Professional Documents
Culture Documents
1919 9192 1 PB
1919 9192 1 PB
mengandung
gas,
buah-buahan
yang
mengandung gas serta minuman kopi dan teh.
Pola penyakit lansia yang diderita pada
umumnya adalah penyakit degeneratif yaitu
hipertensi reumatik, diabetes mellitus, jantung,
osteoporosis dan stroke.
Adapun rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimana gambaran pola
konsumsi pangan dan pola penyakit pada usia
lanjut di wilayah kerja Puskesmas Tapaktuan
Kecamatan Tapaktuan Kabupaten Aceh
Selatan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui gambaran pola konsumsi pangan
dan pola penyakit pada usia lanjut di wilayah
kerja Puskesmas Tapaktuan Kecamatan
Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan tahun
2012.
Adapun manfaat penelitian ini adalah
sebagai bahan masukan bagi Dinas Kesehatan
dan puskesmas tentang pola konsumsi pangan
yang baik dan pola penyakit pada lansia
sehingga
pelayanan
kesehatan
lebih
ditingkatkan lagi.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini bersifat deskriptif,
dengan desain cross-sectional. Penelitian ini
dilakukan di wilayah kerja Puskesmas
Tapaktuan. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh penduduk lansia yang ada di
wilayah
kerja
Puskesmas
Tapaktuan
Kecamatan Tapaktuan Kabupaten Aceh
Selatan yaitu sebanyak 638 orang.
Sampel dalam penelitian ini adalah
lansia yang berumur 60 tahun. Sampel
diperoleh dengan menggunakan tehnik
systematic random sampling, sehingga
diperoleh sampel 85 orang.
Pengumpulan data yang terdiri dari data
primer dan data sekunder, data primer meliputi
pola konsumsi pangan terdiri dari jenis
makanan, tekstur makanan yang diperoleh
dengan wawancara menggunakan kuesioner.
Untuk data frekuensi makan diperoleh dengan
wawancara dengan memakai formulir food
frequency, dan data pola penyakit diperoleh
dengan wawancara dengan memakai formulir
pola penyakit. Sedangkan data sekunder
meliputi data gambaran umum wilayah kerja
Puskesmas Tapaktuan dan data jumlah lansia
diperoleh dari kepala Puskesmas Tapaktuan.
Tabel 2. Distribusi
Frekuensi
lansia
Berdasarkan Jenis Penyakit di
Wilayah
Kerja
Puskesmas
Tapaktuan
Kecamatan
Tapaktuan
Kabupaten
Aceh
Selatan Tahun 2012.
Frekuensi
Jenis
No
penyakit
n
%
1
Reumatik
23
27,1
2
Hipertensi
31
36,5
3
Osteoporosis
4
4,7
4
DM
16
18,8
5
Jantung
7
8,2
6
Stroke
4
4,7
Jumlah
85 100,0
Dari tabel 2 di atas menunjukkan bahwa
dari 85 responden dapat diketahui bahwa pola
penyakit lansia yang diderita pada umumnya
adalah penyakit degeneratif, sebagian besar
lansia menderita penyakit hipertensi sebesar
36,5% dan sebagian kecil lansia menderita
penyakit stroke 4,7%.
Menurut Depkes RI (2005), timbulnya
penyakit degeneratif seperti hipertensi karena
rangkaian proses masalah gizi sejak usia muda
yang manifestasinya timbul setelah tua.
Tabel 3. Distribusi
Frekuensi
lansia
Berdasarkan Lama Sakit Dalam
Satu Bulan Terakhir di Wilayah
Kerja Puskesmas Tapaktuan
Kecamatan
Tapaktuan
Kabupaten Aceh Selatan Tahun
2012.
Frekuensi
No
Lama Sakit
n
%
1
< 1 minggu
13
15,3
2
1-2 minggu
32
37,6
3
> 2 minggu
40
47,1
Jumlah
85
100,0
Dari tabel 3 di atas menunjukkan
bahwa dalam satu bulan terakhir lansia yang
mengalami lama sakit > 2 minggu sebesar
47,1% dan sebagian kecil < 1 minggu sebesar
15,3%.
kandungan
nutrisi
yang
terkandung
didalamnya, sehingga dapat meningkatkan
daya tahan tubuh dan untuk mengobati
penyakit (Kusumo. R.A, 2010).
Untuk jenis minuman dapat diketahui
bahwa lansia mengonsumsi kopi dengan
frekuensi selalu atau setiap hari (6-7x/minggu)
yaitu 67,3%, dan mengonsumsi teh manis
dengan frekuensi jarang (1-2x/minggu) yaitu
22,2%, hal ini sudah menjadi kebiasaan bagi
lansia setiap hari bahkan kopi dapat dijadikan
pengganti sarapan pagi dan sangat mudah
memperolehnya karena harga masih bisa
dijangkau, sedangkan dalam mengonsumsi
sayuran cenderung kurang biarpun terkadang
mudah memperolehnya, hal ini disebabkan
karena mereka cenderung lupa, mereka makan
sayur hanya kalau ingat saja, karena lansia
tinggal sendiri sehingga malas untuk
memasaknya, sedangkan untuk memasak nasi
sama ikan untuk satu hari terkadang mereka
memasak hanya pagi saja.
