Professional Documents
Culture Documents
Tionaaaa
Tionaaaa
ARTIKEL
konstruktif, mandiri, kolaboratif dan kontekstual di FK UGM
Abstract
Keyword:
Problem-based learning,
constructive, self-directed,
collaborative, contextual.
Korespondensi:
tiona.simamora@ymail.com
0274-562139
Pendahuluan
Selama dua dekade terakhir kurikulum problembased learning (PBL) telah menggeser pendekatan
konvensional dalam pendidikan mahasiswa kedokteran.
PBL, yang diperkenalkan oleh Howard Barrows di
Universitas Mc Master Kanada pada tahun 1969,
merupakan metode yang ideal dalam mengembangkan
critical thinking, professional knowledge acquisition, problem
solving, dan life-long professional learning.1 PBL merupakan
cara yang efektif untuk menyelenggarakan pendidikan
kedokteran secara koheren dan terintegrasi sehingga
dalam beberapa sisi lebih unggul daripada motoda
konvensional.2 Menurut Koh et al., PBL juga memiliki
efek positif dibandingkan metode konvensional dalam
hal sosial dan kognitif. Berbagai manfaat tersebut
46
Vol. 4 | No. 1|April 2009 | Jurnal Pendidikan Kedokteran dan Profesi Kesehatan Indonesia
Subyek
Subyek penelitian adalah sampel yang diambil dari
dosen dan mahasiswa FK UGM. Subyek tersebut
kemudian diundang untuk menjadi responden dari
tahap free listing.
Dosen yang menjadi sampel merupakan tutor dari
program reguler dan internasional tahun kedua
(angkatan 2007), tahun ketiga (angkatan 2006) dan
tahun keempat (angkatan 2005) di FK UGM. Sampel
tutor diambil berdasarkan performa tutor terbaik yang
dinilai berdasarkan evaluasi blok. Terdapat delapan
tutor yang memenuhi kriteria namun yang berpartisipasi
sebanyak enam tutor.
Sampel mahasiswa berasal dari mahasiswa program
reguler dan internasional tahun kedua (angkatan 2007),
tahun ketiga (angkatan 2006), dan tahun keempat
(angkatan 2005). Pengambilan sampel mahasiswa
menggunakan metode purposive sampling berdasarkan
keaktifan mahasiswa dalam tutorial. Penilaian keaktifan
mahasiswa dalam tutorial untuk mahasiswa angkatan
2005 dan 2006 diambil berdasarkan rata-rata nilai
tutorial dalam blok, karena dalam angkatan 2005 dan
2006 masih dilaksanakan penilaian keaktifan dari tiap
tutorial. Sedangkan, penilaian keaktifan mahasiswa
angkatan 2007 diambil berdasarkan penilaian dari
perwakilan tiap kelompok, karena pada pelaksanaan
tutorial angkatan 2007 sudah tidak dilakukan penilaian
keaktifan.
Satu orang dari setiap kelompok tutorial diambil
untuk menjadi sampel. Berdasarkan urutan kelompoknya, tiap sampel diambil berdasarkan urutan seperti
yang tampak di tabel 1.
Tabel 1. Kriteria pemilihan sampel mahasiswa
Kelompok
Kelompok 1
Kelompok 2
Kelompok 3
Kelompok 4
Kelompok 5
Kelompok 6
Dan seterusnya
Golongan
Pria Aktif
Pria Nonaktif
Wanita Aktif
Wanita Non aktif
Pria Aktif
Pria Non aktif
Vol. 4 | No. 1 | April 2009 | Jurnal Pendidikan Kedokteran dan Profesi Kesehatan Indonesia
47
Program Reguler
15
15
15
12
57
Pria Aktif
Pria - Non aktif
Wanita Aktif
Wanita Non Aktif
Total
Mahasiswa
Program Internasional
6
5
5
4
20
Diundang
19
19
19
57
Hadir
17
19
16
52
Internasional
Response
rate
89%
100%
84%
91%
Proses
Sampel yang memenuhi kriteria diundang untuk
menjadi responden dalam proses free listing. Responden
yang bersedia untuk berpartisipasi mendapatkan
penjelasan tentang tujuan dari penelitian dan bersedia
menandatangani informed consent. Kemudian, responden
dijelaskan mengenai empat prinsip dasar PBL beserta
dengan definisinya. Setelah sesi tanya-jawab, responden
diminta untuk mencatat pendapat mereka tentang
aktifitas apa saja yang dilakukan di tutorial, kuliah,
praktikum dan pembelajaran sehari-hari yang menurut
para responden sejalan dengan masing-masing dari
keempat prinsip PBL yang telah dijelaskan sebelumnya.
Pertanyaan yang diberikan kepada responden
mahasiswa adalah :
1. Bagaimana Anda selama ini belajar secara
konstruktif dalam tutorial, kuliah, praktikum
dan belajar sehari-hari?
2. Bagaimana Anda selama ini belajar secara
mandiri dalam tutorial, kuliah, praktikum dan
belajar sehari-hari?
3. Bagaimana Anda selama ini belajar secara
kolaboratif dalam tutorial, kuliah, praktikum
dan belajar sehari-hari?
