You are on page 1of 13

TUGAS ASKEP KRITIS

KEGAWAT DARURATAN
Dosen: arif adi setiawan, skep, ners

Disusun oleh :
I MADE ARIP SANTOSA
NIM. 04.11.2950

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURYA GLOBAL
YOGYAKARTA
2014

LANDASAN TEORI

A. Definisi
Penyakit Addison adalah terjadi bila fungsi korteks adrenal tidak adekuat
untuk

memenuhi kebutuhan pasien akan kebutuhan hormon hormon korteks adrenal.

(keperawatan medical bedah, bruner, dan suddart edisi 8 hal 1325)


Penyakit

Addison

(juga

dikenal

sebagai

kekurangan

adrenalin

kronik,

hipokortisolisme atau hipokortisisme) adalah penyakit endokrin langka dimana kelenjar


adrenalin memproduksi hormon steroid yang tidak cukup. Penyakit ini juga dapat terjadi
pada anak-anak. Nama penyakit ini dinamai dari Dr Thomas Addison, dokter Britania
Raya yang pertama kali mendeskripsikan penyakit ini tahun 1855.
B. Etiologi
Etiologi dari penyakit Addison :
1. Proses autoimun
Penyakit Addison karena proses autoimun didapatkan pada 75% dari
penderita.

Secara histologik tidak didapatkan 3 lapisan korteks adrenal,

tampak bercak-bercak fibrosis dan


serum penderita didapatkan

infiltrasi limfosit korteks adrenal . Pada

antibodi adrenal

dengan cara Coons test, ANA test, serta

yang dapat diperiksa

terdapat peningkatan imunoglobulin

G.
2. Tuberkulosis
Kerusakan kelenjar Adrenal akibat tuberkulosis didapatkan pada 21% dari
penderita . Tampak daerah nekrosis yang dikelilingi oleh jaringan ikat dengan
serbukan sel-sel limfosit, kadang kadang dapat dijumpai tuberkel serta
kalsifikasi Seringkali didapatkan proses tuberkulosis yang aktif pada organ-

organ

lain,

misalnya

tuberkulosis

paru,

tuberkulosis

genito-urinari,

tuberkulosis vertebrata (Pott s disease), hati, limpa serta kelenjar limpa.


3. Infeksi lain
Penyebab kerusakan kelenjar adrenal karena infeksi yang lebih jarang
ialah karena : histoplasmosis, koksidioid omikosis, serta septikemi karena
kuman stafilokok atau meningokok yang sering menyebabkan perdarahan dan
nekrosis.
4. Bahan-bahan kimia
Obat-obatan yang dapat menyebabkan hipofungsi kelenjar adrenal dengan
menghalangi biosintesis yaitu metirapon; sedang yang membloking enzim
misalnya amfenon, amino- glutetimid dll.
5. Iskemia
Embolisasi dan trombosis dapat menyebabkan iskemia korteks adrenal,
walaupun hal ini jarang terjadi.
6. Infiltrasi
Hipofungsi korteks adrenal akibat infiltrasi misalnya metastasis tumor,
sarkoidosis, penyakit amiloid dan hemokromatosis.
7. Perdarahan
Perdarahan korteks adrenal dapat terjadi pada penderita yang mendapat
pengobatan dengan antikoagulan, pasca operasi tumor adrenal.
8. Lain-lain
Akibat pengobatan radiasi, adrenalektomi bilateral dan kelainan
kongenital.

C. Gejala
Tanda tanda gejala yang kemungkinan muncul dari penyakit Addison antara lain
yaitu:
1. Dehidrasi
2. Mual/ muntah dan diare
3. Sinkop (kehilangan kesadaran dan kemampuan untuk berdiri)
4. Kelelahan

5. Kehilangan nafsu makan


6. Kehilangan berat badan
7. Nyeri menembus yang tiba-tiba pada punggung bawah, perut, atau kaki-kaki
8. Tekanan darah rendah

