You are on page 1of 24

TUGAS TOKSIKOLOGI VETERINER

TOKSIKOLOGI LOGAM

OLEH
I Dewa Nyoman Alit Purnata
1309005055
A

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN


UNIVERSITAS UDAYANA
2014

KATA PENGANTAR

Saya memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha


Esa, karena atas rahmatnya Saya selaku Penulis dapat
menyelesaikan pembuatan paper Mata Kuliah Toksikologi
veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana yang
berjudul TOKSIKOLOGI LOGAM .

Paper ini disusun untuk melengkapi salah satu tugas Mata


Kuliah

Toksikologi Veteriner

Fakultas Kedokteran Hewan

Universitas Udayana. Selain itu, makalah ini diharapkan juga


dapat bermanfaat untuk Penulis dan Pembaca, sehingga mampu
meningkatkan pengetahuan dan pemahaman yang lebih luas.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak


yang telah membantu terselesaikannya Penuliasan makalah ini.
Penulis sendiri menyadari tulisan ini masih sangat jauh dari
sempurna. Sehingga sangat diharapkan kritikan dan saran yang
bersifat membangun. Sekian dan Terima Kasih.

Denpasar, 1 Desember 2014


Hormat saya,

Penulis

DAFTAR ISI

JUDUL

HALAMAN

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i


KATA PENGANTAR ................................................................................ ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 1
1.3 Tujuan ............................................................................................ .......... 2
1.4 Manfaat .......................................................................................... ........ 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Definisi logam ........................................................................................... 3
2.2 Sumber Bahan Pencemaran Logam Berat ............................................... 3
2.2.1

Sumber alam ............................................................. .................. 3

2.2.2

Sumber Industri .................................................................. ........ 4

2.2.3

Sumber Transportasi .......................................................... ........ 5

2.3 Jenis Logam Berat yang Berbaya di Lingkungan ..................................... 5


2.3.1 Logam Timbal (Pb) ............................................................... ...........
2.3.2 Logam Merkuri (Hg) ............................................................. ..........
2.3.3 Logam Kadmium (Cd) ......................................................................
2.3.4 Logam Arsen (As) ................................................................ ............

5
8
13
15

BAB III PENUTUP


5.1 Kesimpulan ............................................................................................... 18
5.2 Saran ......................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 19

DAFTAR GAMBAR

JUDUL

HALAMAN

Gambar 1 Logam Merkuri (Hg) ................................................................. 10


Gambar 2 Kerusakan Sistem Saraf Oleh Logam Merkuri Bagi.................

11

Gambar 3 Tangan Cacat Akibat Merkuri ...................................................

13

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Manusia

bukan hanya menderita sakit karena menghirup udara yang

tercemar saja, tetapi juga mengasup makanan yang tercemar logam berat.
Sumbernya berasal dari sayuran dan buah-buahan yang ditanam di area
tercemar atau mengkonsumsi daging dari ternak yang makan rumput yang
sudah mengandung logam berat yang sangat berbahaya bagi kesehatan (Ali,
2012)
Pencemaran logam berat sangat berbahaya bagi lingkungan. Banyak
laporan yang memberikan fakta betapa berbahayanya pencemaran lingkungan
terutama oleh logam berat pada kawasan perairan, baik akibat penggunaan
airnya untuk konsumsi sehari-hari maupun ketika mengkonsumsi biota air
tawar yang hidup di perairan tercemar tersebut. Logam berat sebagai salah
satu komponen yang terdapat dalam limbah industri yang dapat menimbulkan
masalah tersendiri karena tidak terdegradasi dalam lingkungan dan bersifat
racun terhadap makhluk hidup.
Logam logam berat yang berbahaya yang sering mencemari lingkungan
antara lain timbal (Pb), merkuri (Hg), kadmium (Cd) arsenik (As), dan
kromium (Cr). Dalam hal ini penulis menekankan bahayanya logam dan
yang mempunyai kontribusi toksisitas. Sumber dari logam berat timbal,
kadmium, dan merkuri dalam air, baik yang berupa larutan atau pun padatan
sering ditemukan di balik batu, ditemukan dalam bentuk sulfida yang berasal
dari limbah/buangan industri yang terkontaminasi, lindi dari secure landfill
yang tidak terkendali, kegiatan pertambangan yang buruk, dan kebocoran
pada kolam penampungan limbah (Bunce, 1994). Selebihnya penulis akan
membahas lebih lengkap mengenai logam berat ini.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, penulis
merumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan logam berat ?


2. Apa saja sumber dari logam berat?
3. Apa saja jenis dari logam berat ?
4. Apa dampak dan pencemaran logam berat ?

1.3 Tujuan penulisan


1.3.1

Untuk mengetahui tentang logam berat.