Menurut Utami (2002) masih banyak
lanjut usia dipedesaan kurang dalam
mengonsumsi protein nabati dan hewani, serta
rendah dalam mengonsumsi sayuran dan buahbuahan dengan sejenisnya yang kurang
beragam, sehingga konsumsi lemak yang
tinggi tidak diimbangi dengan konsumsi serat
maupun vitamin C yang cukup. Selain itu juga
lanjut usia cenderung jarang sarapan pagi
dengan nasi dan sejenisnya, mereka cukup
dengan segelas kopi dengan frekuensi
sebanyak 3x sehari, seperti diketahui bahwa
mengonsumsi kopi yang mengandung kafein
dalam
jangka
waktu
lama
dapat
mengakibatkan
terjadinya
penyempitan
pembuluh darah.
Pola makan yang baik mengandung
makanan sumber energi, sumber zat
pembangun dan sumber zat pengatur, karena
semua zat gizi diperlukan untuk pertumbuhan
dan pemiliharaan tubuh serta perkembangan
otak dan produktifitas kerja, serta dimakan
dalam jumlah cukup sesuai dengan kebutuhan.
Dengan pola makan sehari-hari yang seimbang
dan aman, berguna untuk mencapai dan
mempertahankan status gizi dan kesehatan
yang optimal (Almatsier, S. dkk. 2011)
Menurut Wesly (2010) dari 90 lanjut
usia sebanyak 90 orang (100%) yang
mengonsumsi nasi sebagai makanan sumber
karbohidrat dengan frekuensi tiap hari, yang
KESIMPULAN
1. Pola penyakit lansia yang pernah diderita
pada
umumnya
adalah
penyakit
degeneratif
seperti
jenis
penyakit
hipertensi, reumatik, diabetes mellitus,
jantung, osteoporosis dan stroke.
2. Jenis makanan yang dikonsumsi lansia
sehari-hari masih berada dalam kategori
kurang, seperti makanan yang banyak
mengandung gula, tinggi garam, lemak
yang berlebihan seperti santan yang kental,
minyak, sayuran dan buah-buahan yang
mengandung gas, serta minuman yang
dikonsumsi setiap hari yaitu kopi.
3. Tekstur makanan yang dikonsumsi lansia
sehari-hari masih berada dalam kategori
tidak sesuai sehingga dapat mangakibatkan
gangguan fungsi mengunyah dan juga
mengganggu sistim pencernaan seperti
lansia lebih menyukai makanan yang
digoreng dan keras dari pada makanan
yang lunak/lembek, dikukus, direbus,
disemur, dan ditumis agar mudah dikunyah
dan dicerna.
4. Frekuensi konsumsi pangan lansia yang
tidak teratur yaitu dua kali sehari (makan
siang dan makan malam) padahal kita
ketahui frekuensi makan yang teratur yaitu
tiga kali sehari makan utama (makan pagi,
makan siang dan makan malam) serta dua
kali makan selingan.
SARAN
1. Diharapkan kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten Aceh Selatan untuk lebih
meningkatkan pelayanan kesehatan lanjut
usia melalui peningkatan program lanjut
usia seperti promosi kesehatan tentang
pola konsumsi pangan yang baik dan pada
akhirnya dapat meningkatkan status gizi
dan kesehatan lanjut usia agar terwujud
kualitas keluarga lanjut usia yang sejahtera
dan bahagia.
2. Diharapkan kepada Puskesmas Tapaktuan
untuk lebih meningkatkan pembinaan
terhadap lanjut usia dengan melakukan
upaya-upaya
penyuluhan
tentang
konsumsi pangan terutama dari jenis
makanan yang dikonsumsi agar tidak
mengakibatkan timbulnya penyakit dan
tekstur makanan yang sesuai untuk lansia
yaitu makanan yang mudah dicerna dan
dikunyah, sedangkan dari pengaturan
3.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. 2011. Prinsip Dasar Ilmu
Gizi.PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Almatsier, S. 2011. Gizi Seimbang Dalam
Daur Kehidupan. PT. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
Arisman, 2004. Gizi Dalam Daur Kehidupan
: Buku Ajar Ilmu Gizi. Penerbit Buku
Kedokteran, Jakarta.
Depkes RI, 2003. Pedoman Tata Laksana
Gizi Usia Lanjut Untuk Tenaga
Kesehatan. Direktorat Gizi Masyarakat
Direktorat
Bina
Kesehatan
Masyarakat.
Depkes RI, 2005. Pedoman Pembinaan
Kesehatan Usia Lanjut Bagi Petugas
Kesehatan. Jakarta
Depkes RI, 2011. Buku Pedoman Pelayanan
Gizi Lanjut Usia. Penerbit Kementerian
Kesehatan RI. Jakarta.
Khomsan, 2010. Pangan dan Gizi Untuk
Kesehatan. Pt Raja Grafindo Persada.
Jakarta
Kusumo, R.A. 2010 Sayur + Buah = Sehat ;
Mengenal Kandungan dan Khasiatnya
Untuk Menjaga Kesehatan Tubuh.
Pioneer Media. Yogyakarta.
Kusno, dkk. 2007. Gizi dan Pola Hidup
Sehat. Yrama Widya Bandung.