You are on page 1of 5

Akhirnya Bupati Trenggalek memerintahkan kepada warganya untuk

menghentikan pcmbuatan Kedung/DAM tersebut dan menunggu perintah lebih lanjut dari
bupati. Demikian dialog antara Bupati dengan warganya :
Bupati

Warga
Bupati

: Wahai rakyat Trenggalek, Sudah beberapa hari kalian bekerja keras tanpa
pamrih. Mengerjakan Sudatan Air ini, namun hasilnya selalu gagal, untuk
itu saya perintahkan, untuk menghentikan 'pekerjaan ini dan saya akan
bersemedi untuk meminta petunjuk kepada sang Hyang Widi bagaimana
caranya agar pembuatan Sudatan Air/DAM ini bisa segera terwujud.Dan
untuk sementara semua bubar dulu untuk pulang ke rumah masing -masing
dan saya mengucapkan banyak- banyak terima kasih atas kesediaan dan
pengorbanan kalian.
: Sendiko dawuh Gusti Kanjeng Bupati, kami semua akan istirahat
dan menunggu perintah selanjutnya dari Gusti Kanjeng Bupati. Nyuwun
pamit Gusti.........
: Silahkan istirahat wahai rakyatku ....... dan doakan semoga semediku, berhasil

Selang beberapa saat setelah warganya membubarkan diri,dan tempat sekitar calon
DAMiSudatan Air sudah sepi sunyi, maka Bupati segera mengambil tempat untuk
duduk bersila dan bertapa / bersemedi untuk mengheningkan cipta minta petunjuk
kepada SangHyang Widi. Dalam semedinya beliau mendapatkan. Ilham / Wangsit
dari Tuhan, yang intinya bahwa :
1. Keberhasilan dalam pembuatan Sudatan Air / DAM akan dibantu oleh seorang
Empu dari Majapahit yang bemama MENAK SOPAL.
2. Dalam pembuatan DAM akan menemui hambatan/ gangguan dilakukan
oleh seekor BUAYA PUTIH. Si Buaya Putih siap membantu pembuatan DAM dan
tidak akan mengganggu asalkan diberi sesaji / sajen berupa KEPALA
SEEKORGAJAH PUTIH.
Beberapa hari setelah semedi, Bupati Trenggalek kedatangan seorang tamu dari
Majapahit yaitu MENAK SOPAL, dimana dengan tidak sengaja Menak Sopal
mengadakan perjalanan ke Mataram lewat Trenggalek dan saat masyarakat sedang
mendapat kesulitan pembuatan Sudatan Air/ DAM, maka Menak Sopal
menawarkan. diri untuk itu membantu membuat DAM tersebut ke Bupati Trenggalek.
Dialog antara Bupati, Menak Sopal dan Warga Trenggalek :
Bupati
Menak Sopal

Warga
Bupati

Menak Sopal

: Selamat datang Menak Sopal .... sugeng rawuh di bumi


Trenggalek, anda datang tepat waktu seperti apa yang telah diilhamkan
oleh Tuhan YME kepada saya dan masyarakat Trenggalek.
: Matur nuwun Gusti Kanjeng Bupati, hamba siapmembantu masyarakat
Trenggalek dalam rangka pembuatan DAM. Biar masyarakat
Trenggalek tidak kekurangan air dan tidak menderita lagi serta
tercapainya cita-cita. rakyat Trenggalek, yaitu : Trenggalek yang gemah
ripah loh jinawi toto tentrem kerto raharjo
: Hidup Menak Sopal! Hidup Gusti Kanjeng Bupati ....!
Hidup Trenggalek ...... !
: Wahai Menak Sopal dan wargaku masyarakat Trenggalek
yang kucintai karena dalam ilham dari Tuhan YME menyebutkan bahwa
yang membuat gangguan dalam pembuatan DAM tersebut adalah
seekor Buaya Putih, dan sudah saya temui, si buaya putih tersebut akan
saya bunuh, namun dia minta ampun dan siap membantu dalam
pembuatan DAM tersebut asal diberi sesaji / sajen Kepala Seekor Gajah
Putih ......
: Hamba sanggup Gusti Kanjeng terns di wilayah mana hamba bisa
menemukan Gajah Putih tersebut ..!

