Professional Documents
Culture Documents
KLARIFIKASI ISTILAH
Resep: permintaan tertulis dari seorang dokter,dokter gigi atau dokter hewan kepada apoteker
untuk membuat dan menyerahkan obat kepada pasien.
Evaluasi : suatu proses untuk menyediakan informasi tentang sejauh mana suatu kegiatan
tertentu telah dicapai, bagaimana perbedaan pencapaian itu dengan suatu standard tertentu
untuk mengetahui apakah ada selisih diantara keduanya serat bagaimana manfaat yang telah
dikerjakan itu bila dibandingkan dengan harapan yang ingin diperoleh.
Mengkritisi : adalah mengungkapkan suatu pandangan terhadap sesuatu dari sisi yang
berbeda
Gastritis : suatu kondisi medis ditandai dengan peradangan pada lapisan lambung
Buruh kerja : adalah manusia yang bekerja menggunakan kemampuannya dan tenaga nya
untuk mendapatkan balasan berupa pendapatan baik berupa uang maupun bentuk lainnya
kepada pemberi kerja atau pengusaha atau majikan.
BPJS : badan hukum public yang bertanggung jawab kepada presiden dan berfungsi
menyelenggarakan program pelayanan kkesehatan bagi seluruh penduduk Indonesia termasuk
orang asing yang bekrja paling singkat 6 bulan di Indonesia
Petani ; seseorang yang bergerak bidang pertanian utamanya dengan cara melakukan
pengelolaan tanah dengan tujuan untuk menumbuhkan dan memelihara tanaman seperti padi
bunga buah dan lainnya.
Hipertensi : adalah kondisi medis kronis dengan tekanan di arteri meningkat diatas secara
terus menurus diatas 140/90 mmHg.
Dokter Layanan primer : adalah dokter setelah dokter sarjana yang mengikuti pendidikan
kembali 2 tahun yang setara dengan spesialis dan memberikan pelayanan kesehatan di tingkat
pertama.
IDENTIFIKASI MASALAH
1. Dr. gudman merupakan seorang dokter praktek umum yang bertugas di sebuah kecamatan
yang penduduknya kebanyakan bekerja sebagai petani dan buruh kerja di perkebunan dan
telah melakukan kontrak dengan BPJS.
2. Dr. Gudman mempunyai pasien yang bernama Pak Kasti yang setiap 1 bulan sekali datang
karena darah tinggi dan gastritisnya. Akhir-akhir ini Pak Kasti makin sering datang dan
penyakitnya cenderung lebih berat. Dr. Gudman selalu menerima Pak Kasti dengan ramah
dan meresepkan obat-obatan yang diberikannya.
3. Sekarang Pak Kasti mengkonsultasikan kepada dokter tentang istrinya yang sejak lama
mengalami sakit kepala yang sembuh setelah minum obat yang kembali kambuh setelah
beberapa saat. Sekarang istri Pak Kasti juga sering merasa sakit di perut seperti Pak Kasti
namun karena tidak separah Pak Kasti, Istri Pak Kasti tidak mau diajak berobat. Dr. Gudman
menasihatkan kepada Pak Kasti agar membawa istrinya jika berobat.
ANALISI MASALAH
1) Bagaimana tugas dan kompetensi dari ?
-
Dokter Keluarga 2
2.
3.
4.
5.
Dokter keluarga harus mempunyai kompetensi khusus yang lebih dari pada
seoranglulusan fakultas kedokteran pada umumnya. Kompetensi khusus inilah yang perlu
dilatihkanmelalui program perlatihan ini. Yang dicantumkan disini hanyalah kompetensi yang
harusdimiliki oleh setiap Dokter Keluarga secara garis besar. Rincian memgenai kompetensi
ini, yangdijabarkan dalam bentuk tujuan pelatihan, akan tercantum dibawah judul setiap
modul pelatihanyang terpisah dalam berkas tersendiri karena akan lebih sering disesuaikan
denganperkembangan ilmu dan teknologi kedokteran.
a. Menguasai dan mampu menerapkan konsep operasional kedokteran keluarga
b. Menguasai pengetahuan dan mampu menerapkan ketrampilan klinik
dalam
pelayanankedokteran keluarga,
c. Menguasai ketrampilan berkomunikasi,
menyelenggarakan hubungan profesional dokter- pasien untuk :
a. Secara efektif berkomunikasi dengan pasien dan semua anggota keluarga dengan
perhatiankhusus terhadap peran dan risiko kesehatan keluarga,
b. Secara efektif memanfaatkan kemampuan keluarga untuk berkerjasana menyelesaikanmasalah
kesehatan, peningkatan kesehatan, pencegahan dan penyembuhan penyakit, sertapengawasan
dan pemantauan risiko kesehatan keluarga
c. Dapat bekerjasama secara profesional
secara
harmonis
dalam
satu
tim
pada
penyelenggaraanpelayanan kedokteran/kesehatan
Memiliki keterampilan manajemen pelayanan kliniks.
a. Dapat memanfaatkan sumber pelayanan primer dengan memperhitungkan potensi yangdimiliki
b.
