You are on page 1of 6

SISTEM PELAYANAN KEDOKTERAN TERPADU (=SPKT).

Adalah suatu system yang memadukan berbagai fungsi dan aktivitas dari berbagi institusi untuk
di koordinasikan secara tepat menjadi pelayanan yang bersifat ; menyeluruh, berjenjang,
berkesinambungan, berkeadilan, merata, bermutu, terjangkau dan saling berkaitan serta
bertanggungjawab dari segi klinis, administrative, maupun finansial dalam upaya memelihara
dan meningkatkan status kesehatan masyarakat yang dilayani.
SPKT ini di topang oleh tiga pilar utama yakni ; (1) system pendidikan kedokteran, (2) system
pelayanan kedokteran, dan (3) system pembiayaan kedokteran, yang menjadi satu system oleh
moral, etika dan regulasi.
Pilar pertama pendidikan kedokteran.
Sekarang ini system pendidikan kedokter di Indonesia sejak lima tahun terakhir telah
berorientasi pendidikan dokter strata pertama (lini pertama) atau dokter keluarga. Bisa di Check
pada Fakultas Kedokteran yang ada di Palembang (Muhammadiyah dan UNSRI). Jika kandidat
calon (HDMSO) masuk ke Perguruan Tinggi khusus nya di kedokteran program ini sudah
matching untuk di angkat. Akan membuka peluang pekerjaan dokter sebagai dokter PDKM
(=Praktek Dokter Keluarga Mandiri). Dokter keluarga adalah dokter yang mengelola kesehatan
sekitar 2500 sampai 3000 orang per dokter dengan programnya tidak hanya mengobati tetapi
memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas yakni menjaga kesehatan mitranya. Pasien
dianggap sebagai mitra dokter.
Pilar kedua system pembiayaan pelayanan kedokteran.
System pembiayaan tidak usah khawatir karena nanti 2014 akan berlaku UUSJSN dan UUBPJS,
jadi memang harus gratis utamanya bagi orang miskin, gratis yang tidak menyengsarakan dokter.
Jadi dalam UUSJSN (=Undang Undang Sistem Jaminan Sosial Nasional) dan UUBPJS
(=Undang undang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) diberlakukan universal coverage
(=perlindungan menyeluruh). Artinya biaya kesehatan penduduk miskin ditanggung pemerintah,
miskin gratis, biaya diganti pemerintah melalui BAPEL (=Badan Penyelenggara) kepada PDKM
(=Praktek Dokter Keluarga Mandiri), jika mampu melakukan iur biaya seperti contohnya
pegawai negeri melakui Askes. Jadi biaya tetap ada sehingga tidak membuat sengsara pelayanan
kesehatan/dokter.
Pilar ketiga system pelayanan kedokteran.
Pilar ini yang belum ada dan belum terstruktur, yang ada saat ini adalah pelayanan dokter
konvensional, hanya kalau sakit saja datang kedokter. Sistem pelayanan dokter keluarga
(PDKM) yang belum berjalan inilah yang di tawarkan atau yang menjadi unggulan program
kesehatan HDMSO.
CIRI-CIRI PDKM (=Praktek Dokter Keluarga Mandiri).
Ada tujuh ciri atau karakteristik PDKM ;
1. One stop shopping layanan kesehatan strata pertama. Layanan kesehatan strata
pertama dokter keluarga yang bersifat komprehensif dan menjadi kebutuhan dasar, yang
dikelompokkan menjadi tiga ;

2.

3.

4.

5.

