You are on page 1of 18

MENGAJAR DAN MENINGKATKAT EFEKTIVITAS

PEMBELAJARAN

Disusun oleh
Herdianto Parenta
No. STB. 211 113 032
Kelas A4

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PENDIDIKAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA TORAJA
(UKI TORAJA)
TAHUN 2012

MENGAJAR DAN MENINGKATKAT EFEKTIVITAS


PEMBELAJARAN

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat dan pertolongan-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini. Penulis menyadari ada berbagai kekurangan yang terdapat dalam makalah ini
akibat keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis. Sehubungan dengan hal
tersebut, penulis membuka diri untuk menerima saran dan kritik sebagai upaya
penyempurnaan makalah ini.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Rita
Tanduk S.pd, M.pd selaku dosen Bahasa Indonesia, yang telah mengarahkan,
membimbing dan memotivasi saya sehingga makalah ini penulis dapat selesai
sebagaimana apa adanya.
Akhirnya semoga makalah yang sederhana ini dapat menjadi salah satu
bacaan yang dapat menambah pengetahuan bagi para pembacanya.

Makale, Juni 2012

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................

DAFTAR ISI .............................................................................................................................. ii


KATA PENGANTAR ........................................................................................................... iii
BAB I: PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah .....................................................................

1.2 Batasan Masalah ................................................................................

1.3 Rumusan Masalah ..............................................................................

1.4 Tujuan Penulisan ................................................................................

1.5 Manfaat Penulisan ..............................................................................

BAB II: PEMBAHASAN ..............................................................................

2.1 Pengertian .........................................................................................

2.2 Kaitan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dangan Proses Pembelajaran.. 7


2.3 Cara Untuk Meningkatkan Efektivitas Pembelajaran .............................

BAB III: KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 13


3.1 Simpulan .........................................................................................

13

3.2 Saran ..............................................................................................

13

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 14

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Mengajar merupakan kata kunci yang sangat mempengaruhi keberhasilan
sebuah proses pendidikan. Gaya mengajar sangat beragam, dan terus
dikembangkan agar mencapai hasil belajar yang lebih baik. Gaya mengajar
tersebut biasa disebut dengan model pembelajaran.
Keefektivan dari sebuah proses pengajaran tergantung dari kepiawaian
seorang guru dalam memilih dan menerapkan sebuah metode pembelajaran dan
penguasaan bahan ajar oleh seorang guru. Jadi kualitas seorang tenaga pengajar
sangat diharapkan demi tercapainya tujuan pendidikan. Namun kenyataan saat ini
kualitas tenaga pengajar tidak merata dan tidak begitu menjanjikan. Maka tidak
heran jika kualitas pendidikan kita di Indonesia saat ini belum mampu bersaing
dengan negara-negara berkembang seperti Jepang.
Dalam upaya meningkatkan efektivitas proses pembelajaran demi
mencapai hasil belajar yang terbaik yang sesuai harapan, perencanaan
pembelajaran merupakan suatu hal yang mutlak harus dipersiapkan setiap guru,
setiap akan melaksanakan proses pembelajaran. Guru diharapkan mampu
menyusun perencanaan pembelajaran yang lebih sempurna, sesuai dengan
kebutuhan siswa. Sehingga semua siswa bisa mengikuti proses kegiatan belajar,

bisa memahami bahan ajaran yang diajarkan, dan dapat memperoleh pengalaman
baru dan menambah pengetahuan sesuai hasil belajar mereka.
1.2 Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka
penulis memokuskan penulisan pada upaya atau cara meningkatkan efektivitas
pembelajaran di sekolah.

1.3 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah dan batasan masalah yang telah
dijelaskan, maka dapat ditentukan rumusan masalah sebagai berikut:
1) Apa kaitan

pembuatan rencana

pembelajaran dengan

efektivitas

pembelajaran?
2) Apa saja upaya yang perlu dilakukan untuk meningkatkan efektivitas
pembelajaran?

1.4 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut:
1) Sebagai salah satu syarat kelulusan mata kuliah Bahasa Indonesia;
2) Mengetahui kaitan rencana pembelajaran dengan efektivitas pembelajaran;

3) Merumuskan cara yang perlu dilakukan meningkakan efektivitas


pembelajaran.

