You are on page 1of 40

Muhtar Mahmud

Disampaikan pada Lokakarya Anggaran Berbasis Kinerja


Jogjakarta, 27 Juli 2013

POLITIK ANGGARAN
Politik anggaran adalah penetapan berbagai kebijakan
tentang proses anggaran yang mencakupi berbagai
pertanyaan
bagaimana
pemerintah
membiayai
kegiatannya; bagaimana uang publik didapatkan, dikelola
dan disdistribusikan; siapa yang diuntungkan dan
dirugikan; peluang-peluang apa saja yang tersedia baik
untuk penyimpangan negati maupun untuk meningkatkan
pelayanan publik.
(Noer Fauzi & R Yando Zakaria)

POLITIK ANGGARAN (2)


Politik anggaran adalah proses saling mempengaruhi di
antara berbagai pihak yang berkepentingan dalam
menentukan skala prioritas pembangunan akibat
terbatasnya sumber dana publik yang tersedia.
Politik anggaran adalah proses mempengaruhi
kebijakan alokasi anggaran yang dilakukan oleh
berbagai pihak yang berkepentingan dengan anggaran.
Politik anggaran adalah proses penegasan kekuasan
atau kekuatan politik di antara berbagai pihak yang
terlibat dalam penentuan kebijakan maupun alokasi
anggaran.

TEORI POLITIK KEUANGAN NEGARA (3)


Dua golongan besar yang membedakan aktivitas politik
dalam KN:
Suatu Negara dengan sistem demokrasi, yakni bentuk
pemerintahan politik yang kekuasaan pemerintahannya
berasal dari rakyat, baik secara langsung (demokrasi
langsung) atau melalui perwakilan (demokrasi
perwakilan).
Aktivitas politik sangat besar, termasuk di dalamnya
pengelolaan KN, sebagaimana negara penganut
liberalisme, globalisme, kapitalisme, termasuk ideologi
pancasila sebagai ciri khas Indonesia.

FUNGSI DPRD

DPRD

PEMDA

Legislasi

Perda yang aspiratif


dan responsif

Anggaran

Anggaran yang
ekonomis, efisien,
dan efektif

Pengawasan

Check and balance,


transparansi, dan
akuntabilitas

PENGAWASAN
Pengertian

Tujuan

Pengawasan merupakan proses manajemen


untuk menjamin pelaksanaan kegiatan sesuai
dengan kebijakan dan rencana yang telah
ditetapkan serta memastikan tujuan dapat
tercapai secara efisien dan efektif.
Pengawasan ini bertujuan untuk
mengembangkan kehidupan demokrasi,
menjamin keterwakilan rakyat dalam
melaksanakan tugas dan kewenangan, serta
mengembangkan mekanisme checks and
balances antara lembaga legislatif dan eksekutif
demi mewujudkan keadilan dan kesejahteraan
rakyat.

POSISI PENGAWASAN

Planning

Organizing

Feedback
(Early Warning)

Actuating

Controlling

Peran pegawasan adalah pemberian umpan balik (feedback)


kepada pemerintah daerah. Umpan balik diharapkan diberikan
sedini mungkin agar fungsinya optimal sebagai bagian dari early
warning system bagi pemerintah daerah.

PENGANTAR TENTANG RESES (1)


Kemampuan
DPRD
dalam
melakukan
pengawasan terhadap pelaksanaan Perda dan
peraturan perundang-undangan lainnya,
Peraturan Kepala Daerah, APBD, kebijakan
pemerintah daerah dalam melaksanakan
program pembangunan daerah, akan sangat
menentukan keberhasilan Pemerintah Daerah
dalam
menjalankan
tugas-tugas
pembangunannya sesuai aturan hukum dan
koridor kebijakan yang telah disepakati

PENGANTAR TENTANG RESES (2)


Untuk itulah pentingnya pelaksanaan reses yang
merupakan kewajiban bagi pimpinan dan anggota
DPRD dalam rangka menjaring aspirasi masyarakat
secara berkala untuk bertemu konstituen pada
Daerah Pemilihan (Dapil) masing-masing guna
meningkatkan kualitas, produktivitas, dan kinerja
DPRD dalam mewujudkan keadilan dan
kesejahteraan rakyat, serta guna mewujudkan peran
DPRD dalam mengembangkan check and balances
antara DPRD dan pemerintah daerah.