a. Layanan ditujukan untuk mencegah timbulnya penyakit, memelihara dan


meningkatkan derajat kesehatan, serta mendorong
agar masyarakat
bertanggungjawab atas kesehatannya, menerapkan perilaku hidup sehat, serta
dalam batas tertentu dapat mengobati dirinya sendiri dan menggunakan
sumberdaya dan sarana kesehatan secara benar.
b. Layanan untuk mengatasi penyakit/gangguan kesehatan yang bersifat akut, baik
penyakit infeksi, kecelakaan maupun kondisi akut suatu penyakit kronis.
c. Layanan untuk mengelola penyakit/kondisi kesehatan yang bersifat kronis atau
khusus atau memerlukan perhatian, seperti mendeteksi secara dini gangguan
kesehatan atau enyakit kronis, atau merencanakan dan melaksanakan program
pengobatan penyakit kronis.
Kemitraan jangka panjang. Pada pelayanan dokter konvensional hubungan dokter dan
pasien bersifat episodic (sesaat), hanya terjadi pada saat pasien datang ketempat praktek
dokter. Pada PDKM pasien dianggap sebagai mitra. Kemitraan ini harus diatur secara
tertulis sejak awal kemitraan, sehingga masing masing pihak (Dokter keluarga dan
mitranya) mengetahui tentang hak dan kewajibannya. Ciri kemitraan ini sangat mudah
untuk dokter keluarga menerima pembayaran secara kapitasi artinya biaya pengelolaan
kesehatan untuk masyarakat di hitung per-kepala/perorang yang di berikan kepada
dokter keluarga secara system anggaran, sebelum mitranya sakit.
Pola pikir dan pola tindak dokter keluarga adalah merubah paradigma sakit
menjadi paradigma sehat dan proaktif. Paradigma sehat mengharuskan dokter
keluarga melakukan penilaian status dan resiko kesehatan untuk memperoleh profil
kesehatan mitranya, melakukan analisis dan klasifikasi untuk merencanakan program
yang harus di ikuti oleh mitranya, dan melakukan intervensi yang bersifat proaktif sesuai
dengan kebutuhan mitranya dan melakukan monitoring terhada status kesehatan dan
upaya kesehatan yang harus diikuti mitranya. Dengan cirri ini tanggungjawab dokter
keluarga untuk memelihara kesehatan sekelompok/komunitas masyarakat yang menjadi
mitranya, bik dikala sakit maupun dikala sehat, dapat menjadi lebih jelas dan dapat
dilaksanakan dengan baik.
Bekerja dalam tim. Pelayanan kesehatan strata pertama yang komprehensif kepada
sekelompok masyarakat yang menjadi mitra PDKM dapat dilaksanakan dengan baik bila
pelayanan PDKM diselenggarakan oleh suatu tim yang terdiri dari ; dokter keluarga,
perawat, bidan, asisten apoteker, analis laboratorium, dokter gigi, perawat gigi, tenaga
bantuan lainnya (kader Posyandu, Kader PKK, PLKB, dsb). Pengertian tim ini tidak
berarti harus menjadi staf /pegawai PDKM dapat saja tenaga kesehatan tersebut
merupakan unit lain yang terpisah kemudian mengikatkan diri dalam kerja sama dengan
PDKM untuk menghindari tumpang tindih pelayanan kesehatan di suatu wilayah. Bisa
saja terbuka kemungkinan kader PKK, kader Posyandu dan PLKB menjadi kepanjangan
tangan dokter keluarga untuk menjangkau sasaran yang sama yaitu ibu dan anak.
Computer sebagai stetoskop kedua. Dalam memberikan pelayanan kepada mitranya
(masyarakat) dokter keluarga di dukung oleh perangkat tehnologi informasi yang tepat
guna. Komputer menjadi alat kerja penting dn tidak terpisahkan dalam
menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga, karena itu dianggap sebagai steteskop
kedua. Alat kerja ini digunakan untuk membuat rekam medic, menilai profil kesehatan
mitra, memantau kesehatan kondisi mitra, melaksanakan kendali mutu dan kendali biaya,
dan menerapkan administrasi manajemen klinik yang baik dan efisien. Dengan demikian,

berbagai informasi yang menyangkut layanan mdis dan non medis dapat dengan mudah
diolah.
6. Kendali mutu dan kendali biaya menjadi unsure yang melekat pada semua spek
pengelolaan PDKM. Berbagai kegiatan yang terkait erat dengan kendali mutu dan
kendali biaya sebagai berikut ;
a. Rekrutment dan pelatihan petugas.
b. Supervise secara terus menerus dan disediakan bantuan tehnis.
c. Audit medis internal.
d. Pemantauan kinerja
e. Pemantauan profil populasi cakupan dokter keluarga.
f. Audit kinerja.
g. Standarisasi struktur dan standarisasi proses (ada buku pedoman kerja, ada
pendidikan berkelanjutan, ada akreditasi, ISO, Quality Control, dan sebagainya).
h. Penerapan penggajian dan insentif yang menghargai upaya menjaga mutu dan
mengendalikan biaya.
i. Pemberian insentif sebagai gatekeeper (penjaga gawang) kesehatan.
7. Membentuk jejaring PDKM. Seluruh PDKM yang ada diintegrasikan menjadi suatu
jejaring pelayanan kesehatan strata pertama untuk mencapai skala ekonomi yang layak
dan memperluas cakupan geografis layanan. Langkah ini juga perlu dilakukan agar upaya
kendali mutu dan kendali biaya yang membutuhkan banyak sumber daya dapat
ditanggung bersama sama. Jejaring juga akan mengubah PDKM menjadi unit yang besar
dan punya kekuatan negosiasi, khususnya dengan pihak Badan Penyelenggara (BAPEL).

