Professional Documents
Culture Documents
NAMA KELOMPOK:
1. FATIMATUL MAULIDIA
2. RR. EMILIA KRYSMAWATI
3. MERRY PUSPITASARI ISRAWAN
4. ABI BAHIROH WAHID
11420147
11420152
11420178
11420237
NAMA DOSEN:
DANA ADITYA,SE,M.AK
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
TAHUN AJARAN 2011-2014
LATAR BELAKANG
PERUMUSAN MASALAH
TUJUAN PENELITIAN
Memperoleh gambaran tentang performansi system pengendalian
persediaan di PT. United Tractors, Tbk Cabang Surabaya berdasarkan
analisis persediaan efektif, dan mendapatkan solusi mengenai kebijakan
manajemen persediaan yang sebaiknya persediaan.
MANFAAT PENELITIAN
LANDASAN TEORI
PERSEDIAAN
Menurut Rangkuti (2007) Persediaan (Inventory) didefensikan sebagai suatu
aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk
dijual dalam suatu periode usaha tertentu untuk memenuhi permintaan dari
konsumen atau pelanggan setiap waktu.
Sedangkan menurut Hani Handoko (2000), persediaan (Inventory) adalah suatu
istilah umum yang menunjukkan segala sesuatu atau sumber daya-sumber daya
organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan
baik internal maupun eksternal.
Tampubolon (2004) menyatakan manajemen persediaan sangat berkaitan
dengan system persediaan di dalam suatu perusahaan yang bertujuan untuk
menciptakan efisiensi dalam proses konversi.
Menurut Petrus (2001), ada model sederhana untuk menentukan berapajumlah dan
kapan persediaan harus diadakan, yaitu dengan menggunakan model yang
menyatakan:
1. Simpan persediaan sebanyak kebutuhan selama satu tahun
2. Pesan kembali jika persediaan hampir habis
3. Jangan pesan persediaan jika tidak ada tempat untuk menyimpannya.
Menurut Hani handoko (2000) model EOQ digunakan untuk menentukan kuantitas
pesanan persediaan yang meminimumkan biaya langsung penyimpanan persediaan
dan biaya kebalikannya (inverse cost) pemesanan persediaan.
Hubungan antara kedua jenis biaya persediaan
1.
2.
Dibawah ini adalah data biaya-biaya persediaan pada bulan Agustus 2011.
Adapun biaya-biaya yang terkandung didalamnya antara lain yaitu:
Harga Bahan Dasar
Harga bahan dasar disini adalah elemen pendukung dari biaya pembelian, dimana
harga bahan baku dasar dikalikan dengan kuantitas kebutuhan bahan baku.
Diketahui harga pembelian bahan baku pada periode 12, bulan Agustus Wiper Pivot
Rp. 47.750, Wiper Assy Rp. 156.000 dan Arm & Blade Rp. 89.000. Harga
bahan baku ini didapat dari hasil pada saat interview secara langsung dengan
supervisor procurement.
Biaya Penyimpanan
Biaya penyimpanan adalah biaya untuk menyimpan persediaan.
Tabel 1
Merupakan biaya simpan untuk ketiga komponen
3. Biaya Pemesanan
Biaya pemesanan adalah biaya untuk menempatkan dan menerima pesanan.
Tabel 2
Merupakan biaya pemesanan sekali pesan
Frekuensi pengiriman:
Berikut ini merupakan
(Pers 2)
sebanyak
345
unit.
3. Menentukan saat pemesanan kembali atau reorder point. Setelah mengetahui safety
stock dan demand harian pada Tabel 7 maka kita dapat menentukan jumlah dari ROP dari
komponen wiper pivot sebagai berikut:
ROP = (demand harian x lead time) + SS
= (63 x 1 ) + 567
= 630 unit
Jadi saat pemesanan kembali yang seharusnya dilakukan adalah pada saat komponen
wiper pivot mencapai 630 unit. Tabel 6 merupakan hasil perhitungan ROP untuk ketiga
komponen.
Tabel 6. Hasil Perhitungan ROP
4.
ROP atau biasa disebut dengan batas/titik jumlah pemesanan kembali termasuk
permintaan yang diinginkan atau dibutuhkan selama masa tenggang, misalnya suatu
tambahan/ekstra stock. Menurut Freddy Rangkuti, reorder point mempunyai
beberapa model, diantaranya yaitu:
Jumlah permintaan maupun masa tenggang adalah konstan.
Jumlah permintaan adalah variable, sedangkan masa tenggang adalah konstan.
Jumlah permintaan adalah konstan, sedangkan masa tenggang adalah variable.
Jumlah permintaan maupun masa tenggang adalah variable.
Menurut Rangkuti (2000) MRP (Material requirement planning) adalah suatu jenis
system perencanaan dan penjadwalan kebutuhan material untuk produksi yang
memerlukan beberapa tahapan proses/fase.MRP digunakan untuk persediaan
dengan system dependent inventori, sedangkan reorder point digunakan untuk
Independent Inventory. Beberapa perbedaan pokok antara MRP dan Sistem Titik
Pemesanan.
Metode Kanban
Untuk perhitungan metode kanban menggunakan sistem kanban pemasok. Kanban adalah
sistem komunikasi atau kartu perintah yang digunakan untuk melakukan pemesanan bahan
baku sesuai kuantitas kebutuhan. Kuantitas kebutuhan disini adalah sebagai kapasitas
persediaan untuk menghasilkan suatu produk. Metode kanban menuntut adanya ketepatan
waktu dan jumlah persediaan guna menghindari terjadinya penumpukan bahan baku dasar
yang berlebihan
Jumlah kartu kanban pemasok dapat ditentukan dengan menggunakan rumus dibawah
ini:
N=
Keterangan:
N = Jumlah Kanban
d = Kebutuhan harian
c = Siklus pesanan
Wp = Waktu pemesanan
K = Kapasitas planet
= Koefisien
pengaman
Berikut adalah contoh perhitungan untuk menentukan jumlah kartu kanban dan
rencana kuantitas pemesanan dengan menggunakan metode kanban pemasok untuk
komponen wiper pivot:
1.
Kebutuhan Harian (d)
d = hari yang digunakan untuk sekali pesan
= 52 unit
2. Frekuensi Pengiriman (fp) satu periode Dengan mengetahui total kebutuhan tahunan dan
kapasitas palet, selanjutnya dapat menghitung frekuensi pengiriman komponen wiper pivot:
Fp =
Keterangan:
= Total pemesanan
K = Kapasitas palet
Dengan menggunakan persamaan di atas didapat frekuensi pengiriman komponen
wiper pivot sebanyak 99 kali/periode.
=
=
= 3,06hari
Dengan menggunakan persamaan di atas didapat jumlah hari yang digunakan untuk sekali kali
pesan komponen wiper pivot adalah 3,06 hari. Tabel 11 merupakan jumlah hari yang digunakan
untuk sekali pesan ketiga komponen.
= 0,25 hari
Dengan menggunakan persamaan di atas didapat siklus pemesanan untuk komponen wiper
pivot adalah 2,81 hari. Tabel 12 merupakan hasil perhitungan siklus pemesanan untuk ketiga
komponen.
C = waktu pemuatan barang ke palet Dengan menggunakan persamaan di atas didapat waktu
pemesanan untuk komponen wiper pivot adalah 0,26 hari. Tabel 13 merupakan hasil
perhitungan waktu pemesanan untuk ketiga komponen.
5. Koefisien Pengaman
Koefisien pengaman yang digunakan = 3% = 0,03.
6. Kapasitas Palet