48
Diundang
5
7
8
20
Hadir
4
5
4
13
Response
rate
80%
71%
50%
65%
Vol. 4 | No. 1|April 2009 | Jurnal Pendidikan Kedokteran dan Profesi Kesehatan Indonesia
130
574
135
607
124
549
Vol. 4 | No. 1 | April 2009 | Jurnal Pendidikan Kedokteran dan Profesi Kesehatan Indonesia
49
Ko
Ingin tahu
Menggali prior knowledge
Tepat guna
Aktif
Percaya kepada teman
Interaktif
Koding
Holistic
Integrasi antara patofisiologi
dan klinis
Integrasi antara teori dan
kenyataan
Menghubungkan teori
dengan klinis
Membandingkan antara
teori dengan kenyataan
Kategori Koding
Integrasi materi
50
Koding
185
192
207
327
911
Kategorisasi
29
24
21
26
100
Vol. 4 | No. 1|April 2009 | Jurnal Pendidikan Kedokteran dan Profesi Kesehatan Indonesia
1. Kategorisasi
Kategorisasi pada tahap kedua dirubah menjadi
indikator-indikator dalam bentuk pernyataanpernyataan. Pernyataan tersebut merupakan modifikasi
dari pernyataan-pernyataan yang berasal dari responden
free listing. Tiap kategori dapat dirubah menjadi satu
atau lebih pernyataan atau indikator. Contoh: kategori
aplikasi ilmu dalam kehidupan sehari-hari pada
pembelajaran kontekstual dirubah menjadi indikator
saya mengaplikasikan ilmu yang saya dapat dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Studi literatur
Studi literatur dilakukan untuk menambah atau
menguatkan kategorisasi yang belum mewakilkan
penilaian pembelajran konstruktif, mandiri, kolaboratif
dan kontekstual. Contoh: planning pada pembelajaran
mandiri dirubah menjadi saya mengetahui dimana saya
harus mencari bahan yang diperlukan untuk belajar.
Hasil akhir penulisan indikator-indikator adalah
berupa 140 pernyataan indikator. Hasil tersebut terdiri
dari: 32 indikator untuk pembelajaran konstruktif, 43
indikator untuk pembelajaran mandiri, 35 pernyataan
untuk pembelajaran kolaboratif, dan 30 indikator
untuk pembelajaran kontekstual. Indikator-indikator
tersebut dapat diamati pada Lampiran 1-4.
Analisis Kualitatif
32
43
35
30
140
Validasi Indikator
16
28
16
12
72
Vol. 4 | No. 1 | April 2009 | Jurnal Pendidikan Kedokteran dan Profesi Kesehatan Indonesia
51
Indikator
Saya mendiskusikan inti dari kasus di tutorial
Saya membandingkan pendapat teman dalam tutorial dengan referensi
Saya terpicu untuk mencari jawaban dari pertanyaan saya
Saya menghubungkan teori dasar dengan klinis dari sebuah penyakit
Saya menghubungkan materi kuliah dan materi praktikum dengan diskusi di tutorial
Saya menggunakan beberapa referensi dalam tutorial
Saya membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari
Saya membuat catatan dengan bahasa sendiri dari materi yang telah dipelajari
Saya mencari learning objectives di antar pertemuan tutorial pertama dan kedua
Saya mencari referensi terbaru tentang topik bahasan tertentu
Pada tutorial pertama saya mengingat kembali materi yang pernah saya pelajari dahulu
Saya membuat mind mapping di akhir pertemuan tutorial pertama
Saya mengulangi materi yang telah saya pelajari agar benar-benar mengerti
Saya dapat membuat alur materi dari suatu penyakit di akhir tutorial
Saya membuat kesimpulan dari pengetahuan yang baru saya dapat
Pada diskusi tutorial saya dapat mengetahui apa yang masih belum saya ketahui
52
Indikator
Saya melakukan konsultasi ke pakar
Saya mencari literatur di perpustakaan
Saya belajar atas keinginan saya sendiri
Saya belajar berdasarkan LO
Saya memiliki LO pribadi
Saya mengulang materi yang telah saya pelajari
Saya mencari jawaban atas LO-LO di tutorial
Saya menyadari pentingnya belajar
Saya mengklarifikasi pernyataan teman dengan referensi yang saya baca
Saya mengklarifikasi pernyataan dosen dengan referensiyang saya baca
Saya membuat catatan materi belajar
Saya membuat perencanaan belajar
Saya mengevaluasi hasil belajar saya
Saya membandingkan hasil belajar saya dengan teman
Saya membuat mind mapping materi yang saya pelajari
Saya mempelajari suatu materi secara mendalam
Saya memahami kemampuan diri saya sendiri
Saya belajar terlebih dahulu sebelum tutorial
Saya membaca bahan praktikum sebelum praktikum
Saya memonitor proses belajar yang saya lakukan
Saya memotivasi diri sendiri dalam belajar
Saya memanfaatkan waktu luang untuk belajar
Saya menciptakan suasana belajar yang nyaman bagi saya
Saya mempunyai metode sendiri dalam belajar
Saya mengetahui kekurangan saya dalam belajar
Saya mempunyai jadwal belajar
Saya mengetahui dimana saya harus mencari bahan yang diperlukan untuk belajar
Diakhir tutorial saya mengetahui apa yang masih harus saya pelajari
Vol. 4 | No. 1|April 2009 | Jurnal Pendidikan Kedokteran dan Profesi Kesehatan Indonesia
Indikator
Saya aktif memberikan pendapat saat diskusi
Saya bekerja sama mengerjakan prosedur praktikum
Saya bekerja sama membahas hasil praktikum
Saya belajar bersama teman sebelum ujian blok
Saya belajar bersama di luar jadwal akademik
Saya membentuk kelompok belajar bersama
Saya berbagi bahan tutorial
Saya berbagi referensi bahan belajar
Saya membagi informasi yang saya miliki
Saya mendiskusikan bahan belajar dengan teman
Saya melakukan diskusi materi kuliah setelah selesai kuliah
Saya mendiskusikan soal pretest praktikum
Saya mendengarkan pendapat teman saat diskusi
Saya melakukan tanya jawab materi pembelajaran
Saya berkomunikasi dengan teman satu kelompok
Saya berpartisipasi aktif dalam tutorial.