LINGKUP LAYANAN PDKM.


PDKM merupakan pelayanan strata pertama dalam arti pelayanan pertama kali dikunjungi
masyarakat bila ia membutuhkan layanan kesehatan, baik untuk keperluan pemeliharaan
kesehatan dan pencegahan penyakit dikala sehat maupun keperluan pengobatan dikala sakit.
Idealnya ada 21 jenis pelayanan untuk setiap mitranya.
1. Penilaian status kesehatan pribadi (wellcheckup), berupa pemeriksaan kesehatan yang
menggabungkan penilain factor resiko dan pemeriksaan medic terarah meliputi pengisian
kuesioner, wawancara medis, pemeriksaan lengkap, laboratorium terarah dan konseling
kesehatan WellCheckup. Metode ini merupakan cara dokter keluarga memperoleh profel
kesehatan pribadi yang diperlukan untuk merancang upaya upaya promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitative yang sesuai dengan kebutuhan mitra.
2. Program kesehatan proaktif pengendalian penyakit/kondisi khusus; Layanan ini
merupakan program promotif-preventif yang dilaksanakan secara proaktif dengan tujuan
untuk mengendalikan penyakit/kondisi khusus, seperti hipertensi, diabetes mellitus,
kegemukan, merokok, dan lain lain. Jika pada saat WellCheckup menunjukkan mitra
menderita hipertensi maka DK (=Dokter Keluarga) akan merancang program yang sesuai
dengan kondisi mitra. Program ini harus di ikuti selama satu periode meliputi konseling
gaya hidup, seperti apa yang cocok untuk mitra, pola makan sehat, aktivitas olahraga, dan
lain lain agar mitra menjadi sehat, disamping upaya medis (obat-obatan, pemeriksaan
penunjang). Selama mengikuti program ini DK akan mengingatkan mitranya kapan harus
dating ke PDKM dan kegiatan apa yang harus diikuti, memantau kemajuan yang telah
dicapai mitra dan menginformasikannya kepada mitra. Dengan pendekatan ini