1.3.2

Untuk mengetahui sumber logam berat.

1.3.3

Untuk mengetahui bahaya yang ditimbulkan logam berat.

1.3.4

Untuk mengetahui mencegah bahaya logam berat.

1.3.5

Untuk melengkapi tugas paper matakuliah Toksikologi.

1.4 Manfaat
1.4.1 Untuk menambah wawasan tentang logam berat.
1.4.2 Dapat mengetahui bahaya yang ditimbulkan logam berat.
1.4.3 Dapat mencegah bahaya logam berat.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi logam berat
Unsur logam berat adalah unsur yang mempunyai densi tas lebih dari 5
gr/cm3 (Fardiaz, 1992). Hg mempunyai densitas 13,5 gr/cm3. Diantara semua
unsur logam berat, Hg menduduki urutan pertama dalam hal sifat racunnya,
dibandingkan dengan logam berat lainnya, kemudian diikuti oleh logam berat
antara lain Cd, Ag, Ni, Pb, As, Cr, Sn, Zn (sudarmaji, et all, 2006)
Logam berat merupakan termasuk komponen alami tanah. Elemen ini
tidak dapat didegradasi maupun dihancurkan. Logam berat dapat masuk ke
dalam tubuh manusia melalui makanan, air minum, atau udara. Logam berat
seperti tembaga, selenium, atau seng dibutuhkan tubuh manusia untuk
membantu kinerja metabolisme tubuh. Akan tetapi, dapat berpotensi menjadi
racun jika konsentrasi dalam tubuh berlebih. Logam berat menjadi berbahaya
disebabkan sistem bioakumulasi, yaitu peningkatan konsentrasi unsur kimia
didalam tubuh mahluk hidup.

2.2 Sumber bahan pencemaran logam berat


sumber pencemaran dari timbal (pb) yaitu : sumber dari alam, industri,
sumber dari transportasi.

2.2.1 Sumber Alam


Kadar Pb yang secara alami dapat ditemukan dalam bebatuan
sekitar 13 mg/kg. Khusus Pb yang tercampur dengan batu fosfat dan
terdapat didalam batu pasir ( sand stone) kadarnya lebih besar yaitu 100
mg/kg. Pb yang terdapat di tanah berkadar sekitar 5 - 25 mg/kg dan di
air bawah tanah (ground water) berkisar antara 1- 60 g/liter. Secara
alami Pb juga ditemukan di air permukaan. Kadar Pb pada air telaga
dan air sungai adalah sebesar 1 -10 g/liter. Dalam air laut kadar Pb
lebih rendah dari dalam air tawar. Laut Bermuda yang dikatakan
terbebas dari pencemaran mengandung Pb sekitar 0,07 g/liter.

Kandungan Pb dalam air danau dan sungai di USA berkisar antara 1-10
g/liter.
Selain itu secara alami Pb juga ditemukan di udara yang kadarnya
berkisar antara 0,0001 - 0,001 g/m3. Tumbuh-tumbuhan termasuk
sayur-mayur dan padi-padian dapat mengandung Pb, penelitian yang
dilakukan di USA kadarnya berkisar antara 0,1 -1,0 g/kg berat kering.
Logam berat Pb yang berasal dari tambang dapat berubah menjadi PbS
(golena), PbCO3 (cerusite) dan PbSO4 (anglesite) dan ternyata golena
merupakan sumber utama Pb yang berasal dari tambang. Logam berat
Pb yang berasal dari tambang tersebut bercampur dengan Zn (seng)
dengan kontribusi 70%, kandungan Pb murni sekitar 20% dan sisanya
10% terdiri dari campuran seng dan tembaga.

2.2.2 Sumber Industri


Industri

yang perpotensi sebagai sumber pencemaran Pb adalah

semua industri yang memakai Pb sebagai bahan baku maupun bahan


penolong, misalnya:
1. Industri bahan bakar.
Pb berupa tetra ethyl lead dan tetra methyl lead
banyakdipakai sebagai anti knock pada bahan bakar, sehingga
baik industri maupun bahan bakar yang dihasilkan merupakan
sumber pencemaran Pb.
2. Industri kabel.
Industri kabel memerlukan Pb untuk melapisi kabel. Saat
ini pemakaian Pb di industri kabel mulai berkurang, walaupun
masih digunakan campuran logam Cd, Fe, Cr, Au dan arsenik
yang juga membahayakan untuk kehidupan makluk hidup.
3. Industri kimia,
yang menggunakan bahan pewarna. Pada industri ini
seringkali dipakai Pb karena toksisitasnya relatif lebih rendah
jika dibandingkan dengan logam pigmen yang lain. Sebagai

pewarna merah pada cat biasanya dipakai red lead, sedangkan


untuk warna kuning dipakai lead chromate.
2.2.3 Sumber Transportasi
Hasil pembakaran dari bahan tambahan ( aditive) Pb pada bahan
bakar kendaraan bermotor menghasilkan emisi Pb in organik. Logam
berat Pb yang bercampur dengan bahan bakar tersebut akan bercampur
dengan oli dan melalui proses di dalam mesin maka logam berat Pb
akan keluar dari knalpot bersama dengan gas buang lainnya.

