You are on page 1of 17

LABORATORIUM KIMIA DASAR I

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA
UNIVERSITAS KHAIRUN
2014

TATA TERTIB DAN ATURAN


PRAKTIKUM KIMIA DASAR I
LABORATORIUM KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA, UNIVERSITAS KHAIRUN
1.

Praktikan harus mentaati jadwal praktikum yang telah disusun oleh Dosen pengampu
praktikum.

2.

Praktikan wajib hadir 15 menit sebelum praktikum dimulai dan BERKUMPUL DI


DEPAN RUANG LABORATORIUM. Toleransi keterlambatan 5 menit.

3.

Sebelum

praktikum

dimulai,

mahasiswa

tidak

diperkenankan

memasuki

laboratorium.
4.

Selama kegiatan praktikum, praktikan wajib :


a. Membawa laporan sementara dan MSDS setiap bahan kimia utama dari
praktikum.
b. Menguasai materi praktikum yang akan dilakukan.
c. Membawa peralatan perlindungan diri seperti SARUNG TANGAN
(GLOVES), MASKER, dan sebagainya. SETIAP PRAKTIKAN HARUS
MEMILIKI PERALATAN TERSEBUT MASING-MASING.
d. Membawa penunjang praktikum seperti tisu, kain lap dan sebagainya.
e. Mengenakan pakaian sesuai dengan ketentuan yang berlaku :
Mahasiswa: Mengenakan BAJU BERKERAH (BUKAN KAOS) dan celana
yang sopan dan tidak menggunakan lensa kontak.
Mahasiswi: Mengenakan baju BAJU BERKERAH (BUKAN KAOS) dan
sopan, semua pakaian tidak ketat, tidak menggunakan aksesoris, lensa kontak dan
perhiasan.
f. Mengenakan jas laboratorium. Dipakai dengan SEMPURNA.
g. Mengenakan sepatu tertutup (bukan sepatu berhak tinggi) dan berkaos kaki.
h. Berlaku sopan, tidak bercanda, tidak bersendau gurau dan sejenisnya.
i. Memahami tentang keselamatan kerja (safety) laboratorium.
j. Makan dan/atau minum di laboratorium.
k. Melakukan hal-hal yang mengganggu jalannya praktikum. Pelanggaran
terhadap ketentuan ini akan berakibat praktikan dikeluarkan dari
laboratorium dan dianggap tidak hadir.

5.

Praktikan yang merusak alat atau bahan kimia, baik dilakukan sengaja atau tidak
sengaja, maka kelompok praktikum yang bersangkutan wajib mengganti alat atau
bahan kimia tersebut dengan jenis dan kualitas yang sama.

6.

Setiap alat dan bahan utama praktikum sudah disiapkan oleh laboran, apabila ingin
menggunakan alat dan bahan tambahan harus sepengetahuan laboran dan
mencatatkan peminjaman pada buku bon alat dan bahan.

7.

Setiap praktikan harus menjaga kebersihan laboratorium dan mengembalikan alat


dan bahan yang telah digunakan ke tempat semula dalam kondisi yang seharusnya.

8.

Praktikan wajib menyerahkan laporan resmi praktikum sebelumnya apabila


akan mengikuti praktikum berikutnya. Pelanggaran terhadap ketentuan ini
mengakibatkan praktikan tidak diperbolehkan mengikuti kegiatan praktikum pada
jadual tersebut.

9.

Praktikum inhall yang diperbolehkan untuk seorang praktikan maksimal 1(satu)


kali.

10. Praktikan yang tidak mengikuti praktikum selama 1(SATU) kali tanpa alasan yang
dibenarkan tidak boleh mengikuti praktikum selanjutnya dan

dianggap

mengundurkan diri dari praktikum.


11. PRAKTIKAN HARUS MENGIKUTI SEMUA RANGKAIAN KEGIATAN
PRAKTIKUM. PELANGGARAN TERHADAP HAL INI MELIPUTI :
a.

TIDAK MENGIKUTI PRAKTIKUM 1 (SATU KALI).

b. TIDAK MENGUMPULKAN LAPORAN PRAKTIKUM 1 (SATU KALI).


c.

TIDAK MENGIKUTI UJIAN AKHIR PRAKTIKUM (RESPONSI).