Dokter Keluarga 5
Syarat Fasilitas
Fasilitas kesehatan tingkat pertama yang ingin bekerja sama dengan BPJS Kesehatan harus
dapat melayani:
pelayanan kebidanan,
Kelengkapan dokumen
a. Praktik dokter atau dokter gigi:
Perjanjian kerja sama dengan laboratorium, apotek, dan jejaring lainnya; dan
Surat Ijin Praktik (SIP) bagi dokter/dokter gigi dan Surat Ijin Praktik atau Surat Ijin
Kerja (SIP/SIK) bagi tenaga kesehatan lain;
Surat Ijin Praktik Apoteker (SIPA) bagi Apoteker dalam hal klinik menyelenggarakan
pelayanan kefarmasian;
Cara Pembayaran
BPJS Kesehatan membayar pelayanan kesehatan yang dikontrak dengan tarif Kapitasi dan
non Kapitasi.
Tarif Kapitasi adalah besaran pembayaran per-bulan yang dibayar dimuka oleh BPJS
Kesehatan kepada fasilitas kesehatan tingkat pertama berdasarkan jumlah peserta yang
terdaftar tanpa menghitung jenis dan jumlah pelayanan kesehatan yang diberikan.
(Permenkes No.69 Tahun 2013)
Tarif non Kapitasi adalah besaran pembayaran klaim oleh BPJS Kesehatan kepada Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama berdasarkan jenis dan jumlah layanan yang diberikan.
(Permenkes No.69 Tahun 2013). Tarif non Kapitasi hanya diberikan untuk beberapa
pelayanan yang telah ditentukan
Tarif Kapitasi
Faskes
Tarif (Rp)
Puskesmas
3.000 6.000
8.000 10.000
Klinik Umum
8.000 10.000
RS Kelas D Pratama
8.000 10.000
2.000
Tarif (Rp)
100.000
25.000
600.000
750.000
Pemeriksaan PNC/neonates*
25.000
175.000
125.000
Pelayanan KB pemasangan*:
100.000
- IUD/Implant
15.000
- Suntik
Penanganan komplikasi KB paska persalinan
125.000
LI
BPJS Kesehatan 1
DOGA 2
I.
1.
DokterKluag
MENJELASKAN TERMINOLOGI DAN PERKEMBANGAN KEDOKTERAN
KELUARGA
A. DEFINISI
Dokter keluarga adalah setiap dokter yang mengabdikan dirinya dalam bidang profesi
kedokteran maupun kesehatan yang memiliki pengetahuan dan keterampilan melalui
pendidikan khusus di bidang kedokteran keluarga yang mempunyai wewenang untuk
menjalankan praktek dokter keluarga.
Dokter yang dididik secara khusus untuk bertugas di lini terdepan sistem
pelayanan kesehatan; bertugas mengambil langkah awal penyelesaian
semua
penyakitnya
ataupun karakter personal dan sosialnya, dan memanfaatkan semua sumber daya
yang tersedia dalam sistem pelayanan kesehatan untuk semaksimal mungkin
kepentingan pasien.
Berwenang secara mandiri melakukan tindak medis mulai dari pencegahan,
diagnosis, pengobatan, perawatan dan asuhan paliatif, menggunakan dan
memadukan ilmu-ilmu biomedis, psikologi medis dan sosiologi medis.
Secara singkat dapat didefinisikan sebagai Dokter yang berprofesi khusus sebagai
Dokter Praktik Umum yang menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Tingkat Primer dengan
menerapkan prinsip-prinsip Kedokteran keluarga.
B. SEJARAH & PERKEMBAGAN
Kegiatan untuk mengembalikan pelayanan dokter keluarga di Indonesia telah dimulai
sejak tahun 1981 yakni dengan didirikannya Kelompok Studi Dokter Keluarga. Pada Tahun
1990 melalui kongres yang kedua di Bogor, nama organisasi dirubah menjadi Kolese Dokter
Keluarga Indonesia (KDKI). Sekalipun organisasi ini sejak tahun 1988 telah menjadi
anggota IDI, tapi pelayanan dokter keluarga di Indonesia belum secara resmi mendapat
pengakuan baik dari profesi kedokteran ataupun dari pemerintah.