2.3 Jenis logam berat yang berbahaya di lingkugan


Banyak jenis logam berat yang terdapat di lingkungan makhluk hidup
seperti Timbal (Pb), Merkuri (Hg), Kadmium (Cd) dan Arsen (As) yang akan
paparkan sebagai berikut :

2.3.1 Timbal (Pb)


Timbal adalah logam lunak kebiruan atau kelabu keperakan yang
lazim terdapat dalam kandungan endapan sulfit yang tercampur
mineral-mineral lain terutama seng dan tembaga. Unsur Pb umumnya
ditemukan berasosiasi dengan Zn - Cu dalam tubuh bijih. Logam ini
penting dalam industri modern yang digunakan untuk pembuatan pipa
air karena sifat ketahanannya terhadap korosi dalam segala kondisi dan
rentang waktu lama. Pigmen Pb juga digunakan untuk pembuatan cat,
baterai, dan campuran bahan bakar bensin tetraethyl (Jensen et al.,
1981). Pemanfaatan pada bahan bakar bensin telah mengalami
penurunan karena menimbulkan dampak terhadap lingkungan.
Pb dalam batuan berada pada struktur silikat yang menggantikan
unsur kalsium/Ca, dan baru dapat diserap oleh tumbuhan ketika Pb
dalam mineral utama terpisah oleh proses pelapukan. Pb di dalam tanah
mempunyai

kecenderungan terikat

oleh bahan organik

sering

terkonsentrasi pada bagian atas tanah karena menyatu dengan


tumbuhan, dan kemudian terakumulasi sebagai hasil pelapukan di
dalam lapisan humus.

Dampak dari keracunan timbal (Pb)


Dampak dari keracunan Pb adalah dapat menyebabkan hipertensi
salah satu faktor penyebab penyakit hati. Ketika unsur ini mengikat
kuat sejumlah molekul asam amino, haemoglobin, enzim, RNA, dan
DNA; maka akan mengganggu saluran metabolik dalam tubuh.
Keracunan Pb dapat juga mengakibatkan gangguan sintesis darah,
hipertensi, hiperaktivitas, dan kerusakan otak. selain itu timbal juga
berdampak pada kesehatan terutama terhadap sistem haemotopoetic
(sistem pembentukan darah), adalah menghambat sintesis hemoglobin
dan memperpendek umur sel darah merah sehingga akan menyebabkan
anemia. Pb juga menyebabkan gangguan metabolisme Fe dan sintesis
globin dalam sel darah merah dan menghambat aktivitas berbagai
enzim yang diperlukan untuk sintesis heme .

Implikasi Klinik Akibat Tercemar oleh Logam Berat Timbal (Pb)


Paparan bahan tercemar Pb dapat menyebabkan gangguan pada
organ sebagai berikut :

Gangguan neurologi.
Gangguan neurologi (susunan syaraf) akibat tercemar oleh
Pb dapat berupa encephalopathy, ataxia, stupor dan coma.
Pada anakanak dapat menimbulkan kejang tubuh dan
neuropathy perifer.

Gangguan terhadap fungsi ginjal .


Logam berat Pb dapat menyebabkan tidak berfungsinya
tubulus renal, nephropati irreversible, sclerosis va skuler,
sel tubulus atropi, fibrosis dan sclerosis glumerolus.
Akibatnya

dapat

menimbulkan

aminoaciduria

dan

glukosuria, dan jika paparannya terus berlanjut dapat terjadi


nefritis kronis.

Gangguan terhadap sistem reproduksi .


Logam berat Pb dapat menyebabk an gangguan pada sistem
reproduksi berupa keguguran, kesakitan dan kematian

10

janin. Logam berat Pb mempunyai efek racun terhadap


gamet dan dapat menyebabkan cacat kromosom. Anak anak sangat peka terhadap paparan Pb di udara. Paparan Pb
dengan kadar yang ren dah yang berlangsung cukup lama
dapat menurunkan IQ .

Gangguan terhadap sistem hemopoitik .