D. Pathway
Cortisol
(hydrocortisone,
cortisone asetat,
prednisone or
dexsamethasone)
Sangat rendah atau
tidak ada

Fungsi liver
menurun

Kadar gula
rendah

Enzim pada
pencernaan
menurun

Mual, muntah,
diare keram

Kadar gula darah


sangat rendah

Mempengaruhi
jantung, Koma dan
kematian
Kelenjar adrenal
tidak berfungsi
Kekurangan voume
cairan

(Addison)

Aldosterone sangat
rendah atau tidak
ada

Cairan ginjal dan


natrium hilang

Irama jantung
irregular dan output
menurun

Volume cairan
menurun
SYOK

Tekanan darah
rendah

E. Patofisiologi
Hipofungsi adrenokortikal menghasilkan penurunan level mineralokortikoid
(aldosteron), glukokortikoid (cortisol), dan androgen. Addison dapat pula terjadi
akibat penghentian mendadak terapi hormon adrenokortikal yang akan menekan
respon normal tubuh terhadap keadaan stres dan mengganggu mekanisme umpan balik
normal. Terapi dengan pemberian kortikosteroid setiap hari selama 2 hingga 4 minggu
dapat menekan fungsi korteks adrenal, oleh sebab itu kemungkinan penyakit Addison
harus diantifasi pada pasien yang mendapat pengobatan kostikosteroid.
Penurunan

aldosteron

menyebabkan

kebanyakan

cairan

dan

ketidakseimbangan elektrolit. Secara normal, aldosteron mendorong penyerapan


Sodium (Na+) dan mengeluarkan potassium (K+). Penurunan aldosteron menyebabkan
peningkatan ekskresi sodium, sehingga hasil dari rantai dari peristiwa tersebut antara
lain: ekskresi air meningkat, volume ekstraseluler menjadi habis (dehidrasi), hipotensi,
penurunan kardiak output, dan jantung menjadi mengecil sebagai hasil berkurangnya
beban kerja. Akhirnya, hipotensi menjadi memberat dan aktivitas kardiovaskular
melemah, mengawali kolaps sirkulasi, shock, dan kematian. Meskipun tubuh
mengeluarkan sodium berlebih, ini mempertahankan kelebihan potassium. Level
potassium lebih dari 7 mEq/L hasil pada aritmia, memungkinkan terjadinya kardiak
arrest.
Penurunan glukokortikoid menyebabkan meluasnya gangguan metabolic. Ingat
bahwa glukokortikoid memicu glukoneogenesis dan memiliki efek anti-insulin.
Sehingga, ketika glukokortikoid menurun, glukoneogenesis menurun, sehingga
hasilnya hipoglikemia dan penurunan glikogen hati. Klien menjadi lemah, lelah,
anorexia, penurunan BB, mual, dan muntah. Gangguan emosional dapat terjadi, mulai
dari gejala neurosis ringan hingga depresi berat. Di samping itu, penurunan
glukokortikoid mengurangi resistensi terhadap stress. Pembedahan, kehamilan, luka,
infeksi, atau kehilangan garam karena diaphoresis berlebih dapat menyebabkan krisi
Addison (insufisiensi adrenal akut). Akhirnya, penurunan kortisol menghasilkan
kegagalan unruk menghambat sekresi ACTH dari pituitary anterior.

MSH menstimulasi melanosit epidermal, yang menghasilkan melanin, pigmen


warna gelap. Penurunan sekresi ACTH menyebabkan peningkatan pigmentasi kulit
dan membrane mukosa. Sehingga klien dengan penyakit Addison memiliki
peningkatan level ACTH dan warna keperakan atau kecokelatan pun muncul.
Defisiensi androgen gagal untuk menghasilkan beberapa macam gejala pada
laki-laki karena testes menyuplai adekuat jumlah hormone seksual. Namun, pada
perempuan tergantung pada korteks adrenal untuk mensekresi androgen secara
adekuat.
Hormone-hormon tersebut disekresi oleh korteks adrenal yang penting bagi
kehidupan. Orang dengan penyakit Addison yang tidak diobati akan berakhir fatal.