Untuk lebih meningkatkan program kerja, terutama pada tingkat internasional, maka
pada tahun 1972 didirikanlah organisasi internasional dokter keluarga yang dikenal dengan
nama World of National College and Academic Association of General Practitioners /
Family Physicians (WONCA). Indonesia adalah anggota dari WONCA yang diwakili oleh
Kolese Dokter Keluarga Indonesia.
Untuk Indonesia, manfaat pelayanan kedokteran keluarga tidak hanya untuk
mengendalikan biaya dan atau meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, akan tetapi juga
dalam rangka turut mengatasi paling tidak 3 (tiga) masalah pokok pelayanan kesehatan lain
yakni:
melalui berbagai cara. Dalam beberapa tahun terakhir pada beberapa fakultas kedokteran dari
beberapa universitas terkemuka telah dilakukan upaya-upaya untuk mengintegrasikan
pelayanan kedokteran keluarga dalam kurikulum pendidikan dokter yakni sesuai dengan
anjuran WHO bahwa "family medicine" selayaknya diintegrasikan dalam pendidikan
"community medicine" karena kedekatannya. Akan masih diperlukan waktu untuk
mendapatkan tetapi produk dari sistem pendidikan kedokteran ini yakni dokter umum lulusan
fakultas kedokteran yang mempunya wawasan kedokteran keluarga karena kebijakan ini baru
dikembangkan.
Sementara itu bagi dokter umum lulusan fakultas kedokteran sebelumnya yang saat
ini ada di masyarakat, untuk mendapatkan kompetensi khusus selaku dokter keluargaharus
dilakukan dengan cara mengikuti pelatihan secara terprogram dan bekesinambungan. Dalam
beberapa tahun terakhir telah banyak dilakukan program dan upaya konversi dari dokter
umum menjadi dokter keluarga yang bersertifikat dan diakui melalui pelatihan-pelatihan.
Kurikulum yang telah disepakati dari hasil rumusan kerjasama tripartid pengembangan dokter
keluarga (IDI / KDKI-FK-Depkes) meliputi empat paket, yaitu :
C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pelayanan dokter keluarga mencakup bidang amat luas sekali. Jika
disederhanakan secara umum dapat dibedakan atas dua macam :
Karakteristik CMC :
1. Jenis pelayanan yang diselenggarakan mencakup semua jenis pelayanan kedokteran
yang dikenal di masyarakat.
2. Tata cara pelayanan tidak diselenggarakan secara terkotak-kotak ataupun terputusputus melainkan diselenggarakan secara terpadu (integrated) dan berkesinambungan
(continu).
3. Pusat perhatian pada waktu menyelenggarakan pelayanan kedokteran tidak
memusatkan perhatiannya hanya pada keluhan dan masalah kesehatan yang
disampaikan penderita saja, melainkan pada penderita sebagai manusia seutuhnya.
4. Pendekatan pada penyelenggaraan pelayanan tidak didekati hanya dari satu sisi saja,
melainkan dari semua sisi yang terkait (comprehensive approach) yaitu sisi fisik,
dokter keluarga harus memperhatikan kebutuhan dan tuntutan kesehatan keluarga sebagai
satu kesatuan, harus memperhatikan pengaruhmasalah kesehatan yang dihadapi terhadap
keluarga dan harus memperhatikan pengaruh keluarga terhadap masalah kesehatan yang
dihadapi oleh setiap anggota keluarga.
terutama ilmu penyakit dalam, ilmu kesehatan anak, ilmu kebidanan dan kendungan,
ilmu bedah serta ilmu kedokteran jiwa yang secara keseluruhan membentuk satu
kesatuan yang terpadu, diperkaya dengan ilmu perilaku, biologi dan ilmu-ilmu klinik,
dan karenanya mampu mempersiapkan setiap dokter agar mempunyai peranan unik
dalam menyelenggarakan penatalaksanaan pasien, penyelesaian masalah, pelayanan
konseling serta dapat bertindak sebagai dokter pribadi yang menkoordinasikan
seluruh pelayanan kesehatan.
