You are on page 1of 6

Awal Mula Munculnya SOA

Dalam Association Certified Fraud Examiner (ACFE) Annual Fraud Conference ke14 di Chicago dibuat Sarbanes Oxley Act (SOX atau SOA). Undang-undang ini
dibuat sebagai reformasi terbesar di USA khususnya dan dunia pada umumnya untuk
penilaian corporate governance sejak dibuatnya Securities Acts of 1933 and 1934.
Undang-undang ini dibuat dari Kongres Amerika Serikat terhadap kasus skandal
pada beberapa perusahaan besar seperti, Enron dan lainnya, yang juga melibatkan
beberapa Kantor Akuntan Publik (KAP) yang termasuk dalam kelompok lima besar
the big five seperti: Arthur Andersen, PWC, dan KPMG. Semua skandal itu
merupakan contoh skema kecurangan yg berdampak sangat buruk bagi pemegang
saham, pasar, pegawai dan juga masyarakat luas.
Dengan berlakunya undang-undang Sarbanes Oxley 2002 yang ditandatangani oleh
Presiden Amerika G. W. Bush pada 30 Juli 2002 diharapkan dapat membawa
dampak positif bagi berbagai profesi, antara lain :

akuntan publik bersertifikat (CPA);


kantor akuntan publik (KAP);
perusahaan yang memperdagangkan sahamnya; perantara (broker);
penyalur (dealer);
pengacara yang berpraktik untuk perusahaan publik;
investor perbankan serta para analis keuangan.

Penerapan undang-undang tersebut disebabkan oleh bangkrutnya sejumlah


perusahaan di Amerika Serikat.
Kronologi Skandal Enron dan Perusahaan Lainnya.
Skandal kecurangan yang menimpa sejumlah perusahaan kelas dunia (world dass)
sebagai bukti gagalnya tata kelola perusahaan secara internal dan pengaturan yang
dilakukan oleh pemerintah. Kecurangan tersebut disebabkan oleh berbagai faktor,
yautu : pemimpin yg serakah, tidak efektifnya dewan komisaris dan faktor-faktor yg
lain.
Skandal tersebut dimulai dari perusahaan Enron dan kemudian diikuti oleh
WorIdCom, Qwest, Tyco, HeaIthSouth, dan lain-lain yg menyebabkan terjadinya
kerugian lebih dari US $7 triliun yang menimpa pasar modal di USA. Sejumlah
perusahaan terkenal tersebut dinyatakan bangkrut.
- Enron Corporation
Pemain utama atas kebangkrutan Enron :
Ken Lay : Lay menduduki jabatan sebagai CEO di perusahaan Enron. Lay
merupakan orang yang menjadi pusat perhatian ketika terjadinya skandal Enron,
karena ia merupakan orang benar-benar mencurahkan waktu dan pikirannya pada
Enron. kemudian ia mengundurkan diri pada Januari 2002.
Jeff Skilling : Skilling adalah partner di perusahaan konsultan ternama yaitu
McKinsey & Company. Ia menduduki berbagai jabatan di Enron sebelum ditunjuk
sebagai Presiden dan Chief Operating Officer (COO) pada Januari 1997. ia
menduduki jabatan tersebut selama empat tahun lebih.

