Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
pemerintah (UU No. 5 Tahun 2004 terhadap Startegi Persaingan Usaha Retail di
Indonesia). Dampak dari ini bagi konsumen sebagai sasaran dari mini market di satu
sisi merasa diuntungkan karena lebih leluasa untuk memilihnya. Tentunya yang
menjadi preferensi konsumen adalah yeng memiliki kualitas layanan yang baik dan
memuaskan sebagai aktifitas utama yang menyertai penjualan produk.
Ada kecenderungan trend konsumen masa depan diperkirakan adalah Pay
Less, Expect More, Get More. Konsumen masa depan adalah konsumen yang
memiliki ekpektasi yang lebih tinggi, meminta lebih banyak, menginginkan kualitas
yang lebih tinggi dan konsisten, lebih banyak pilihan, toko yang lebih nyaman dan
pelayanan yang lebih bernilai, namun dengan membayar lebih murah, waktu lebih
cepat, dengan usaha dan resiko lebih rendah. Dapat diperkirakan, kompetisi
selanjutnya, tidak hanya pada harga, namun menyangkut variable lain yang berkaitan
dengan value atas pengalaman berbelanja pelanggan (Muharam : 2001)
Variabel kualitas layanan dalam ranah mini market akan dirasakan konsumen
dalam bentuk yang berwujud maupun tidak berwujud. Lingkungan toko yang
kondusif dan menyenangkan menjadi daya tarik pelanggan untuk kembali lagi.
Masih banyak lagi karakteristik lainnya yang harus terpenuhi sehingga tidak ada
kesenjangan antara harapan konsumen dan relitas yang dirasakannya. Kualitas
layanan begitu dinamis dan cenderung cepat usang dari waktu ke waktu. Kualitas
hari ini yang dianggap memadai dan terbaik, esok akan menjadi kualitas standar.
Perubahan ini menuntut pengelola maupun pengusaha agar selalu kreatif meramu
berbagai bentuk ide ide strategi peningkatan kualitas dalam mengelola suatu toko
agar selalu ramai dikunjungi oleh konsumen.
Perkembangan konsep kualitas berikut teknik tekniknya sangat membantu
untuk proses implementasi di manajemen di semua level. Dari yang sulit sampai
yang mudah sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan manajemen dalam memakai
dan menggunakan. Alat teknik kualitas yang cukup poluer sebagai sarana
komunikasi yang efektif dan mudah adalah seven old tools. Keberhasilan penerapan
ini selanjutnya sebagai pintu masuk untuk penerapan kualitas lanjut seperti Quality
Function Deployment (QFD) yang dapat dikatakan cukup rumit dan menyita waktu.
Namun bukan mustahil bisnis seperti mini market dengan sumber daya yang terbatas
akan menerapkannya. Sehingga harapan konsumen yang begitu kompleks dan
banyak tuntutan dapat langsung diproses kedalam karakteristik bisnis internal
TINJAUAN PUSTAKA
Konsep Kualitas dan Kepuasan
Kepuasan diartikan sebagai ketemunya antara persepsi yang diterima dengan
harapan yang dirasakan. Dalam ilmu ekonomi, kepuasan konsumen merupakan
puncak dari pemasaran. Konsumen mendapat apa yang dibutuhkan dan diinginkan
pada produk atau layanan. Dalam pengertian yang lain, kualitas yaitu penggambaran
karakteristik langsung dari suatu produk (jasa atau barang) seperti performansi,
keandalan, mudah dalam penggunaan, estetika dan lain-lain. Dalam arti yang
staretgis, kualitas adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau
kebutuhan pelanggan. Dari definisi diatas maka muara yang dituju adalah kepuasan
pelanggan dan upaya perbaikan terus-menerus dikenal dengan istilah Q-MATCH
(Quality = Meets Agreed Terms and Changes) (Gasversz : 1997). Kepuasan sangat
terkait dengan kepuasan konsumen dapat digambarkan dengan menggunakan model
Kano (gambar 2.1). Pada wilayah kepuasan konsumen, perusahaan telah memberikan
kualitas produk atau layanan sesuai yang diharapkan. Untuk wilayah kualitas
menggembirakan, konsumen mendapat apa yang diluar harapannya. Sebaliknya
konsumen akan tidak puas jika hanya mendapat kualitas yang sifatnya dasar. Oleh
karena itu kulaitas produk atau layanan begitu dinamis, seiring dengan perubahan
waktu dan bertambahnya pengetahuan konsumen.