PENGERTIAN RESES
Reses adalah merupakan komunikasi
dua arah antara legislatif dengan
konstituen melalui kunjungan kerja
secara berkala merupakan kewajiban
anggota DPRD untuk bertemu
dengan konstituennya secara rutin
pada setiap masa reses.

TUJUAN RESES
Tujuan reses adalah menyerap dan
menindaklanjuti aspirasi konstituen dan
pengaduan masyarakat guna
memberikan pertanggungjawaban moral
dan politis kepada konstituen di Dapil
sebagai perwujudan perwakilan rakyat
dalam pemerintahan.

MASA RESES
Masa reses adalah masa kegiatan DPRD di luar
kegiatan masa sidang dan di luar gedung.
Masa reses mengikuti masa persidangan, yang
dilakukan sebanyak 3 kali dalam setahun atau
14 kali reses dalam periode 5 tahun masa
jabatan DPRD.
Masa reses adalah bagian dari Masa
Persidangan dan dilaksanakan paling lama
enam hari kerja.

DASAR PELAKSANAAN RESES


Dasar Pelaksanaan Reses antara lain adalah UU No
32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008
tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah; UU RI No 15 Tahun 2006 Tentang Badan
Pemeriksa Keuangan, dan UU RI No 27 Tahun
2009 Tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat,
Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan
Daerah.

PELAKSANA DAN PESERTA RESES


Pelaksana reses adalah Pimpinan dan Anggota
DPRD dengan difasilitasi oleh Sekretariat.
Peserta reses bisa terdiri dari seluruh elemen
masyarakat antara lain: Camat, TNI/Polri, Pimpinan
Puskesmas, Dinas Jawatan, Lurah/Kades/Perangkat
Desa dan Kepala Dusun, Kelompok Masyarakat,
Organisasi Politik, Tokoh Masyarakat / Tokoh
Agama, Tokoh Pemuda, LSM, Ormas, Organisasi
Kemasyarakatan, Organisasi Kemasyarakatan
Pemuda (OKP), dan Majelis Taqlim.

TAHAPAN KEGIATAN RESES


Rapat Pimpinan dan atau Badan Musyawarah
penyusunan jadwal pelaksanaan dan tempat tujuan
reses
Penjelasan pelaksanaan reses oleh Pimpinan dan
Sekretariat DPRD

Pelaksanaan Reses

Rapat Paripurna pelaporan hasil reses

PELAKSANAAN RESES
Pelaksanaan reses dapat dilakukan
dengan Kelompok Dapil yang terdiri
dari beberapa Parpol yang ada
Anggota DPRD pada Dapil tersebut
dan individu secara mandiri yang
dilakukan secara impersonal kepada
kontituen pada Dapilnya.

LAPORAN HASIL RESES


Anggota DPRD secara perorangan atau kelompok
wajib membuat laporan tertulis atas hasil
pelaksanaan tugasnya pada masa reses
sebagaimana ketentuan Pasal 64 ayat (6) PP No 16
Tahun 2010, kemudian disampaikan kepada
pimpinan DPRD dalam rapat Paripurna.
Laporan perseorangan dan atau kelompok,
dihimpun dan direkapitulasi menjadi laporan per
kecamatan. Laporan disampaikan oleh perwakilan
kecamatan

BIAYA KEGIATAN RESES


Biaya kegiatan reses didukung pada belanja penunjang
kegiatan pada Sekretariat DPRD. Dana yang tersedia pada
penunjang kegiatan reses pada prinsipnya adalah untuk
dipertanggungjawabkan, bukan hanya untuk dilaksanakan
apalagi untuk dihabiskan. Setiap rupiah yang dikeluarkan
harus dapat dipertanggungjawabkan yang didukung
dengan bukti-bukti pengeluaran yang lengkap dan sah.
Pengeluaran biaya hanya dapat digunakan untuk tujuan
sebagaimana yang tersedia dalam anggaran Sekretariat
DPRD. Di luar hal tersebut dapat dikategorikan menyalahi
anggaran sebagaimana ketentuan Pasal 53 dan 61 PP No
58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah

SINKRONISASI PENYUSUNAN RANCANGAN APBD & APBN


(UU 17/2003, UU 25/2004 UU 32/2004, UU 33/2004)
RPJM

RPJMD

5 tahun

1 tahun

1 tahun

Renja
SKPD
1 tahun

5 tahun

5 tahun

Renstra
SKPD

RKPD

RKP

1 tahun

KUA

PPAS

NOTA KESEPAKATAN PIMPINAN


DPRD DGN KDH

RKA-SKPD

PEDOMAN
PENYUSUNAN
RKA-SKPD

TAPD

RAPERDA
APBD

1 tahun

Dibahas bersama
DPRD (memasukan
pokok-pokok pikran
dalam dokumen
perencanaan

SYARAT PERENCANAAN
Harus memiliki, mengetahui, dan memperhitungkan:
1. Tujuan akhir yang dikehendaki.
2. Sasaran-sasaran dan prioritas untuk mewujudkannya
(yang mencerminkan pemilihan dari berbagai alternatif).
3. Jangka waktu mencapai sasaran-sasaran tersebut.
4. Masalah-masalah yang dihadapi.
5. Modal atau sumber daya yang akan digunakan serta
pengalokasiannya.
6. kebijakan-kebijakan untuk melaksanakannya.
7. Orang, organisasi, atau badan pelaksananya.
8. Mekanisme pemantauan, evaluasi, dan pengawasan
pelaksanaannya.

PERENCANAAN YANG IDEAL


Prinsip partisipatif: masyarakat yang akan memperoleh
manfaat dari perencanaan harus turut serta dalam prosesnya.
Prinsip kesinambungan: perencanaan tidak hanya berhenti
pada satu tahap; tetapi harus berlanjut sehingga menjamin
adanya kemajuan terus-menerus dalam kesejahteraan, dan
jangan sampai terjadi kemunduran.
Prinsip holistik: masalah dalam perencanaan dan
pelaksanaannya tidak dapat hanya dilihat dari satu sisi (atau
sektor) tetapi harus dilihat dari berbagai aspek, dan dalam
keutuhan konsep secara keseluruhan.
Mengandung sistem yang dapat berkembang (a learning and
adaptive system).
Terbuka dan demokratis (a pluralistic social setting).

Fungsi/Manfaat Perencanaan

Sebagai alat koordinasi seluruh stakeholders


Sebagai penuntun arah
Minimalisasi ketidakpastian
Minimalisasi inefisiensi sumberdaya
Penetapan standar dan pengawasan kualitas

Reformasi Sistem Penganggaran


PARADIGMA LAMA

PARADIGMA BARU

Visi:
Melaksanakan rencana
pembangunan lima tahunan
berdasarkan GBHN
Misi:
Penyelenggaraan
pemerintahan umum dan
pembangunan
Penganggaran berdasarkan
pendekatan menurut
pengeluaran rutin dan
pengeluaran pembangunan

VISI:
Melaksanakan program kerja
Presiden/KDH terpilih
Misi:
Pelaksanaan kerangka regulasi,
kerangka investasi, dan
pelayanan publik yang di
tuangkan dalam RKP/D
Anggaran disusun berdasarkan
RKP/D dengan
mempertimbangkan
kemampuan keuangan
negara/Daerah

PEDOMAN PENYUSUNAN APBD TAHUN 2014


BERDASARKAN PERMENDAGRI NOMOR 27 TAHUN
2013

1. Sinkronisasi
Kebijakan
Pemerintah
Daerah Dengan
Kebijakan
Pemerintah.

5. Hal- Hal
Khusus
Lainnya

PEDOMAN
PENYUSUNAN
APBD TAHUN
ANGGARAN
2014

4. Teknis
Penyusunan
APBD

2. Prinsip
Penyusunan
APBD

3. Kebijakan
Penyusunan
APBD

Sinkronisasi Kebijakan Pemerintah Daerah


Dengan Kebijakan Pemerintah.
Pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota
harus mendukung tercapainya sasaran utama dan
prioritas pembangunan nasional tersebut sesuai dengan
potensi dan kondisi masing-masing daerah, mengingat
keberhasilan pencapaian sasaran utama dan prioritas
pembangunan nasional dimaksud sangat tergantung
pada sinkronisasi kebijakan antara pemerintah provinsi
dengan pemerintah dan antara pemerintah
kabupaten/kota dengan pemerintah dan pemerintah
provinsi yang dituangkan dalam Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD).

SASARAN UTAMA PEMBANGUNAN


NASIONAL 2014
1

Pencapaian target pertumbuhan ekonomi sebesar


6,8 sampai dengan 7,2 persen;

Penurunan angka pengangguran menjadi 5,0


sampai dengan 6,0 persen;

Penurunan angka kemiskinan menjadi 8,0 sampai


dengan 10,0 persen; dan

Laju Inflasi 4,5 persen dan bertambah atau


berkurang 1,0 persen.

