Professional Documents
Culture Documents
Sumarni (11412046)
ABSTRAK
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha dalam
bidang pertanian. Kualitas benih menjadi salah satu hal yang berpengaruh
terhadap produktivitas tanaman yang ditumbuhkan, sehingga berdampak pula
pada pendapatan petani. Kualitas benih dapat diketahui dari dari potensi
berkecambah dan daya berkecambah benih (Herri dkk, 2013). Kualitas benih
tidak selamanya akan bertahan dalam kondisi yang baik, kualitasnya dapat
menurun ketika mendapat gangguan atau kerusakan. Menurut Soetopo (2010),
benih dengan kualitsas yang tinggi merupakan hal yang esensial terhadap
viabilitas benih yang mencakup daya kecambah dan potensi berkecambah benih.
Mutu fisik benih merupakan penampilan benih secara prima bila dilihat secara
fisik, antara lain dari ukuran dan homogen, bernas, bersih dari campuran benih
lain, biji gulma dan dari berbagai kontaminan lainnya, serta kemasan yang
menarik.
Kerusakan
dapat
terjadi
karena
faktor,
kimia,
biologi,
ataupun
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
2.2
: Plantae (Tumbuhan)
: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
: Rosidae
: Fabales
: Fabaceae (suku polong-polongan)
: Vigna
: Vigna angularis (Willd.)
merah memiliki ukuran lebih besar dibanding biji kacang hijau ataupun kacang
panjang dengan kulit biji berwarna merah tua atau merah bata berbintik putih.
Jika kulit biji dikupas, maka akan terlihat biji kacang yang berwarna putih
(Saputra, 2014).
2.3
bagian-bagian
penting
dari
embrio
suatu
benih
yang
lunak serta tak membentuk klorifil. Proses perkecambahan benih dimulai saat
radikula dan plumula muncul dan menembus kulit biji atau benih (Mayer, 1982).
Suatu biji tumbuhan dapat berkecambah jika embrio biji tersebut masih hidup,
biji
tidak
dalam
keadaan
dorman
serta
memiliki
faktor
lingkungan
untuk
tumbuh
dilihat
dari
kemampuannya
untuk
bulat dan benih kecil cenderung sedikit mengalami kerusakan daripada benih
berbentuk panjang dan tidak beraturan.Kerusakan benih dapat terjadi akibat
beberapa faktor, yaitu:
a. Kerusakan karena panas. Sering terjadi karena pemanasan oven suhu tinggi
untuk mengekstraksi benih dari buah kerucut, atau pembakaran untuk
menghilangkan bulu buah atau benih. Suhu tinggi yang fatal dapat juga timbul
selama fermentasi daging buah. Benih yang lembab kurang tahan terhadap
panas daripada benih kering dan benih rekalsitran juga sensitif terhadap panas.
b. Kerusakan karena bahan kimia. Terkadang timbul selama pemisahan dengan
cara pengapungan dalam cairan organik. Sumber potensial merusak adalah
fungisida.
c. Kerusakan karena air. Perendaman dalam air yang terlalu lama, misalnya
untuk melunakkan daging buah, dapat menghambat proses respirasi benih.
Perendaman terlalu lama dapat juga menyebabkan penyerapan air dan mulai
berkecambah pada benih yang tidak memerlukan dormansi.
2.6
apakah
kebetulan saja
Perbedaan perlakuan dikatakan nyata apabila keragaman perlakuan cukup
besar dibandingkan dengan galat percobaan
Yij ij
Yij ( i ) ij
i ij
P enduga
ij
ij Yij Y
(Yij )
Y12 ... Yi2
JKP
FK JKP
FK
r
r
Hitung Jumlah kuadrat dalam grup (within groups sum of squares) atau
jumlah kuadrat sisa:
JK galat = JK total JK perlakuan
JK galat = (Yij2 (Yi.)2/r)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya baki
pengecambah, timbangan digital, cawan petri besar, kain, meteran, semprotan air,
tanah dan benih kacang merah.
