    No ratings yet
  • Contoh Angga
    Contoh Angga
    Document4 pages
    Contoh Angga
    Merry Puspitasari Israwan
    No ratings yet
  • Sistem Pengendalian Manajemen
    Sistem Pengendalian Manajemen
    Document19 pages
    Sistem Pengendalian Manajemen
    Merry Puspitasari Israwan
    No ratings yet
  • Hub Internal Kekaryawanan
    Hub Internal Kekaryawanan
    Document1 page
    Hub Internal Kekaryawanan
    Merry Puspitasari Israwan
    No ratings yet
  • Contoh Angga
    Contoh Angga
    Document4 pages
    Contoh Angga
    Merry Puspitasari Israwan
    No ratings yet
  • Visi
    Visi
    Document4 pages
    Visi
    Merry Puspitasari Israwan
    No ratings yet