Professional Documents
Culture Documents
INVESTMENT DECISIONS
WHEN FIRMS HAVE INFORMATION
THAT INVESTORS DO NOT HAVE
Myers, S.C.& N.Majluf. 1984
Meuthia Keumala
Nazaruddin
Nurhasanah
Background..(1)
To
raise
cash
To
undertake
business
opportunity
net income
cash flow
Barth dan Landsman,1996
Pemegang
saham lama
Pemegang
saham baru
Asumsi-asumsi
rational investors
management acts in the interests of 'old' (existing) stockholders
those stockholders are passive, and do not adjust their portfolios in
response to the firm's issueinvest decision
A firm with ample financial slack e.g., large holdings of cash or
marketable securities, or the ability to issue default-risk-free debt would
take all positive-NPV opportunities
The same firm without slack would pass some opportunities
Pasarmodal sempurna dan efisien dengan ketersediaan informasi publik,
tidak ada biaya transaksi dalam mengeluarkan saham.
Nilai pasar saham perusahaan = kondisi nilai future yang diharapkan. Nilai
masa depan adalah nilai uang di masa yang akan datang dengan tingkat
bunga tertentu.
Prior Research
1. Leland and Pyle (1977)
2. Papers exploring how managers' inside
information is signalled to investors.
Ross's (1977, 1978)
3. Campbell (1979)
4. Bhattacharya's work on dividend policy
(1979)
5. Rendleman (1980)
6
Prior Research
6. Grossman and Hart's (1981) work on
takeover bids
7. Giammarino and Neave (1982)
8. Miller and Rock (1982)
9. Bhattacharya and Ritter (1983)
Chapter 3
Resume
Project NPV +
Problem
(misopportunity &
firm value reduced)
Invest decision=Yes
(eksternal-internal)
Kasus Tertentu
(Cost to Old
shareholders > NPV)
Solusi
Ekuilibrium Model
(3 asumsi)
Corporate Finance
behavior
(Pecking Order)
Asimetri Informasi
Kecuali
Issue-Invest
decision = Yes
Market = Manajer
T = 0 (tambahan
informasi)
T = +1
Market = Manajer
Nilai aset
A;S
a; S
Investasi
Formal Model
Nilai old shareholders harus dalam kondisi
Grafik persamaan 1
Issue-Invest Decision
Perhitungan persamaan 1
110 > 83
120 < 250
Properties of Equilibrium
Kondisi equilibrium (garis 1) menyebabkan
perusahaan akan melewatkan kesempatan
berinvestasi pada saat NPV0 dibandingkan
harus menerbitkan saham untuk membiayai
investasi tersebut.
Kondisi tersebut terjadi pada daerah F(M)
meskipun ada slack yang cukup untuk
membiayai investasi tersebut (Loss=0 untuk
S I)
Apabila asumsinya S<I ex ante loss
increases sebesar E
Special cases
Kondisi perusahaan selalu menerbitkan saham
atau tidak pernah menerbitkan jarang terjadi
kecuali A dan B mempunyai rata-rata positif dan
keputusan investasi tidak dapat ditunda
Perusahaan selalu menerbitkan saham dan
berinvestasi jika tidak ada asimetri informasi (a
diketahui investor) dan b 0
Perusahaan tidak akan pernah menerbitkan
saham kecuali jika nilai asetnya a berada pada
titik paling rendah
Asimetri informasi tidak mempengaruhi riil
keputusan investasi
Debt Financing
Untuk melihat dampak debt financing terhadap model
diasumsikan perusahaan dapat memilih pembiayaan antara
utang dan saham serta kebijakan pembiayaan diumumkan
saat t=-1
Kebijakan penerbitan utang dan berinvestasi sama dengan
saham, yaitu apabila b 0 dengan asumsi debt nya risk free
rate (delta D=0)
Jika debt nya beresiko (D 0) tapi D<E, maka perusahaan
cenderung tetap menerbitkan utang
Jika nilai b D<b<E, maka perusahaan memilih menerbitkan
utang dan bukan saham
Kesimpulan: perusahaan bertindak sesuai pecking order
theory (internal funds-risk free debt-risky debt-equity)
Bukti Empiris
Jika manajer berasumsi stockholders aktif,
maka hanya keputusan investasi yang
bermasalah. Kesempatan berinvestasi yang
prospeknya bagus tidak diambil meskipun
perusahaan mempunyai slack
Jika manajer berasumsi stockholders pasif,
maka
kebijakan
pembiayaan
yang
bermasalah.
Perusahaan
akan
menyesuaikan kebijakan pembiayaannya
untuk membatasi nilai kerugian dari
peluang investasi yang tidak diambil
Kesimpulan
Kebijakan pembiayaan eksternal melalui
utang lebih baik daripada ekuitas.
Perusahaan dengan peluang investasi
melebihi arus kas operasi, dan juga telah
mengeluarkan utang berisiko rendah,
mungkin melewatkan investasi tersebut
daripada menerbitkan surat berharga yang
berisiko untuk membiayainya
Lanjutan Kesimpulan
Perusahaan dapat memperbanyak slack dengan
membatasi dividen ketika terdapat kebutuhan investasi
yang tidak terlalu besar
Perusahaan tidak harus membayar dividen jika harus
menutupi kebutuhan kasnya dengan menjual saham
atau surat berharga berisiko lainnya.
Ketika manajer memiliki informasi yang superior, dan
saham diterbitkan untuk membiayai investasi, maka
harga saham akan turun. Kecuali dengan menerbitkan
debt risk free
Merger antara perusahaan slack-rich dan slack-poor
meningkatkan nilai perusahaan gabungan, dengan
syarat manajer slack-poor dapat menyampaikan
informasi khusus kepada pembeli potensial