F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemerisaan laboratorium
a. Penurunan konsentrasi glukosa darah dan natrium (hipoglikemia dan
hiponatremia)
b. Peningkatan kosentrasi kalium serum (hiperkalemia)
c. Peningkatan jumlah sel darah putih (leukositosis)
d. Penurunan kadar kortisol serum
e. Kadar kortisol plasma rendah
2. Pemeriksaan radiografi abdominal menunjukan adanya kalsifikasi diadrenal
3. CT Scan
Detektor kalsifikasi adrenal dan pembesaran adrenal yang sensitif
hubungannya dengan insufisiensi pada tuberculosis, infeksi, jamur, penyakit
infiltratif

malignan dan non malignan, dan haemoragik adrenal.

4. Gambaran EKG
Tegangan rendah aksis QRS vertical dan gelombang ST non spesifik
abnormal sekunder akibat adanya abnormalitas elektrolit

G. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan secara medik

a. Terapi dengan pemberian kortikostiroid setiap hari selama 2 sampai 4


minggu dosis 12,5 50 mg/hr
b. Hidrokortison (solu cortef) disuntikan secara IV
c. Prednison (7,5 mg/hr) dalam dosis terbagi diberikan untuk terapi
pengganti kortisol
d. Pemberian infus dekstrose 5% dalam larutan saline
e. Fludrukortison : 0,05 0,1 mg/hr diberikan per oral
2. Penatalaksanaan secara keperawatan
a. Monitoring ketat TTV klien ketika penyakitnya telah terdiagnosa. Check
nadi, paling tidak setiap 4 jam. Laporkan penurunan tekanan darah dan
perubahan ortostatik.
b. Ketika terjadi rehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit terdeteksi, kaji
manifestasi dari meningkatnya vitalitas fisik dan emosionalnya. Kaji
pada lokasi di mana terdapat penekanan pada tulang, pada klien yang
imobilisasi, untuk mencegah dekubitus. Dengan berbagai macam terapi,
maka kelesuan dan kelemahan seharusnya berangsur-angsur berkurang
dan akhirnya menghilang.
c. Monitoring untuk pajanan suhu dingin dan infeksi. Segera laporkan pada
dokter jika manifestasi dari infeksi berkembang, misalnya sakit
tenggorokan atau rasa terbakar saat berkemih. Ingat, klien dengan
penyakit Addison tidak dapat mentolerir stress. Infeksi akan menambahi
beban stress pada tubuh, butuh lebih tinggi pada level kortisol selama
infeksi terjadi.
d. Kaji manifestasi dari ketidakseimbangan sodium dan potassium. Berat
badan harian mengindikasikan pengukuran obyektif dari bertambahnya
BB, atau bahkan menurunnya BB. Jika terapi penggantian steroid tidak
adekuat, kehilangan sodium dan retensi potassium dikoreksi terus. Jika
dosis steroid terlalu tinggi, kelebihan jumlah sodium dan air
dipertahankan, dan ekskresi potassium yang tinggi.

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
a. Identitas
Penyakit Addison bisa terjadi pada laki laki maupun perempuan yang
mengalami krisis adrenal
b. Keluhan Utama
Pada umumnya pasien mengeluh kelemahan, fatique, nausea dan
muntah.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Perlu dikaji apakah klien pernah menderita tuberkulosis, hipoglikemia
maupun Ca paru, payudara dan limpoma
d. Riwayat Penyakit Sekarang
Pada pasien dengan penyakit Addison gejala yang sering muncul ialah
pada gejala awal : kelemahan, fatiquw, anoreksia, nausea, muntah, BB turun,
hipotensi dan hipoglikemi, astenia (gejala cardinal). Pasien lemah yang berlebih,
hiperpigmentasi, rambut pubis dan axila berkurang pada perempuan, hipotensi
arterial (TD : 80/50 mm/Hg)
e. Riwayat Penyakit Keluarga
Perlu dikaji apakah dalam keluarga ada yang pernah mengalami penyakit
yang sama / penyakit autoimun yang lain.
B. Intervensi
NO

Dx

1.