3.2 Cara Kerja
Benih kacang merah ditimbang sebanyak 250 gram untuk masing-masing
perlakuan.Benih yang telah ditimbang kemudian dibungkus menggunakan kain
yang mana dalam penelitian ini kain berfungsi sebagai pembungkus benih. Hal
selanjutnya yaitu dilakukan kerusakan mekanis pada benih dengan menjatuhkan
benih dari ketinggian yang berbeda-beda diantaranya dari ketinggian 4,2 m, 7,1,
dan 10 meter, sedangkan 1 perlakuan sebagai kontrol dengan tidak memberikan
kerusakan mekanis pada benih. Benih perlakuan dijatuhkan sebanyak tiga kali
pada masing-masing ketinggian.Benih yang telah dijatuhkan kemudian diambil
secara acak dan ditanam pada masing-masing nampan plaktik berisi media
tumbuh berupa tanah dan ditempatkan pada ruangan yang mendapat cahaya
matahari yang cukup, namun tidak terpapar matahari langsung.Benih disiram
setiap hari.Bentuk kecambah normal diamati pada hari ke-4 dan hari terakhir,
serta diamati kecambah yang tumbuh seluruhnya pada hari terakhir.Pada hari
terakhir,
dihitung
potensi
perkecambahan,
daya
perkecambahan
dan
keserempakan perkecambahan.
Penelitian dilaksanakan di Laboratorim Rekayasa Pertanian, SITH ITB
Jatinangor yang dimulai pada tanggal 15 April 2014 sampai dengan tanggal
Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari
empat perlakuan ( kontrol, dijatuhkan dari ketinggian 4,2 meter, dijatuhkan dari
ketinggian 7,1 meter, dan dijatuhkan dari ketinggian 10 meter). Setiap perlakuan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengamatan terhadap data yang dikumpulkan, yaitu pada daya kecambah
benih kacang merah menggunakan pengujian Rancangan Acak Lengkap. Hasil tabel
sidik ragam untuk daya berkecambah tanaman setelah diuji menampakan hasil seperti
yang tertera pada tabel 4.1
Tabel 4.1 Sidik Ragam Analisis Daya Berkecambah Benih Kacang Merah
Sumber
Keragaman
Perlakuan (P)
Galat (G)
Total (T)
Jumlah
Kuadrat (JK)
286.4583333
367187.5
367473.9583
Kuadrat
Tengah (KT)
95.49
18359.38
F-Hitung
F-Tabel
0.005
3.098
Tabel sidik ragam daya berkecambah benih kacang merah diatas menunjukan
bahwa nilai f hitung kurang dari f tabel (0.005 < 3.0984) yang berarti perlakuan
penjatuhan tidak memberikan pengaruh terhadap penurunan daya berkecambah.
Grafik 4.1 menunjukan daya berkecambah benih kacang merah kontrol dan
perlakuan penjatuhan dari ketinggian 4.2, 7.1, dan 10 meter pada setiap perlakuan.
Daya berkecambah rata-rata dari 6 kali pengulangan untuk kontrol adalah 58.33%
untuk kontrol, 54.167% untuk penjatuhan dari ketinggian 4.2 meter, 50% untuk
ketinggian 7.1 meter, dan 58.33% untuk ketinggian 10 meter. Berdasarkan data
tersebut diketahui bahwa perlakuan penjatuhan dari ketinggian yang digunakan tidak
menurunkan daya kecambah benih. Nilai daya berkecambah berhubungan dengan
vigor benih. Daya berkecambah yang tinggi menandakan benih bervigor tinggi.
Sadjad (1999) menyatakan benih bervigor tinggi akan menghasilkan pertumbuhan
benih kuat dengan perkembangan akar cepat sehingga menghasilkan tanaman yang
tumbuh dengan baik dalam berbagai kondisi lingkungan tumbuh.
Pengamatan terhadap potensi berkecambah yang dikumpulkan, yaitu pada
daya kecambah benih kacang merah menggunakan pengujian Rancangan Acak
Lengkap. Hasil tabel sidik ragam untuk potensi berkecambah tanaman setelah diuji
menampakan hasil seperti yang tertera pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Sidik Ragam Analisis Potensi Berkecambah Benih Kacang Merah
Sumber
Keragaman
Perlakuan (P)
Galat (G)
Total (T)
Derajat Bebas
(db)
t-1= 4-1=3
t(r-1)= 4(6-1)=20
(tr-1)=(4x6)-1=23
Jumlah
Kuadrat (JK)
520.8333333
503125
503645.8333
Kuadrat
Tengah (KT)
173.6111111
25156.25
F-Hitung
0.0069
F-Tabel
3.0984
Grafik 4.2 menunjukan daya berkecambah benih kacang merah kontrol dan
perlakuan penjatuhan dari ketinggian 4.2, 7.1, dan 10 meter pada setiap perlakuan.
