Professional Documents
Culture Documents
Pengepakan bahan pangan dapat dilakukan dalam keadaan hermitis atau tidak
hermitis. Wadah yang hermitis berarti bahwa wadah tersebut secara sempurna tidak
dapat dilalui oleh gas, udara maupun uap air. Selama wadah tersebut masih hermitis
berarti wadah tersebut juga tidak dapat dilalui oleh bakteri, ragi, kapang, dan debu,
karena mikroba dan debu lebih besar daripada gas atau uap air. Di dalam wadah yang
hermitis juga dapat dilakukan pengepakan secara vakum (Winarno, 1984).
Bahan kemasan yang digunakan bervariasi dari bahan kertas, plastik, gelas,
logam, fiber hingga bahan-bahan yang dilaminasi. Namun demikian pemakaian
bahan-bahan seperti papan kayu, karung goni, kain, kulit kayu , daun-daunan dan
pelepah dan bahkan sampai barang-barang bekas seperti koran dan plastik bekas yang
tidak etis dan hiegenis juga digunakan sebagai bahan pengemas produk pangan.
Bentuk dan teknologi kemasan juga bervariasi dari kemasan botol, kaleng, tetrapak,
corrugated box, kemasan vakum, kemasan aseptik, kaleng bertekanan, kemasan
tabung hingga kemasan aktif dan pintar (active and intelligent packaging) yang dapat
menyesuaikan kondisi lingkungan di dalam kemasan dengan kebutuhan produk yang
dikemas. Minuman teh dalam kantong plastik, nasi bungkus dalam daun pisang,
sekarang juga sudah berkembang menjadi kotak kotak katering sampai minuman
anggur dalam botol dan kemasan yang cantik berpita merah (Julianti, 2007).
4.3.2. Metode
Metode yang digunakan pada praktikum Identifikasi Pengemasan Vacuum
Dan Cup Sealer adalah sebagai berikut:
Sampel dibagi menjadi dua(satu dikemas vakum dan yang satu dikemas biasa)
Gambar .
Hasilnya diamati
Gambar . Diagram Alir Praktikum Materi Pengemasan dengan Cup Sealer
Kemasan Produk
-Produk Menarik
-Cup kering
-Terlihat Jelas
-Bersih
-Tidak Tumpah
4.4.2. Pembahasan
Cara kerja mesin pada vacuum sealer ini adalah untuk mengemas produk yang
disertai dengan penyedotan (pemvakuman) uap air dari produk yang dikemas tersebut
,sehingga tanpa udara pada kemasan. Produk yang akan dikemas kemudian
dimasukkan kedalam plastik,setelah ujung plastik yang masih terbuka dimasukkan ke
dalam alat vakum dan udara yang ada didalam plastik habis kemudian diambil.
Secara otomatis alat vacuum sealer menutup ujung plastik yang masih terbuka.
Menurut Hurme et al,(2002) Mesin pengemas vakum ini adalah peralatan yang bisa
digunakan semi otomatis untuk mengemas produk secara vakum (tanpa udara,
udaranya dihilangkan). Dengan pengemasan secara vakum, maka produk yang
dikemas akan aman dari oksidasi, kerusakan biologis, dan bisa lebih bertahan lama
dan tetap fresh. Mesin ini bisa digunanakan untuk produk apa saja. Produk-produk
yang cocok dikemas dengan mesin ini antara lain : bakso, ikan,roti, makanan agar
lebih awet.
Bandeng presto yang dikemas dengan menggunakan alat vacuum sealer
setelah penyimpanan selama dua hari didapatkan hasil yaitu; tekstur bandeng presto
masih kompak, warnanya keemasan, baunya spesifik bandeng presto, dan tidak
terdapat lendir (kadar airnya rendah) pada permukaan daging bandeng presto. Hal ini
sesuai diperkuat oleh Nurcahya (2008), menunjukkan bahwa daging ikan yang
dikemas dalam kantong plastik setelah penyimpanan 30 hari kadar airnya lebih tinggi
daripada daging ikan yang dikemas dengan cara hampa udara. Hal ini juga diperkuat
oleh Winarno (1980) yang menyatakan bahwa kemasan hampa udara akan
menghambat terjadinya transfer atau penyerapan air oleh produk dari lingkungan
atau udara sekitarnya.
Upaya yang dilakukan untuk mengurangi atau menghambat pertumbuhan
bakteri anaerob pada kemasan vacuum adalah dengan cara menghilangkan atau
meyerap seluruh udara yang ada dalam kemasan dengan menggunakan alat vacuum
sealer. Kemasan produk diusahakan seminimal mungkin terdapat udara didalamnya,
jika terdapat banyak udara maka akan mengakibatkan pertumbuhan bakteri didalam
kemasan tersebut. Produk dalam kemasan yang disimpan dalam suhu rendah,maka
dapat menambah daya simpan produk tersebut. Hal ini diperkuat oleh Fellows (2000)
Konsentrasi oksigen yang tinggi di dalam kemasan dapat meningkatkan pertumbuhan
bakteri aerob, menurunkan nilai gizi bahan pangan, menurunkan nilai sensori (flavor
dan warna) serta mempercepat reaksi oksidasi lemak yang menyebabkan ketengikan
pada bahan pangan berlemak. Bahan penyerap udara secara aktif akan menurunkan
konsentrasi oksigen di dalam kemasan hingga 0.01%, mencegah terjadinya proses
oksidasi, perubahan warna dan pertumbuhan bakteri aerob. Jika kapasitas absorber
mencukupi, maka absorber juga dapat menyerap oksigen yang masuk ke dalam
kemasan melalui lubang-lubang dan memperpanjang umur simpan bahan yang
dikemas.
Cup sealer merupakan alat yang digunakan untuk pengepresan atau packing
gelas plastik sebagai wadah minuman atau makanan yang akan dikemas. Cup sealer
biasa digunakan dalam proses pengemasan produk minuman, agar-agar, jelly dan
produk siap saji lainnya. Cara penggunaannya sederhana yaitu pertama-tama gelas
plastik berisi produk disiapkan kemudian ditutup dengan plastik gulung sebagai
penutup kemasan, cup sealer disiapkan dan diatur waktunya,kemudian dilakukan
pengepresan, pengepresan dilakukan dengan waktu tertentu supaya plastik gulung
penutup kemasan tidak rusak. Hal ini diperkuat oleh Afan,(2006) Mesin cup sealer
mempunyai beberapa komponen yang memiliki cara kerja yang berbeda-beda. Cara
kerja beberapa komponen ataupun serangkain komponen akan dijelaskan sebagai
berikut:Cara Kerja Mesin Saat tombol PRESS tidak ditekan, noken masih dalam
posisi awal. Kemudian setelah tombol PRESS ditekan maka motor dc akan
memutar gear yang terhubung dengan poros noken yang sekaligus akan
menggerakkan noken sehingga akan menghasilkan gaya untuk menekan poros
penekan yang melakukan proses pengepresan. Setelah proses pengepresan selesai
noken akan kembali ke tempat semula.
terjadinya
proses
oksidasi, perubahan