You are on page 1of 10

BAB IV

PENGEMASAN VACUUM DAN CUP SEALER


4.1. Tujuan
Tujuan dari materi praktikum Pengemasan Vacuum Dan Cup Sealer adalah
sebagai berikut:
1. Mengetahui cara pengemasan menggunakan vacuum sealer.
2. Mengetahui cara pengemasan menggunakan cup sealer.
3. Mengetahui perbedaan umur simpan produk yang dikemas secara vacuum dan
yang dikemas biasa pada suhu ruang.
4.2. Tinjauan Pustaka
Pengemasan adalah cara menyimpan produk supaya dapat dikonsumsi
kemudian hari. Salah satu cara pengemasan yaitu menggunakan cup sealer. Cup
sealer adalah alat untuk mengemas produk dalam cup plastik dengan tutup plastik
yang berasal dari jenis plastik pp. mekanisme kerja dari cup sealer adalah
memanaskan cup dan plastik penutup sehingga antara cup dan plastik penutup
merekat. Suhu yang digunakan dalam pemanasan cup sealer adalah 175 C . Untuk
sekali pengemasan diperlukan waktu rata rata 2 detik. Apabila cup sealer digunakan
pada suhu dibawah 175 C maka hasil pengemasan kurang maksimal. Selain suhu
yang harus optimum dalam pengoperasian cup sealer juga diperhatikan lama
pengemasan, pengemasan dengan cup sealer jangan terlalu lama karena hasilnya
malah membuat plastik penutup meleleh pengemasan cup sealer ini dipengaruhi
beberapa faktor diantaranya lama pengemasan, suhu yang digunakan dalam
pengemasan, dan keahlian dalam melakukan pengemasan (Handajani, 2010).

Pengepakan bahan pangan dapat dilakukan dalam keadaan hermitis atau tidak
hermitis. Wadah yang hermitis berarti bahwa wadah tersebut secara sempurna tidak
dapat dilalui oleh gas, udara maupun uap air. Selama wadah tersebut masih hermitis
berarti wadah tersebut juga tidak dapat dilalui oleh bakteri, ragi, kapang, dan debu,
karena mikroba dan debu lebih besar daripada gas atau uap air. Di dalam wadah yang
hermitis juga dapat dilakukan pengepakan secara vakum (Winarno, 1984).
Bahan kemasan yang digunakan bervariasi dari bahan kertas, plastik, gelas,
logam, fiber hingga bahan-bahan yang dilaminasi. Namun demikian pemakaian
bahan-bahan seperti papan kayu, karung goni, kain, kulit kayu , daun-daunan dan
pelepah dan bahkan sampai barang-barang bekas seperti koran dan plastik bekas yang
tidak etis dan hiegenis juga digunakan sebagai bahan pengemas produk pangan.
Bentuk dan teknologi kemasan juga bervariasi dari kemasan botol, kaleng, tetrapak,
corrugated box, kemasan vakum, kemasan aseptik, kaleng bertekanan, kemasan
tabung hingga kemasan aktif dan pintar (active and intelligent packaging) yang dapat
menyesuaikan kondisi lingkungan di dalam kemasan dengan kebutuhan produk yang
dikemas. Minuman teh dalam kantong plastik, nasi bungkus dalam daun pisang,
sekarang juga sudah berkembang menjadi kotak kotak katering sampai minuman
anggur dalam botol dan kemasan yang cantik berpita merah (Julianti, 2007).

