Professional Documents
Culture Documents
Leucocytozoon caulleryi
Leucocytozoon merupakan parasit darah dan jaringan yang telah
ditemukan pada unggas sejak 200 tahun yang lalu oleh Danilewsky pada tahun
1884. Pertama kalinya, Leucocytozoon ditemukan pada burung hantu dengan
hanya gametosit yang terlihat pada bagian perifer pembuluh darah. Khusus parasit
Leucocytozoon terdapat perbedaan dengan parasit darah lainnya dimana dapat
ditemukan parasit pada sel darah putih (Fallis dan Desser 1977).
Transmisi
dengan
membatasi
populasi
dari
paparan
vektor.
Diagnosa
Morfologi
Morfologi pada inang definitif fase gametosit Leucocytozoon yang terlihat
pada hasil ulas darah perifer merupakan cara yang dilakukan untuk membedakan
dan melakukan identifikasi spesies Leucocytozoon. Umumnya Leucocytozoon
menghasilkan gametosit dalam 2 tipe yang berbeda yaitu parasit yang tampak
mengelilingi lingkaran sel darah dengan nukleus yang terdorong ke sisi sehingga
tampak terjepit dan mengecil, serta parasit yang dengan penampakan berbentuk
lingkaran, oval, ataupun elips dengan sitoplasma mengalami perpanjangan yang
merupakan perkembangan dari parasit (Fallis dan Khan 1974). Namun terdapat
Siklus hidup
Siklus hidup Leucocytozoon terdiri dari 2 siklus yaitu siklus aseksual dan
siklus seksual. Siklus aseksual terjadi pada inang seperti ayam, bebek, atau unggas
lainnya. Sedangkan siklus seksual terjadi pada vektor yaitu Cullicidae dan
Simulidae (Tampubolon 1992).
Perkembangan parasit aseksual terjadi ketika masuknya sporozoit dari
gigitan vektor Simulidae atau Cullicidae pada unggas. Sporozoit yang masuk
melalui luka gigitan vektor akan masuk ke dalam sel jaringan dan berkembang
dalam fase aseksual yang disebut skizon. Skizogoni merupakan fase terbentuknya
ribuan merozoit. Fase skizogoni terjadi di dalam sel parenkim hati, sel epitel
ginjal, dan sel retikuloendotel tubuh seperti ginjal dan kelenjar limfe. Terdapat
perbedaan proses skizogoni pada tiap-tiap spesies parasit, namun umumnya
skizogoni terjadi pada sel parenkim hati (Fallis dan Desser 1977).
Merozoit terbentuk setelah 4 hari pasca-infeksi yang dimulai dari
pembelahan inti secara berulang pada skizon. Skizon dengan pembelahan inti
yang berulang akan mengalami invaginasi sitoplasma dan membentuk sitomer
dengan banyak inti, lalu pembelahan inti dan sitoplasma akan dilanjutkan hingga
sitomer dan dihasilkan ribuan merozoit tak berinti sebesar 1 mikron. Beberapa
spesies, skizon dapat mengalami ruptur sebelum terjadinya pembentukan merozoit
secara lengkap. Ruptur dari skizon dengan beberapa inti pada sitomer disebut
dengan sinsitia. Hal ini juga menunjukan bahwa parasit kurang beradaptasi pada
tubuh inang.
Merozoit yang keluar dari skizon akan masuk ke dalam aliran darah, dan
masuk ke dalam eritrosit dan eritroblas, serta mengalami perubahan menjadi
gametosit. Umumnya proses pematangan merozoit menjadi gametosit akan terjadi
selama 48 jam.
sehingga tidak terdapat embrio yang berkembang dan menetas menjadi individu.
Fertilisasi pada unggas terjadi di infundibulum saluran telur (oviduct). Induk ayam
betina umumnya menghasilkan telur dari 1 buah ovarium aktif. Ovarium pada
telur pada masa perkembangannya memiliki sepasang namun hanya satu buah
yang aktif menghasilkan telur. Ovarium induk dewasa berbentuk seperti gerombol
anggur yang merupakan kumpulan ova hingga mencapai 2000 buah yang nantinya
berkembang menjadi kuning telur (yolk) (Setijanto 1998).
Kuning telur dibentuk dari kantung folikuler yang merupakan kumpulan
lapisan-lapisan secara terus-menerus dari bahan pembentuk kuning telur.
Umumnya bahan pembentuk kuning telur dibentuk sejak 7-9 hari sebelum induk
bertelur. Kuning telur yang berkembang juga terdapat germinal disc yang
mengandung satu sel telur dimana ketika proses fertilisasi akan menjadi calon
embrio. Germinal disc terletak di lapisan terluar kuning telur dan terbentuk dari
proses pembentukan kuning telur (Smith 2010).
