You are on page 1of 23

KALIMAT

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang


mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan
maupun tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan
dengan suara naik turun dan keras lembut, disela jeda, dan
diakhiri dengan intonasi akhir yang diikuti oleh kesenyapan
yang mencegah terjadinya perpaduan ataupun asimilasi
bunyi ataupun proses fonologis lain. Dalam wujud tulisan,
kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan
tanda titik (.), tanda tanya (?), atau tanda seru (!); dan di
dalamnya dapat disertakan tanda baca seperti koma (,), titik
dua (:), pisah (-), dan spasi. Tanda titik, tanda tanya, dan
tanda seru pada wujud tulisan sepadan dengan intonasi akhir
pada wujud lisan sedangkan spasi yang mengikuti mereka
melambangkan kesenyapan. Tanda baca lain sepadan
dengan jeda.

JENIS-JENIS KALIMAT

Kalimat Aktif Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya melakukan suatu
pekerjaan. Biasanya memiliki predikat berupa kata kerja berawalan me atau ber.
Contoh : Nina menulis surat untuk nenek.
Kalimat Pasif Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai
pekerjaan.Biasanya memiliki predikat berupa kata kerja berawalan di-. Contoh :
Surat untuk nenek ditulis oleh Nina.
Kalimat Langsung Kalimat langsung adalah kalimat yang secara cermat
menirukan ucapan orang. Bagian kutipan dalam kalimat langsung dapat berupa
kalimat tanya atau kalimat perintah. Biasanya ditandai dengan tanda petik ( .... ).
Contoh : Ibu berkata, Anis, jangan bermain-main saja, kamu harus belajar !
Kalimat Tidak LangsungKalimat tidak langsung adalah kalimat yang menceritakan
kembali ucapan orang lain. Bagian kutipan pada kalimat langsung berubah menjadi
kalimat berita. Contoh : Ibu berkata bahwa aku harus rajin belajar.
Kalimat Berita Kalimat berita adalah kalimat yang isinya memberitahukan
sesuatu. Umumnya mendorong orang untuk memberikan tanggapan.
Macam-macam kalimat berita :
1. Kalimat berita kepastian. Contoh : Nenek akan datang dari Bandung besok pagi.
2. Kalimat berita pengingkaran. Contoh : Saya tidak akan datang pada acara ulang
tahunmu.
3. Kalimat berita kesangsian. Contoh : Bapak mungkin akan tiba besok pagi.
4. Kalmat berita bentuk lainnya. Contoh : Kami tidak tahu mengapa dia datang
terlambat.

Kalimat Perintah Kalimat perintah adalah kalimat yang bertujuan memberikan perintah kepada
orang lain untuk melakukan sesuatu. Biasanya diakhiri dengan tanda seru (!). Dalam bentuk
lisan, kalimat perintah ditandai dengan intonasi tinggi.
Macam-macam kalimat perintah :
1. Kalimat perintah biasa, ditandai dengan partikel lah. Contoh : Gantilah bajumu !
2. Kalimat larangan, ditandai dengan penggunaan kata jangan. Contoh Jangan membuang
sampah sembarangan !
3. Kalimat ajakan, ditandai dengan kata mohon, tolong, silahkan. Contoh : Tolong temani
nenekmu di rumah !
Kalimat Tanya Kalimat tanya adalah kalimat yang isinya menanyakan sesuatu atau seseorang
sehingga diperoleh jawaban tentang suatu masalah. Biasanya diakhiri dengan tanda tanya (?).
Secara lisan, kalimat tanya ditandai dengan intonasi yang rendah. Contoh :
- Apakah kamu sakit ?
- Siapa yang membeli buku ini ?
Kalimat Tunggal Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri dari inti kalimat atau satu
kalimat. Inti kalimat dibentuk oleh subjek dan predikat. Jenis-jenis kalimat tunggal :
1. Kalimat nominal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata benda. Contoh : Saya siswa
kelas VI.
2. Kalimat verbal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata kerja. Contoh : Adik bernyanyi.
Perluasan kalimat tunggal dilakukan dengan menambah unsur baru yang disebut keterangan.
Dapat berupa keterangan tempat, keterangan cara, maupun keterangan waktu.
Contoh : Saya siswa kelas VI di SD Negeri Merdeka. Adik bernyanyi dengan sangat merdu.
Kalimat Majemuk Kalimat majemuk adalah kalimat yang mempunyai dua pola kalimat atau
lebih. Setiap kalimat majemuk mempunyai kata penghubung yang berbeda, sehingga jenis
kalimat tersebut dapat diketahui dengan cara melihat kata penghubung yang digunakannya.
Jenis-jenis kalimat majemuk adalah:
- Kalimat Majemuk Setara
- Kalimat Majemuk Bertingkat
- Kalimat Majemuk Campuran

