You are on page 1of 5

1.

Larutan Baku
Larutan baku adalah larutan yang konsentrasinya sudah diketahui dengan pasti.
Larutan baku biasanya berfungsi sebagai titran sehingga ditempatkan buret, yang
sekaligus berfungsi sebagai alat ukur volume larutan baku. Larutan baku dapat dibuat
dengan cara penimbangan zatnya lalu dilarutkan dalam sejumlah pelarut(air).larutan yang
akan ditentukan konsentrasinya atau kadarnya, diukur volumenya dengan menggunakan
pipet volumemetri dan ditempatkan di Erlenmeyer, larutan baku ini sangat bergantung
pada jenis zat yang ditimbang/dibuat.
Ada cara dalam menstandarkan larutan yaitu :
1. pembuatan langsung larutan dengan melarutkan suatu zat murni dengan berat
terrtentu, kemudian diencerkan sampai memperoleh volume tertentu secacra tepat.
Larutan ini disebut larutan standart primer, sedangkan zat yang digunakan disebut
standart primer.
2. larutan yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan cara menimbang zat
kemudian melarutkannya untuk memperoleh volume tertentu, tetapi dapat
distandartkan dengan latutan standard sekunder.
Larutan baku dibedakan menjadi dua yaitu larutan standar primer dan sekunder
1.1 Larutan Baku Primer
Larutan baku pimer adalah larutan yang mengandung zat padat murni yang
kosentrasi larutannya diketahui secara tepat melalui metode gravitimetri(perhitungan
masa), dapat digunakan untuk menetapakan konsentrasi larutan lain yangh beklum
diketahui. Nilai konsentrasi dihitung melalui perumusan saderhana, setelah dilakukan
penimbanngan teliti dari zat pereaksi tersebut dan dilarutkan dalam volume tertentu.
Syarat agar suatu zat menjadi larutan baku primer adalah:
1. Mudah diperoleh, dimurnikan , dkeringkan (jika mungkin pada suhu 110120 C
0 dan disimpan dalam keadaan murni.
2. Tidak besifat higrosksopis dan tidak berubah berat dalam penimbangan di udara.
3. Zat teersebut dapat diuji kadar pengotornyya dengan uji kualitatif dan kepekaan
tertentu.
4. Sedapat mungkin mempunyai massa relative dan massa ekivalen yang besar,
Sehingga kesalahan pada penimbangan dapat diabaikan.
5. Zat tersebut harus mudah larut dalam pelarut yang dipilih
6. Reaksi uang berlangsung dengan pereaksi tersebut harus bersifat stokiometri dan
langsung. Kesalahan titrasi harus dapat diabaikan atau dapat ditentukan secara
tepat dan mudah.

Larutan baku primer biasanya dibuat hanya sedikit, penimbangan yang dilakukanpun
harus teliti, dan dilarutkan dengan volume yang akurat. Pembuatan larutan baku primer
ini biasanya dilakukan dalam labu ukur yang volumenya tertentu. Zat yang dapat dibuat
sebagai larutan baku primer adalah asam oksalat, Boraks, asam benzoat(C6H5COOH),
K2Cr2O7, AS2O3, NaCl.
Konsentrasi larutan baku yang digunakan dapat berupa molaritas(jumlah mol zat terlarut
dalam satu liter larutan) dan normalitas(jumlah ekivalen zat terlarut dalam satu liter
larutan). Satuan molaritas merupakan satuan dasar yang digunakan secara internasional,
sedangkan satuan normalitas biasa juga dilakukan dalam analisis karena dapat
memudahkan perhitungan
1.1.1 Membuat larutan baku primer
Larutan baku primer untuk reaksi netralisasi pad umumnya berupa larutan basa
atau larutan asm baik senyaw organik maupun senyaw anorganik. Larutan ini dapat
dibuah dengan car menimbang basa/asam dengan akurat lalu dilarutkan dalam wadah
yang ukurannya akurat juga. Wadah untuk melrutkan larutan baku primer adalah labu
ukur. Zat yang dipakai untuk larutan baku primer haruslah zat yang stabil terhadap
lingkungan( udara, cahaya) , zat murni . zat yang digunakan untuk larutan baku primer
asam adalah asam oksalat pro analisa ( pa) , asam benzoat pa , kalium hydrogen petalat
( KH(C8H4O4)) pa, sedangkan untuk larutan baku primer basah adalah Na2CO3 anhidrat
pa, Na2B4O7 pa . biasanya konsentrasi larutan baku primer ini adalah 0,1 M atau N.
Cara membuat baku primer adalah sebagai berikut:
1. Tentukan dahulu berapa banyak larutan yang akan dibuat, zat apa yang aka dibuat
menjadi larutan baku primer, dan berapa besar konsentrasinya.
2. Setelah itu hitung berapa massa yang harus di timbang dan siapkan peralatan sesuai
yang diperlukan ( gelas kimia kecil atau botol timbang , corong pendek , batang
pengaduk, botol semprot labu ukur sesuai dengan volume yang akan dibuat )
3.Timbang zat sesuai dengan perhitungan dan timbang dengan teliti(sampai 4
desimal)dalam gelas kimia kecil atau botol timbang , lalu catat hasil penimbangan
tersebut dengan baik untuk menentukan konsentrasi secara akurat.
4. Siapkan wadah ( labu ukur )untuk melarutkan dan pada ujung ( mulut labu ukur)
diletakan corong pendek .
5. Larutkan zat dengan sedikit dan aduk sampai sebanyak mungkin zat padat tersebut
larut, jika sudah tidak dapat lurut lagi tuangkan larutan ini kedalam labu ukur yang
sudah siap dan lanjutkan pelarutan sampai semua zat padat terlarut.
6. Setelah semua zat padat terlarut bilas gelas kimia kecil atau botol timbang tersebut
dengan air dan air bilasannya dimasukan dalam labu ukur. Setelah itu lakukan
pembilasan dengan cara gelas kimia kecil atau botol timbang dan batang pengaduk
dipegang dengan tangan kiri dan letakan diatas corong pendek yang dibawahnya
terdapat labu ukur, lalu semprotkan air dari botol semprot pada gelas kimia tersebut.
Pemyemprotan air ini jangan sampai airnya terpercik keluar. Lakukan ini minimal
3kali, lalu letakan gelas kimia kecil dan seprot batang pengaduknya lalu anagkat