PELANGGARAN

INI

AKAN

MENGAKIBATKAN

PRAKTIKAN

DIBERIKAN NILAI E (GAGAL PRAKTIKUM).


12. Praktikan yang belum menyelesaikan tanggungan laboratorium seperti alat, bahan
atau tugas (jika ada) sampai batas waktu tertentu akan diberi nilai K atau F.
13. Bentuk, susunan dan kekhususan pada setiap aspek penilaian dan penentuan
nilai akhir menjadi wewenang dosen pengampu praktikum.
14. Hal-hal yang belum ditentukan dalam tata tertib ini akan diputuskan kemudian.
HARAP MENJADI PERHATIAN BERSAMA. TATA TERTIB DAN ATURAN
INI AKAN DILAKSANAKAN DENGAN TEGAS DAN KONSEKUEN.

ii

Ternate, 1 Oktober 2014

Tim Dosen Pengampu


Kimia Dasar I

iii

SISTEMATIKA LAPORAN SEMENTARA

Laporan sementara praktikum wajib sesuai dengan aturan berikut, termasuk kata-kata dan
angka romawi yang digunakan, yaitu :
I.

Tujuan Praktikum

II.

Alat Praktikum

III.

Bahan Praktikum

IV.

Prosedur Kerja Praktikum

(DIBUAT DALAM BENTUK DIAGRAM ALIR).


V.
VI.
VII.

Data Pengamatan Praktikum


Lembar Pengesahan
Material Safety Data Sheet (MSDS)
Dibuat MSDS minimal 2 bahan kimia

iv

CONTOH PEMBUATAN DIAGRAM ALIR


PENENTUAN ANGKA PEROKSIDA

Ke dalam Erlenmeyer
2,5 g lemak/minyak
15 mL as.asetat glasial:kloroform
Diaduk sampai larut
dan homogen
0,25 mL KI jenuh
Ditutup rapat dan diaduk
serta didiamkan 5 menit

15 mL akuades
3 tetes amilum
Dititrasi dengan larutan
Na2S2O7 sampai warna biru dan
warna kuning hampir hilang

Volume titran dicatat dan


diulang 2x

Dengan cara yang sama diukur


larutan blanko (tanpa sampel
minyak/lemak)

SISTEMATIKA LAPORAN RESMI

Laporan resmi praktikum wajib sesuai dengan aturan berikut, termasuk kata-kata
dan angka romawi yang digunakan, yaitu :
I. Tujuan Praktikum
Tuliskan tujuan praktikum sesuai dengan percobaan yang dilakukan

II. Tinjauan Pustaka Praktikum


Tinjauan pustaka menguraikan teori, temuan, dan bahan referensi lain yang diperoleh dari
acuan yang dijadikan landasan untuk melakukan suatu praktikum. Tinjauan pustaka
dibawa untuk menyusun kerangka atau konsep yang akan digunakan dalam praktikum
yang mengacu pada daftar pustaka. Sumber pustaka yang digunakan diiusahakan pustaka
terbaru, relevan dan asli dari buku, artikel, atau jurnal ilmiah.

III. Alat Praktikum


Tuliskan semua alat yang digunakan, jika ada tuliskan spesifikasinya (merek dan ukuran)

IV. Bahan Praktikum


Tuliskan semua bahan yang digunakan beserta spesifikasinya, jika larutan sebutkan
konsentrasinya

V. Prosedur Kerja Praktikum


Buat dalam bentuk kalimat pasif. Dilarang keras menggunakan kalimat aktif.

VI. Data Pengamatan Praktikum


Tuliskan semua data setiap langkah yang dilakukan sesuai dengan hasil percobaan. Data
pengamatan dapat dibuat dalam bentuk tabel atau kalimat yang sederhana. Data
pengamatan dituliskan sesuai dengan urutan prosedur kerja yang telah dilakukan yang
merupakan jawaban sementara dari tujuan percobaan. Penulisan data pengamatan yang
baik akan memudahkan dalam penyusunan analisis data, pembahasan dan kesimpulan.

vi

VII. Analisis data Praktikum


Buat analisis data dengan perhitungan atau dengan suatu uji statistika sesuai dengan
tujuan percobaan.

