Professional Documents
Culture Documents
PEMBELAJARAN
Disusun oleh
Herdianto Parenta
No. STB. 211 113 032
Kelas A4
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat dan pertolongan-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini. Penulis menyadari ada berbagai kekurangan yang terdapat dalam makalah ini
akibat keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis. Sehubungan dengan hal
tersebut, penulis membuka diri untuk menerima saran dan kritik sebagai upaya
penyempurnaan makalah ini.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Rita
Tanduk S.pd, M.pd selaku dosen Bahasa Indonesia, yang telah mengarahkan,
membimbing dan memotivasi saya sehingga makalah ini penulis dapat selesai
sebagaimana apa adanya.
Akhirnya semoga makalah yang sederhana ini dapat menjadi salah satu
bacaan yang dapat menambah pengetahuan bagi para pembacanya.
Penulis
DAFTAR ISI
13
13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Mengajar merupakan kata kunci yang sangat mempengaruhi keberhasilan
sebuah proses pendidikan. Gaya mengajar sangat beragam, dan terus
dikembangkan agar mencapai hasil belajar yang lebih baik. Gaya mengajar
tersebut biasa disebut dengan model pembelajaran.
Keefektivan dari sebuah proses pengajaran tergantung dari kepiawaian
seorang guru dalam memilih dan menerapkan sebuah metode pembelajaran dan
penguasaan bahan ajar oleh seorang guru. Jadi kualitas seorang tenaga pengajar
sangat diharapkan demi tercapainya tujuan pendidikan. Namun kenyataan saat ini
kualitas tenaga pengajar tidak merata dan tidak begitu menjanjikan. Maka tidak
heran jika kualitas pendidikan kita di Indonesia saat ini belum mampu bersaing
dengan negara-negara berkembang seperti Jepang.
Dalam upaya meningkatkan efektivitas proses pembelajaran demi
mencapai hasil belajar yang terbaik yang sesuai harapan, perencanaan
pembelajaran merupakan suatu hal yang mutlak harus dipersiapkan setiap guru,
setiap akan melaksanakan proses pembelajaran. Guru diharapkan mampu
menyusun perencanaan pembelajaran yang lebih sempurna, sesuai dengan
kebutuhan siswa. Sehingga semua siswa bisa mengikuti proses kegiatan belajar,
bisa memahami bahan ajaran yang diajarkan, dan dapat memperoleh pengalaman
baru dan menambah pengetahuan sesuai hasil belajar mereka.
1.2 Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka
penulis memokuskan penulisan pada upaya atau cara meningkatkan efektivitas
pembelajaran di sekolah.
pembuatan rencana
pembelajaran dengan
efektivitas
pembelajaran?
2) Apa saja upaya yang perlu dilakukan untuk meningkatkan efektivitas
pembelajaran?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
2.1.1 Mengajar
Mengajar berasal dari kata belajar yang memiliki arti suatu proses
dan aktivitas yang mengakibatkan adanya perubahan tingkah laku bagi
pembelajar. Perubahan tingkah laku yang dimaksud yaitu perubahan tingkah
laku dari tidak tahu menjadi tidak tahu, dari yang tidak mengerti menjadi
mengerti, dan memiliki pengetahuan. Dengan adanya pengetahuan tersebut
maka tanpa disadari akan merubah tingkah laku bagi para pembelajar.
Sedangkan mengajar dapat diartikan sebagai suatu profesi yang
dilakukan oleh tenaga profesional yang pada intinya membuat atau
menyebabkan orang lain belajar. Namun tugas ataupun arti mengajar
tersebut kini mengalami paerubahan makna. Yang sebelumnya mengajar
diartikan suatu proses pembelajaran, dimana proses pembelajaran berpusat
pada guru. Semua perencanaan ditentukan oleh guru, disampaikan kepada
siswa, dan siswa menerima pembelajaran, mengubah perilaku sesuai
pelajaran baru, namun siswa tidak terlibat langsung dalam proses analisis
untuk penerapan pengalaman baru, dan tidak terlibat langsung dalam
pembahasan feed back pada guru, dan model pengajaran seperti ini biasa
disebut pengajaran model komando. Menurut Musston, gejala tersebut
muncul dalam dekade 60-an, yang mengakibatkan proses distribusi sebuah
keputusan harus dilakukan secara hierarkis, dari atas ke bawah, dari guru
pada siswa (1972: 35).