Keracunan Pb dapat dapat menyebabkan terjadinya anemia
akibat penurunan sintesis globin walaupun tak tampak
adanya penurunan kadar zat besi dalam serum. Anemia ri
ngan yang terjadi disertai dengan sedikit peningkatan kadar
ALA ( Amino Levulinic Acid) urine. Pada anak anak juga
terjadi peningkatan ALA dalam darah. Efek dominan dari
keracunan Pb pada sistem hemopoitik adalah peningkatan
ekskresi ALA dan CP (Coproporphyrine). Dapat dikatakan
bahwa gejala anemia merupakan gejala dini dari keracunan
Pb pada manusia.

Gangguan terhadap sistem syaraf .


Efek pencemaran Pb terhadap kerja otak lebih sensitif pada
anak-anak dibandingkan pada orang dewasa. Paparan
menahun

dengan

Pb

dapat

menyebabkan

lead

encephalopathy. Gambaran klinis yang timbul adalah rasa


malas,

gampang

halusinasi,

tersinggung,

gampang

lupa,

sakit
sukar

kepala,

tremor,

konsentrasi

dan

menurunnya kecerdasan.
Pencegahan dan pengawasan dari keracunan timbal (Pb)
Pencegahan harus didasarkan pada ketersediaannya fasilitas teknik
yang memadai peraturan-peraturan yang tegas, pakaian pelindung yang
efektif, dan pengawasan higienis dan biologi yang terus menerus.
Pengawasan biologis biasanya didasarkan pada pengukuran reguler Pb
pada urin, tingkat yang seharusnya dipertahankan dibawah 150g/l.

11

Pengobatan
Pengobatan keracunan timbal

ada dua jenis yaitu pengobatan

dengan keracunan anorganik dan keracunan organik.


1. Pengobatan keracunan timbal (Pb) anorganik
pengobatan dengan keracunan Pb anorganik yaitu dengan
segera menghentikan pemaparan dan dengan terapi kelasi.
Untuk keracunan yang berat, penggunaan kalsium denatrium
EDTA secara infus intravena dalam dosis kira-kira 8 mg/kg,
sedangkan

pada

anak-anak

dianjurkan

menggunakan

dimerkaprol 2,5 mg/kg/dosis intramuskular. Succimer oral


untuk digunakan khusus keracunan Pb dalam darah dan urin,
harus dimonitor sebagai suatu petunjuk terapi. Dengan
tersedianya succimer maka penisilin tidak perlu digunakan.
Pada pasien yang tidak ada gejala keracunan, tidak dianjurkan
menggunakan zat kelator.
2. Pengobatan keracunan timbal (Pb) organik
Pengobatan awal terdiri dari menghilangkan kontaminasi
kulit

dan

pemaparan

lebih

lanjut.

Pengobatan

kejang

memerlukan penggunaan anti konvulsi secara baik.

2.2.2 Merkuri (Hg)


Logam merkuri (Hg) adalah salah satu trace element yang
mempunyai sifat cair pada temperatur ruang dengan spesifik gravity dan
daya hantar listrik yang tinggi. Karena sifat-sifat tersebut, merkuri
banyak digunakan baik dalam kegiatan perindustrian maupun
laboratorium. Lihat tabel 1. Logam berat merkuri (Hg) merupakan
cairan yang berwarna putih keperakan dengan titik beku 38,87oC dan
titik didih 356,90oC serta berat jenis 13.55 gr/cm3 dan berat atom 200,6
(Sudarmaji,et all 2006).
Sumber Merkuri secara alami dapat berasal dari gas gunung berapi
dan penguapan dari air laut. Industri pengecoran logam dan semua
industri yang menggunakan Hg sebagai bahan baku maupun bahan