VIII. Pembahasan Praktikum


Menguraikan semua langkah yang telah dilakukan (bukan berisi cara kerja), hasil dan
data yang telah dicapai, dan kesimpulan dari percobaan yang telah dilakukan.
Pembahasan ditulis sesuai dengan kaidah penulisan ilmiah dan dengan menggunakan
kalimat pasif. Dilarang keras menggunakan kalimat aktif. Kalimat ditulis mengikuti
kaidah penulisan kalimat yang baik, yang terdiri dari subyek, predikat, obyek, dan
keterangan. Pembahasan minimal menguraikan jawaban pada pertanyaan pada buku
panduan. Gunakan berbagai sumber referensi sebagai pembanding.

IX. Kesimpulan Praktikum


Kesimpulan berisi jawaban sesuai dengan tujuan percobaan yang ditulis dalam kalimat
yang sederhana.

X. Daftar Pustaka
Tuliskan semua referensi yang digunakan sesuai dengan ketentuan penulisan pustaka

XI. Lembar Pengesahan


Tempat dan tanggal otorisasi dari praktikan, asisten, dan dosen pengampu.

XII. Lampiran Praktikum


Laporan harus dilampiri laporan sementara yang telah disetujui oleh Dosen
Pengampu/Asisten dan lampiran pendukung lain jika diperlukan.

vii

Yang perlu dibawa per individu (Hukumnya Sunnah) :


1.

Sarung tangan

2.

Masker

3.

Kain lap/tissue untuk diri sendiri

viii

PRAKTIKUM I
PENGENALAN ALAT GELAS DAN PENGUKURAN
I. Tujuan Praktikum
1.

Mengenal piranti gelas di laboratorium kimia

2.

Membuat larutan dengan konsentrasi tertentu

3.

Mempelajar proses pengenceran larutan.

II. Tinjauan Pustaka Praktikum


Pengukuran secara kuantitas adalah proses mendapatkan nilai dari suatu objek
penelitian dengan bantuan alat ukur berstandar dan terkalibrasi. Jenis pengukuran dalam
kegiatan praktikum dan penelitian kimia adalah pengukuran massa, volum, konsentrasi,
pH dan lain-lain. Pengukuran volume dan massa sangatlah familiar di kegiatan
laboratorium kimia, sehingga seorang kimiawan/scientist dituntut cakap dalam
menggunakan alat-alat gelas kimia. Kegiatan seperti menimbang menggunakan neraca
analitik, pengenceran hingga pembuatan larutan pada konsentrasi tertentu banyak
menggunakan piranti gelas.
Selain terampil dalam penggunaan alat gelas, dalam percobaan kali ini akan
memberikan life Skill cara pembuatan larutan dengan konsentrasi tertentu. Konsentrasi
adalah banyaknya zat terlarut dalam larutannya atau dapat dirumuskan sebagai :

. Satuan konsentrasi antara lain: Molaritas (M), mol, molalitas (m),

Normalitas (N), formalitas (F), part per million (ppm), part per billion (ppb), % (b/b, v/v
dan b/v).
III. Bahan Praktikum
1.

Aquades

2.

NaCl

3.

HCl 5M

IV. Alat Praktikum


1.

Kaca arloji

2.

Pipet volum

3.

Pipet gondok
1

4.

Labu takar

5.

Erlenmeyer

6.

Beckerglass

7.

Gelas ukur

8.

Neraca analitik

V. Prosedur Kerja Praktikum


V. 1 Pengenalan piranti gelas kimia
1.

Perhatikan pengenalan alat dan fungsinya oleh instruktur

2.

Amati peralatan gelas yang ada

3.

Gambar dan tulis penjelasan kegunaan alat tersebut.

V.2 Membuat Larutan 1 M dari padatannya


1.

Ambillah beberapa sendok NaCl padatan dan tempatkan pada kaca arloji

2.

Timbanglah kristal tersebut di neraca analitik

3.

Masukkan kristal dalam beckerglass

4.

Ambillah 100 mL aquades dengan gelas ukur

5.

Tuangkan aquades kedalam beckerglass yang berisi kristal NaCl

6.

Aduk hingga semua kristal NaCl larut sempurna.

V. 3 Membuat larutan 0,1 M dari larutan Standar 5M


1.

Masukkan sedikit aquades kedalam labu takar ( 5 mL)

2.

Ambil larutan HCl 5M menggunakan pipet volum

3.