4.3. Materi dan Metode


4.3.1. Materi
a. alat

Alat yang digunakan pada praktikum materi Identifikasi Pengemasan Vacuum


Dan Cup Sealer adalah sebagai berikut:
Tabel . Alat materi praktikum Identifikasi Pengemasan Vacuum Dan Cup Sealer
No
Nama Alat
Ketelitian
Fungsi
1.
Vacuum Sealer
2.
Cup Sealer
3.
Plastik Vakum
4.
Gelas Plastik
b. bahan

Bahan yang digunakan pada praktikum materi Identifikasi Pengemasan


Vacuum Dan Cup Sealer adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Bahan materi praktikum Identifikasi Pengemasan Vacuum Dan Cup Sealer
No
Nama Bahan
Jumlah
Fungsi
1.
Bandeng Presto
1
2.
Minuman Rumput Laut
1

4.3.2. Metode
Metode yang digunakan pada praktikum Identifikasi Pengemasan Vacuum
Dan Cup Sealer adalah sebagai berikut:
Sampel dibagi menjadi dua(satu dikemas vakum dan yang satu dikemas biasa)

Sampel produk yang dikemas dideskripsikan hasilnya

Sampel produk disimpan selama dua hari pada suhu ruang

Gambar .

Amati perbedaan keduanyan dan deskripsikan


Diagram Alir Praktikum Materi Pengemasan dengan Vacuum Sealer
Sampel produk disiapkan dan dimasukkan dalam gelas plastik

Cup sealer disiapkan dan diatur waktunya

Dilakukan pengepresan dengan cup sealer

Hasilnya diamati
Gambar . Diagram Alir Praktikum Materi Pengemasan dengan Cup Sealer

4.4. Hasil dan Pembahasan


4.4.1. Hasil
Hasil yang diperoleh dari praktikum materi Pengemasan Vacuum Dan Cup
Sealer adalah sebagai berikut:
Tabel . Hasil Deskripsi Umur Simpan Produk Ikan Bandeng (Chanos-Chanos)
Dengan Kemasan Plastik Yang Sudah di Vacuum Sealer
No
Deskripsi
Sebelum Penyimpanan
Sesudah Penyimpanan
1. Tekstur
Kompak
Kompak
2. Warna
Keemasan
Keemasan
3. Bau
Spesifik Presto
Spesifik Presto
4. Lendir
Tidak Ada
Tidak Ada

Tabel . Hasil Deskripsi Umur Simpan Produk Ikan Bandeng (Chanos-Chanos)


Dengan Kemasan Plastik Biasa
No
Deskripsi
Sebelum Penyimpanan
Sesudah Penyimpanan
1. Tekstur
Kompak
Tidak Kompak
2. Warna
Keemasan
Keemasan
3. Bau
Spesifik Presto
Spesifik Presto
4. Lendir
Tidak Ada
Tidak Ada
Tabel . Hasil Deskripsi Cup Yang Sudah di Sealer
No
Sampel
Kemasan Cup
1. Sirup
Rumput -Sealer Rapi
Laut

Kemasan Produk
-Produk Menarik

-Cup kering

-Terlihat Jelas

-Bersih

-Tidak Tumpah

-Kemasan Plastik Lentur

4.4.2. Pembahasan
Cara kerja mesin pada vacuum sealer ini adalah untuk mengemas produk yang
disertai dengan penyedotan (pemvakuman) uap air dari produk yang dikemas tersebut
,sehingga tanpa udara pada kemasan. Produk yang akan dikemas kemudian
dimasukkan kedalam plastik,setelah ujung plastik yang masih terbuka dimasukkan ke
dalam alat vakum dan udara yang ada didalam plastik habis kemudian diambil.
Secara otomatis alat vacuum sealer menutup ujung plastik yang masih terbuka.
Menurut Hurme et al,(2002) Mesin pengemas vakum ini adalah peralatan yang bisa
digunakan semi otomatis untuk mengemas produk secara vakum (tanpa udara,
udaranya dihilangkan). Dengan pengemasan secara vakum, maka produk yang
dikemas akan aman dari oksidasi, kerusakan biologis, dan bisa lebih bertahan lama