12

penolong, limbahnya merupakan sumber pencemaran Hg. Sebagai


contoh antara lain adalah industri klor alkali, tambang emas, peralatan
listrik, cat, termometer, tensimeter, industri pertanian, dan pabrik
detonator. Kegiatan lain yang merupakan sumber pencemaran Hg
adalah praktek dokter gigi yang menggunakan amalgam sebagai bahan
penambal gigi. Selain itu bahan bakar fosil juga merupakan sumber Hg
pula (Sudarmaji, dkk., 2006).
Mineral-mineral yang mengandung merkuri (Hg) adalah sinabar,
metasinabarit, kalomel, terlinguait, eglestonit, montroidit, dan merkuri
murni. Pada usaha pertambangan logam mulia dengan metoda
pengolahan amalgamasi, merkuri atau quicksilver (berbentuk cair)
digunakan dalam jumlah besar sebagai bahan pelarut/penangkap emas
dan perak (Jensen et al., 1981). Proses pengolahan ini menjadi sorotan
karena menghasilkan tailing dengan kandungan Hg signifikan.
Merkuri yang terdapat dalam limbah atau waste di perairan umum
diubah oleh aktifitas mikroorganisme menjadi komponen methyl
merkuri (CH3-Hg) yang memiliki sifat racun dan daya ikat yang kuat
disamping kelarutannya yang tinggi terutama dalam tubuh hewan air.
Hal tersebut mengakibatkan merkuri terakumulasi melalui proses
bioakumulasi dan biomagnifikasi dalam jaringan tubuh hewan-hewan
air, sehingga kadar merkuri dapat mencapai level yang berbahaya baik
bagi kehidupan hewan air maupun kesehatan manusia, yang makan
hasil tangkap hewan-hewan air tersebut. Sanusi (1980) di dalam
Budiono (2003) mengemukakan bahwa terjadinya proses akumulasi
merkuri di dalam tubuh hewan air, karena kecepatan pengambilan
merkuri (up take rate) oleh organisme air lebih cepat dibandingkan
dengan proses ekresi. Jika yang masuk ke dalam tubuh organisme
hidup adalah unsur logam berat beracun seperti hidragyrum (Hg) atau
disebut juga air raksa/merkuri, maka dapat dipastikan bahwa organisme
tersebut akan langsung keracunan.

13

Gambar 1 : Logam Merkuri


(Tumenbayar et all, 2006)

Implikasi Klinik Akibat Tercemar oleh Merkuri (Hg).


Implikasi Klinik Akibat Tercemar Oleh Merkuri (Hg). Pada
studi epidemiologi ditemukan bahwa keracunan metil dan etil
merkuri sebagian besar disebabkan oleh konsumsi ikan yang
diperoleh dari daerah tercemar atau makanan yang berbahan baku
tumbuhan yang disemprot pestisida jenis fungisida alkil merkuri.
Berhubung

sukarnya

untuk

mendiagnosis

kelainan

yang

disebabkan oleh keracunan Hg, untuk memudahkan diagnosis para


klinisi (Vroom dan Greer, 1972 dalam Sudarmaji, et all., 2006)
membuat kriteria sebagai berikut :
1. Observasi kemunduran fungsi, berupa:
kerusakan

motorik,

abnormalitas

sensorik,

kemunduran

psikologik dan perilaku, kemundura neurologik dan koknitif,


kelainan bicara,

pendengara , kemunduran penglihatan dan

kelainan kuli serta gangguan reflek.


3. Waktu paparan oleh Hg bersifat akut atau kronis.
Deteksi Hg pada urine, darah, kuku dan rambut.

14

Dampak dari merkuri (Hg)


Merkuri (Hg) berdampak

merusak sistem pusat nerves,

sistem endokrin, ginjal, dan organ bagian badan yang lain, dan
akan mempengaruhi mulut , gusi, dan gigi. Uap air raksa/merkuri
di udara jika terhirup oleh manusia dapat mengakibatkan kerusakan
otak dan pada akhirnya menimbulkan kematian. Merkuri dan
campurannya adalah senyawa yang terutama sekali meracuni janin
dan bayi. Wanita-wanita yang telah mengkonsumsi merkuri di
dalam kondisi hamil terkadang melahirkan anak-anak dengan cacat
kelahiran yang serius (Anonim, 2007a).

Gambar 2 : Kerusakan Sistem Saraf Oleh Logam


Merkuri Bagi Anak-Anak (Anonim, 2005).

Kebanyakan manusia keracunan merkuri akibat dental


amalgam restoration dan mengkonsumsi makanan dari hewan air
dan mamalia yang terkontaminasi oleh limbah pabrik. Limbah
tersebut bisa berasal dari bahan sisa hasil pembuatan chlorine dan
sodium hidroxide dengan menggunakan elektrolisis. Limbah
tersebut selain dari elektrolisis, bisa juga berasal dari pembuatan
alat listrik (batere, tombol, dan bohlam lampu neon). Limbah
tersebut meracuni manusia melalui makanan baik dari hasil
perairan maupun hewan yang hidup di sekitar limbah (Bjrkman,
et. al., 2007).

15

Pencegahan merkuri (Hg)


Tindakan pencegahan merkuri (Hg) dapat dilakukan dengan
mengelola sistem bersekat rapat dan higne yang ketat dalam tempat
kerja. selain itu pencegahan dapat juga dilakukan dengan:
a. Terlepasnya merkuri dari container
b. Mencegah penyebaran percikan merkuri di udara
c. Infiltrasi merkuri pada retakan dan celah-celah lantai atau
meja kerja ( ini menyebabkan penguapan yang berlangsung
lama).
uap merkuri hendaknya dapat dicegah dengan langkahlangkah pengendalian teknis, seperti menggunakan perlindungan
nafas saat keadaan darurat. vertilisasi dalam pabrik umum yang
menggunakan

merkuri

memperhebat

terjadinya

tidaklah

tepat

penguapan

karena

merkuri.

ventilisasi
selain

itu

pemeriksaan kesehatan secara berkala, termasuk pemeriksaan gigi


dan mulut tidak kalah penting karena dapat mengetahui keracunan
sedini mungkin.