Masukkan HCl kedalam labu takar melalui dinding kacanya

4.

Tambahkan aquades hingga tanda batas pengenceran pada labu takar

Tugas Diskusi Kelompok


1.

Tentukan massa (gr) NaCl yang akan dilarutkan!

2.

Hitung berapa mL HCl 5M yang diencerkan!

Nama

NPM

Kelas

Lembar Kerja I
Pengenalan alat gelas dan Pengukuran

1. Gambarkan labu takar dan jelaskan kegunaannya!

2. Gambarkan pipet volum dan pipet gondok serta jelaskan kegunaannya!

3. Gambarkan erlenmeyer, gaelas ukur dan spatula serta jelaskan kegunaannya!

4. Tuliskan perhitungan penentuan massa NaCl untuk pembuatan larutannya!

5. Tuliskan perhitungan penentuan volume HCl 5M dalam proses pengenceran!

PRAKTIKUM II
STANDARISASI LARUTAN HCl DENGAN TITRASI
I. Tujuan Praktikum
1.

Membuat larutan standar primer yang akan digunakan dalam titrasi.

2.

Melakukan titrasi dan standarisasi larutan sehingga dapat menentukan konsentrasi


dari larutan sampel atau larutan standar sekunder yang dianalisis.

II. Tinjauan Pustaka Praktikum


Proses untuk menentukan konsentrasi suatu larutan dengan tepat disebut sebagai
standarisasi larutan. Untuk melakukan hal tersebut, suatu larutan yang tidak diketahui
konsentrasinya direaksikan dengan larutan yang konsentrasinya diketahui dengan pasti.
Sebagai contoh, untuk menstandarisasi larutan HCl yang telah dibuat, maka perlu
dilakukan pengukuran dengan cara titrasi untuk mengetahui berapa kuantitas atau jumlah
mol dari HCl yang bereaksi dengan larutan basa natrium karbonat yang konsentrasinya
sudah diketahui dengan pasti.
Standarisasi larutan ini merupakan salah satu bentuk analisis volumetri. Dalam
standarisasi, digunakan larutan standar yang merupakan larutan yang telah diketahui
konsentrasinya secara pasti. Dikenal 2 jenis larutan standar, yaitu larutan standar primer
dan larutan standar sekunder. Larutan standar primer adalah larutan standar yang
konsentrasinya telah diketahui secara pasti dan konsentrasi larutannya tidak mengalami
perubahan atau bereaksi dengan faktor dari luar atau faktor eksternal seperti dari molekul
air, gas oksigen atau gas CO2 yang terkandung dalam udara (atmosfir). Larutan standar
primer harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1.

Senyawanya tidak mengalami reaksi atau menyerap komponen dari udara atau
atmosfir, sehingga harus bersifat non higroskopis (tidak menyerap molekul air dari
udara), teroksidasi oleh udara (gas oksigen) atau dipengaruhi oleh gas CO2.

2.

Senyawanya harus bereaksi menurut satu reaksi yang sama dan memberikan produk
reaksi yang sama (invariable).

3.

Harus mempunyai tingkat kemurniaan senyawa yang tinggi.

4.

Harus mempunyai berat molekul (Mr) yang tinggi untuk mengurangi efek kesalahan
saat proses penimbangan.

5.

Mudah tersedia dan murah serta harus bersifat ramah terhadap lingkungan.
Larutan standar sekunder adalah larutan yang telah diketahui konsentrasinya secara

tepat, tetapi konsentrasinya cenderung mengalami perubahan sebagai akibat sifat


kimianya dan kemampuannya bereaksi dengan faktor eksternal seperti komponen yang
terdapat dalam udara atau atmosfir. Hal ini menyebabkan larutan standar sekunder
bersifat tidak siap pakai dalam analisis kimia sehingga sebelum digunakan, maka perlu
distandarisasi terlebih dahulu dengan larutan standar primer. Di laboratorium, larutan
standar sekunder sering digunakan untuk kepentingan analisis, tetapi selalu diikuti
dengan perlakuan standarisasi terlebih dahulu. Penggunaan larutan standar primer tidak
efektif digunakan di laboratorium sehari-hari dan hanya digunakan untuk kepentingan
standarisasi karena walaupun syarat larutan standar primer murah dan mudah tersedia,
fakta di lapangan menunjukkan bahwa beberapa senyawanya bersifat mahal dan sulit
untuk mendapatkannya.
Standarisasi asam klorida HCl dengan natrium karbonat terjadi melalui reaksi
netralisasi asam basa dan berjalan sesuai persamaan reaksi :