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

penyakit/kondisi khusus dapat ditangani secara lebih terarah, terpadu dan biaya dapat
terkendali. Selain itu PDKM dapat merupakan perpanjangan tangan rumah sakit dalam
merawat pasien yang telah selesai perawatan di rumah sakit supaya tidak hlang
control/putus pelayanan.
Pendidikan kesehatan ; Dokter keluarga dan timnya akan memberikan pendidikan
kesehatan tentang pola hidup sehat, cara cara bagaimana mengatasi masalah kesehatan
sehari-hari, dan kemandirian masyarakat dalam memelihara kesehatan. Sasaran
pendidikan kesehatan adalah individu, keluarga yang mempunyai masalah tertentu
(narkoba), kelompok penderita penyakit (penyakit jantung, diabetes, stroke, asthma,
dsnya), dan kelompok individu yang mempunyai minat terhadap kesehatan. PDKM
secara berkala akan menyelenggarakan pendidikan kesehatan dalam bentuk seminar, mini
seminar, diskusi kelompok, konseling, audiovisual, leaflet dan brosur. Agenda
pendidikan ini dapat diperoleh di Layanan pelanggan di setiap PDKM.
Imunisasi; Upaya ini merupakan tindakan preventif untuk melindungi mitra dari
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (anak dan dewasa). Bagi anak-anak balita
sesuai imunisasi standar WHO dan khusus dewasa ; imunisasi influenza, tifoid, hepatitis,
serta imunisasi untuk calon haji.
Pemeliharaan kesehatan bayi dan anak balita; Dokter keluarga sangat peduli tentang
masa emas (golde periode) pertumbuhan bayi dan anak balita dan meyakininya sebagai
sebagai masa tumbuh kembang yang penting. Oleh karena itu DK dan Timnya kan
melaksanakan pemeriksaan rutin bayi adan anak balita seperti memantau pertumbuhan,
status imunisasi dan gizi, perkembangan motorik, memberikan nasehat tentang
perawatan, nutrisi dan psikologi agar tercapai pertumbuhan yang optimal.
Pemeliharaan kesehatan anak usia sekolah; DK bekerja sama dengan sekolah sekolah
untuk melakukan pemeriksaan rutin dan deteksi dini masalah kesehatan anak usia
sekolah, termasuk status imunisasi dan gizi, kesehatan mata, kesehatan gigi, dan mulut,
memberikan konsultasi psikologi perkembangan anak bila diperlukan.
Pemeliharaan kesehatan wanita dan kesehatan reproduksi ; Kesehatan wanita
memerlukan pemeliharaan yang khusus dan teratur. Karena itu DK dan Timnya akan
melaksanakan pemeriksaan rutin, mendeteksi dini dan mengelola masalah kesehatan
khususnya ada pada wanita, seperti deteksi dini kanker mulut rahim (pap smear), kakker
payudara, menopause, dan masalah kesehatan umum seperti pengelolaan berat badan,
perawatan kulit dan sebagainya.
Pemeriksaan Lansia; DK dan Timnya akan melaksanakan pemeriksaan rutin bagi
mereka yang termasuk kelompok lansia untuk deteksi dini dan mengelola masalah
kesehatan yang sering ditemui di usia lanjut. Seperti pembesaran kelenjar prostat,
penyakit penyakit degenerative dan lain lain. DK dan Timnya akan melakukan
pendampingan keluarga dalam pemeliharaan kualitas hidup lansia. Pendampingan berupa
pelayanan pembinaan keluarga.
Pemeriksaan Ante dan post natal ; DK dan Timnya akan melakukan pemeriksaan rutin
pada mitra yang hamil agar diperoleh kehamilan yang baik dan persalinan yang aman.
Jika tiba saatnya DK akan menangani persalinan atau merujuk kerumah bersalin atau
rumah sakit yang tepat. Untuk memulihkan kondisi ibu setelah melahirkan serta
memelihara kesehatan bayi, pemeriksaan rutin pasca akan dilakukan. Pelayanan edukasi
perawatan bayi, perawatan luka pasca persalinan, penyuluhan menyusui bayi yang sehat
dan lain lain akan diberikan secara individual maupun kelompok.

10. Konsultasi dan pengobatan; DK memberikan layanan konsultasi dan pengobatan yang
dibutuhkan mitra. Layanan pengobatan ini meliputi konsultasi medis, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnose, pengobatan dan tindakan medis
yang sesuai dengan kewenangan dokter keluarga dan kebutuhan mitranya. DK akan
memberikan pelayanan rujukan bila mitranya membutuhkan layanan yng diluar
kompetensi dan kewenangannya, atau bila PDKM-nya tidak tersedia fasilitas yang
dibutuhkan. Dalam hal ini DK akan membuat surat rujukan ke dokter lain atau rumah
sakit dan memantau hasilnya.
11. Peresepan obat; dokter keluarga akan meresepkan obat-obatan secara rasional sesuai
dengan kebutuhan medis mitra. DK akan mengutamakan penggunaan obat esensial dan
obat generic yang terdapat dalam daftar obat obatan (forrmularium) obat pelayanan
kesehatan strata pertama yang tersedia di PDKM.
12. Tindakan medis; Bila perlu tindakan medis untuk menyelesaikan masalah mitra, DK
akan melakukan tindakan medis yang menjadi kompetensi dan kewenangannya, antara
lain tindakan bedah kecil (sunat, insisi abses, membuang tumor kecil), injeksi, resusitasi
dan persalinan normal.
13. Konseling; DK akan melaksanakan pelayana konseling, yaitu membantu mitranya dalam
proses pengambilan keputusan menyangkut masalah kesehatan yang dihadapi mitra.
Konseling dapat diberikan kepada perseorangan, keluarga atau kelompok yang
mempunyai masalah tertentu. Konseling diberikan kepada mitra yang mengalami
penyakit berat, misalnya harus di operasi, bisa juga konseling kepada kelompok tertentu
misalnya kelompok penyandang penyakit jantung, diabetes, rematik dan sebagainya.
Konseling kelompok akan terjadwal di PDKM.
14. Penunjang Diagnostik ; Bila kondisi setempat membutuhkan PDKM dapat dilengkapi
dengan fasilitas penunjang diagnostic seperti laboratorium untuk layanan strata pertama,
elektrokardiografi, ultrasonografi dan lain-lain. Bila fasilitas penunjang ini tidak tersedia
maka dapat dirujuk ke PDKM lain atau sarana kesehatan lain yang bermitra dengan
PDKM.
15. Layanan kesehatan gigi dan mulut; dokter gigi PDKM akan memebrikan layanan
konsultasi perawatan pada gigi yang bermasalah, tindakan pencegahan dan penddikan
kesehatan gigi kepada mitra yang sesuai dengan standar pelayanan kesehatan gigi dan
mulut strata pertama. Jika memungkinkan PDKM juga menyediakan layanan kosmetik
gigi.
16. Rehabiltasi medic ; DK dan Timnya menyediakan perawatan rehabilitasi medic bagi
mitra pasca stroke, pasca bedah dan kondisi lainnya. Perawatan rehabilitasi medic ini
sebatas kompetensi dokter keluarga dan Timnya dan dapat dilakukan di PDKM atau
dirumah mitra.
17. Kunjungan rumah ; DK akan melakukan kunjungan rumah untuk memberikan layanan
bila kondisi mitra karena alasan medis tidak mungkin datang ke PDKM. DK juga akan
berkunjung untuk melakukan penilaian kemungkinan adanya potensial hazard
(bahan/benda yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan) di rumah mitra, atau
melakukan pendidikan kesehatan kepada seluruh keluarga. Kunjungan rumah ini perlu
dijadwalkan dan dibedakan antara kebutuhan yang mendesak dengan yang tidak
mendesak.
18. Perawatan di rumah ; Mitra dapat minta dirawat dirumah karena pertimbangan
ekonomi dan kenyamanan, dan DK akan memenuhi permintaan tersebut bila secara

