Professional Documents
Culture Documents
SYNDROME
Dr. Istiqomah SpS.
SEJARAH
Disfungsi Neuromuskuler
Gangguan saraf perifer
Kerusakan saraf perifer menyebabkan beberapa hal :
- kelemahan otot
- perubahan sensorik
- gangguan otonomik dan hilangnya reflex.
Kerusakan berupa mononeuropati, polineuropati,
Etiologi
Penyebab penyakit ini belum diketahui dng pasti.
diduga akibat mekanisme autoimun,
sehubungan dengan adanya tanda-tanda
demielinisasi inflamatori pada sistem saraf
perifer dan disfungsi motorik yang luas dan tidak
merata.
Sindrom Guillain Barre terjadi stlh mengalami
infeksi sal. pernapasan atas, infeksi virus,
gangguan gastroenteritis akibat infeksi
Campylobacter jejuni sebelumnya.
Faktor pencetus lain : pembedahan, kehamilan,
keganasan, imunisasi.
Epidemiologi
Gambaran klinis
Keluhan paraestesi yang khas mulai dari tangan dan
kaki, dan sekitar seperempat mengalami
kelemahan motorik.
Gambaran yang khas dari penyakit ini :
- kelemahan progresif yang simetris, sering kali
menyebabkan paresis fasial dan bulber serta
oftalmoplegi eksternal.
Kelemahan otot motorik gambarannya khas :
- kelemahan menjalar dari ekstremitas bawah
secara progresif ke atas dan pralisis flasid.
Gangguan sensoris ringan : parestesi, kehilangan
rasa getar maupun proprioseptif,
Gangguan sensoris berupa nyeri atau hiperestesia
dapat timbul dan dapat menjadi keluhan utama.
Diagnosa
1,2,3,4,5
Gambaran klinis :
Kelemahan otot yang bilateral, akut, asending
yang awalnya dari extemitas inferior.
Dari pemeriksaan EMG : Gelombang F yang abnormal
pada 2 tungkai atau blok konduksi nervus motorik.
Potensial normal pada nervus sensorik.
Lebih dari 90% kasus sindrom Guillain Barre :
Protein pada LCS .
Pleositosis dengan limfosit dan monosit di dalam LCS
Penatalaksanaan
Merawat pasien sindrom guillain barre memerlukan
kesabaran apabila terjadi komplikasi, ada tiga langkah
utama dalam pengelolaan SGB :
1. Mengawasi fungsi respirasi secara ketat dan
menetapkan waktu yang tepat untuk melakukan
tindakan intubasi apabila diperlukan.
2. Mengenali dan mengelola gangguan otonom
3. Terapi psikologis
4. Terapi fisioterapi
5. Pemberian nutrisi yang baik
6. Secepatnya melakukan rehabilitasi
7. Pencegahan trombosis vena dalam
8. Menentukan tindakan imunoterapi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.