Dari persamaan reaksi tersebut terlihat bahwa perbandingan mol antara Na2CO3 dan
HCl adalah 1:2. Hal ini menunjukkan bahwa reaksi netralisasi asam basa tersebut
membutuhkan 1 mol natrium karbonat Na2CO3 dan 2 mol asam klorida HCl. Oleh karena
itu, sangat penting untuk mengetahui persamaan reaksi dari kedua senyawa tersebut.
Dengan mengetahui persamaan reaksi, konsentrasi dari salah satu reaktan, maka analisis
terhadap konsentrasi dari sampel atau titrit dapat dilakukan dengan metode titrasi.
III. Bahan Praktikum
1.

Asam klorida, HCl 0,10 M

2.

Natrium karbonat anhidrous, Na2CO3

3.

Indikator p.p (phenolphthalein)

4.

Akuades

IV. Alat Praktikum


1.

Goggles, sarung tangan dan jas lab


6

2.

Timbangan

3.

Buret dan seperangkat peralatan gelas laboratorium

V. Prosedur Kerja Praktikum


Praktikum dilakukan dengan 2 tahap yaitu :
V.1 Pembuatan Larutan Natrium Karbonat 0,10 M
1.

Ditimbang 5,30 gram padatan natrium karbonat dengan menggunakan gelas arloji
atau kertas timbang.

2.

Padatan tersebut dipindahkan ke dalam gelas beaker dan ditambahkan 25 mL


akuades. Diaduk sampai semua padatan natrium karbonat larut sempurna.

3.

Larutan natrium karbonat tersebut dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL dengan
menggunakan corong gelas. Ditambahkan akuades sampai batas tanda pada labu
takar dan diaduk lagi sampai semua padatan larut sempurna.

4.

Dilakukan pengenceran natrium karbonat dengan cara mengambil 10 mL larutan dari


labu takar 100 mL dan dipindahkan ke dalam labu takar 500 mL serta ditambahkan
air sampai batas tanda.

5.

Pindahkan larutan natrium karbonat 0,10 M tersebut ke dalam gelas beaker dan diberi
label.

V.2 Standarisasi Larutan HCl


1.

Sebelum buret digunakan, dibilas dengan 20 mL akuades kemudian dibilas lagi


dengan menggunakan 5 mL larutan natrium karbonat 0,10 M yang akan digunakan.

2.

Larutan natrium karbonat 0,10 M dimasukkan ke dalam buret 50 mL dengan


menggunakan corong gelas. Larutan ini berfungsi sebagai titran. Pastikan tidak ada
gelembung udara dengan cara membuka keran buret. Pastikan volumenya tepat di
angka nol.

3.

Diambil larutan HCl yang akan distandarisasi dan diukur 10 mL volumenya dengan
menggunakan gelas ukur 25 mL dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer 125 mL.
Larutan ini yang akan dititrasi dan berfungsi sebagai titrit serta akan ditentukan
konsentrasinya. Disiapkan 3 sampel untuk 3 kali titrasi.

4.

Larutan HCl tersebut ditambahkan 3 tetes indikator p.p.

5.

Dilakukan titrasi dengan cara meneteskan titran dari buret perlahan-lahan ke dalam
larutan HCl di dalam erlenmeyer. Selama proses itu, dilakukan pengadukan terhadap
erlenmeyer.

6.

Seiring penambahan titran terhadap titrit, maka akan terjadi perubahan warna larutan
HCl dari bening menjadi berwarna pink muda dan warna pink muda tersebut akan
hilang kembali. Hal ini menunjukkan bahwa titik ekuivalen titrasi semakin dekat.
Atur penambahan titran semakin perlahan. Jika warna pink muda telah dihasilkan
permanen atau larutan tidak bening kembali, maka proses titrasi dihentikan. Hal ini
menunjukkan bahwa larutan HCl telah mengalami netralisasi oleh natrium karbonat.

7.

Dicatat volume titran pada buret. Ulangi semua proses sebanyak 3 kali.

You might also like