Bupati

: Yang memiliki Gajah Putih adalah Mbok Rondo Kerandon di sekitar


wilayah Karangan di Desa Tugu di perbatasan antara Trenggalek
Ponorogo. Bagaimana Menak Sopal jelas atau tidak keterangan ini.
Menak- Sopal : Jelas sekali Gusti Kanjeng Bupati namun apa boleh Gajah Putih tersebut
dipinjam untuk dijadikan sesaji/ tumbal.
Bupati
: Jelas tidak boleh. Menak Sopal., ini semua saya serahkan
sepenuhnya sepenuhnya kepada kalian wargaku dengan cara
bagaimanapun agar supaya Gajah Putih bisa digunakan untuk tumbal
dalam pembuatan DAM
Menak- Sopal : Kalau memang demikian kami semua mohon doa restu Gusti Kanjeng
Bupati, agar kami bisa membawa Gajah Putih tersebut untuk kami
jadikan tumbal dalam pembuatan DAM nanti
Bupati
: Saya merestui Menak Sopal..dan dengan petunjuk ilham dari Tuhan
YME kalian pasti bisa membuat DAM tersebut bersama masyarakat
Trenggalek.
Menak Sopal : Sembah sujud .... Gusti Kanjeng Bupati
Warga
: Kami semua mohon doa restu dalam membantu Gusti Menak
Sopal .... Kanjeng Bupati ..., sembah sujud Kanjeng ......
Bupati
: Oh ....... jelas saya merestui semua masyarakatku semoga Tuhan YME
selalu bersama kita semua dan pembangunan DAM segera terwujud agar
masyarakat Trenggalek bisa hidup sejahtera .... Amiin.
Dan setelah pertemuan itu Bupati kembali ke Pendopo Trenggalek untuk
meneruskap pekerjaan yang lain, sedang Menak Sopal bersama beberapa
warga Trenggalekmengadakan musyawarah bagaimana caranya agar Gajah Putih bisa
dipinjam. Kalau Gajah putih diminta dengan terns terang untuk dijadikan tumbal jelas
tidak boleh. Oleh karena itu dengan tipu muslihatnya yang cerdik Menak Sopal
menemukan cara dengan alasan meminjam untuk suatu kegiatan/ kirap Gajah di Pendopo
Trenggalek. Beberapa warga menyetujuinya dan berangkatlah saat itu juga rombongan
Menak Sopal ke rumah Mbok Rondo Kerandon.
Dialog antara Menak Sopal dengan MbokRondo Kerandon
Menak Sopal : Selamat pagi ...... Mbok Rondo Kerandon, perkenalkan saya Menak Sopal
utusan dari Pendopo Trenggalek atas Nama Gusti Kanjeng Bupati akan
pinjam Gajah Putih untuk dipergunakan acara kirap beberapa hari di alonalon Trengplek.
Mbok Rondo : Sugeng injing selamat datang di gubug kami Gusti Menak Sopal,kalau
boleh tahu hamba ingin bertanya ada acara apa kok kirap gajah segala
dan berapa lamanya pinjam Gajah Putih hamba ...
Menak Sopal : Oh itu, Kirap Gajah Putih dalam rangka tasyakuran pembuatan DAM
atau Sudatan Air untuk mengairi sawah-sawah dan lamanya pinjam
selama 7 hari ......
Mbok Rondo : Oh..kalau demikian boleh- boleh saja, asal jangan sampai lebih dari
7 hari .... sebab Gajah Putih tersebut akan kami gunakan untuk
acara ruwatan di daerah sini ...
Menak Sopal : Hamba mengerti Mbok Rondo .... untuk itu hamba mengucapkan banyakbanyak terima kasih atas bantuannya meminjamkan gajah putihnya.
Mbok Rondo : Hamba juga mengucapkan beribu-ribu terima kasih kepada
Gusti Kanjeng Bupati yang telah memberikan kepercayaan kepada hamba
karena Gajah Putih akan dikirap di alon-alon Trenggalek ..
Menak Sopal : Untuk mempersingkat waktuGajah Putih hari ini pula.
Akan segera hamba bawa ke Pendopo Trenggalek.untuk itu
mohon diikhlaskan biar acara ini lancar.....
Mbok Rondo : Oh
iya
hamba
ikhlas
meminjamkan
Gajah
Putih
ini
beserta perlengkapannya tolong dibawa sekalian dan juga sembah
sujud hamba untuk Gusti Kanjeng Bupati