Penanggulangan Merkuri (Hg)


Untuk menekan pencemaran limbah merkuri sebenarnya
dapat dilakukan dengan berbagai cara. Paling awal dengan memilih
teknik penggalian yang ramah lingkungan, yaitu pertambangan
tertutup. Dengan begitu memperkecil keluarnya merkuri dari dalam
tanah. Hal ini sebaliknya terjadi pada pertambangan terbuka.
Mengatasi pencemaran merkuri dengan bakteri juga dimungkinkan
karena diketahui ada bakteri yang dapat bertahan hidup dalam
lingkungan yang mengandung merkuri dalam jumlah tinggi.
Bakteri itu adalah Pseudomonas fluorescens, Staphylococcus
aureus, dan Bacillus sp. Hal ini menginspirasi ahli biologi
molekuler untuk memadukan fungsi gen beberapa bakteri hingga
menghasilkan strain unggul untuk mengatasi pencemaran merkuri
secara cepat dan efektif (Anonim, 2004).

16

Gambar 3 : Tangan Cacat Akibat Merkuri. Korban


Minamata disease (Smith, 2007)

2.2.3 Cadmium (Cd)


Kadmium adalah logam berwarna putih perak, lunak, mengkilap,
tidak larut dalam basa, mudah bereaksi, serta menghasilkan Kadmium
Oksida bila dipanaskan. Kadmium (Cd) umumnya terdapat dalam
kombinasi dengan klor (Cd Klorida) atau belerang (Cd Sulfit).
Kadmium membentuk Cd2+ yang bersifat tidak stabil. Cd memiliki
nomor atom 40, berat atom 112,4, titik leleh 321C, titik didih 767C
dan memiliki masa jenis 8,65 g/cm3 (Widowati dkk., 2008). Kadmium
merupakan hasil sampingan dari pengolahan bijih logam seng (Zn),
yang digunakan sebagai pengganti seng. Unsur ini bersifat lentur, tahan
terhadap tekanan, memiliki titik lebur rendah serta dapat dimanfaatkan
untuk pencampur logam lain seperti nikel, perak, tembaga, dan besi.
Logam kadmium (Cd) mempunyai penyebaran yang sangat luas di
alam. Berdasarkan sifat-sifat fisiknya, kadmium (Cd) merupakan logam
yang lunak dapat dibentuk, berwarna putih seperti putih perak. Logam
ini akan kehilangan kilapnya bila berada dalam udara yang basah atau
lembab serta cepat akan mengalami kerusakan bila dikenai uap amoniak
(NH3) dan sulfur hidroksida (SO2) (Palar, 2004). Pada kegiatan
pertambangan biasanya kadmium ditemukan dalam bijih mineral
diantaranya adalah sulfida green ockite (=xanthochroite), karbonat
otative, dan oksida kadmium. Mineral-mineral ini terbentuk berasosiasi

17

dengan bijih sfalerit dan oksidanya, atau diperoleh dari debu sisa
pengolahan lumpur elektrolit (Herman, 2006).

Implikasi Klinik Akibat Tercemar oleh Kadmium (Cd)


Kadnium terutama dalam bentuk oksida adalah logam yang
toksisitasnya tinggi. Sebagian besar kontaminasi oleh kadnium pada
manusia melalui makanan dan rokok.

Gejala akut dan kronis akibat keracunan Cd ( Kadnium).


Gejala akut :
a. Sesak dada.
b. Kerongkongan kering dan dada terasa sesak (
constriction of chest )
c. Nafas pendek.
d. Nafas terengah-engah , distress dan bisa berkembang ke
arah penyakit

radang paru-paru.

e. Sakit kepala dan menggigil.


f. Mungkin dapat diikuti kematian.
Gejala kronis:
a. Nafas pendek.
b. Kemampuan mencium bau menurun.
c. Berat badan menurun
d. Gigi terasa ngilu dan berwarna kuning keemasan.