o
o
o
o
o

Kalimat majemuk setara


Yaitu penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya sejajar
atau sederajat. Berdasarkan kata penghubungnya (konjungsi), kalimat majemuk setara terdiri
dari lima macam, yakni:
Kalimat Majemuk Setara Penggabungan: Menggunakan kata penghubung `dan`
Kalimat Majemuk Setara Penguatan: Menggunakan kata penghubung `bahkan`
Kalimat Majemuk Setara Pemilihan: Menggunakan kata penghubung `atau`
Kalimat Majemuk Setara Berlawanan: Menggunakan kata penghubung `tetapi`, `sedangkan`,
`melainkan`
Kalimat Majemuk Setara Urutan Waktu: Menggunakan kata penghubung `kemudian`, `lalu`,
`lantas`

Kalimat majemuk bertingkat


Yaitu penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya berbeda.
Di dalam kalimat majemuk bertingkat terdapat unsur induk kalimat dan anak kalimat. Anak
kalimat timbul akibat perluasan pola yang terdapat pada induk kalimat.
Contoh:
Induk Kalimat: Kemarin ayah mencuci motor. Selanjutnya kata `kemarin` yang menduduki pola
keterangan, diperluas menjadi anak kalimat yang berbunyi: Ketika matahari berada di ufuk timur.
Maka penggabungan induk kalimat dan anak kalimat berdasarkan kalimat di atas menjadi:
Ketika matahari berada di ufuk timur, ayah mencuci motor, atau
Ayah mencuci motor ketika matahari berada di ufuk timur.

Kalimat majemuk campuran


Yaitu gabungan antara kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat.
Sekurang-kurangnya terdiri dari tiga kalimat. Contoh: Toni bermain dengan Kevin, dan Rina
membaca buku di kamar, ketika aku datang ke rumahnya. tina datang

Kalimat Efektif Kalimat efektif memiliki syarat :


Kalimat efektifialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali
gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti gagasan yang ada pada pikiran
pembicara atau penulis. Kalimat dikatakan efektif apabila berhasil menyampaikan pesan,
gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud si pembicara atau penulis.
Kalimat efektif adalah kalimat yang terdiri atas kata kata yang mempunyai unsur SPOK
atau kalimat yang mempunyai ide atau gagasan pembicara/penulis.
CIRI-CIRI KALIMAT EFEKTIF
1.Memiliki unsur penting atau pokok, minimal unsur SP.
2.Taat terhadap tata aturan ejaan yang berlaku.
3.Menggunakan diksiyang tepat.
4.Menggunakankesepadanan antara struktur bahasa dan jalan pikiran yang logisdansistematis.
5.Menggunakan kesejajaran bentuk bahasa yang dipakai.
6.Melakukan penekanan ide pokok.
7.Mengacu pada kehematan penggunaan kata.
8.Menggunakan variasi struktur kalimat.
PENGGUAAN KALIMAT EFEKTIF
Digunakan pada tulisan ilmiah seperti makalah, skripsi, tesis, disertasi, laporan penelitian,
dansebagainya.