medis memungkinkan. Tim PDKM akan mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan
agar perawatan di rumah dapat dilaksanakan sebaik baiknya, termasuk melatih anggota
keluarga dalam merawat mitra. Bila diperlukan seorang perawat akan ditugaskan
merawat mitra. Selama mitra menjalani perawatan dirumah DK secara periodic
memonitor status kesehatan mitra. Kasus yang dirawat dirumah antara lain adalah
penderita yang telah melewati masa keritis di rumah sakit dan tinggal menunggu masa
pemulihan serta mitra yang memerlukan perawatan paliatif.
19. Kunjungan ke rumah sakit ; Bila mitra dirawat dirumah sakit, DK akan mengunjungi
mitra. Ia akan menjelaskan riwayat penyakit mitra kepada dokter yang merawat dan
memantau perawatan mitra. Upaya ini dilakukan agar mitra mendapat pelayanan medis
yang sesuai dengan kebutuhannya dan terhindar dar pelayanan yang tidak perlu.
20. Layanan mendesak/gawat darurat; PDKM disiapkan untuk memberikan layanan
gawat darurat yang sewaktu waktu terjadi di PDKM. Seperti mengatasi pingsan, shock,
sesak napas karena asma dan lain lain. Mitra dapat menghubungi DKnya bila sewaktu
waktu dirumah menghadapi masalah kesehatan yang mendesak tetapi bukan gawat
darurat, misalnya tidak ingat/lupa dosis obat, alergi setelah makan sesuatu, bayi panas
tinggi, susah tidur, nyeri sakit gigi dan sebagainya. Namun bila mitra menemui kondisi
gawat darurat disarankan untuk mencari bantuan ke sarana kesehatan terdekat yang
memiliki fasilitas layanan kedaruratan medis baru setelah itu menghubungi DKnya. DK
akan segera mendampingi mitranya bila ecara medis kehadirannya dibutuhkan.
21. Ambulance ; sesuai dengan kebutuhan dan kondisi setempat PDKM dapat dilengkapi
dengan pelayanan ambulance untuk kemudahan dan kenyamanan transportasi mitra yang
memiliki kondisi khusus.
Referensi ;
1. Membangun Praktik Dokter Keluarga Mandiri; Soetono Gatot et all, Penerbit Pengurus
Besar Ikatan Dokter Indonesia.
2. Dokter Juga Manusia Upaya Memperbaiki Mutu Pelayanan Kesehatan, Fachmi Idris,
penerbit PB IDI, Jakarta. 2006.

You might also like