Dampak dari kadmium terhadap lingkungan


Kadmium memiliki efek yang sangat unik kepada anakanak yakni dapat membantu perkembangan otak pada anak.
Namun di sisi lain, kadmium memiliki efek yang tidak baik untuk
manusia dewasa, diantaranya menaikkan resiko terjadinya kanker
payudara, penyakit kardiovaskular atau paru-paru, dan penyakit
jantung. Efek lain yang menunjukkan toksisitas kadmium adalah
kegagalan fungsi ginjal, encok, pembentukan artritis, juga

18

kerusakan tulang (Chen, 2009). Logam kadmium (Cd) akan


mengalami proses biotransformasi dan bioakumulasi dalam
organisme hidup (tumbuhan, hewan dan manusia).

2.2.4 Arsen (As)


Unsur arsen (As) merupakan salah satu hasil sampingan dari
proses `pengolahan bijih logam non-besi terutama emas, yang
mempunyai sifat sangat beracun dengan dampak merusak lingkungan.
Arsen ditemukan pada beberapa cebakan bijih logam, diantaranya:
Cebakan CuZnPb mengandung mineral enargit
Cebakan CupiritAs
Cebakan Ag murni dan arsenida NiCo
Cebakan Au mengandung As
Cebakan sulfida As dan sulfida AuAs
Cebakan Sn mengandung As.
Arsen digunakan untuk campuran logam lain (Pb) dalam
pembuatan shot (partikel bundar berukuran pasir) dan insektisida
berbentuk arsenatCa dan Pb. Arsen putih (As2O3)biasanya
digunakan untuk membasmi rumput liar; sementara senyawa
arsenik tertentu dimanfaatkan dalam peleburan gelas, pengawet
kayu

dan

kulit,

bahan

pencelup,

pigmen,

obat-obatan,

petasan/kembang api, dan bahan kimia.


Arsen dalam air tanah terbagi dalam dua bentuk, yaitu
bentuk tereduksi terbentuk dalam kondisi anaerobik, sering disebut
arsenit. Bentuk lainnya adalah bentuk teroksidasi, terjadi pada
kondisi aerobik, umum disebut sebagai arsenat. Arsen merupakan
unsur dari komponen obat sejak dahulu kala. Senyawa arsen
trioksida misalnya pernah digunakan sebagai tonikum, yaitu
dengan dosis 3 x 1-2 mg. Dalam jangka panjang, penggunaan
tonikum ini ternyata telah menyebabkan timbulnya gejala
intoksikasi arsen kronis.

19

Implikasi Klinik Akibat Tercemar oleh Arsen (As).


Intoksikasi tubuh manusia terhadap arsen (As), dapat
berakibat buruk terhadap mata, kulit, darah , dan liver.

Efek Arsenic terhadap mata adalah gangguan penglihatan


dan

kontraksi

mata

pada

bagian

perifer

sehingga

mengganggu daya pandang (visual fields) mata.

Pada

kulit

menyebabkan

berwarna

gelap

(hiperpigmentasi),penebalan kulit (hiperkeratosis), timbul


seperti bubul (clavus), infeksi kulit (dermatitis) dan
mempunyai efek pencetus kanker (carcinogenic).

Pada darah, menyebabkan kegagalan fungsi sungsum


tulang dan terjadinya pancytopenia (yaitu menurunnya
jumlah sel darah perifer.

Pada liver, mempunyai efek yang signifikan pada paparan


yang cukup lama (paparan kronis), berupa meningkatnya
aktifitas enzim pada liver (enzim SGOT, SGPT, gamma
GT), ichterus (penyakit kuning), liver cirrhosis (jaringan
hati

berubah

menjadi

jaringan

ikat

dan

ascites

(tertimbunnya cairan dalam ruang perut).

Dampak dari arsen (As)


Salah satu dampak arsen yaitu arsenikosis yang merupakan
penyakit yang disebabkan karena terlalu banyak terkena zat arsen
dari air minuman. Korban dari arsenikosis tidak akan berdampak
dalam waktu dekat, namun dampaknya baru terlihat setelah dalam
jangka waktu yang lama (long-term).

Berbagai dampak

diantaranya pigmentasi kulit, gangren, dan keratosis, itu pun baru


terlihat minimal 5 tahun terkena arsenik yang terakumulasi. Karena
keracunan arsen ini tidak langsung dapat dilihat, maka tindakan
yang paling mungkin adalah tindakan pencegahan (Paul, 2004).

20

Pengobatan Arsen (As)


Pada kasus keracunan akut, perlu segera diberi obat suportif
dan simptomik untuk mencegah terjadinya neuropati. Pengobatan
dengan memberikan khelasi spesifik yaitu BAL, pemberian BAL
ialah 3-5 mg/kg yang diberikan setiap 4jam selama 2 hari diikuti
dengan pemberian 2,5 mg/kg setiap 6 jam selama 2 hari, kemudian
diberikan

2,3

mg/kg

setiap

12

jam

selama

1minggu.

padapemberian obat tersebut, sempel urin diperiksa setiap 24 jam


dan pengobatan segera dihentikan. Pengobatan BAL sering
diikutidengan pemberian penisilamin yang diberikan setia 6 jam
selama 5 hari.
Pada keracunan kronis, tindakan pertama dilakukan yaitu
menghilangkan sumber kontaminasi dari penderita. Pengobatan
sistem kelasi tidak dianjurkan, karena arsen mempunyai waktu
paruh biologik hanya sekitar 3-4 hari.