Indikator
Saya belajar dari kasus klinis
Saya belajar dari pengalaman pribadi
Saya melakukan observasi ke pusat kesehatan untuk melihat
realita yang terjadi
Saya melakukan observasi ke pusat pelayanan kesehatan
untuk melihat aplikasi klinis yang dilakukan
Saya belajar dengan berorientasi terhadap masa depan
Saya belajar seolah dengan menempatkan diri saya sebagai
dokter sesungguhnya
Saya memiliki gambaran mengenai apa yang akan saya hadapi
kelak
Saya membandingkan teori dalam ilmu yang saya pelajari
dengan realita dalam kehidupan
Saya mempelajari epidemiologi kasus yang banyak terjadi di
masyarakat
Saya mempelajari penerapan klinis ilmu pengetahuan yang
saya dapat
Saya mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang saya dapat
dalam kehidupan sehari-hari
Saya mempraktekkan apa yang sudah saya pelajari
Vol. 4 | No. 1 | April 2009 | Jurnal Pendidikan Kedokteran dan Profesi Kesehatan Indonesia
53
Pembahasan
Pembahasan indikator-indikator penilaian pelaksanaan PBL berdasarkan pembelajaran konstruktif
Indikator-indikator penilaian pelaksanaan PBL
berdasarkan pembelajaran konstruktif dapat
dikelompokkan dalam beberapa kategori. Terdapat 3
kategori pelaksanaan pembelajaran konstruktif yaitu:
(1) pemakaian problem, (2) aktivasi prior-knowledge, dan
(3) elaborasi.
Proses pemakaian problem ditunjukkan pada
indikator sebagai berikut:
z Saya mendiskusikan inti dari kasus di tutorial.
Indikator tersebut dimasukan ke dalam kategori
pemakaian problem didasarkan pada pengertian
problem yaitu, masalah atau kasus yang harus
dipecahkan. 7,8
Proses aktivasi prior-knowledge ditunjukkan pada
indikator sebagai berikut:
Pada tutorial pertama saya mengingat
kembali materi yang pernah saya pelajari
dahulu.
Indikator tersebut dimasukkan ke dalam
kategori aktivasi prior-knowledge didasarkan
pada pendapat Harsono yang mendefinisikan prior-knowledge sebagai pengetahuan yang
telah dimiliki seseorang.2
Proses elaborasi pengetahuan dalam diskusi
tutorial ditunjukkan pada indikator sebagai
berikut :
Saya membandingkan pendapat teman
dalam tutorial dengan referensi,
Saya menghubungkan materi kuliah dan
materi praktikum dengan diskusi di tutorial,
Saya menggunakan beberapa referensi dalam
tutorial
Pada diskusi tutorial saya dapat mengetahui
apa yang masih belum saya ketahui,
Saya mencari learning objectives di antara
pertemuan tutorial pertama dan kedua,
Saya terpicu untuk mencari jawaban dari
pertanyaan saya,
Saya membuat mind mapping di akhir
pertemuan tutorial pertama,
Saya dapat membuat alur materi dari suatu
penyakit di akhir tutorial,
Saya membuat kesimpulan dari materi yang
telah dipelajari,
Saya membuat catatan dengan bahasa
sendiri dari materi yang telah dipelajari,
54
Vol. 4 | No. 1|April 2009 | Jurnal Pendidikan Kedokteran dan Profesi Kesehatan Indonesia
Vol. 4 | No. 1 | April 2009 | Jurnal Pendidikan Kedokteran dan Profesi Kesehatan Indonesia
55
56
Vol. 4 | No. 1|April 2009 | Jurnal Pendidikan Kedokteran dan Profesi Kesehatan Indonesia
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Vol. 4 | No. 1 | April 2009 | Jurnal Pendidikan Kedokteran dan Profesi Kesehatan Indonesia
57