Kepuasan
Kualitas menggembirakan
Kualitas diharapkan
Wilayah kepuasan
Kualitas
Wilayah ketidakpuasan
Kualitas dasar
Kualitas begitu penting yang dapat membawa besar tidaknya suatu bisnis,
maka usaha-usaha tersebut agar sistematis dan terstruktur di buatlah manajemen
kualitas terpadu (Total Quality Management). Konsep manajemen kualitas berisi
langkah-langkah untuk meningkatkan perbaikan terus-menerus pada setiap tahapan
dalam prosesnya. Dikatakan terpadu atau total, didalamnya tercakup jaminan kualitas
dan pengendalian kualitas menjadi pengendalian kualitas terpadu. ISO 8402 (Quality
Vocabulary) mendefinisikan tahapan dari manajemen kualitas. Tahap perencanaan
kualitas yaitu penetapan dan pengembangan tujuan dan kebutuhan untuk kualitas
serta penerapan sistem kualitas. Pengendalian yaitu teknik-teknik dan aktivitas
operasional yang digunakan untuk memenuhi persyaratan kualitas. Jaminan kualitas
yaitu semua tindakan terencana dan sistematik yang diimplementasikan dan
didemonstrasikan guna memberikan kepercayaan yang cukup bahwa produk akan
memuaskan kebutuhan untuk kualitas tertentu. Peningkatan kualitas adalah tindakantindakan yang diambil guna meningkatkan nilai produk untk pelanggan melalui
peningkatan efektivitas dan efisiensi dari proses dan aktivitas melalui struktur
organisasi. Keberhasilan pelaksanaan manajemen kualitas total sangat tergantung
dari komitmen seluruh sumber daya yang terlibat didalamnya tanpa terkecuali
(Gasversz : 1997).
SISTEM KUALITAS FORMAL ISO 9000
Sistem Manajemen kualitas formal yang berlaku secara Internasional adalah
sistem manajemen kualitas ISO 9000 dimana serinya adalah 9001, 9002, 9003,
ISO-9001
ISO-9002
ISO-9003
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
4.7
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
N/A
X
X
X
X
X
X
N/A
X
N/A
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
N/A
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
4.8
4.9
4.10
4.11
4.12
4.13
4.14
4.15
4.16
4.17
4.18
4.19
4.20
mulut dan pengalaman masa lalu. Adapun dimensinya tercakup kedalam lima
karakteristik, reliability, responsivness, assurance, emphaty dan tangibles. Gambar
berikut konseptualisasi antara hubungan-hubunga tersebut.
Dimensi kualitas didentifikasi oleh Parasurman, Zeithmel dan Berry (1988)
yang menemukan juga model pengukuran kesenjangan SERVQUAL, meneliti
perbedaan pada beberapa perusahaan layanan jasa menjadi lima dimensi yang
menjadi pegangan konsumen dalam melakukan penilaian.
1. Reliability atau kehandalan yaitu kemampuan untuk melakukan pelayanan
sesuai yang dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan.
2. Responsiveness atau ketanggapan yaitu kemampuan untuk menolong
pelanggan dan ketersediaan untuk melayani pelanggan dengan baik.
3. Assurance atau jaminan terkait dengan pengetahuan, kesopanan karyawan
serta sifat yang dapat dipercaya sehingga konsumen terbebas dari resiko.
4. Emphaty atau rasa peduli dalam rangka memberikan perhatian secara
individual kepada pelanggan, serta kemudahan untuk dihubungi.
5. Tangibles atau bukti langsung meliputi fasilitas fisik, perlengkapan
karyawan dan sarana komunikasi.
Word of mouth
Personal needs
Expected service
Dimension of
service quality
Reliability
Responsiveness
Assurance
Emphaty
Tangibles
Perceived service
Past experiences
Perceived service
quality :
1. ES<PS (Quality surprise)
2. ES=PS (Satisfactory
quality)
3. ES>PS (Unacceptable
quality)
Pre purchase
Information Contact
Fund Access
Purchase
Store Contact
Product Contact
Transaction
Purchase
Consumption
Communication
F.Technical
correlation
C. Technical response
A.