SYARAT-SYARAT KALIMAT EFEKTIF


KELOGISAN
Kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat dengan mudah dipahami
dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku. Hubungan unsurunsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.
Syarat-syarat :
Kalimat pasif dan aktif harus jelas
Subjek dan keterangan harus jelas
Pengantar kalimat dan predikat harus jelas
Induk kalimat dan anak kalimat harus jelas
Subjek tidak ganda
Predikat tidak didahului kata yang
Contoh:
Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini. (tidak efektif)
Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini. (efektif)

Ketegasan
Ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan terhadap ide
pokok dari kalimat. Untuk membentuk penekanan dalam suatu kalimat, ada
beberapa cara, yaitu:
a. Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).
Contoh:
Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada
kesempatan lain.
Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal
ini. (ketegasan)
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini
dengan kemampuan yang ada pada dirinya.
Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya.
(ketegasan)

b. Membuat urutan kata yang bertahap.


Contoh:
Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah
disumbangkan kepada anak-anak terlantar. (salah)
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah
disumbangkan kepada anak-anak terlantar. (benar) c. Melakukan
pengulangan kata (repetisi).
Contoh:
Cerita itu begitu menarik, cerita itu sangat mengharukan.
c. Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.
Contoh:
Anak itu bodoh, tetapi pintar.
d. Mempergunakan partikel penekanan (penegasan), seperti: partikel
lah, -pun, dan kah.
Contoh:
Dapatkah mereka mengerti maksud perkataanku?
Dialah yang harus bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas
ini.

Kehematan
Kehematan adalah penggunaan kata-kata secara hemat, tetapi tidak mengurangi
makna atau mengubah informasi. Kehematan dalam kalimat efektif maksudnya
adalah hemat dalam mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap
tidak perlu, tetapi tidak menyalahi kaidah tata bahasa. Hal ini dikarenakan,
penggunaan kata yang berlebih akan mengaburkan maksud kalimat. Untuk itu, ada
beberapa kriteria yang perlu diperhatikan untuk dapat melakukan penghematan,
yaitu:
a.
Menghilangkan pengulangan subjek.
b. Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata.
c. Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
d. Tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.
Contoh:
Karena ia tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (tidak efektif)
Karena tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (efektif)
Dia sudah menunggumu sejak dari pagi. (tidak efektif)
Dia sudah menunggumu sejak pagi. (efektif)

Ketepatan
Ketepatan ialah pemakaian diksi atau pilihan kata harus tepat.
Pemakaian kata harus tepat
Kata berpasangan harus sesuai
Menghindari peniadaan preposisi.

Kesatuan atau Kepaduan


Kesatuan atau kepaduan di sini maksudnya adalah kepaduan pernyataan
dalam kalimat itu, sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecahpecah. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menciptakan kepaduan
kalimat, yaitu:
a. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir
yang tidak simetris.
b. Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara
tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona.
c. Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada
atau tentang antara predikat kata kerja dan objek penderita.
Contoh:
Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota
yang telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu. (tidak efektif)
Kita harus mengembalikan kepribadian orang-orang kota yang sudah
meninggalkan rasa kemanusiaan. (efektif)
Makalah ini membahas tentang teknologi fiber optik. (tidak efektif)
Makalah ini membahas teknologi fiber optik. (efektif)

Keparalelan atau Kesajajaran


Keparalelan atau kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata atau
imbuhan yang digunakan dalam kalimat itu. Jika pertama
menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba. Jika
kalimat pertama menggunakan kata kerja berimbuhan me-, maka
kalimat berikutnya harus menggunakan kata kerja berimbuhan mejuga.
Contoh:
Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
(tidak efektif)
Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan.
(efektif)
Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
(efektif)
Harga sembako dibekukan atau kenaikan secara luwes. (tidak efektif)
Harga sembako dibekukan atau dinaikkan secara luwes. (efektif)

Beberapa pola kesalahan yang umum terjadi dalam penulisan serta


perbaikannya agar menjadi kalimat yang efektif :

1. Penggunaan dua kata yang sama artinya dalam sebuah kalimat :

Sejak dari usia delapan tauh ia telah ditinggalkan ayahnya.