1.5 Manfaat Penulisan


Dari penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut,
1) Dapat memahami cara atau upaya-upaya untuk meningkatkan efektivitas
pembelajaran di sekolah;
2) Dapat melatih penulis dalam menyusun karya ilmiah.
3) Menambah pengetahuan baru bagi penulis.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
2.1.1 Mengajar
Mengajar berasal dari kata belajar yang memiliki arti suatu proses
dan aktivitas yang mengakibatkan adanya perubahan tingkah laku bagi
pembelajar. Perubahan tingkah laku yang dimaksud yaitu perubahan tingkah
laku dari tidak tahu menjadi tidak tahu, dari yang tidak mengerti menjadi
mengerti, dan memiliki pengetahuan. Dengan adanya pengetahuan tersebut
maka tanpa disadari akan merubah tingkah laku bagi para pembelajar.
Sedangkan mengajar dapat diartikan sebagai suatu profesi yang
dilakukan oleh tenaga profesional yang pada intinya membuat atau
menyebabkan orang lain belajar. Namun tugas ataupun arti mengajar
tersebut kini mengalami paerubahan makna. Yang sebelumnya mengajar
diartikan suatu proses pembelajaran, dimana proses pembelajaran berpusat
pada guru. Semua perencanaan ditentukan oleh guru, disampaikan kepada
siswa, dan siswa menerima pembelajaran, mengubah perilaku sesuai
pelajaran baru, namun siswa tidak terlibat langsung dalam proses analisis
untuk penerapan pengalaman baru, dan tidak terlibat langsung dalam
pembahasan feed back pada guru, dan model pengajaran seperti ini biasa
disebut pengajaran model komando. Menurut Musston, gejala tersebut
muncul dalam dekade 60-an, yang mengakibatkan proses distribusi sebuah

keputusan harus dilakukan secara hierarkis, dari atas ke bawah, dari guru
pada siswa (1972: 35).
Namun pada akhir abad ke-20, model pengajaran tersebut suda
berubah, model pendidikan berpusat pada siswa, dengan memberikan
peluang yang sebesar-besarnya kepada siswa. Siswa bebas mengembangkan
pola pikirannya. Pandangan ini didasari oleh sebuah paradigma bahwa
tingkatan keberhasilan mengajar bukan seberapa banyak materi yang
disampaikan guru pada siswa, tetapi seberapa besar peluang yang diberikan
guru kepada siswa untuk belajar dan dan memperoleh ssegala sesuatu yang
ingin diketahuinya. Salah satu pengertian mengajar yang berbasis
mainstream dikemukakan oleh Kenneth D. Moore (dalam Dede Rosyada,
2007: 93) yang menurutnya mengajar adalah sebuah tindakan dari seseorang
untuk membantu orang lain mencapai kemajuan dalam berbagai aspek
seoptimal mungkin sesuai dengan potensinya.
2.1.2 Pembelajaran
Pembelajaran dan mengajar adalah suatu proses yang saling
berkaitan dan tak dapat dipisahkan satu sama lain. Dalam proses mengajar
disebut pembelajaran, dan dalam pembelajaran terjadi proses mengajar.
Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Pembelajaran
dapat diartikan sebagai upaya untuk belajar. Dalam kegiatan ini akan
mengakibatkan siswa untuk mempelajari sesuatu dengan cara efektif dan
efisien. Pembelajaran juga dapat diartikan sebagai suatu kombinasi yang
tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan

dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan


pembelajaran. Dalam hal ini manusia terlibat dalam sistem pengajaran
terdiri dari siswa, dan guru dan tenaga lainnya, materi meliputi buku-buku,
papan tulis, dan lain sebagainya. Fasilitas dan perlengkapan terdiri dari
ruang kelas dan audio visual, prosedur meliputi jadwal dan metode
penyimpanan informasi, praktek belajar, ujian dan lain sebagainya.
Proses pembelajaran adalah suatu proses yang mengandung
serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik
yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.
Proses pembelajaran meliputi kegiatan yang dilakukan guru, mulai dari
perencanaan, pelaksanaan kegiatan, sampai evaluasi dan program tindak
lanjut yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan
pengajaran.
2.1.3 Efektivitas
Efektifitas berasal dari kata efektif yakni adanya efek (akibatnya,
pengaruhnya, kesannya), dapat membawa hasil dan berhasil guna. Dengan
kata lain efektif adalah adanya pengaruh yang dihasilkan atau didapatkan
setelah menggunakan suatu metode. Pengaruh yang dimaksudkan tentu saja
pengaruh positif, yang dapat memberikan manfaat. Efektivitas adalah suatu
ukuran yang menyatakan sebagai jauh target (kuantitas, kualitas dan waktu)
yang telah dicapai oleh manajemen, yang mana target tersebut suda
ditentukan terlebih dahulu. Dimana semakin besar presentase target yang
dicapai, makin tinggi pula efektifitasnya.

2.2 Kaitan

Rencana

Pelaksanaan

Pembelajaran

dengan

Efektivitas

Pembelajaran
Dalam proses pembelajaran tentunya diperlukan beberapa tahap agar
tujuan yang telah dipakati dapat terwujud sesuai harapan. Tahapan tersebut mulai
dari tahap sebelum pengajaran (perencanaan), tahap pengajaran dan tahap setelah
pengajaran (evaluasi dan tindak lanjut). Tahap perencanaan yaitu menyusun
pelaksanaan kurikulum, membuat program semesteran, dan membuat program
satuan pelajaran dan perencanaan program mengajar atau merencanakan motode
apa yang akan digunakan. Tahap mengajar yaitu interaksi langsung antara guru
dan siswa, yang meliputi: guru mampu mengelolah dan mengendalikan kelas;
guru mampu menyampaikan informasi, dan keterampilan-keterampilan konsep;
guru mampu memberikan balikan; guru mampu mempertimbangkan prisip-prinsip
psikologis yaitu motivasi dan keterlibatan siswa; guru mampu mendiagnosis
kesulitan belajar; dan guru mampu menyajikan kegiatan pembelajaran
sehubungan dengan perbedaan tingkat kemampuan siswa untuk menyerap materi
ajar. Tahap evaluasi dan tindak lanjut yaitu tahap untuk menguji sampai dimana
keberhasilan pembelajaran, yakni dengan menilai kembali proses pembelajaran.
Namun pada dasarnya tingkat keberhasilan pembelajaran tersebut
tergantung dari perencanaan pembelajaran yang telah ditentukan oleh guru. Yaitu
dengan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Akan tetapi
penyusunan RPP guru berpatokan dari silabus ataupun kurikulum yang telah
ditetapkan oleh pemerintah. Akan tetapi seorang guru juga sebaiknya dalam
menyusun rencana pembelajaran tidak hanya berpatokan pada kurikulum yang

ada, tetapi menyesuaikan dengan keadaan siswa agar apa yang diajarkan dapat
diterima dengan baik. Menurut Dede Rosyada, 2007: 26, menyatakan bahwa
melalui kesimpulan ini, Doll hendak menegaskan bahwa kurikulum itu adalah
perencanaan yang ditawarkan, bukan yang diberikan, karena pengalaman yang
diberikan guru belum tentu datiwarkan.

2.3 Cara Untuk Meningkatkan Efektivitas Pembelajaran


Adapun cara atau langkah-langkah yang perlu dilakukan guru untuk
meningkatkan efektivitas pembelajaran, yaitu menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dengan bijak; Menentukan metode dan strategi pembelajaran
yang membelajarkan; Pengelolaan kelas dan sosio-emosional; Berkomunikasi
secara efektif dengan siswa; Melibatkan siswa dalam perencanaan dan proses
pembelajaran; Melakukan evaluasi secara benar.
2.3.1. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Dengan Bijak
Penusunan rencana pelaksanaan pembelajaran sangatlah penting
dilakukan setiap guru, agar nampak tujuan yang jelas dari setiap
pembelajaran yang akan dilakukan, sehingga proses pembelajaran dapat
berlangsung sesuai harapan.