Namun pada akhir abad ke-20, model pengajaran tersebut suda
berubah, model pendidikan berpusat pada siswa, dengan memberikan
peluang yang sebesar-besarnya kepada siswa. Siswa bebas mengembangkan
pola pikirannya. Pandangan ini didasari oleh sebuah paradigma bahwa
tingkatan keberhasilan mengajar bukan seberapa banyak materi yang
disampaikan guru pada siswa, tetapi seberapa besar peluang yang diberikan
guru kepada siswa untuk belajar dan dan memperoleh ssegala sesuatu yang
ingin diketahuinya. Salah satu pengertian mengajar yang berbasis
mainstream dikemukakan oleh Kenneth D. Moore (dalam Dede Rosyada,
2007: 93) yang menurutnya mengajar adalah sebuah tindakan dari seseorang
untuk membantu orang lain mencapai kemajuan dalam berbagai aspek
seoptimal mungkin sesuai dengan potensinya.
2.1.2 Pembelajaran
Pembelajaran dan mengajar adalah suatu proses yang saling
berkaitan dan tak dapat dipisahkan satu sama lain. Dalam proses mengajar
disebut pembelajaran, dan dalam pembelajaran terjadi proses mengajar.
Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Pembelajaran
dapat diartikan sebagai upaya untuk belajar. Dalam kegiatan ini akan
mengakibatkan siswa untuk mempelajari sesuatu dengan cara efektif dan
efisien. Pembelajaran juga dapat diartikan sebagai suatu kombinasi yang
tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan
2.2 Kaitan
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
dengan
Efektivitas
Pembelajaran
Dalam proses pembelajaran tentunya diperlukan beberapa tahap agar
tujuan yang telah dipakati dapat terwujud sesuai harapan. Tahapan tersebut mulai
dari tahap sebelum pengajaran (perencanaan), tahap pengajaran dan tahap setelah
pengajaran (evaluasi dan tindak lanjut). Tahap perencanaan yaitu menyusun
pelaksanaan kurikulum, membuat program semesteran, dan membuat program
satuan pelajaran dan perencanaan program mengajar atau merencanakan motode
apa yang akan digunakan. Tahap mengajar yaitu interaksi langsung antara guru
dan siswa, yang meliputi: guru mampu mengelolah dan mengendalikan kelas;
guru mampu menyampaikan informasi, dan keterampilan-keterampilan konsep;
guru mampu memberikan balikan; guru mampu mempertimbangkan prisip-prinsip
psikologis yaitu motivasi dan keterlibatan siswa; guru mampu mendiagnosis
kesulitan belajar; dan guru mampu menyajikan kegiatan pembelajaran
sehubungan dengan perbedaan tingkat kemampuan siswa untuk menyerap materi
ajar. Tahap evaluasi dan tindak lanjut yaitu tahap untuk menguji sampai dimana
keberhasilan pembelajaran, yakni dengan menilai kembali proses pembelajaran.
Namun pada dasarnya tingkat keberhasilan pembelajaran tersebut
tergantung dari perencanaan pembelajaran yang telah ditentukan oleh guru. Yaitu
dengan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Akan tetapi
penyusunan RPP guru berpatokan dari silabus ataupun kurikulum yang telah
ditetapkan oleh pemerintah. Akan tetapi seorang guru juga sebaiknya dalam
menyusun rencana pembelajaran tidak hanya berpatokan pada kurikulum yang
ada, tetapi menyesuaikan dengan keadaan siswa agar apa yang diajarkan dapat
diterima dengan baik. Menurut Dede Rosyada, 2007: 26, menyatakan bahwa
melalui kesimpulan ini, Doll hendak menegaskan bahwa kurikulum itu adalah
perencanaan yang ditawarkan, bukan yang diberikan, karena pengalaman yang
diberikan guru belum tentu datiwarkan.
kata, baik
pembelajaran
yang
akan
ditempuh
diharapkan
tingkat
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1.Simpulan
Dari penulisan makalah ini dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan
efektivitas pembelajaran di sokolah, guru sebaiknya melakukan apaya sebagai
berikut menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan bijak;
Menentukan metode dan strategi pembelajaran yang membelajarkan; Pengelolaan
kelas dan sosio-emosional; Berkomunikasi secara efektif dengan siswa;
Melibatkan siswa dalam perencanaan dan proses pembelajaran; Melakukan
evaluasi secara benar.
3.2.Saran
Saya menyadari bahwa penulisan makalah ini jauh dari sempurna, karena
saya menyadari bahwa saya hanya manusia biasa yang sarba terbatas. Masih
banyak kesalahan dari penulisan makalah ini, saya juga butuh saran/ kritikan agar
bisa menjadi motivasi untuk masa depan yang lebih baik daripada masa
sebelumnya. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing
mata kuliah Bahasa Indonesia Rita Tanduk, S.Pd.,M.Pd. Yang telah memberi saya
tugas menyusun karya ilmiah demi melatih dan menambah pengetahuan saya
dalam hal penyusunan karya ilmiah berupa makalah.
DAFTAR PUSTAKA