Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh :
Devina Jeanne Anggraini
04101004017
04101004018
04101004019
04101004020
Dosen pembimbing :
Drg. Shanty Chairani, M.Si
pits,
fissure
dan
daerah
dapat
menyebabkan
demineralisasi
hidroksiapatit,
sehingga
KARBOHIDRAT
Karbohidrat merupakan sumber energi yang penting bagi tubuh. Ada 3 jenis
karbohidrat yaitu polisakarida, ologosakarida/disakarida dan monosakarida.
Karbohidrat yang disebut gula adalah sukrosa, jenis disakarida yang paling
banyak dikonsumsi orang padahal bersifat lebih kariogenik daripada jenis lainnya.
Disakarida dan monosakrida (glukosa) akan difermentasi oleh bakteri dalam
mulut dan menghasilkan asam yang akan menyebabkan demineralisasi sehingga
terjadi karies atau lubang pada gigi.
Penelitian menunjukkan bahwa gula alkohol memenuhi syarat untuk
digunakan sebagai gula biasa, beberapa di antaranya adalah xilitol, sorbitol dan
manitol. Para ahli menyarankan agar menggunakan bahan pemanis ini karena
tidak merusak kesehatan gigi. Segera setelah mengonsumsi karbohidrat (sukrosa,
glukosa), maka karbohidrat akan mengalami fermentasi. pH di dalam plak akan
turun dalam beberapa menit (5-10 menit) sampai dibawah 5 atau 5,5, yaitu ph
kritis untuk mengakibatkan email mengalami demineralisasi. Stephan adalah
orang pertama yang menunjukkan adanya hubungan penurunan pH dengan
terjadinya demineralisasi
Hal penting bahan karbohidrat sebagai penyebab karies :
1. Bentuk kimia dari karbohidrat
2. Lamanya karbohidrat dalam rongga mulut.
3. Frekuensi makan karbohidrat.
fruktosa, juga tidak baik untuk gigi walaupun memang daya merusak giginya
lebih kecil ketimbang sukrosa.
Glukan : bersifat lengket, tidak larut dalam air dan tidak mudah
dihidrolisis oleh bakteri didalam plak serta merupakan senyawa yang
stabil. Sifat-sifat tersebut memungkinkan glukan lebih berdaya guna dan
berperan sebagai matriks interbakteri dalam pembentukan plak.
Fruktan : Fruktosiltransferase mensintesis pembentukan fruktan (levan).
Mikroorganisme ini menyimpan levan dan memecahkan kembali jika
karbohidrat eksogen berkurang, dengan demikian bakteri tersebut dapat
menghasilkan asam terus menerus.
2. Glukosa
3. Fruktosa
4. Maltosa
5. Laktosa (tidak kariogenik)
Makanan Kariogenik
Adalah makanan dan minuman yang mengandung karbohidrat yang diragikan
yang dapat menyebabkan turun nya pH mulut menjadi dibawah 5,5 dan dapat
menyebabkan terjadinya demineralisasi permukaan gigi (Decker & Loveren,
2003). Kariogenitas makanan tergantung pada :
a. Bentuk makanan
Bentuk dari karbohidrat yang diragikan secara langsung berpengaruh pada
durasi paparan dan tertahannya makanan di gigi. Semakin lama makanan
kariogenik tertahan gigi akan menyebabkan meningkatnya waktu untuk
memproduksi asam dan terjadinya demineralisasi. Makanan kariogenik
yang berbentuk padat seperti permen, biscuit dan cookies dapat melekat
pada gigi lebih lama sehingga makanan tersebut lebih kariogenik daripada
makanan yang berbentuk cairan. Makanan yang berbentuk cairan lebih
mudah dibersihkan dalam mulut.
cake manis
Es sirup
biskuit
Es mambo
wafer
Permen
coklat
Es krim
roti coklat
Jewel
Teh manis
donat
Soft drink
chiki
Rambutan
Jeruk
Jambu air
Bengkoang
Mentimun
Semangka
Melon
Apel
Pear
Secara umum, makanan yang kaya kalsium dan fluor yang merupakan
faktor kariostatik (mampu menghambat terjadinya karies gigi) sangat baik untuk
meningkatkan ketahanan gigi terhadap terjadinya karies. Ada sejumlah makanan
yang memiliki manfaat lebih bagi kesehatan gigi dan mulut, seperti susu, keju,
kacang-kacangan, berry, teh, dan makanan kaya serat.
o Susu
Meskipun susu sapi mengandung gula dengan persentase mencapai 5 %,
namun utamanya gula tersebut adalah laktosa. Dibandingkan jenis gula yang lain
seperti glukosa atau fruktosa, laktosa adalah gula dengan sifat kariogenik paling
rendah. Selain itu, susu kaya akan kalsium, fosfat, kasein, dan komponen protein
lain yang dapat menghambat terjadinya karies.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa susu tidak
meningkatkan resiko karies, bahkan ekstrak protein dapat menghambat hancurnya
email gigi karena asam (demineralisasi email). Penambahan gula pada susu
meskipun hanya dalam jumlah kecil dapat meningkatkan resiko terjadinya karies.
Oleh karena itu tidak disarankan bagi para ibu utk menambahkan gula saat
membuatkan susu formula untuk anaknya.
o Keju
Keju merupakan salah satu dairy product yang kaya akan kalsium.
Penelitian eksperimental membuktikan bahwa keju memperkuat gigi dengan
mencegah demineralisasi gigi, mempercepat aliran saliva, dan meningkatkan pH
saliva. Kalsium yang terkandung dalam keju juga meningkatkan konsentrasi
kalsium pada plak gigi, sehingga membantu terjadinya remineralisasi gigi yaitu
tergantikannya mineral-mineral gigi yang telah larut oleh karena asam.
Keju mengandung laktosa dengan kadar yang sangat rendah sehingga.
Oleh karena itu keju adalah sumber kalsium yang sangat baik bagi orang-orang
yang tidak dapat mentoleransi laktosa (lactose intolerance). Laktosa, seperti yang
telah disinggung di atas, adalah karbohidrat utama yang terkandung dalam susu.
Berry dan Apel
Buah berry, seperti cranberry dan blueberry adalah sumber flavonoid yang
memiliki efek anti bakteri dan dapat menghambat terjadinya karies. Buah berry
mengandung komponen bioaktif yang memiliki efek antimikroba dengan cara
menghambat perlekatan bakteri ke permukaan gigi. Dengan demikian bakteri
tidak dapat berkolonisasi di permukaan gigi.
Memakan
membersihkan
apel
gigi.
setelah
Konsumsi
makan
apel
dianjurkan
menjadi
sebagai
rangsang
cara
untuk
mekanik
untuk
meningkatkan aliran saliva. Apel juga merupakan sumber yang baik dari senyawa
polifenol, yang dapat mengurangi perkembangan karies.
Pola makan
Pengaruh pola makan dalam proses karies biasanya lebih bersifat lokal
daripada sistemik, terutama dalam hal frekuensi mengonsumsi makanan. Setiap
kali seseorang mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung
karbohidrat, maka beberapa bakteri penyebab karies di rongga mulut akan mulai
memproduksi asam sehingga terjadi demineralisasi yang berlangsung selama 2030 menit setelah makan. Di antara periode makan, saliva akan bekerja
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.