10
11
terbentuk yang akan menjadi organ respirasi dan ekskresi selama perkembangan
embrio di dalam telur. Nutrisi dari albumin dan kalsium dari cangkang telur juga
ditransportasikan melalui alantois. Hari keempat inkubasi, semua organ yang
dibutuhkan telah terbentuk dan dapat diidentifikasi sehingga perkembangan terus
berlanjut secara cepat.
12
Leukosit
Darah terdiri dari sel-sel yang terendam di dalam cairan yang disebut
plasma. Sebagain besar sel-sel darah berada di dalam pembuluh-pembuluh, namun
leukosit dapat menembus dinding pembuluh darah untuk mengatasi terjadinya
infeksi. Leukosit atau sel darah putih merupakan suatu unit aktif dari pertahanan
tubuh hewan dan manusia. Sel darah putih menurut tempat berkembang dan
diferensiasi dibagi menjadi unsur mieloid dan unsur limfoid (Frandson 1986).
Unsur mieloid terdiri dari granulosit yang dalam kondisi normal dihasilkan di
dalam sumsum tulang (jaringan mieloid). Unsur limfoid terdiri dari limfosit dan
monosit yang berkembang pada jaringan limfoid seperti timus, limpa, dan bursa
fabricius pada unggas (Ganong 2002).
Hewan yang terpapar oleh bakteri, virus, parasit, dan benda asing akan
mengaktifkan sistem pertahanan yang akan melawan berbagai macam patogen
toksik dan infeksius. Sistem ini terdiri dari sel darah putih dan sel jaringannya.
Semua sel akan bekerja secara bersama dengan merusak patogen dengan cara
fagositosis,
membentuk
antibodi,
dan
mengaktifkan
limfosit
untuk
13
Tabel 1 Nilai persentase diferensial leukosit pada ayam yang baru menetas
Diferensial Leukosit
Persentase (%)
Limfosit
70.1 83.3
Monosit
2.6 4.4
Heterofil
12.3 25.2
Basofil
1.0 2.0
Eosinofil
0.1 0.5
Limfosit
Limfosit merupakan leukosit yang tidak bergranul atau agranulosit.
Limfosit memiliki variasi ukuran dan memiliki nukleus yag relatif besar yang
dikelilingi sejjumlah sitoplasma. Limfosit terdiri dari 2 jenis yaitu limfosit besar
dengan diameter 12-16 m dan limfosit kecil dengan diameter 9-12 m. Limfosit
besar memiliki lebih banyak sitoplasma, berinti besar, dan pucat. Limfosit kecil
memiliki inti besar dan menyerap warna, dan sitoplasmanya biru pucat.
14
Monosit
Monosit merupakan sel darah putih yang tidak bergranul dan memiliki
sitoplasma yang besar. Monosit berbentuk sel mononuklear dengan jumlah normal
lebih sedikit dibandingkan dengan limfosit. Monosit mempunyai ukuran sel yang
besar dan memiliki variasi bentuk berupa lingkaran hingga rhomboit (Phillips
2010).
Heterofil
Heterofil merupakan sel darah putih yang memiliki granul pada unggas.
Heterofil memiliki kesamaan fungsi seperti netrofil mamalia (Campbell 1995).
Bentuk heterofil bulat dengan sitoplasma transparan, bersifat eosinofilik, serta
memiliki granul yang berbentuk batang hingga lonjong yang terletak di tengah sel.
15
Granul dari heterofil sedikit tersamarkan dengan nukleus dengan wana biru yang
kuat (Phillips 2010).
Eosinofil
Eosinofil merupakan sel darah putih yang berbentuk lingkaran dan
memiliki granul. Sitoplasma eosinofil bersifat basofilik dengan banyak granul
yang bersifat eosinofilik. Granul eosinofil tampak lebih terang dibandingkan
dengan heterofil pada ulas darah yang sama. Pewarnaan inti sel eosinofil berwarna
ungu kebiru-biruan dan memiliki kemiripan dengan inti sel heterofil (Phillips
2010).
16
namun
fagositosis akan dilakukan dengan cara melekatkan diri pada molekul permukaan
parasit dan melepaskan bahan-bahan yang dapat membunuh parasit tersebut
(Guyton dan Hall 2008).
Basofil
Basofil merupakan granulosit yang bersifat polimorfnuklear-basofil.
Diameter antara 10-15m, memiliki inti 2 gelambir, dan tidak berarturan.
Granulnya berwarna biru tua hingga ungu dan manutupi inti yang cerah (Dellman
dan Brown 1992). Identifikasi basofil dapat mudah diamati dari bentuknya
lingkaran, memiliku granul dengan sifat basofilik yang kuat, dan inti sel yang
tidak berlobus (Phillips 2010).
17