(Sejak usia delapan tahun ia telah ditinggalkan ayahnya.)

Hal itu disebabkan karena perilakunya sendiri yang kurang menyenangkan.


(Hal itu disebabkan perilakunya sendiri yang kurang menyenangkan.)

Ayahku rajin bekerja agar supaya dapat mencukupi kebutuhan hidup.


(Ayahku rajin bekerja agar dapat memenuhi kebutuhan hidup.)

Pada era zaman modern ini teknologi berkembang sangat pesat.


(Pada zaman modern ini teknologi berkembang sangat pesat.)

Berbuat baik kepada orang lain adalah merupakan tindakan terpuji.


(Berbuat baik kepada orang lain merupakan tindakan terpuji.)
2. Penggunaan kata berlebih yang mengganggu struktur kalimat :

Menurut berita yang saya dengar mengabarkan bahwa kurikulum akan segera
diubah.
(Berita yang saya dengar mengabarkan bahwa kurikulum akan segera diubah. /
Menurut berita yang saya dengar, kurikulum akan segera diubah.)

Kepada yang bersalah harus dijatuhi hukuman setimpal.


(Yang bersalah harus dijatuhi hukuman setimpal.)

3. Penggunaan imbuhan yang kacau :

Yang meminjam buku di perpustakaan harap dikembalikan.


(Yang meminjam buku di perpustakaan harap mengembalikan. / Buku yang
dipinjam dari perpustakaan harap dikembalikan)

Ia diperingati oleh kepala sekolah agar tidak mengulangi perbuatannya.


(Ia diperingatkan oleh kepala sekolah agar tidak mengulangi
perbuatannya.)

Operasi yang dijalankan Reagan memberi dampak buruk.


(Oparasi yang dijalani Reagan berdampak buruk)

Dalam pelajaran BI mengajarkan juga teori apresiasi puisi.


(Dalam pelajaran BI diajarkan juga teori apresiasi puisi. / Pelajaran BI
mengajarkan juga apresiasi puisi.)
4. Kalimat tak selesai :

Manusia yang secara kodrati merupakan mahluk sosial yang selalu ingin
berinteraksi.
(Manusia yang secara kodrati merupakan mahluk sosial, selalu ingin
berinteraksi.)

Rumah yang besar yang terbakar itu.


(Rumah yang besar itu terbakar.)

5. Penggunaan kata dengan struktur dan ejaan yang tidak baku :

Kita harus bisa merubah kebiasaan yang buruk.


(Kita harus bisa mengubah kebiasaan yang buruk.)
Kata-kata lain yang sejenis dengan itu antara lain menyolok, menyuci, menyontoh,
menyiptakan, menyintai, menyambuk, menyaplok, menyekik, menyampakkan,
menyampuri, menyelupkan dan lain-lain, padahal seharusnya mencolok, mencuci,
mencontoh, menciptakan, mencambuk, mencaplok, mencekik, mencampakkan,
mencampuri, mencelupkan.

Pertemuan itu berhasil menelorkan ide-ide cemerlang.


(Pertemuan itu telah menelurkan ide-ide cemerlang.)

Gereja itu dilola oleh para rohaniawan secara professional.


(Gereja itu dikelola oleh para rohaniwan secara professional.)
tau
tahu
- negri
negeri
kepilih
terpilih
- faham
paham
ketinggal tertinggal
- himbau imbau
gimana bagaimana
- silahkan silakan
jaman
zaman
- antri
antre
trampil
terampil
- disyahkan disahkan
6. Penggunaan tidak tepat kata di mana dan yang mana :

Saya menyukainya di mana sifat-sifatnya sangat baik.


(Saya menyukainya karena sifat-sifatnya sangat baik.)