Menak Sopal : Iya terimakasih Mbok Rondo akan hamba haturkan ke Yang Mulia
Gusti Kanjeng Bupati
Setelah Gajah Putih yang bernarna BAGONG di tangan Menak Sopal, maka
Menak Sopal, dan warga Trenggalek yang mengantarkannya segera mohon pamit kepada
Mbok Rondo Kerandon untuk pulang ke Pendopo. Namun kenyataannya Gajah Putih
tidak di bawa ke Pendopo tapi langsung di bawa ke lokasi DAM/ Sudatan Air lalu
disembelih dan kepalanya dimasukkan ke dalam DAM/ Kedung untuk tumbal/ sesaji si
Buaya Putih yang bernama : BAJUL KOWOR, dan badan si Gajah Putih bersama
peralatan cemetinya dikuburkan di dekat DAM tersebut dan sampai sekarang DAM
tersebut dikeramatkan.
Setelah ritual penyembelihan gajah putih, secara. ghaib DAM/Kedung tersebut
bisa dIgunakan untuk menampung air dari sungai dan bisa dialirkan untuk mengairi
sawahsawah yang berada di desa-desa di wilayah kota Trenggalek.
DAM tersebut setelah bisa mengairi air ke sawah-sawah para penduduk akhimya diberi
nama DAM BAGONG (sesuai dengan nama gajah putih yang disembelihnya), Bupati,
Menak Sopal dan Masyarakat Trenggalek sangat bergembira sekali melihat.masvamkat
Trenggalek yang hidup sejahtera tidak kekurangan air dan sangat bangga karena DAM
yang diidam-idamkan bisa terwujud atas bantuan Menak Sopal. Namun masalah timbut
setelah 7 hari berlalu, yaitu setelah masa waktu kesanggupan mcngembalikan
si Gajah Putih kepada. Mbok Rondo Kerandon tiba, maka Mbok Rondo Kerandon
mengirimkan 2 orang utusannya untuk minta kembali si Gajah Putih kepunyaannya.
Dialog Mbok Rondo dengan Menak Sopal :
Utusan Mbok Rondo : Wahai Gusti Menak Sopal kedatangan kami berdua kemari atas
perintah dan purbo wasesa Mbok Rondo Kerandon
untukmengambil kembali Gajah Putih yang Gusti pinjam
selama 7 hari yang lalu ... karena gajah tersebut akan
digunakan untuk acara kirab pusaka di Kawedanan oleh Mbok
Rondo ..!
Menak Sopal : Prajurit setia Mbok Rondo Kerandon yang tercinta dengan sangat
menyesal saya tidak bisa mengembalikan Gajah Putih tersebut, karena
Gajah Putih sudah saya sembelih dan kepalanya sudah saya gunakan
sebagai sesaii/ tumbal di DAM BAGONG dan anggota badannya saya
kuburkan di sekitar DAM BAGONG atas seijin Gusti Kanjeng
Bupati saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Mendengar laporan tadi marahlah 2 orang utusan Mbok Rondo dan terjadilah
perkelahian antara Menak Sopal dengan 2 orang utusan tadi, akhimya kemenangan ada di
Menak- Sopal (sebab Menak Sopal adalah seorang Empu dan juga Senopati dari
Majapahit), oleh karena itu dengan mudah Menak Sopal mengalahkan kedua orang utusan
tadi bahkan telinga kedua orang tadi dipotong oleh Menak Sopal dan kedua orang tadi
disuruh pulang menemui Mbok Rondo dengan tangan memegangi keduatelinganya yang
telah dipotong oleh Menak Sopal tadi.
Dengan tangan hampa dan menahan sakit kedua orang tadi melaporkan kejadian
yang menimpa dirinya kepada Mbok Rondo Kerandon, betapa marahnya Mbok
Rondomendengar dan melihat kedua utusannya diciderai kedua telinganya dan Gajah
Putih kesayangannya disembelih oleh Menak Sopal. Maka saat itu pula Mbok Rondo
Kerandon memenntahkan rakyatnya untuk menangkap Menak Sopal hidup atau mati.
Keadaan/ berita ini terdengar oleh Bupati Trenggalek, maka Menak Sopal disembunyikan
oleh Bupati sebab Menak Sopal telah berjasa dalam pembuatan DAM BAGONG tersebut.
Tidak lama kemudian datanglah Mbok Rondo Kerandon dengan seluruh
bala tcntaranya untuk minta pertanggungjawaban dan keadilan kepada Bupati. Guna
mencegah timbuInya pemberontakan yang hebat dan besar dan juga demi keselamatan
Menak Sopal yang telah berjasa itu, maka Bupati menyanggupi untuk menangkap Menak
Sopal dan menyerahkannya kepada Mbok Rondo Kerandon dalam waktu sesingkatsingkatnya.