batang pengaduk dan simpan. Bilas juga corong tiga kali baru corong diangkat
perlahan-lahan sambil tangkainya dibilas.
7. Tanda bataskan labu dengan cara meneteskan air dari pipet yang bagian luarnya kering
ke atas larutan. Tutup labu dan aduk-aduk campuran dengan cara pegang tutup labu
dengan jari tangan dan ujung labu yang lain diletakan pada tangan. Gerak-gerakn
tangan turun naik sebanyak 10 kali maka larutan baku primer siap untuk digunakan.
Contoh larutan standar primer :
1. Arsen trioksida (As2O3) dipakai untuk membuat larutan natrium arsenit NaASO2
yang dipakai untk menstandarisasi larutan natrium periodat NaIO4, larutan Iodin
I2, ddan cerium (IV) sulfat Ce(SO4)2.
2. Asam benzoate dipakai untuk menstadarisasi larutan natrium etalonat,
isopropanol, atau DMF.
3. Kalium bromat KBrO3 untuk menstaarisasi larutan natrium tiosulfat Na2S2O3.
4. kalium hydrogen phtalat (KHP) dipakai untuk menstandarisasi larutan asam
perklorat dan asam asetat.
5. Natrium karbonat dipakai untuk menstandarisasi larutan AgNO3.
6. Asam sulfanilik ((4-aminobenzene sulfonic acid) dipakai untuk standarisasi
larutan natrium nitrit.
1.2 Larutan Baku Sekunder
Larutan baku sekunder adalah larutan suatu zat yang konsentrasinya tidak dapat
diketahui dengan tepat karena berasal darizat yang tidak pernah murni. Konsentrasi
larutan ini ditentukan denagan pembakuan larutan baku primer, biasanya melalui metode
titrimetri.
Contoh :
AgNO3, KMNO4, Fe(So4)2.
Syarat-syarat larutan baku sekunder :
1. Derajt kemurnian lebih rendah dari pada larutan baku primer
2. mempunyai berat ekivalen yang tinggi untuk memperkecil kesalahan
penimbangan.
3. larutannya relative stabil dalam penimbangan.
Contoh : larutan natrium tiosulfat pada pembakuan larutan iodium.

No

Larutan Baku

Baku Primer

.
1.

NaOH

H2C2O4 (as. oksalat), C6H5COOH (as.

2.

HCl

benzoat), KHP
Na2B4O7 (nat. tetraborat), Na2CO3 (nat.

3.
4.

KMnO4
Iodium

karbonat)
H2C2O4, As2O3 (arsen trioksida)
As2O3, Na2S2O3.5H2O baku (nat. tio

5.

Serium (IV)

sulfat)
As2O3, serbuk Fe pa.

6.
7.
8.

Sulfat
AgNO3
Na2S2O3
EDTA

NaCl, NH4CNS
K2Cr2O7, KBrO3, KIO3
CaCO3 pa, Mg pa

Standarisasi laruatan baku sekunder


Cara menstandarkan larutan baku sekunder adalah sebagai berikut:
1. Siapkan alat-alat untuk melakukan titrasi ( Erlenmeyer, gelas kima kecil, kaca
arloji,corong pendek, pipet gondok , buret statip , klem buret , alas yang berwarna
putih , tabung reaksi, kertas isap, larutan indicator, larutan baku primer, dan
larutan baku sekunder )
2. bilas alat - alat ukur (alat untuk mengukur volume larutan ) dengan larutan yang
akan digunakan. Misalnya buret dibilas dengan larutan baku sekunder , pipet
gondok dengan larutan baku primer
3. isi buret dengan larutan baku sekuder (NaOH) yang akan ditentukan
konsentrasinya. (perhatian buret dicapit denagn klem buret dan di simpan dengan
tegak statif harus benar benar tegak)
4. pipet sejumlah volume tertentu dari larutan baku primernya misalnya 25cm3 asam
oksalat 0,1 M dengan cara menyedot larutan baku ini menggunakan pipet gondok.
5. lakukan tritasi dengan cara meletakan Erlenmeyer di bawah buret, jangan lupa
alas untuk titrasi harus putih.
6. tuliiskan data data ini dalam table pengamatan dan berdasarkan data data yang
telah dilakukan tentukan konsentrasi larutan baku sekunder.

1.3 Larurtan Standar Tersier

Larutan standar tersier adalah larutan yang konsentrasinya diperoleh dengan cara
mentitrasi dengan larutan standar sekunder yang terlebih dahulu telah distandarisasi
dengan larutan standar primer . hasil dari larutan tersier tergantung dari standarisasi
pembuatan larutan primer dan larutan sekunder. Semakin baik larutan primer dan
sekunder yang di buat maka akan semakin bagus juga kualitas dari tersier.

You might also like