Customer
needs and
benefits
D. Relationship
B.
Planning
matrix
F. Technical matrix
hasil penilaian internal perusahaan. Dalam beberapa kasus bahkan terjadi konflik
atau saling bertentangan.
Ruang E berisi technical correlation yakni hubungan antar SQC atau HOWs,
dimana bentuk yang terjadi dapat positif ataupun negatif. Ruang F adalah technical
matrix untuk menentukan target dan urutan prioritas berdasar nilai konstribusi. Nilai
konstribusi ini berdasar penjumlahan seluruh hubngan yang terjadi pada ruang D.
PENERAPAN MANAJEMEN KUALITAS DI MINI MARKET
Penerapan manajemen kualitas berfokus pada pelanggan di mini market
Alfamart dilaksankan secara serentak di semua toko, sistematis dan terstruktur.
Seluruh aktifitas yang terkait dengan rencana peningkatan kualitas di terjemahkan
secara rapi dan terdokumentasi. Seluruh karyawan terlibat untuk mensukseskan
rencana yang telah disusun selama satu tahun sesuai tema yang ditetapkan oleh
kebijakan dari PT. Sumber Alfa Trijaya. Kebijakan pusat diterjemahkan kembali
oleh distribution center (DC) yang membina kordinator wilayah, dimana setiap
koordinator wilayah membawahi sepuluh toko yang menjadi binaannya. Di tingkat
toko dipimpin oleh seorang pejabat toko dalam hal ini bisa dipimpin oleh kepala
toko, asisten kepala toko atau merchandiser. Hubungan komunkasi ini dilaksanakan
dengan memanfaatkan teknologi informasi dan kunjungan langsung koordinator
wilayah ke toko-toko setiap dua sampai tiga kali dalam satu minggu.
Rencana Kerja Tahun 2006
Visi Alfamart yaitu menjadi jaringan distribusi retail terkemuka yang dimiliki
oleh masyarakat luas, berorientasi kepada pemberdayaan pengusaha kecil,
pemenuhan kebutuhan dan harapan konsumen, serta mampu bersaing secara global.
Sedangkan budaya yang menjadi ruh organisasi dikembangkan melalui komitmen :
1. Integritas yang tinggi
2. Inovasi untuk kemajuan yang lebih baik
3. Kualitas dan produktifitas yang tinggi
4. Kerjasama team
5. Kepuasan pelanggan melalui standar pelayanan yang terbaik.
Berangkat dari landasan visi dan budaya organisasi ini kemudian disusun
rencana kerja berdasar tema yang kontekstual untuk tahun 2006 sehingga dari tahun
ke tahun terdapat peristiwa dan suasana spesial yang berbeda untuk dihadirkan dalam
toko tersebut.
Tema Alfamart pada tahun 2006 yaitu inovasi dan kerjasama untuk
kinerja yang lebih baik. Tema ini diturunkan kembali kedalam fokus kerja tahun
2006 agar tercapai tema yang telah dirancang. Fokus kerja tahun 2006
diantaranya :
1. No stock opname out dan DSI toko yang optimal
2. Optimalisasi program promosi dan display
melaksankan promosi terhadap barnga yang masuk kategori slow moving melalui
promosi product of the month atau program lainnya yang secara substansi sama.
Pelatihan dan Pengembangan
Karyawan sebagai aktor terpenting dalam kesuksesan bisnis eceran.
Karyawan yang tanggap, terampil dan cekatan secara langsung dapat
mengoptimalkan layanan yang diberikan oleh sebuah toko. Karyawan Alfamart
mendapat perbekalan pengetahuan dan praktek di dalam toko sejak diterima menjadi
karyawan. Pada saat sebelum bekerja karyawan diberikan pelatiha selama satu
minggu menurut kriteria posisi yang dipegangnya. Materi yang diberikan secara
umum oleh semua karyawan adalah standar prosedur pelayanan prima di toko, materi
pelaksanaan operasional SO, penanganan keluhan konsumen dan materi lainnya.
Khusus untuk kasir diberikan materi kecantikan (beauty class).