II. MENJELASKAN PRINSIP DAN STANDAR PELAYANANDOKTER
KELUARGA
A. PRINSIP PELAYANAN
Prinsip dalam pelayanan atau pendekatan kedokteran keluarga yaitu memberikan :
1. Pelayanan yang holistik dan komprehensif.
2. Pelayanan yang kontinu.
3. Pelayanan yang mengutamakan pencegahan.
4. Pelayanan yang koordinatif dan kolaboratif.
5. Penanganan personal bagi setiap pasien sebagai bagian integral dari keluarganya.
6. Pelayanan yang mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja, dan lingkungan
tempat tinggalnya.
7. Pelayanan yang menjunjung tinggi etika dan hukum.
8. Pelayanan yang sadar biaya dan sadar mutu.
9. Pelayanan yang dapat diaudit dan dapat dipertangungjawabkan
Pelayanan kedokteran yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga pada umumnya :
1. lebih aktif dan bertanggung jawab
Karena pelayanan kedokteran yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga mengenal
pelayanan kunjungan dan atau perawatan pasien di rumah, bertanggung jawab mengatur
pelayanan rujukan dan konsultasi, dan bahkan, apabila memungkinkan, turut menangani
pasien yang memerlukan pelayanan rawat inap di rumah sakit, maka pelayanan kedokteran
yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga umunya lebih aktif dan bertanggung
jawab dari pada dokter umum.
2. Lebih lengkap dan bervariasi
Karena praktek dokter keluarga menangani semua masalah kesehatan yang ditemukan pada
semua anggota keluarga, maka pelayanan dokter keluarga pada umumnya lebih lengkap dan
bervariasi dari pada dokter umum. Tidak mengherankan jika dengan pelayanan yang seperti
ini, seperti yang ditemukan di Amerika Serikat misalnya, praktek dokter keluarga dapat
menyelesaikan tidak kurang dari 95 % masalah kesehatan yang ditemukan pada pasien yang
datang berobat.
3. Menangani penyakit pada stadium awal
Sekalipun praktek dokter keluarga dapat menangani pasien yang telah membutuhkan
pelayanan rawat inap, bukan selalu berarti praktek dokter keluarga sarna dengan dokter
spesialis. Praktek dokter keluarga hanya sesuai untuk penyakit -penyakit pada stadium awal
saja. Sedangkan untuk kasus yang telah lanjut atau yang telah terlalu spesialistik, karena
memang telah berada diluar wewenang dan tanggung jawab dokter keluarga, tetap dan harus
dikonsultasikan dan atau dirujuk kedokter spesialis. Seperti yang dikatakan oleh Malerich
(1970), praktek dokter keluarga memang sesuai untuk penyakit-penyakit yang masih dalam
stadium dini atau yang bersifat umum saja. The family doctor cannot be expected to treat all
problems as best possible, but he can be expected to treat all common diseases as best
possible.
B. STANDAR PELAYANAN
Secara ringkas, yang dimaksud dengan dokter keluarga ialah dokter yang memberikan
pelayanan kesehatan dengan ciri-ciri utama sebagai berikut:
1. Pelayanan kesehatan lini pertama Artinya memberikan pelayanan pada strata primer,
yaitu ditengah-tengah pemukiman masyarakat sehingga mudah dicapai. Setiap
keluarga sebaiknya mempunyai dokter keluarga yang dapat mereka hubungi bila
memerlukan pertolongan kesehatan.
Pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga banyak macamnya. Secara
umum dapat dibedakan atas tiga macam :
1. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan
Pada bentuk ini, pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga
hanya
pelayanan rawat jalan saja. Dokter yang menyelenggarakan praktek dokter keluarga tersebut
tidak melakukan pelayanan kunjungan dan perawatan pasien di rumah atau pelayanan rawat
inap di rumah sakit. Semua pasien yang membutuhkan pertolongan diharuskan datang ke
tempat praktek dokter keluarga. Jika kebetulan pasien tersebut memerlukan pelayanan rawat
inap, pasien tersebut dirujuk ke rumah sakit.
2. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan, kunjungan dan perawatan pasien dirumah.
Pada bentuk ini, pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga mencakup
pelayanan rawat jalan serta pelayanan kunjungan dan perawatan pasien di rumah. Pelayanan
bentuk ini lazimnya dilaksanakan oleh dokter keluarga yang tidak mempunyai akses dengan
rumah sakit.
3. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan, kunjungan dan perawatan pasien di rumah,
serta pelayanan rawat inap di rumah sakit.
Pada bentuk ini, pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga telah
mencakup pelayanan rawat jalan, kunjungan dan perawatan pasien di rumah, serta perawatan
rawat inap di rumah sakit. Pelayanan bentuk ini lazimnya diselenggarakan oleh dokter
keluarga yang telah berhasil menjalin kerja sama dengan rumah sakit terdekat dan rumah
sakit tersebut memberi kesempatan kepada dokter keluarga untuk merawat sendiri pasiennya
di rumah sakit.