Andrew Fastow : Fastow memulai meniti karir di Enron pada tahun 1990. Sebelum
menjabat sebagai Senior Vice President Financial pada Januari 1997 dan Chief
Financial Officer (CFO) pada Maret 1998. Fastow membentuk dan mengelola
persekutuan yang merupakan cikal bakal dari terjadinya skandal Enron.
- WorIdCom Inc.
Bernard Ebbers, pejabat CEO, mengaku tidak terlibat dalam kecurangan dan
konspirasi terhadap kecurangan akuntansi yang menyebabkan terjadinya kerugian
yang diprediksi lebih dari US$11 milyar. Scott Sullivan, pejabat CEO, mengaku
terlibat dalam kecurangan tersebut dan akan dikonfrontasikan dengan Ebbers.
-Tyco International Ltd.
Dennis Kozlowski, CEO dan Mark Swartz dituduh mencuri uang perusahaan sebesar
US$ 600 juta. Jaksa menyatakan bahwa Pengadilan New York mengumumkan
terjadinya kesalahan dalam mengadili perkara tersebut, Pengadilan ulangan yang ke
-2 dilaksanakan pada tahun berikutnya. Mark Belnick disangka melakukan
kecurangan yang berupa Larceny.
- Adelphia Communications Corporation.
Setahun setelah terjadinya kecurangan yang nilainya sekitar $600 juta oleh skandal
Enron, salah seorang pejabat menyampaikan pernyataan melalui media televisi kabel
bahwa perusahaan Enron telah memanipulasi laporan keuangannya. Pada bulan
Maret 2002, Adelphia Communications, konglomerat yang bergerak dibidang
televise kabel, mengakui telah menyetujui untuk memberikan pinjaman kepada
keluarga Rigas sebesar $2,3 miliar dolar, tulang punggung keuangan perusahaan.
Dengan adanya transaksi yang mencurigakan ini mendorong pemerintah untuk
melakukan investigasi, yang akhirnya ditemukan kecurangan dan penggelapan yang
nilainya puluhan miliar dolar.
Selain memberikan pinjaman kepada keluarga senilai $2,3 miliar, Departemen
Kehakiman menyatakan bahwa terdakwa telah melakukan berbagai pelanggaran
hukum sebagai berikut :
1. memanipulasi laporan keuangan perusahaan dengan menggelembungkan

jumlah pelanggan;
2. menyebabkan kerugian bagi investor lebih dari $60 miliar;
3. menggunakan dana perusahaan sebesar $252 juta untuk melakukan investasi

atas nama keluarga, dan


4. menggunakan dokumen palsu untuk memperoleh saham Adelphia sebesar
$420.
Pendiri perusahaan, John Rigas dan anak laki-lakinya, Timothy dihukum karena
melakukan konspirasi dan kecurangan yang menyangkut bank dan saham. Anak lakilaki Rigas yang lain, Michael dibebaskan dari segala dakwaan.
- HeaIthSouth Corporation.
Richard Scrushy, CEO dituduh menggelembungkan pendapatan HeaIthSouth sebesar
jutaan-dollar US. Sehingga laporan keuangan perusahaan tersebut kelihatan sangat
menarik bagi para investor. Sebanyak 16 orang eksekutif dari HeaIthSouth juga

terlibat dalam kecurangan tersebut.


- Qwest Communications International Inc.
Grant Graham (chief financial officer); Bryan Treadway (asisten controller); Thomas
Hall (senior vice president); dan John walker (vice president), mereka dituduh
terlibat dalam 11 jenis kejahatan, yautu menyangkut konspirasi, kecurangan
menyangkut saham, dan membuat laporan keuangan palsu.
Ringkasan isi pokok dari Sarbanes-Oxley Act:

Membentuk independent public company board untuk mengawasi audit


terhadap perusahaan public.
Mensyaratkan salah seorang anggota komite audit adalah orang yang ahli
dalam bidang keuangan.
Mensyaratkan untuk melakukan full disclosure kepada para pemegang saham
berkaitan dengan transaksi keuangan yang bersifat kompleks.
Mensyaratkan Chief Executive Officer (CEO) dan Chief Financial Officer
(CFO) perusahaan untuk melakukan sertifikasi tentang validitas pembuatan
laporan keuangan perusahaannya. Jika diketahui mereka melakukan laporan
palsu, mereka akan dipenjara selama 20 tahun dan denda sebesar US$5 juta.
Melarang kantor akuntan publik dari tawaran jasa lainnya, seperti melakukan
konsultasi, ketika rnereka sedang melaksanakan audit pada perusahaan yang
sama. Hal ini untuk menghindari adanya benturan kepentingan (conflict of
interest).
Mensyaratkan adanya kode etik, terdaftar pada Securities and Exchange
Commission (Bapepam-LK), untuk para pejabat keuangan (financial officer)
Ancaman hukuman 10 tahun penjara untuk pelaku kecurangan wire and mail
fraud.
Mensyaratkan mutual fund professional untuk menyampaikan suaranya pada
wakil pemegang saham, sehingga memungkinkan para investor untuk
mengetahui bagaimana saham mereka berpengaruh terhadap keputusan.
Memberikan perlindungan kepada individu yang melaporkan adanya tindakan
menyimpang kepada pihak yang berwewenang.
Mensyaratkan penasehat hukum perusahaan untuk mengungkap adanya
penyimpangan kepada pejabat senior dan kepada dewan komisaris, jika perlu;
penasehat hukum tersebut berhenti untuk bekerja sama dengan perusahaan
jika manajer senior tersebut mengabaikan laporan tersebut.