PRIORITAS PEMBANGUNAN NASIONAL


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.

Reformasi birokrasi dan tata kelola;


Pendidikan;
Kesehatan;
Penanggulangan kemiskinan;
Ketahanan pangan;
Infrastruktur;
Iklim investasi dan usaha;
Energi;
Lingkungan hidup dan bencana;
Daerah tertinggal, terdepan, terluar, dan pasca konflik;
Kebudayaan, ekonomi kreativitas, dan inovasi teknologi; dan
3 (tiga) bidang lainnya yaitu
1)
2)
3)

bidang politik, hukum dan keamanan;


bidang perekonomian; dan
bidang kesejahteraan rakyat

Sinkronisasi Kebijakan Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota dalam


Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD dan Rancangan Peraturan
Kepala Daerah tentang Penjabaran APBD dengan Prioritas Nasional
No

Prioritas Nasional

1
1
2
3
4
5
6
7
8

Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola;


Pendidikan;
Kesehatan;
Penanggulangan Kemiskinan;
Ketahanan Pangan;
Infrastruktur;
Iklim Investasi dan Iklim Usaha;
Energi;

Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana;

10
11
12

Daerah Tertinggal, Terdepan,


Terluar, dan Pasca Konflik;
Kebudayaan, Ekonomi Kreatif, dan Inovasi
Teknologi;
Prioritas Lainnya:
a. Bidang Politik, Hukum, dan Kemanan
b. Bidang Perekonomian; dan
c. Bidang Kesejahteraan Rakyat

Anggaran Belanja Dalam


Rancangan APBD
Belanja
Belanja Tidak
Langsung
Langsung
3
4

Jumlah
5=3+4

Keterangan Kolom
1.

Prioritas 1 Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola diisi dengan jumlah anggaran belanja untuk urusan Otonomi
Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian;
2. Prioritas 2 Pendidikan diisi dengan jumlah anggaran belanja untuk urusan Pendidikan, urusan Kepemudaan dan
Olahraga serta urusan Perpustakaan;
3. Prioritas 3 Kesehatan diisi dengan jumlah anggaran belanja untuk urusan Kesehatan;
4. Prioritas 4 Penanggulangan Kemiskinan diisi dengan jumlah anggaran belanja untuk urusan Sosial, urusan
Ketenagakerjaan, urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, urusan Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak, urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera, urusan Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah;
5. Prioritas 5 Ketahanan Pangan diisi dengan jumlah anggaran belanja untuk urusan Kelautan dan Perikanan,
urusan Pertanian dan urusan Ketahanan Pangan;
6. Prioritas 6 Infrastruktur diisi dengan jumlah anggaran belanja untuk urusan Perumahan Rakyat, urusan
Penataan Ruang, urusan Pekerjaan Umum, urusan Perencanaan Pembangunan dan urusan Perhubungan;
7. Prioritas 7 Iklim Investasi dan Iklim Usaha diisi dengan jumlah anggaran belanja untuk urusan Penanaman
Modal dan urusan Komunikasi dan Informatika;
8. Prioritas 8 Energi diisi dengan jumlah anggaran belanja untuk urusan Energi dan Sumber Daya Mineral dan
urusan Industri;
9. Prioritas 9 Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana diisi dengan jumlah anggaran belanja untuk urusan
Lingkungan Hidup;
10. Prioritas 10 Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, dan Pasca Konflik diisi dengan jumlah anggaran belanja untuk
urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri;
11. Prioritas 11 Kebudayaan, Ekonomi Kreatif, dan Inovasi Teknologi diisi dengan jumlah anggaran belanja untuk
urusan Kebudayaan dan urusan Pariwisata; dan
12. Prioritas 12 tidak diisi.

Sinkronisasi Kebijakan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam Rancangan


Peraturan Daerah tentang APBD dan Rancangan Peraturan Kepala Daerah
tentang Penjabaran APBD dengan Prioritas Provinsi

No.
Prioritas Provinsi
1
1.
2.
3.
dst

Anggaran Belanja Dalam Rancangan APBD


Belanja Langsung Belanja Tidak Langsung
3
4

Jumlah
3+4=5

PRINSIP PENYUSUNAN APBD


1. Sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan daerah
berdasarkan urusan dan kewenangannya;
2. Tepat waktu, sesuai dengan tahapan dan jadwal yang telah ditetapkan dalam
peraturan perundang-undangan;

3. Transparan, untuk memudahkan masyarakat mengetahui dan mendapatkan


akses informasi seluas-luasnya tentang APBD;

4. Partisipatif, dengan melibatkan masyarakat;


5. Memperhatikan asas keadilan dan kepatutan; dan
6. Tidak bertentangan dengan kepentingan umum, peraturan yang lebih tinggi
dan peraturan daerah lainnya.