Seiring perjalanan waktu, pelayanan toko akan mengalami perubahan seiring
dengan perubahan segmen pasar, perilaku konsumen dan perkembangan ilmu
pengetahuan. Oleh karena itu program pelatihan dan pengembangan karyawan terus
dilakukan secara berkala setiap bulan secara bergantian tergantung dari materi
pelatihan.
Pertemuan Evaluasi
Pertemuan atau rapat menjadi sarana komunikasi yang efektif antar seluruh
personil toko, dari mulai masalah penjualan sampai dengan peningkata kinerja
karyawan mengenai tugas dan tanggung jawabnya sampai dengan arena untuk
membahas program promosi yang akan dijalankan oleh toko.
Hasil evaluasi biasanya dapat diketahui tentang keefektifan karyawan dan
juga kinerja toko dalam volume penjualannya. Untuk itu karyawan selalu
bekerjasama memperbaiki kinerjanya dan toko yang dikelola agar dapat terhindar
dari predikat toko dalam pengawasan oleh koordinator wilayahnya.
Agenda pertemuan evaluasi dilakukan setiap hari pada saat toko akan buka di
pagi hari dan siang hari ketika terjadi pergantian shift masuk kerja.
Perhatian yang Besar terhadap Pelanggan
Layanan di toko Alfamart berfokus pada pelanggan. Karena itu pelanggan
lebih tepat diistilahkan sebagai Raja yang harus dilayani secara maksimal. Ada
beberapa feature yang diberikan kepada konsumen diantaranya adalah diberikan
kartu keanggotaan Alfamart (disebut Kartu AKU). Kartu Aku ini diberikan kepada
setiap pelanggan dengan banyak sekali manfaat yang menyertainya. Manfaat tersebut
diantaranya adalah diberikan reward untuk diikutsertakan pada program promosi
toko. Pada tahun 2006 periode April Juni ini misalnya terdapat program untuk
pemegang Kartu AKU yang berbelanja maksimal jumlah tertentu dapat
diikutsertakan pada program promosi dengan hadiahnya adalah mendapat toko
Alfamart.
Sasaran Mutu
Target
Keterangan
Kepuasan Berbelanja
* Kepuasan berbelanja
1
2
80%
6 bulan sekali
80%
6 bulan sekali
* Kenyamanan berbelanja
3
75
5% dari total item
DSI toko
Harga Pas
8
80%
80%
Sales point
Raw weight
3.8
4.3
4.1
3.8
3.9
3.7
4.4
3.9
Improvement ratio
Program promosi
Produk lengkap dan harga bersaing
Suasana ruangan nyaman
Fasilitas belanja
Display menarik dan informatif
Kecakapan dan ketanggapan karyawan
Lokasi strategis
Kemudahan dan kecepatan pembayaran
Total
Goal
WHATs
Customer satisfaction
performance
Importance to customer
3.1
3.6
3.5
3.3
3.5
3.4
3
3.3
5
5
5
5
5
5
4
5
1.6
1.4
1.4
1.5
1.4
1.5
1.3
1.5
1.5
1.5
1.5
1.5
1.2
1.2
1
1
9.2
9
8.8
8.6
6.7
6.5
5.9
5.9
61
0.15
0.15
0.15
0.14
0.11
0.11
0.1
0.1
1
KESIMPULAN
1. Pelaksanaan manajemen kualitas mutu di Alfamart tidak lepas dari upaya
pemenuhuan kepuasan konsumen dalam berbelanja.
2. Pelaksanaan sudah cukup mapan, hal ini dapat dilihat bahwa budaya
organisasi Alfamart melibatkan seluruh karyawan di semua tingkatan agar
sadar dan bertanggungjawab terhadap jalannya sebuah toko menjadi
produktif dan dapat diukur dari kinerja penjualannya.
3. Sebagai upaya serius dalam pelaksanaan manajemen kualitas, Alfamart tahun
2006 akan melaksankan sertifikasi kualitas formal yang dalam bulan-bulan
ini menjadi agenda di semua toko dalam implementasinya.
4. Penerapan QFD pada Alfamart ditunjang oleh SDM dan penerapan alat
kaulitas yang sudah berjalan dengan baik, sehingga tidak dapat kesulitan
apabila diterapkan.
5. Penerapan QFD pada kasus ini mengidentifikasi keinginan konsumen
terutama adalah program promosi, sedangkan prioritas perbaikan adalah