Pro dan Kontra Penerapan Sarbanes-Oxley Act (SOA)


Berikut ini sejumlah kritik terhadap penerapan Sarbanes-Oxley Act (SOA) :
1.

Membutuhkan biaya besar (it is too costly)

2.
Memiliki dampak negatif bagi perusahaan terhadap persaingan global (it
impacts negatively on a firms global competitiveness)
3.
Pengeluaran pemerintah juga meningkat untuk menerapkan
undangundang tersebut (government costs also increase to regulate the law)

4.
Chief Financial Officer (CFO) bertambah bebannya dan tertekan karena
harus mematuhi akuntabilitas yang dipersyaratkan oleh undang-undang
5.
Menurunnya Minat Perusahaan Privat Untuk Menjadi Perusahaan
Publik

SARBANES OXLEY ACT


Munculnya Sarbanes Oxley Act ini akibat adanya skandal -skandal
keuangan dalam perusahaan - perusahaan besar di Amerika serikat bahkan
terjadi kebangkrutan , hal tersebut membuat warga amerika terkejut serta
warga berasumsi bahwa skandal - skandal tersebut dapat membahayakan
kelangsungan perekonomian di Amerika serikat tersebut.
Oleh karena itu konggres Amerika Serikat segera mengambil langkah
komprehensif dengan menetapkan undang-undang keuangan yang
kemudian dikenal dengan Sarbanes Oxley Act 2002 atau di sebut Sarbox
pada tanggal 30 juli 2002 dan disahkan oleh Presiden W. Bush. Konggres
berasumsi bahwa skandal- skandal keuangan tersebut tidak bisa di lihat
sebagai kasus, namun sebuah indikasi perlunya sebuah peraturan yang
lebih ketat yang mengatur penyiapan dan pemeriksaan laporan keuangan.
Dengan ditetapkan peraturan tersebut diharapkan kepercayaan publik bisa
kembali lagi.
Sarbox terdiri dari 130 halaman dan terbagi menjadi 11 bab. Tujuan dari
Sarbox adalah melindungi investor lewat :
1. Pengungkapan keuangan yang lebih, Akurat , Tepat waktu ,

Komprehensif , dan Dapat dimengerti.


2. Tata kelola perusahaan yang lebih baik
3. Pengawasan yang lebih ketat dengan pembentukan PCAOB (Public
Company Accounting Oversight Board).
Pengendalian internal yang lebih baik. Peraturan ini mengikat semua
perusahaan publik yang mencatatkan bursanya di pasar modal Amerika
Serikat (NYSE dan NASDAQ) dan kantor akuntan yang memeriksanya baik
kantor akuntan tersebut berada dalam yurisdiksi Amerika Serikat maupun
bukan.
Undang-undang ini merupakan reformasi terbesar di USA sejak
diterbitkannya Securities Acts of 1933 and 1934. Oleh sebab itu suatu
keharusan bagi para akuntan, auditor dan fraud examiners untuk
mempelajari undangundang ini, dan termasuk juga Statement on Auditing
Standards (SAS) No. 99, agar mengetahui pengaruhnya bagi organisasi
publik, swasta maupun jenis organisasi yang lain serta tanggung jawab apa
saja yang menjadi kewajibannya.
Berikut ini ringkasan isi pokok dari Sarbanes-Oxley Act:

Membentuk independent public company board untuk mengawasi audit


terhadap
perusahaan public.
Mensyaratkan salah seorang anggota komite audit adalah orang yang ahli
dalam bidang
keuangan.
Mensyaratkan untuk melakukan full disclosure kepada para pemegang
saham berkaitan
dengan transaksi keuangan yang bersifat kompleks.
Mensyaratkan Chief Executive Officer (CEO) dan Chief Financial Officer
(CFO) perusahaan
untuk melakukan sertifikasi tentang validitas pembuatan laporan keuangan
perusahaannya.
Jika diketahui mereka melakukan laporan palsu, mereka akan dipenjara
selama 20 tahun
dan denda sebesar US$5 juta.
Melarang kantor akuntan publik dari tawaran jasa lainnya, seperti
melakukan konsultasi,
ketika rnereka sedang melaksanakan audit pada perusahaan yang sama.
Hal ini untuk
menghindari adanya benturan kepentingan (conflict of interest).
Mensyaratkan adanya kode etik, terdaftar pada Securities and Exchange
Commission
(Bapepam-LK), untuk para pejabat keuangan (financial officer) Ancaman
hukuman 10 tahun
penjara untuk pelaku kecurangan wire and mail fraud.
Mensyaratkan mutual fund professional untuk menyampaikan suaranya
pada wakil
pemegang saham, sehingga memungkinkan para investor untuk mengetahui
bagaimana
saham mereka berpengaruh terhadap keputusan.
Memberikan perlindungan kepada individu yang melaporkan adanya
tindakan menyimpang
kepada pihak yang berwewenang.
Mensyaratkan penasehat hukum perusahaan untuk mengungkap adanya
penyimpangan
kepada pejabat senior dan kepada dewan komisaris, jika perlu; penasehat
hukum tersebut
berhenti untuk bekerja sama dengan perusahaan jika manajer senior
tersebut mengabaikan
laporan tersebut.
Sarbanes oxley act (SOA/SOX) adalah hukum federal Amerika Serikat yang
menetapkan standar baru untuk semua perusahaan publik kelas atas AS, manajemen
dan perusahaan akuntan publik. Hukum ini diberi nama oleh Senator AS Paul

Sarbanes (D-MD) dan Perwakilan AS Michael G. Oxley (R-OH). Sebagai hasil dari
SOX, manajemen puncak sekarang harus lebih individual menyatakan keakuratan
informasi keuangan. Selain itu, denda untuk kegiatan keuangan penipuan jauh lebih
parah. Selain itu, SOX meningkatkan independensi auditor luar yang meninjau
keakuratan laporan keuangan perusahaan, dan meningkatkan peran pengawasan dari
dewan direksi.
RUU ini disahkan sebagai reaksi terhadap adanya sejumlah skandal korporasi dan
akuntansi utama yang mencakup Enron, Tyco International, Adelphia, Peregrine
Systems dan WorldCom. Skandal ini mengakibatkan para investor milliaran dollar
menjadi koleps.
Hukum ini berisi 11 judul, atau bagian, dimulai dari tanggung jawab perusahaan
untuk hukuman pidana, dan membutuhkan Securities and Exchange Commission
(SEC) untuk menerapkan hukum tentang persyaratan yang mematuhi hukum. Harvey
Pitt, ketua 26 dari SEC, memimpin SEC yang diadopsi dari puluhan aturan untuk
melaksanakan Sarbanes-Oxley Act. , Akuntansi Perusahaan Publik Dewan Pengawas,
atau PCAOB, bertugas mengawasi, mengatur, memeriksa dan mendisiplinkan
perusahaan akuntansi dalam peran mereka sebagai auditor perusahaan publik.
Tindakan ini juga mencakup isu-isu seperti independensi auditor, tata kelola
perusahaan, penilaian pengendalian internal, dan pengungkapan keuangan
ditingkatkan. Lengan nirlaba Eksekutif Keuangan Internasional (FEI), Eksekutif
Keuangan Research Foundation (FERF), menyelesaikan studi penelitian yang luas
untuk membantu mendukung dasar tindakan.
hukum ini disetujui dari DPR Amerika Serikat dengan suara 423 mendukung, 3
menentang, dan 8 abstain dan dari Senat dengan suara 99 mendukung, 1 abstain.
Presiden George W. Bush menandatangani menjadi undang-undang, yang
menyatakan itu termasuk "yang paling jauh dari reformasi praktik bisnis Amerika
sejak masa Franklin D. Roosevelt Era standar rendah dan keuntungan palsu selesai,.
Tidak ada ruang rapat di Amerika berada di atas atau di luar hukum .

You might also like