KEBIJAKAN PENYUSUNAN
APBD
Pendapatan
Daerah

Belanja Daerah Pembiayaan


Daerah
Belanja Tidak

Langsung
PAD
Dana Perimbangan Belanja Langsung
Lain-lain
Pendapatan Daerah
yang Sah

Penerimaan
Pembiayaan
Pengeluaran
Pembiayaan
Sisa Lebih
Pembiayaan (SILPA)
Tahun Berjalan

TEKNIS PENYUSUNAN APBD


Penetapan APBD harus tep at waktu, yaitu paling lambat tanggal 31 Desember
2013 sebagaimana diatur dalam Pasal 116 ayat (2) Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011. Sejalan dengan hal tersebut,
pemerintah daerah harus memenuhi jadwal proses penyusunan APBD, mulai
dari penyusunan dan penyampaian rancangan KUA dan rancangan PPAS kepada
DPRD untuk dibahas dan disepakati bersama paling lambat akhir bulan Juli
2013. Selanjutnya KUA dan PPAS yang telah disepakati bersama akan menjadi
dasar bagi pemerintah daerah untuk menyusun, menyampaikan dan
membahas RAPBD Tahun Anggaran 2014 antara pemerintah daerah dengan
DPRD sampai dengan tercapainya persetujuan bersama antara kepala daerah
dengan DPRD terhadap rancangan Peraturan Daerah tentang APBD, paling
lambat tanggal 30 Nopember 2013, sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal
105 ayat (3c) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006,
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21
Tahun 2011.

Tahapan dan Jadwal Penyusunan APBD


NO

UARAIAN

WAKTU

Penyusunan RKPD

Akhir bulan Mei

Penyampaian Rancangan KUA dan Rancangan PPAS oleh


Ketua TAPD kepada kepala daerah

Minggu 1 Bulan Juni

Penyampaian Rancangan KUA dan Rancangan PPAS oleh


kepala daerah kepada DPRD

Pertengahan Bulan Juni

LAMA

1 Minggu

6 Minggu
4

Kesepakatan antara kepala daerah dan DPRD atas


Rancangan KUA dan Rancangan PPAS

Akhir Bulan Juli

Penerbitan Surat Edaran kepala daerah perihal


Pedoman penyusunan RKA-SKPD dan RKA-PPKD

Awal bulan Agustus


8 Minggu

Penyusunan dan pembahasan RKA-SKPD dan


RKA-PPKD serta penyusunan Rancangan Perda tentang
APBD

Awal bulan Agustus sampai


dengan akhir bulan September

NO

UARAIAN

WAKTU

Penyampaian Rancangan Perda tentang APBD kepada


DPRD

Minggu I bulan Oktober

Pengambilan persetujuan bersama DPRD dan kepala


daerah

Paling lambat 1 bulan


sebelum tahun anggaran yang
bersangkutan

Menyampaikan Rancangan Perda tentang APBD dan


Rancangan Perkada tentang Penjabaran APBD kepada
MDN/Gub untuk dievaluasi

3 Hari kerja setelah keputusan bersama

10

Hasil evaluasi Rancangan Perda tentang APBD dan


Rancangan Perkada tentang Penjabaran APBD

Paling lama 15 hari kerja setelah


Rancangan Perda tentang APBD dan
Rancangan Perkada tentang Penjabaran
APBD diterima oleh MDN/Gub

11

Penyempurnaan Rancangan Perda tentang APBD sesuai


hasil evaluasi yang ditetapkan dengan keputusan
pimpinan DPRD tentang penyempurnaan Rancangan
Perda tentang APBD

Paling lambat 7 hari kerja (sejak


Diterima keputusan hasil
evaluasi)

12

Penyampaian keputusan DPRD tentang penyempurnaan


Rancangan Perda tentang APBD kepada MDN/Gub

3 hari kerja setelah keputusan pimpinan


DPRD ditetapkan

13

Penetapan Per da tentang APBD dan Perkada tentang


Penjabaran APBD sesuai dengan hasil evaluasi

Paling lambat akhir Desember (31


Desember)