Rumah sakit di mana orang-orang mencari kesembuhan harus selalu bersih.


(Rumah sakit tempat orang-orang mencari kesembuhan harus selalu bersih.)

Manusia membutuhkan makanan yang mana makanan itu harus mengandung zatzat yang diperlukan oleh tubuh.
(Manusia membutuhkan makanan yang mengandung zat-zat yang diperlukan oleh

7.

8.

9.

Penggunaan kata daripada yang tidak tepat :


Seorang daripada pembatunya pulang ke kampung kemarin.
(Seorang di antara pembantunya pulang ke kampung kemarin.)
Seorang pun tidak ada yang bisa menghindar daripada pengawasannya.
(Seorang pun tidak ada yang bisa menghindar dari pengawasannya.)
Tendangan daripada Ricky Jakob berhasil mematahkan perlawanan musuh.
(Tendangan Ricky Jakob berhasil mematahkan perlawanan musuh.)

Pilihan kata yang tidak tepat :


Dalam kunjungan itu Presiden Yudhoyono menyempatkan waktu untuk berbincang bincang
dengan masyarakat.
(Dalam kunjungan itu Presiden Yudhoyono menyempatkan diri untuk berbincang-bincang
dengan masyarakat.)
Bukunya ada di saya.
(Bukunya ada pada saya.)
Kalimat ambigu yang dapat menimbulkan salah arti :
Usul ini merupakan suatu perkembangan yang menggembirakan untuk memulai pembicaraan
damai antara komunis dan pemerintah yang gagal.
Kalimat di atas dapat menimbulkan salah pengertian. Siapa/apa yang gagal?
Pemerintahkah atau pembicaraan damai yang pernah dilakukan?
(Usul ini merupakan suatu perkembangan yang menggembirakan untuk memulai kembali
pembicaraan damai yang gagal antara pihak komunis dan pihak pemerintah.
Sopir Bus Santosa yang Masuk Jurang Melarikan Diri
Judul berita di atas dapat menimbulkan salah pengertian. Siapa/apa yang dimaksud
Santosa? Nama sopir atau nama bus? Yang masuk jurang busnya atau sopirnya?
(Bus Santoso Masuk Jurang, Sopirnya Melarikan Diri)

10. Pengulangan kata yang tidak perlu :


Dalam setahun ia berhasil menerbitkan 5 judul buku setahun.
(Dalam setahun ia berhasil menerbitkan 5 judul buku.)
Film ini menceritakan perseteruan antara dua kelompok yang
saling menjatuhkan, yaitu perseteruan antara kelompok Tang
Peng Liang dan kelompok Khong Guan yang saling
menjatuhkan.
(Film ini menceritakan perseteruan antara kelompok Tan Peng
Liang dan kelompok Khong Guan yang saling menjatuhkan.)
11. Kata kalau yang dipakai secara salah :
Dokter itu mengatakan kalau penyakit AIDS sangat berbahaya.
(Dokter itu mengatakan bahwa penyakit AIDS sangat berbahaya.)
Siapa yang dapat memastikan kalau kehidupan anak pasti lebih
baik daripada orang tuanya?
(Siapa yang dapat memastikan bahwa kehidupan anak pasti lebih
baik daripada orang tuanya?)

STRUKTUR KALIMAT BAHASA INDONESIA


Dalam suatu kalimat terdiri dari beberapa unsur antara lain
subyek,predikat, obyek ,pelengkap dan keterangan.
Kalimat dikatakan sempurna jika minimal memliki unsur Subyek dan
Predikat.
1. Ciri-Ciri Subjek
Jawaban atas Pertanyaan Apa atau Siapa kepada Predikat.
Contoh :
1. Juanda memelihara binatang langka
Siapa memelihara? Jawab : Juanda. (maka juanda adalah S
sedangkan
memelihara adalah )
Siapa atau apa Binatang langka ? = tidak ada jawaban
2. Meja itu dibeli oleh paman.
Apa dibeli ? = jawab Meja
Biasanya disertai kata itu,ini,dan yang (yang ,ini,dan itu juga
sebagai pembatas antara subyek dan predikat)
Contoh : Anak itu mengambil bukuku

2. Ciri-Ciri Predikat

Menimbulkan Pertanyaan apa atau siapa.