Dialog antara Bupati dengan Mbok Rondo Kerandon :


Mbok Rondo : Kanjeng Bupati yang Mulia ....., kedatangan hamba kemari hanya minta
keadilan dan pertanggungjawaban Gusti Menak Sopal, karena Gaiah
Putih kami disembelih oleh beliau dan diiadikan tumbal/ sesaii di DAM
BAGONG..????
Bupati
: Tenang..tenang dulu Mbok Rondo, saya akan membantu
panjenengan .... saya jugs mohon maaf atas nama rakyat Trenggalekatas
kekhilafan Menak Sopal, untuk itu.saya sarankan kepada
Mbok Rondo ...... untuk pulang dan. mencegat Menak Sopal di
perbatasan Tugu dan Ponorogo sebab rencananya Menak Sopal akan
pulang ke Mataram, .... jelas Mbok Rondo .... ????
Mbok Rondo : Oh begitu ... kalau ini memang perintah Kanjeng Bupati hamba akan
rnelaksanakannya dan akan menunggu/ mencegat di perbatasan dengan
balatentara hamba .!!
Bupati
: Terimakasih.terimakasih
atas
pengertiannya
dan
Selamat jalan serta selamat beduang Mbok Rondo..Semoga
berhasil.
Mbok Rondo : Terimakasih kembali Kanjeng Bupati .......... hamba mohon pamit dan
mohon doa restunya agar hamba bisa berhasil menangkap Menak Sopal!
Bupati
: Iya.iya saya. merestui Mbok Rondo .... hati-hati.
Sepeninggal Mbok Rondo Kerandon dari Pendopo Trenggalek, Bupati bisa
bernapas lega sebab bisa menyelamatkan Menak Sopal sekaligus bisa mencegah
teradinya pemberontakan antara prajurit Kadipaten Trenggalek dan bala tentara Mbok
Rondo Kerandon. Padahal hal tersebut di atas hanyalah siasat Bupati agar Menak Sopal
bisa selamat. Oleh sang Bupati Menak Sopal diberi pertolongan untuk meneruskan
perjalanan pulang ke Mataram, tetapi tidak lewat jalan darat, namun lewat jalan
terobosan/ terowongan bawah tanah/ urong-urong yang dibuatkan oleh Ki Bajul Kowor
atas perintah Kanjeng Bupati.
Dialog antara Bupati dengan Menak Sopal
Bupati