Menurut Dede Rosyada (2007: 120) menyatakan bahwa


dalam upaya meningkatkan efektivitas proses pembelajaran untuk
mencapai hasil terbaik sesuai harapan, perencanaan pembelajar
pem-belajaran merupakan sesuatu yang mutlak harus dipersiapkan
setiap guru, setiap akan melaksanakan proses pembelajaran,

walaupun belum tentu semua yang direncanakan akan dapat


dilaksanakan, karena bisa terjadi kondisi kelas merefleksikan
sebuah permintaan yang berbeda dari rencana yang suda
dipersiapkan, khususnya tentang strategi yang sifatnya opsional.

Oleh karena itu guru harus menyusun rencana pelaksanaan


pembelajaran dengan bijak. Maksudnya guru diharapkan mampu
menyusun perencanaan yang lebih sempurna, sesuai dengan kebutuhan
siswa, sehingga semua siswa bisa mengikuti proses kegiatan belajar sesuai
harapan, bisa memahami bahan ajar yang ditawarkan dan memperoleh
pengalaman baru dan menambah kompetensinya.
2.3.2. Menentukan Metode dan Strategi Pembelajaran yang Membelajarkan
Metode merupakan cara yang dipergunakan mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh
guru guna kepentingan pembelajaran. Namun dalam melaksanakan tugas
guru

cenderung mengngunakan metode

yang bervariatif, karena

karasterisrik metode yang memiliki kelebihan dan kekurangan.


Dalam penggunaan metode ada beberapa hal yang patut
diperhatikan, yang merupakan faktor yang mempengaruhi penggunaan
metode, yaitu tujuan dan berbagai jenis fungsinya, peserta didik yang
berbagai tingkat kematangannya, situasi, fasilitas dengan berbagai kualitas
dan kuantitasnya, serta pribadi guru sesuai kemampuan profesinya.
Stategi pembelajaran yang membelajarkan yang dimaksudkan
adalah strategi pembelajaran yang melibatkan siswa dalam proses

pembelajaran. Salah satunya adalah dengan diskusi kelompok sampai pada


tingkat seminar. Untuk pengembangan afektif sangat efektif dengan
menggunakan metode diskusi, karena siswa terlibat benar dalam masalah
yang menjadi fokus pembahasan. Atau dangan simulasi dan game, dengan
membuat situasi yang artisifasial kemudian guru memberikan pertanyaan,
kemudian siswa membahas dari jawaban-jawaban mereka sendiri,
sehingga mereka mempunya kesimpulan tentang pertanyaan yang
diberikan.
2.3.3. Pengelolaan Kelas dan Sosio-Emosional
Pengelolaan kelas sangat berpengaruh pada tingkat efektifitas
belajar siswa, namun pengelolaan kelas ini cenderung mengarah kepada
guru kelas atau wali kelas. Pengelolaan kelas yang dimaksud adalah
pengoptimalan seluruh potensi kelas. Adanya pengelolaan kelas yang baik
akan mempengaruhi siswa lebih termotovasi mengikuti pembelajaran
karena adanya faktor peransang dari kondisi kelas yang baik.
Menciptakan hubungan baik dengan siswa juga sangat perlu
dilakukan setiap guru. Karena dengan adanya hubungan interpersonal
antara guru dan siswa secara timbal balik, maka hal itu akan menjadi
faktor penarik bagi siswa untuk mengikuti pembelajaran yang diberikan,
sehingga pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai.
2.3.4. Menjalin Komunikasi Secara Efektif dengan Siswa
Dalam keadaan apapun tugas guru membutuhkan kemampuan
berkomunikasi dengan baik, karena ssemua aktifitas guru terkait dengan

komunikasi, utamanya dalam pelaksanaan proses belajar mengajar.


