You are on page 1of 29

Oleh :

Pandu Nugroho Kanta


G4A013022

Pembimbing

: dr. Yulia, Sp. M.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KEDOKTERAN UMUM
PURWOKERTO
2012

Nama
Jenis Kelamin
Pekerjaan
Alamat

: Tn. Carkam
: Laki-laki
: Swasta
: Banjar, Jawa Barat

Kontrol setelah operasi katarak 1 bulan yang lalu


dengan keluhan pandangan berkabut

RPS
Pasien datang ke klinik mata RSMS Purwokerto
pada tanggal 12 Desember 2013 untuk kontrol post
operasi katarak 1 bulah yang lalu pada mata kirinya.
Sejak 1 bulan yang lalu setelah operasi katarak
pasien mengeluh pandanganya masih berkabut dan
dirasakan selama 1 bulan ini tidak ada perubahan.
Pasien juga mengeluhkan silau saat melihat cahaya
dan pasien mengaku saat melihat cahaya lampu
seperti berwarna merah. Kadang- kadang pasien
mengeluh nyeri pada mata kirinya.

RPD
Darah tinggi disangkal
Kencing manis disangkal
Penyakit Jantung disangkal
Penyakit asma dan paru-paru disangkal
Alergi disangkal

RPK
Darah tinggi disangkal
Kencing manis disangkal
Penyakit Jantung disangkal
Penyakit asma dan paru-paru disangkal
Alergi disangkal

Keadaan Umum/ Kesadaran


Sedang / Compos Mentis

Vital Sign
TD : 120/70 mmHg
N : 82 kali/ menit
RR : 20 kali/ menit

OD

OS

OD

OS

Visus

0,7 C- 1.00 x 90 = 1,0

0,05 PH 0,15 F

Bola Mata

Eksoftalmus (-), gerak bebas

Eksoftalmus (-), gerak bebas

Silia

Madarosis (-), Trichiasis (-)

Madarosis (-), Trichiasis (-)

Palpebra Superior

Edema (-), Hiperemis (-),


Injeksi (-), Sekret (-)

Edema (-), Hiperemis (-),


Injeksi (-), Sekret (-)

Palpebra Inferior

Edema (-), Hiperemis (-)

Edema (-), Hiperemis (-)

Konjungtiva Palpebra

Edema (-), Hiperemis (-),


Injeksi (-), Sekret (-)

Edema (-), Hiperemis (-),


Injeksi (-), Sekret (-)

Konjungtiva Bulbi

Edema (-), Hiperemis (-),


Injeksi (-), Sekret (-)

Edema (-), Hiperemis (-),


Injeksi (-), Sekret (-)

Sklera

Ikterik(-), Injeksi Episklera (-)

Ikterik(-), Injeksi Episklera (-)

Kornea

Jernih, Sikatrik(-)

Jernih, Sikatrik(-)

Bilik Mata Depan

Dalam, Hifema(-), Hipopion(-) Dalam, Hifema(-), Hipopion(-)

Iris

Reguler, Sinekia(-)

Pupil

Isokor diameter 3 mm, RC (+), Anisokor diameter 7 mm, RC


Reguler
(-), Irreguler

Lensa

Jernih, Iris Shadow(-)

Mengkilat, Iris Shadow(-)

Refleks Fundus

Merah Orange, Jernih

Merah Orange, sedikit keruh

Tekanan Intra Okuler

Tonometri Digital (N)

Tonometri Digital (N)

Sistem Kanalis Lakrimalis

Edema (-), Hiperemis (-),


Nyeri (-)

Edema (-), Hiperemis (-),


Nyeri (-)

Reguler, Sinekia(-)

Identitas :
Tn. Carkam usia 38 tahun

Anamnesis :
Pasien mengeluh pandangan berkabut setelah operasi
katarak 1 bulan yang lalu pada mata kirinya. Pasien merasa
tida ada perubahan setelah dioperasi katarak. Pasien
mengeluh sialu saat melihat cahaya lampu dan pasien
mengaku saat melihat cahaya lampu seperti berwarna
merah. Pasien juga mengeluhkan nyeri pada mata kirinya
tapi jarang.

Pemeriksaan Oftalmologik
VOD : 0,7 C- 1.00 x 90 = 1.0
VOS : 0,05 PH 0,15 F
Pupil OS : Isokor diameter 7 mm RC(-), Irreguler

OS :
Pseudofaki dengan katarak subkapsular posterior
Pseudofaki dengan Iridoplegi

OS : Pseudofaki dengan Midriasis pupil Post


Operasi Katarak 1 bulan yang lalu

Dirujuk ke Spesialis mata


Pilocarpin 2 % Eye Drops 1, 4 gtt 1 OS
Kontrol Klinik Mata 1 bulan

Qu0 ad Visam OS
Quo ad Sanam OS
Quao ad Vitam
Quao ad Comesticam

: Ad Bonam
: Ad Bonam
: Ad Bonam
: Ad Bonam

Katarak adalah keadaan kekeruhan pada


lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (
penambahan cairan) lensa, denaturasi
protein lensa atau akibat kedua-duanya.
Pseudofakia adalah penanaman lensa buatan
atau intraokuler lensa yang dilakukan
segerasetelah lensa yang keruh dikeluarkan
dan sebelum luka kornea ditutup.

