You are on page 1of 11

LOGIKA – SARANA BERFIKIR ILMIAH

OLEH :

RONI PUTRA

LIZA
Berpikir merupakan suatu
aktivitas pribadi manusia yang
mengakibatkan penemuan yang
terarah kepada suatu tujuan

Manusia berpikir untuk menemukan


pemahaman atau pengertian,
pembentukan pendapat, dan
kesimpulan atau keputusan dari
sesuatu yang kita kehendaki

Berpikir merupakan ciri utama bagi manusia, untuk


membedakan antara manusia dengan makhluk lain. Maka
dengan dasar berpikir, manusia dapat mengubah
keadaan alam sejauh akal dapat memikirkannya. Berpikir
merupakan proses bekerjanya akal, manusia dapat
berpikir karena manusia berakal
ciri utama dari berpkikir adalah adanya abstraksi

Maka dalam arti yang luas kita dapat mengatakan


berpikir adalah bergaul dengan abstraksi-abstraksi.
Sedangkan dalam arti yang sempit berpikir adalah
meletakan atau mencari hubungan atau pertalian antara
abstraksi-abstraksi.

Pengertian abstrak, ialah pengertian yang memperlihatkan sifat


tanpa memperlihatkan subjeknya. Misalnya : secara konkrit kita
berkata : ia amat pandai, tetapi secara abstrak kita mengatakan:
Kepandaiannya amat sangat. Dalam bahasa Indonesia untuk
menyatakan pengertian yang abstrak itu ialah dengan menamba
pada kata itu awalan “ke” dan akhiran “an” misalnya: kebaikan,
keburukan, keduniawan, kebangsaan, ketidak-adilan, dan
sebagainya.
Secara garis besar berpikir dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu: berpikir
alamiah dan berpikir ilmiah

Berpikir alamiah, pola penalaran yang berdasarkan kebiasaan


sehari-hari dari pengaruh alam sekelilingnya

Berpikir ilmiah, pola penalaran berdasarkan sasaran tertentu


secara teratur dan cermat
LOGIKA

logika berasal dari kata “logos” bahasa Yunani yang berarti kata
atau pikiran yang benar. Kalau ditinjau dari segi logat saja,
maka ilmu logika itu berarti ilmu berkata benar atau ilmu berpikir
benar. Dalam bahasa Arab dinamakan ilmu manthiq yang berarti
ilmu bertutur benar.( Hasbullah Bakry, Sistimatika Filsafat,
Wijaya Jakarta, 1981, hlm. 18.)

Dalam Kamus Filsafat, logika – Inggris –


logic, Latin: logica, Yunani: logike atau
logikos [apa yang termasuk ucapan yang
dapat dimengerti atau akal budi yang
berfungsi baik, teratur, sistematis, dapat
dimengerti
Dalam arti luas logika adalah sebuah metode dan
prinsip-prinsip yang dapat memisahkan secara tegas
antara penalaran yang benar dengan penalaran yang
salah (Yaya S. Kusumah, Logika Matematika
Elementer, Bandung, 1986, hlm. 2. )

Logika sebagai cabang filsafat – adalah cabang filsafat tentang


berpikir. Logika membicarakan tentang aturan-aturan berpikir agar
dengan aturan-aturan tersebut dapat mengambil kesimpulan yang
benar

Dengan mengetahui cara atau aturan-aturan tersebut dapat menghindarkan


diri dari kesalahan dalam mengambil keputusan. Menurut Louis O. Kattsoff .
logika membicarakan teknik-teknik untuk memperoleh kesimpulan dari suatu
perangkat bahan tertentu dan kadang-kadang logika didefinisikan sebagai ilmu
pengetahuan tentang penarikan kesimpulan
Logika sama tuanya dengan umur manusia,
sebab sejak manusia itu ada manusia sudah
berpikir, manusia berpikir sebenarnya logika itu
telah ada. “Hanya saja logika itu dinamakan
logika naturalis, sebab berdasarkan kodrat dan
fitrah manusia saja.

Agar pengetahuan yang [a] Logika Induktif - cara berpikir di


dihasilkan dari proses mana ditarik suatu kesimpulan
berpikir mempunyai yang bersifat umum dari berbagai
kasus yang bersifat individual.
dasar kebenaran, maka Untuk itu, penalaran secara induktif
proses berpikir dimulai dengan mengemukakan
pernyataan-pernyataan yang
dilakukan dengan cara mempunyai ruang yang khas dan
tertentu. Cara berpikir terbatas dalam menyusun
argumentasi yang diakhiri dengan
logic dibagi menjadi dua pernyataan yang bersifat umum
bagian, yaitu :
[b] Logika Deduktif – cara berpikir di mana
pernyataan yang bersifat umum ditarik
kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan
kesimpulan secara deduktif biasanya
mempergunakan pola berpikir silogismus.
Silogismus. Disusun dari dua buah pernyataan
dan sebuah kesimpulan
Analogi adalah cara berfikir dengan cara membuktikan
dengan hal yang serupa dan sudah diketahui sebelumnya.
Disini penyimpulan dilakukan secara tidak langsung, tetapi
dicari suatu media atau penghubung yang mempunyai
persamaan dan keserupaan dengan apa yang akan
dibuktikan.

Komparasi adalah cara berfikir dengan cara


membandingkan dengan sesuatu yang mempunyai
kesamaan apa yang dipikirkan. Dasarpemikiran ini sama
dengan analogi yaitu tidak langsung,
tetapipenekananpemikirannyaditujukanpadakesepadananbu
kanpadaperbedaannya.dengan
Membedakansecarategaskeempatcaraberfikiriniagaksukar,
karenaselalusalingmembutuhkan. Dalamprakteknya,
induksiberdampingandengandeduksi,
dananalogiselaluberpasangan komparasi.dengan
Untuk berpikir induktif dalam bidang
ilmiahdiperlukan proses penalaran sebagai berikut:

[1] Langkah pertama, mengumpulan fakta-fakta khusus. Metode khusus


yang digunakan observasi [pengamatan] dan eksperimen. Observasi
harus dikerjakan seteliti mungkin, eksperimen terjadi untuk membuat atau
mengganti obyek yang harus dipelajari.

[2] Langkah kedua, dalam induksi ialah perumusan hipotesis. Hipotesis


merupakan dalil sementara yang diajukan berdasarkan pengetahuan yang
terkumpul sebagai petunjuk bagi peneliti lebih lanjut. Hipotesis ilmiah
harus memenuhi syarat sebagai berikut: harus dapat diuji kebenarannya,
harus terbuka dan dapat meramalkan bagi pengembangan
konsekuensinya, harus runtut dengan dalil-dalil yang dianggap benar,
hipotesisi harus dapat meenjelaskan fakta-fakta yang dipersoalkan.

[3] Langkah ketiga, dalam hal ini penalaran induktif ialah mengadakan
verifikasi. Hipotesis adalah sekedar perumusan dalil sementara yang
harus dibuktikan atau diterapkan terhadap fakta-fakta atau juga
diperbandingkan dengan fakta-fakta lain untuk diambil kesimpulan umum.

[4] Langkah keempat, teori dan hukum ilmiah, hasil terakhir yang diharapkan
dalam induksi ilmiah adalah untuk sampai pada hukum ilmiah.
TERIMA KASIH
WASSALAM

You might also like