Daya berkecambah rata-rata dari 6 kali pengulangan untuk kontrol adalah 66.67%
untuk kontrol, 70.83% untuk penjatuhan dari ketinggian 4.2 meter, 68.3% untuk
ketinggian 7.1 meter, dan 62.5% untuk ketinggian 10 meter. Berdasarkan data
tersebut dapat diketahui bahwa perlakuan penjatuhan pada ketinggian 4.2, 7.1, dan 10
meter tidak menurunkan potensi berkecambah benih tanaman kacang merah.
Penelitian
menunjukkan
bahwa
perlakuan
penjatuhan
benih
tidak
berpengaruh terhadap daya dan potensi berkecambah benih. Namun terjadi perbedaan
yang terlihat jelas pada pertumbuhan benih saat penelitian berlangsung.
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan hasil analisis sebagai berikut.
1. Kerusakan mekanis akibat penjatuhan benih pada ketinggian 4,2 m; 7,1 m
dan 10 m tidak berpengaruh terhadap daya berkecambah benih kacang merah
2. Kerusakan mekanis akibat penjatuhan benih pada ketinggian 4,2 m; 7,1 m
dan 10 m tidak berpengaruh terhadap potensi berkecambah benih kacang
merah
5.2
Saran
Untuk mengetahui pengaruh kerusakan mekanis akibat penjatuhan parameter
yang diukur disarankan tidak hanya daya kecambah dan potensi kecambah akan tetapi
ditambahkan parameter lain misalnya tinggi tanaman, jumlah daun atau sebagainya
agar dapat merepresentatikan keadaan perlakuan sebenarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Agrios, G. N. 1988. Plant pathology, 3nd Ed, Academic Press, New York, 215, 245,
256-258
Arief, Ramlah. 2009. Mutu benih jagung pada berbagai cara pengeringan. prosiding
seminar nasional serealia
Bass N. Louis. 1994. Prinsip dan Praktek Penympangan Benih. PT Raja Grafirdo
Persada. Jakarta
Dadan, Mulyana et al. 2012. Untung Besar Dari Bertanam Sengon. Jakarta: PT.
AgroMedia Pustaka
Djunaedy, 2008). Aplikasi Fungisida Sistemik dan Pemanfaatan Mikoriza dalam
Rangka Pengendalian Patogen Tular Tanah Pada Tanaman Kedelai (Glycine
max L.). Embryo Vol 5 No
Fachruddin, I. L. (2000).Budi daya kacang kacangan.Kanisius.
Ferry, James F. dan Henry Silas Ward. 1959. Fundamentals of Plant Physiology.
Madison: Macmilan
Herri Wiliam Suhendra. 2013. Viabilitas Benih Rosela (Hibiscus sabdariffa L.) Pada
Berbagai Kadar Air Awal dan Kemasan Benih
Kader, A.A. 1992. Postharvest Technology of Horticultural Crops.USA:The Regents
of the University of California.
Kartika, Elis dan Satriya Ilyas.1994. Pengaruh Tingkat Kemasaksan Benih dan
Metode Konservasi Terhadap Vigor Benih dan Vigor Kacang Jogo (Phaseolus
vulgaris). Bul. Agron. 22 (2): 44 - 59 (1994))
Maguire, J. D. 1962. Speed of germinationaid in selection and evaluation for
seedling emergence and vigor.Crop science, 2(2), 176-177.
Mayer, A. M., &Poljakoff-Mayber, A. 1982.The germination of seeds.Elsevier.
Muqnisjah, W. dan A. Setiawan. 1994. Panduan Praktikum Dan Penelitian Bidang
Ilmu Dan Teknologi Benih. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Pramono, Eko. 2009. Penuntun Praktikum Teknologi Benih. Bandarlampung.
Universitas Lampung
Gita
Adi.
2014.
Mengenal
Kacang
Merah
diakses
dari
LAMPIRAN
Tabel 1 Perhitungan Statistik Potensi Kecambah dengan Menggunakan Program Excel
Ulangan
1
2
3
4
5
6
Total
Yij=Yi.
Yij2
(Yi.)2/r
Yij2(Yi.)2/ r
Yi./r
117187,5
62,5
Total
325
250
250
250
225
250
1550
1550
603750
100625
503125
258,3333
75000 102083,3
50 58,33333
Total
200
250
250
250
150
225
1325
1325
440625
73437,5
367187,5
220,8333