Trauma Fisik
Traum a Kimia
Penyakit Predisposisi
Genetik
Infeksi pada mata
Usia

1. Berdasarkan usia :
Katarak conginental
b) Katarak juvenile ( terlihat sesudah usia 1 tahun )
c) Katarak senile ( setelah usia 50 tahun )
a)

2. Katarak traumatik
3. Katarak komplikata
4. katarak diabetik
5. Berdasarkan Letak Kekeruhan
a) Katarak Kortikal
b) Katarak Nuklear
c) Katarak Subkapsular

Menurut Stadium
Katarak insipien
Katarak imatur
Katarak Matur
Katarak Hiper matur

INTRACAPSULAR CATARACT EXTRACTION

EXTRACAPSULAR CATARACT SURGERY

PHACOEMULSIFICATION

Midriasis adalah pembesaran pupil yang berlebihan ( lebih dari


6mm) disebabkan oleh penyakit ataupun obat - obatan.
Midriatik adalah agen yang menyebabkan dilatsi pupil.
Ada dua tipe otot yang mengatur ukuran iris, yaitu otot sirkular dan
otot radial. Ototsirkular diinervasi oleh system saraf parasimpatik,
sedangkan otot radial diinervasi oleh system saraf simpatis.
Rangsangan simpatis dari reseptor 1 adrenergik akan
menyebabkan kontraksi otot radial, yang kemudian akan menyebab
kan dilatasi iris.
Sebaliknya, rangsangan parasimpatis akan menyebabkan kontraksi
otot sirkular dan menyebabkan konstriksi iris.

Bila Sinar mengenai mata maka akan terjadi


rangsangan pada sel kerucut dan batang di
retina
Papil N. Opticus
Chiasma
Opticus
Traktus Opticus
Nukleus
Genikolatum Lateral
Coliculus Superior
Dipindahkan ke nukleus pretektal
Nukleus edinger weshpal kanan dan kiri
Nervus siliaris
Ganglion siliaris
Muskulus Sfingter Pupil

Kultur dari COA atau corpus vitreous

Px. Causa endogen : (sesuai klinis)


Pemeriksaan darah lengkap, LED, BUN, urea
darah, kreatinin.
Foto rontgen thoraks, USG jantung, CT
scan/MRI orbita
Kultur darah, urin, LCS, sputum, tinja

Apabila terdeteksi dini, sebagian besar pasien glaukoma


dapat ditangani dengan baik secara medis. Tanpa
pengobatan, glaukoma sudut terbuka dapat berkembang
secara perlahan sehingga akhirnya menimbulkan kebutaan
total. Apabila obat tetes antiglaukoma dapat mengontrol
tekanan intaokular pada mata yang belum mengalami
kerusakan glaumatosa luas, prognosis akan baik (walaupun
penurunan lapangan pandang dapat terus berlanjut)

Glaukoma adalah suatu kelompok penyakit dengan gambaran klinis


peningkatan tekanan intra ocular, yang disertai pencekungan diskus
optikus (excavasio glaukomatosa) dan penyempitan lapang
pandang.
Etiologi
Proses Degeneratif pada jaringan trabekula berupa penebalan
lamella trabekula
Pengendapan bahan ekstrasel di kanalis Schlemm
Faktor Risik
Usia 40 tahun
Trauma pada mata
Penggunaan obat kortikosteroid topikal
Diabetes Mellitus
Riwayat galukoma pada kluarga

Subjektif : pasien menyadari ada pengecilan lapangan pandang. Mata tidak


merah atau tidak terdapat keluhan, penderita tersebut seolah-olah melihat
melalui teropong (tunnel vision).
Objektif : TIO meningkat,
Pemeriksaan penunjang yang penting adalah kultur
Tata laksana : antibiotik atau antifungi intravitreal, steroid, sikloplegik, vitrektomi

Asbury, Vaughan. Glaukoma. Dalam : Oftalmologi Umum. Jakarta : Penerbit Buku


Kedokteran ECG; 2010.
Ilyas S. Glaukoma. Dalam : Ilmu Penyakit Mata. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas
Hasanuddin; 2007.
Wijana N. Glaukoma. Dalam : Ilmu Penyakit Mata. Jakarta; 1993.
Lang GK. Glaucoma. In : Opthalmology A Pocket Textbook Atlas. NewYork : Thieme; 2006.
James B, Chew C, Bron A. Glaukoma. Dalam : Oftalmologi. Jakarta : Penerbit Erlangga;
2010.
Kooner KS. Primary Open Angle Glaucoma. In : Clinical Pathway of Glaucoma. NewYork :
Thieme; 2000.
Ilyas S. Pemeriksaan Anatomi dan Fisiologi Mata Serta Kelainan Pada Pemeriksaan Mata.
Dalam : Ilmu Penyakit Mata. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin; 2007.
Morrison JC, Pollack IP. Primary Open Angle Glaucoma. In : Glaucoma Science and Practice.
NewYork : Thieme; 2003.
Blaco AA, Costa VP, Wilson RP. Chronic or Primary Open Angle Glaucoma. In : Handbook of
Glaucoma. United Kingdom : Martin Dunitz Ltd; 2002.
Seda H, Harmen. Gambaran Sudut Trabekula Pada Glaukoma Primer Sudut Tertutup.
Padang : Bagian Ilmu Kesehatan Mata; 2007.

You might also like