21

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Logam berat merupakan bahan termasuk yang sangat berbahaya dan
beracun yang biasanya dihasilkan oleh industri berupa limbah. Logam berat
yang lazim terdapat dalam limbah industri adalah logam timbal (Pb), merkuri
(Hg), kadnium (Cd), dan arsen (As). Dampak yang dihasilkan pada makhluk
hidup oleh pencemaran logam berat hampir sama yakni sifatnya yang
akumulatif dan menyebabkan penurunan kesehatan manusia.
Unsur logam yang mencemari lingkungan sebagian besar ulah manusia.
Ini diakibatkan oleh adanya industri yang membuang limbahnya dengan
semena mena. Efek yang timbul adalah efek jangka panjang, dan jika
hewan atau manusia terpapar logam berat terus menerus akan terlihat gejala
gejala yang kronis.

3.2 Saran
Saran saya yaitu untuk menanggulangi pencemaran lingkungan yang
disebabkan oleh logam berat seharusnya dari pihak industri maupun
masyarakat harus menyadari bahwa pembuangan limbah sembarangan dapat
menyebabkan sumber penyakit yang mengakibatkan efek jangka panjang bagi
kehidupan. oleh sebab itu pembuangan limbah harus banyak dapat perhatian
dari pemerintah dan pengawasan dari masyarakat.

22

DAFTAR PUSTAKA
Ali,

Makrus.
2012.
Bahaya
Logam
Berat
Bagi
Kesehatan,
<URL:http://mychemistryblogg.blogspot.com/2012/12/bahaya-logam-beratbagi-kesehatan_27.html>

Anonim. 1992. Mercury Toxicity - From The Agency For Toxic Substances And
Disease Registry - Environmental Medicine. AmericanFamily Physician.
Site : http://findarticles. com/p/articles/mi_m3225/is_n6_v46/ai_13357982.
Diakses Tanggal 25 november 2014 .
Bjrkman, Lars, et. al. 2007. Mercury in human brain, blood, muscle and toenails
in relation to exposure: an autopsy study. Environmental health.
http://www.ehjournal.net/content/6/1/30. Diakses tanggal 23 november
2014
Bunce, N. 1994. Environmental Chemistry. Canada: Wuerz Publishing Ltd.
Chen, Dr., Klassen, C.D., 2009. Cadmium Toxicity. Environmental Health
Perspective Dec. 2009.
Festri starani, et all 2014. Studi Dampak Arsen (As) dan Kadmium (Cd) terhadap
Penurunan Kualitas Lingkungan. jurnal teknik potmits vol3, No. 1, (2014)
ISSN: 2337-359 (2301-9271 Print)
Herman, D.Z., 2006. Tinjauan terhadap Tailing Mengandung Unsur Pencemar
Arsen (As), Merkuri (Hg), Timbal (Pb), dan Kadmium (Cd) dari Sisa
Pengolahan Bijih Logam. Jurnal Geologi Indonesia Vol. 1 No. 1 Maret
2006: 31-36.
http://tralalaikrima.blogspot.com/2012/04/makalah-toksikologi-arsen-as.html.
diakses tanggal 26 november 2014

Palar, H. 1994. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Jakarta: Rineka Cipta
Sudarmaji, et all 2006. Toksikologi logam berat B3 dan dampaknya
terhadap kesehatan. jurnal kesehatan lingkungan vol. 2 No. 2 januari 2006:
129-142
Paul, B.K. 2004. Arsenic Contamination Awareness among the Rural Resident in
Banglades. Social Science & Medicine 59 (2004) 1741-1755.

23

Smith, W. E. 2007. Minamata Disease. Wikipedia. Site : http://en.wikipedia.org


/wiki/Minamata_ disease. Diakses tanggal 27 november 2014
Thomas tri adi putranto,2011. Pencemaran Logam Berat Merkuri (Hg) pada Air
tanah. jurnal teknik- vol. 32 no. 1 tahun 2011, ISSN 0852-1697
Tumenbayar. B, Murao S., Uramgaa J., Maidar T. 2006. Environmental Sampling
for Mercury Study. Workshop on the State-of-the Art of Science and
Technology to Protect the Environment and People. Bandung, Indonesia.

24

You might also like