14

Penyampaian Perda tentang APBD dan Perkada tentang


Penjabaran APBD kepada MDN/Gub

Paling lambat 7 hari kerja setelah Perda


dan Perkada ditetapkan

LAMA

2 Bulan

Tahapan dan Jadwal Proses Penyusunan Perubahan APBD


No.
1

URAIAN
.
P e n y a m p a i a n R a n c a n g a n KUA dan
Rancangan PPAS Perubahan oleh Ketua
TAPD kepada kepala daerah

WAKTU
Paling lambat
minggu I bulan
Agustus

LAMA

.
Kesepakatan antara kepala daerah dan
DPRD atas Rancangan KUA dan
Rancangan PPAS Perubahan

Paling lambat
minggu II bulan
Agustus

1 minggu

.
Penerbitan
Surat Edaran kepala daerah
perihal Pedoman penyusunan RKA-SKPD,
RKA-PPKD dan DPPA-SKPD/PPKD serta
Penyusunan Rancangan Perda tentang
Perubahan A P B D d a n R a n c a n g a n
Perkada tentang Penjabaran Perubahan APBD
.
Penyampaian Rancangan Perda tentang
Perubahan APBD kepada DPRD

Paling lambat
minggu I bulan
September

3 minggu

Paling lambat
minggu II bulan
September

.
Pengambilan
persetujuan bersama DPRD Paling lambat 3
dan kepala daerah
bulan sebelum
tahun anggaran
berakhir
.
Menyampaikan
Rancangan Perda tentang
Perubahan APBD dan Rancangan Perkada
tentang Penjabaran Perubahan APBD
kepada MDN/ Gubernur untuk dievaluasi

3 hari kerja setelah


persetujuan
bersama

3 minggu

1
0

.
Hasil
evaluasi Rancangan Perda
tentang Perubahan A P B D d a n
R a n c a n g a n Perkada tentang
Penjabaran Perubahan APBD

Penyempurnaan Rancangan
Perda tentang Perubahan
APBD sesuai hasil evaluasi yang
ditetapkan dengan keputusan
pimpinan DPRD tentang
penyempurnaan Rancangan
Perda tentang Perubahan APBD

.
Penyampaian keputusan DPRD
tentang penyempurnaan
Rancangan Perda tentang
Perubahan APBD kepada
MDN/Gub

P a l i n g l a m a 1 5 hari
kerja setelah Rancangan
Perda tentang Perubahan
A P B D d a n Rancangan
Perkada tentang
Penjabaran Perubahan
APBD diterima oleh
MDN/ Gub
Paling lambat 7 hari
kerja (sejak diterima
keputusan hasil
evaluasi)

3 hari kerja setelah


k e p u t u s a n pimpinan
DPRD ditetapkan

Penetapan Perda tentang


Perubahan APBD dan Perkada
tentang Penjabaran Perubahan
APBD sesuai dengan hasil evaluasi
11.

Penyempurnaan Rancangan
Perda tent ang Perubahan
APBD sesuai hasil evaluasi yang
ditetapkan
dengan keputusan
pimpinan DPRD tentang
penyempurnaan Rancangan
Perda tentang Perubahan APBD

Paling lambat 7 hari


kerja (sejak diterima
keputusan hasil
evaluasi)

7 hari kerja

TERIMA KASIH

Curiculum Vitae
Nama
Tempat & Tgl Lahir
Pendidikan Terakhir
Alamat

: Muhtar Mahmud
: Bima, 13 Sept 1966
: S2 Akuntansi UGM Yogyakarta
S3 Akuntansi UNDIP Semarang
:- Benowo Kulon RT.03/RW 8 Ngringo Jaten
- Perum Siwani Blok A/14 Selogiri Wonogiri

Pekeerjaan/Jabatan
:- Dosen Pend. Akt UNS Surakarta
- Direktur Akuntansi BLU UNS Surakarta
- Staf Ahli Rektor Bidang Keuangan dan Manajemen
- Pengajar pelatihan BPK RI 2004 - 2007
- Ass Staf Ahli Peng Negara Kemenkeu 2003-2005
- Konsultan/Kepelatihan Paramavydya Jogjakarta
- Konsultan Keuangan Daerah di beberapa Pemda
Telp/E-mail

:0271-821650,081226265675,08122687386, 081548590636/
0273323692 muhtar@uns.ac.id, muhtarmahmud@yahoo.co.id,
abujebi@gmail.com, muhu_37@yahoo.com,

You might also like