You are on page 1of 2

Tuberkulosis paru sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan

masyarakat tantangan Global, terutama di negara-negara berkembang termasuk


Indonesia. Indonsia sekarang berada pada ranking keempat negara dengan beban
TB tertinggi di dunia..
Pada tahun 2011, terdapat perkirakan beban TB 8,7 juta kasus baru TB
(13% nya merupakan co-infeksi HIV) dan 1,4 juta orang meninggal karena TB,
termasuk hampir satu juta kematian di antara orang dengan HIV-negatif dan
430.000 diantara orang yang HIV-positif. TB merupakan salah satu pembunuh
atas wanita, dengan 300.000 kematian di antara perempuan HIV-negatif dan
200.000 kematian di antara perempuan HIV-positif di tahun 2011. Masalah
regional seperti daerah Afrika dan Eropa belum dapat mengurangi separuh tingkat
kematian seperti pada tahun 1990, hingga tahun 2015 (WHO, 2012).
Insidensi tertinggi kasus TB di Indonesia adalah 222 per 100.000
penduduk, sedangkan angka insidensi terendah sebesar 155 per 100.000
penduduk. Selain itu, ditampilkan pula angka prevalensi tertinggi kasus TB di
Indonesia yaitu 489 per 100.000 penduduk, sedangkan angka prevalensi
terendahnya adalah 130 per 100.000 penduduk. Adapun angka kematian tertinggi
yaitu 48 per 100.000 penduduk, sedangkan angka kematian terendah berada di
angka 12 per 100.000 penduduk. Angka-angka diatas menggambarkan kasus TB
Paru di Indonesia masih cukup tinggi (WHO, 2012).
Selain deskripsi kasus TB yang mencakup keseluruhan wilayah di
Indonesia, gambaran kasus TB juga ditampilkan berdasarkan regional Provinsi
Sumatera Barat khususnya di Kota Padang. Perkiraan penderita TB Paru BTA
tahun 2013 jumlah kasus baru adalah 927 kasus dan jumlah kasus seluruh kasus
Tb adalah 1.288 kasus, sementara kasus TB anak 0-14 tahun sebanyak 14 kasus.
Untuk suspek tahun 2013 berjumlah 8.005, sementara TB Paru dengan BTA (+)
adalah 11,56 %. Jika dibandingkan dengan tahun 2012 kondisinya adalah sasaran
BTA (+) sebanyak 1349 suspek. Untuk penemuan penderita baru TB paru BTA
(+) tahun 1012 sebanyak 628 orang dan kasus lama (kambuh) 8 orang. Penemuan
Kasus BTA(+) tahun terakhir, yaitu pada tahun 2012 sebanyak 628 kasus, 2011
942 orang 2010 sebanyak 853 kasus dan tahun 2009 sebanyak 748 kasus.

Mengingat kasus TB yang masih banyak dan belum teratasi, diperlukan


upaya kesehatan wajib berupa pencegahan dan pemberantasan penyakit TB
tersebut. Upaya dalam penanggulangan TB meliputi penemuan pasien dan
pengobatan yang dikelola dengan menggunakan strategi DOTS. Penilaian
keberhasilan kemajuan penanggulangan kasus TB digunakan beberapa indikator,
salah satunya yaitu angka penemuan pasien baru TB BTA (+) (Case Detection
Rate/ CDR). Salah satu indikator yang digunakan dalam pengendalian TB adalah
Case Detection Rate (CDR) yang ditemukan dan diobati terhadap jumlah pasien
baru BTA positif yang diperkirakan ada dalam wilayah tersebut. Penemuan kasus
TB Paru dilakukan melalui penjaringan penderita yang dicurigai / suspek TB Paru
yang berobat ke sarana kesehatan. Untuk kasus penemuan penderita TB Paru BTA
(+), makin baiknya penjaringan kasus maka akan semakin banyak ditemukan
penderita TB Paru BTA (+). Adapun CDR TB Paru pada tahun 2011 adalah 70,1
% naik jika dibandingkan dengan tahun 2010 ini adalah 62 % .

You might also like