dan tetap fresh. Mesin ini bisa digunanakan untuk produk apa saja. Produk-produk
yang cocok dikemas dengan mesin ini antara lain : bakso, ikan,roti, makanan agar
lebih awet.
Bandeng presto yang dikemas dengan menggunakan alat vacuum sealer
setelah penyimpanan selama dua hari didapatkan hasil yaitu; tekstur bandeng presto
masih kompak, warnanya keemasan, baunya spesifik bandeng presto, dan tidak
terdapat lendir (kadar airnya rendah) pada permukaan daging bandeng presto. Hal ini
sesuai diperkuat oleh Nurcahya (2008), menunjukkan bahwa daging ikan yang
dikemas dalam kantong plastik setelah penyimpanan 30 hari kadar airnya lebih tinggi
daripada daging ikan yang dikemas dengan cara hampa udara. Hal ini juga diperkuat
oleh Winarno (1980) yang menyatakan bahwa kemasan hampa udara akan
menghambat terjadinya transfer atau penyerapan air oleh produk dari lingkungan
atau udara sekitarnya.
Upaya yang dilakukan untuk mengurangi atau menghambat pertumbuhan
bakteri anaerob pada kemasan vacuum adalah dengan cara menghilangkan atau
meyerap seluruh udara yang ada dalam kemasan dengan menggunakan alat vacuum
sealer. Kemasan produk diusahakan seminimal mungkin terdapat udara didalamnya,
jika terdapat banyak udara maka akan mengakibatkan pertumbuhan bakteri didalam
kemasan tersebut. Produk dalam kemasan yang disimpan dalam suhu rendah,maka
dapat menambah daya simpan produk tersebut. Hal ini diperkuat oleh Fellows (2000)
Konsentrasi oksigen yang tinggi di dalam kemasan dapat meningkatkan pertumbuhan
bakteri aerob, menurunkan nilai gizi bahan pangan, menurunkan nilai sensori (flavor
dan warna) serta mempercepat reaksi oksidasi lemak yang menyebabkan ketengikan

pada bahan pangan berlemak. Bahan penyerap udara secara aktif akan menurunkan
konsentrasi oksigen di dalam kemasan hingga 0.01%, mencegah terjadinya proses
oksidasi, perubahan warna dan pertumbuhan bakteri aerob. Jika kapasitas absorber
mencukupi, maka absorber juga dapat menyerap oksigen yang masuk ke dalam
kemasan melalui lubang-lubang dan memperpanjang umur simpan bahan yang
dikemas.
Cup sealer merupakan alat yang digunakan untuk pengepresan atau packing
gelas plastik sebagai wadah minuman atau makanan yang akan dikemas. Cup sealer
biasa digunakan dalam proses pengemasan produk minuman, agar-agar, jelly dan
produk siap saji lainnya. Cara penggunaannya sederhana yaitu pertama-tama gelas
plastik berisi produk disiapkan kemudian ditutup dengan plastik gulung sebagai
penutup kemasan, cup sealer disiapkan dan diatur waktunya,kemudian dilakukan
pengepresan, pengepresan dilakukan dengan waktu tertentu supaya plastik gulung
penutup kemasan tidak rusak. Hal ini diperkuat oleh Afan,(2006) Mesin cup sealer
mempunyai beberapa komponen yang memiliki cara kerja yang berbeda-beda. Cara
kerja beberapa komponen ataupun serangkain komponen akan dijelaskan sebagai
berikut:Cara Kerja Mesin Saat tombol PRESS tidak ditekan, noken masih dalam
posisi awal. Kemudian setelah tombol PRESS ditekan maka motor dc akan
memutar gear yang terhubung dengan poros noken yang sekaligus akan
menggerakkan noken sehingga akan menghasilkan gaya untuk menekan poros
penekan yang melakukan proses pengepresan. Setelah proses pengepresan selesai
noken akan kembali ke tempat semula.