Dalam hal ini jika predikat maka dengan pertanyaan tersebut akan
ada jawabannya.
Perhatikan pada Subyek diatas. Subyek dan predikat ditentukan
secara bersama-sama.
Kata Adalah atau Ialah
Predikat kalimat dapat berupa kata adalah atau ialah. Kalimat
dengan Predikat demikian itu terutama digunakan pada kalimat
majemuk bertingkat anak kalimat pengganti predikat.
Dapat Disertai Kata-kata Aspek atau Modalitas
Predikat kalimat yang berupa verba atau adjektiva dapat disertai
kata-kata aspek seperti telah, sudah, sedang, belum, dan akan.
Kata-kata itu terletak di depan verba atau adjektiva. Kalimat yang
subjeknya berupa nomina bernyawa dapat juga disertai modalitas,
kata-kata yang menyatakan sikap pembicara (subjek), seperti ingin,
hendak, dan mau.

3. Ciri-Ciri Objek

Predikat yang berupa verba intransitif (kebanyakan


berawalan ber- atau ter-) tidak memerlukan objek, verba
transitif yang memerlukan objek kebanyakan berawalan me-.
Ciri-ciri objek ini sebagai berikut.
Langsung di Belakang Predikat
Objek hanya memiliki tempat di belakang predikat, tidak
pernah mendahului predikat.
Dapat Menjadi Subjek Kalimat Pasif
Objek yang hanya terdapat dalam kalimat aktif dapat menjadi
subjek dalam kalimat pasif. Perubahan dari aktif ke pasif
ditandai dengan perubahan unsur objek dalam kalimat aktif
menjadi subjek dalam kalimat pasif yang disertai dengan
perubahan bentuk verba predikatnya.
Didahului kata Bahwa
Anak kalimat pengganti nomina ditandai oleh kata bahwa dan
anak kalimat ini dapat menjadi unsur objek dalam kalimat
transitif.

4. Ciri-Ciri Pelengkap
Perbedaannya terletak pada kalimat pasif. Pelengkap tidak
menjadi subjek dalam kalimat pasif. Jika terdapat objek dan
pelengkap dalam kalimat aktif, objeklah yang menjadi subjek
kalimat pasif, bukan pelengkap. Berikut ciri-ciri pelengkap.
Di Belakang Predikat
Ciri ini sama dengan objek. Perbedaannya, objek langsung di
belakang predikat, sedangkan pelengkap masih dapat disisipi
unsur lain, yaitu objek. Contohnya terdapat pada kalimat
berikut.
a) Diah mengirimi saya buku baru.
b) Mereka membelikan ayahnya sepeda baru.
Unsur kalimat buku baru, sepeda baru di atas berfungsi
sebagai pelengkap dan tidak mendahului predikat.

5. Ciri-Ciri Keterangan

Ciri keterangan adalah dapat dipindah pindah


posisinya . perhatikan contoh berikut:
Cintya sudah membuat tiga kue dengan bahan itu.
SPOK
Dengan bahan itu Cintya sudah membuat tiga kue .
Cintya dengan bahan itu sudah membuat tiga kue.
Dari jabatan SPOK menjadi KSPO dan SKPO .Jika
tidak dapat di pindah maka bukan keterangan.

Hasil jawaban dari predikat dengan pertanyaan


apa.
Contoh :
a. Pemuda itu bersenjatakan parang.
Kata parang adalah pelengkap.
Bersenjatakan apa ? jawab parang ( maka
parang sebagai pelengkap )
b. Budi membaca buku.
Membaca apa ? jawab buku (buku sebagai
obyek karena dapat
menempati Subyek)

You might also like