Kekurangan
cairan
dengan

Tujuan
volume klien

Intervensi
dapat

berhubungan mempertahankan
kekurangan keseimbangan

cairan

Rasional

Pantau TTV, catat

Untuk

perubahan tekanan

mengetahui

darah

perubahan

pada

natrium dan kehilangan dan


cairan

elektrolit setelah

perubahan

melalui

ginjal, dilakukan tindakan


kelenjar keringat, saluran
gastrointestinal

(karena

posisi,

kekuatan dari nadi

darah

Kx.
Untuk

perifer

kekurangan aldosteron)

tekanan

Ukur dan timbang

mengetahui

BB klien

Peningkatan

Kaji

pasien

mengenai ada rasa


haus,

kelelahan,

nadi

cepat,

pengisian

kapiler

memanjang, turgor
kulit

jelek,

berat
kelien

Mengetahui
tingkat
dehidrasi kelien
Mengetahui
tingkat

membrane mukosa

kesadaran

kering.

kelien.

warna

Catat
kulit

badan

dan

temperaturnya.

Periksa

adanya

perubahan

status

mental dan sensori.

Aukultasi
usus

bising

(peristaltic

usus). Catat dan


laporkan

adanya

mual, muntah, dan


diare.
2.

Ketidakseimbangan
nutrisi

kurang

Mandiri:
dari

1. Pilihan

1. Identifikasi
yang

intervensi

kebutuhan berhubungan

faktor

dengan faktor biologis

menimbulkan

pada penyebab

(hipoglikemia).

mual/muntah

masalah

2. Evaluasi status

tergantung

2. Adanya

nutrisi

umum

ukur

kondisi kronis

berat

badan dasar
3.

Intoleransi
aktivitas
dengan
umun.

Aktivitas dapat
berhubungan terpenuhi selama
kelemahan perawatan dengan

Mandiri:
1. Evaluasi respon

1. Menetapkan
kemampuan

pasien terhadap

atau kebutuhan

criteria:

aktivitas ,catat

pasien dan

Laporan secara

laporan

memudahkan

verbal, kekuatan otot

dispnea,peningkata

pilihan

meningkat dan tidak

n kelemahan atau

intervensi

ada perasaan

kelelahan dan

kelelahan

perubahan tanda

stress dan

Tidak ada sesak

vital selama dan

rangsangan

Denyut nadi dalam

setelah aktifitas

berlebihan

batas normal
Tidak muncul sinosis

2. Berikan lingkungan
tenang dan batasi
pengunjung selama

2. Menurunkan

,meningkatkan
istirahat
3. Tirah baring

fase akut sesuai

dipertahankan

indikasi dorong

selama fase

penggunaan

akut untuk

manajemen stress

menurunkan

dan pengalih yang

kebutuhan

tepat

metabolic

3. Jelaskan

menghemat

pentingnya istirahat

energy untuk

dalam rencana

menyembuhkan

pengobatan dan

.pembatasan

perlunya

aktifitas

keseimbangan

ditentukan

aktifitas dan

dengan respons

istirahat

individual

4. Bantu pasien

pasien terhadap

memilih posisi

aktifitas dan

nyaman untuk

perbaikan

istirahat dan atau

kegagalan

tidur

pernafasan

5. Bantu aktifitas

4. Pasien mungkin

perawatan diri yang

nyaman dengan

diperlukan.berikan

kepala tinggi

kemajuan

tidur dikursi

pengobatan dan

atau menunduk

perlunya

kedepan meja

keseimbangan

atau bantal

aktifitas dan
istirahat

5. Meminimalkan
kelelahan dan
membantu
keseimbangan
suplai dan
kebutuhan
oksigen

DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawtan Medikal Bedah Brunner & Suddarth.
Edisi 8. Vol. 2. Jakarta : EGC.
http://www.totalkesehatananda.com/addison4.html. diakses pada tanggal 27/9/2012 Jam
14:07
http://nurse87.wordpress.com/2012/05/09/askep-pada-pada-penyakit-addison-krisis-adrenal/.
diakses pada tanggal 27/9/2012 Jam 14:13

You might also like