Headspace merupakan ruang yang sengaja disisihkan dalam proses


pengemasan produk yang menggunakan gelas plastik maupun kaleng, headspace
berfungsi sebagai ruang kosong sebagai tempat terjadinya reaksi-reaksi yang timbul
setelah gelas plastik maupun kaleng dilakukan pengepresan. Headspace merupakan
hal yang wajib ada dalam suatu kemasan produk kemasan yang menggunakan teknik
cup sealer. Hal ini diperkuat oleh Afan (2006), head-space kemasan hingga 0.01%,
mencegah

terjadinya

proses

oksidasi, perubahan

warna dan pertumbuhan

mikrooorganisme. Jika kapasitas absorber mencukupi, maka absorber juga dapat


menyerap oksigen yang masuk ke dalam headspace kemasan melalui lubang-lubang
dan memperpanjang umur simpan bahan yang dikemas.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kerusakan produk yang dikemas yaitu
sebagai berikut;
1. dari alam : sinar matahari, terutama komponen sinar UV-nya. Panasnya suhu udara,
juga panas buatan. Gas-gas dari udara, terutama gas oksigen.Lembabnya
udara.Tekanan udara, terutama penurunan tekanan.Debu, air, terutama air laut.
2. dari mikroba : bakteri,ragi/kapang/jamur dsb.
3. dari produknya sendiri : reaksi kimia yang belum berhenti,reaksi biokimia yang
belum berhenti, reaksi alamiah produknya sendiri.
4. dari binatang : ngengat, serangga, tikus dan lainnya.
5. dari gaya mekanis : tekanan, desakan, hempasan, bantingan, gesekan, getaran,
tusukan dsb. Hal ini diperkuat oleh Hariyadi (2010) Kerusakan bahan pangan bisa
dikelompokkan menjadi : kerusakan kimia, kerusakan fisik dan yang paling utama
adalah kerusakan biologi. Kerusakan mikrobiologi yaitu kerusakan yang diakibatkan

oleh pertumbuhan dan aktivitas mikroba : khususnya, khamir, dan bakteri.


Pertumbuhan dan aktivitas mikroba yang tidak terkontrol akan menyebabkan
kerusakan dan kebusukan bahan pangan. Pertumbuhan dan aktivitas mikroba pada
bahan pangan dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu faktor intinsik bahan pangan:
meliputi ketersediaan zat gizi, ketersediaan air (aktivitas air; aw), nilai pH
(keasaman), dan keberadaan senyawa antimikroba, kondisi sanitasi produk, dan
faktor lingkungan : baik lingkungan di dalam maupun di luar kemasan pangan,
meliputi suhu, oksigen, kelembaban, dan kebersihan

4.5. Kesimpulan dan Saran


4.5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari praktikum Pengemasan Vacuum Dan Cup Sealer
adalah sebagai berikut:
1. Pengemasan menggunakan vacuum sealer menerapkan prinsip mengeluarkan
semua udara yang terdapat dalam plastik vaccum untuk menambah daya
simpan suatu produk.
2. Pengemasan dengan menggunakan cup sealer yaitu dengan cara pengepresan
suatu produk yang dimasukkan kedalam gelas plastik ditutup dengan plastik
vakum dan dipress dengan menggunakan alat cup sealer.
3. Perbedaan umur simpan dari produk yang dikemas dengan plastik secara
vakum dan yang dikemas didalam plastik biasa yaitu produk yang dikemas
dengan plastik vakum memiliki daya simpan lebih tahan lama dan awet
daripada produk yang dikemas dengan plastik biasa.
4.5.2. Saran
Saran yang didapat dari praktikum Pengemasan Vacuum Dan Cup Sealer adalah
sebagai berikut:
1. Sebaiknya praktikan lebih berhati-hati dalan menggunakan alat vacuum sealer
supaya sampel yang digunakan tidak rusak.
2. Sebaiknya praktikan lebih teliti dalam melakukan pengepresan dengan
menggunakan alat cup sealer karena plastik penutup kemasan mudah rusak
apabila terkena panas.

You might also like