Komunikasi yang dimaksud adalah komunikasi verbal dan komunikasi
non-verbal. Komunikasi verbal adalah komunikasi dengan

kata, baik

diucapkan maupun ditulis. Komunikasi verbal yang dimaksud yakni


membaca, mendengar, menulis, dan mengucapkan. Guru harus mampu
menyampaikan kata-kata yang memiliki makna konkret, agar pesan yang
disampaikan dapat diterima secara benar dan pasti. Kemudian komunikasi
non-verbal yang dimaksudkan, bukan komunikasi dengan kata-kata,
namun hanya bisa dipahami dari berbagai isyarat anggota tubuh yang
mengekspresikan sebuah pesan.
2.3.5. Melibatkan Siswa Secara Langsung Dalam Proses Pembelajaran
Mengajar itu efektif, jika pelajar mengalami berbagai pengalaman
baru dan perilakunya menjadi berubah menuju titik akumulasi kompetensi
yang dikehendaki. Akan tetapi hal itu tidak akan tercapai jika guru tidak
melibatkan langsung siswa dalam perencanaan dan proses pembelajaran.
Oleh karena itu, sekiranya siswa dilibatkan penuh agar bergairah dan tidak
ada yang tertinggal, maka semua siswa akan mencapai kompetensi
harapannya. Karena mereka diberi peluang untuk mengembangkan ide dan
gagasannya, bukan hanya menerima suapan dari gurunya. Sebagaimana
diungkapkan Gulo (2002: 86) bahwa untuk menciptakan hail itu maka
peran guru sangat menentukan. Guru tidak lagi bertindak sebagai pemberi
informasi dan siswa sebagai penerima informasi sekalipun itu sangat
diperlukan.

2.3.6. Melakukan Evaluasi Secara Benar


Kelas yang baik tidak cukup hanya didukung oleh perencanaan
pembelajaran, skemampuan guru mengembangkan proses pembelajaran,
serta penguasaan terhadap bahan ajar, dan juga tidak cukup dengan
kemampuan guru menguasai kelas, tanpa diimbangi dengan kemampuan
melakukan evaluasi terhadap pencapaian kompetensi siswa, yang sangat
menetukan pada kompetensi perencanaan berikutnya, atau perlakuan
terhadap siswa terkait proses belajar tuntas. Dengan adanya evaluasi guru
dapat mengukur tingkat keberhasilan mengajarnya, dan dapat memberi
nilai numerik pada siswa, serta dari hasil evaluasi ini juga dapat digunakan
sebagai bahan pertimbangan untuk perencanaan pembelajaran selanjutnya,
sehingga

pembelajaran

yang

efektivitasnya lebih baik lagi.

akan

ditempuh

diharapkan

tingkat

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1.Simpulan
Dari penulisan makalah ini dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan
efektivitas pembelajaran di sokolah, guru sebaiknya melakukan apaya sebagai
berikut menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan bijak;
Menentukan metode dan strategi pembelajaran yang membelajarkan; Pengelolaan
kelas dan sosio-emosional; Berkomunikasi secara efektif dengan siswa;
Melibatkan siswa dalam perencanaan dan proses pembelajaran; Melakukan
evaluasi secara benar.

3.2.Saran
Saya menyadari bahwa penulisan makalah ini jauh dari sempurna, karena
saya menyadari bahwa saya hanya manusia biasa yang sarba terbatas. Masih
banyak kesalahan dari penulisan makalah ini, saya juga butuh saran/ kritikan agar
bisa menjadi motivasi untuk masa depan yang lebih baik daripada masa
sebelumnya. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing
mata kuliah Bahasa Indonesia Rita Tanduk, S.Pd.,M.Pd. Yang telah memberi saya
tugas menyusun karya ilmiah demi melatih dan menambah pengetahuan saya
dalam hal penyusunan karya ilmiah berupa makalah.

DAFTAR PUSTAKA

Danfar. Pengertian efektifitas. 26 Juni 2012. Terdapat di situs


http://dansite.wordpress.com/
Gulo. 2006. Perencanaan pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Rosyada, Dede. Paradigma Pendidikan Demokratis.Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.

Starawaji. Efektivitas pembelajaran. 23 Juni 2012. Terdapat di situs


http://starawaji.wordpress.com/
Zamroni. 2000. Paradigma Pendidikan Masa Depan. Yogyakarta: biagraf
Publishing.

You might also like