: Wahai Menak Sopal kemarilah ada beberapa hal yang ingin saya
sampaikan kepada engkau.
Menak Sopal : Sendiko dawuh Gusti Kanjeng Bupati ..Kelihatannya ada sesuatu
yang penting buat hamba
Bupati
: Betut betul.betul sekali Menak Sopal, ada hal yang sangat penting dan
segera engkau laksanakan.. Saat ini pula kalian harus
meninggalkan Kadipaten Trenggalek, sebab situasi saat ini sangat gawat
sekali karena Mbok Rondo Kerandon sudah menunggu kalian di
perbatasan Tugu Ponorogo.
Menak Sopal : Terus hamba harus lewat jalan mana Gusti Kanjeng Bupati
Bupati
: Kalian harus lewat jalan bawah tanah yang sudah dibuatkan oleh Ki Bajul
Kowor atas perintah saya dan lubang pintunya mulai dari tengah- tengah
DAM BAGONG di bawah Batu Gajah, jalan itu nanti tembusannya di
Ponorogo lewat Sumur Gemuling yang di atasnya ditunggui oleh Mbok
Rondo Kerandon.
Menak Sopal : Terimakasih Gusti KanjengBupati....... hamba telah paduka selamatkan
dari kejaran Mbok Rondo Kerandon, hamba mohon maaf seandainya ada
kata-kata dan perilaku hamba selama di kadipaten ini kurang berkenan,
sekali lagi hamba mohon maaf dan sekalian hamba mohon pamit semoga
dalam perjalanan hamba ke Mataram segera sampai dan selamat
Bupati
: Terimakasih kembali Menak Sopal kami atas nama rakyat Trenggalek
tidak akan melupakan jasa-jasamu dalam pembuatan DAM BAGONG
yang sangat berguna bagi masyarakat Trenggalek, dan mengucapkan

banyak-banyak terimakasih atas pengabdianmu selama ini tanpa pamrih


ikut memaiukan rakyat Trenggalek ......
Menak Sopal : Nyuwun pamit ...... Gusti Kanjeng Bupati ..... sembah sujud hamba,semoga
Trenggalek terus maju dan Terang Ing Galih.
Bupati
: Sama-sama .....,,dan hati-hati diperjalanan Menak Sopal salam taklim
saya ke Gusti Mataram
Menak Sopa : Nyuwun inggih. Gusti Kanjeng, Mangestoaken dawuh
Nuwunnnnn
Dan dengan diantar oleh Bupati serta seluruh masyarakat Trenggalek Menak
Sopal meneruskan perjalanan ke Mataram lewat terowongan bawah tanah mulai dari
DAM BAGONG di bawah Batu Gajah. Sedangkan Mbok Rondo Kerandon yang
menunggu diTugu Ponorogo sampai bubuken dan tempat itu diberi nama
GUNUNG BUBUK, karena tidak menemukan Menak Sopat sebab Menak Sopal tidak
lewat jalan darat melainkan lewat jalan bawah tanah/ terowongan.
Selang beberapa lama setelah Menak Sopal meninggalkan Kadipaten Trenggalek
menuju ke Mataram, Mbok Rondo Kerandon wafat karena badannya bubuken
(menjadi bubuk, karena terlalu lama menunggu Menak Sopal).
Trenggalek sedikit demi sedikit men adi maju, aman dan sejahtera sampai
sekarang berkat pertolongan dari EMPU MENAK SOPAL Senopati dari Kerajaan
Majapahit. itu patut kits banggakan bahwa MENAK SOPAL adalah Tokoh Sejarah Babat
Kota .
Trenggalek, Joyo-joyo wijayanti ...... Trenggalek Terang Ing Galih. Trenggalek yang
gemah ripah loh jinawi toto tentrem kerto raharjo ....... dan Trenggalek yang
BERTEMAN HATI saat ini. Hidup Kota Trenggalek .......... Hidup Pahlawan Menak
Sopal

You might also like