Menurut Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia (PDKI), standar pelayanan dokter keluarga
meliputi:
A. Standar pemeliharaan kesehatan di klinik
1. Standar pelayanan paripurna
Sifat paripurna pada kedokteran keluarga yaitu termasuk pemiliharaan dan
peningkatan kesehatan (promotive), pencegahan kesehatan (curative), pencegahan
kecacatan (disability limitation), dan rehabilitasi setelah sakit (rehabilitation)dengan
Anamnesis
Dengan pendekatan patient centered approach dalam rangka memperoleh
keluhan utama pasien, kekhawatiran dan harapan pasien mengenai keluhannya
tersebut, serta memperoleh keterangan untuk dapat menegakkan diagnosis
Konseling
Untuk
membantu
pasien
dan
keluarga
menentukan
pilihan
terbaik
Konsultasi
Saat diperlukan, dokter keluarga melakukan konsultasi ke dokter yang
dianggap lebih piawai dan atau berpengalaman.
2.
Pendampingan
Saat dilaksanakan konsultasi dana atau rujukan, dokter keluarga menawarkan
kemudian melakasanakan pendampingan pasien, demi kepentingan pasien
Pelayanan proaktif
Pelayanan dokter keluarga menjaga kesinambungan
3.
4.
koordinator penatalaksanaan pasien kerja sama dengan dokter pasien keluarga, maupun bersama antara dokter pasien dokter spesialis / rumah
sakit.
Mitra dokter pasien saat proses pentalaksanaan medis
Mitra lintas sektoral medik
Dokter keluarga bekerja sebahai mitra penyedia pelayanan kesehatan dengan
berbagai sektor pelayanan kesehatan formal di sekitarnya.
Masa konsultasi
Menyediakan
waktu
konsultasi
untuk
menjelaskan
keluhan
dan
keinginanannya
A. KOMPETENSI
Dokter keluarga harus mempunyai kompetensi khusus yang lebih dari pada seorang lulusan
fakultas kedokteran pada umumnya. Kompetensi khusus inilah yang perlu dilatihkan melalui
program perlatihan ini. Yang dicantumkan disini hanyalah kompetensi yang harus dimiliki
oleh setiap Dokter Keluarga secara garis besar. Rincian memgenai kompetensi ini, yang
dijabarkan dalam bentuk tujuan pelatihan,
1. Menguasai dan mampu menerapkan konsep operasional kedokteran keluarga,
2. Menguasai pengetahuan dan mampu menerapkan ketrampilan klinik dalam pelayanan
kedokteran keluarga,
3. Menguasai ketrampilan berkomunikasi, menyelenggarakan hubungan profesional
dokter- pasien untuk :
a) Secara efektif berkomunikasi dengan pasien dan semua anggota keluarga
dengan perhatian khusus terhadap peran dan risiko kesehatan keluarga,
b) Secara efektif memanfaatkan kemampuan keluarga untuk berkerjasana
menyelesaikan masalah kesehatan, peningkatan kesehatan, pencegahan dan
penyembuhan penyakit, serta pengawasan dan pemantauan risiko kesehatan
keluarga,
c) Dapat bekerjasama secara profesional secara harmonis dalam satu tim pada
penyelenggaraan pelayanan kedokteran/kesehatan.
4. Memiliki keterampilan manajemen pelayanan kliniks.
a) Dapat memanfaatkan sumber pelayanan primer dengan memperhitungkan
potensi yang dimiliki pengguna jasa pelayanan untuk menyelesaikan
masalahnya.
b) Menyelenggarakan pelayan kedokteran keluarga yang bermutu sesuai dengan
standar yang ditetapkan.
5. Memberikan pelayanan kedokteran berdasarkan etika moral dan spritual.
6. Memiliki pengetahuan dan ketrampilan di bidang pengelolaan pelayanan kesehatan
termasuk sistem pembiayaan (Asuransi Kesehatan/JPKM).
keluarganya
Mampu melakukan konseling perorangan dan konseling kelompok (keluarga
maupun kelompok lain)
B. PERANAN
Dokter keluarga memiliki 5 fungsi yang dimiliki, yaitu (Azrul Azwar, dkk. 2004) :
a.
b.
c.
d.
Manager
Yang dapat berkerja secara harmonis dengan individu dan organisasi di dalam maupun
di luar sistem kesehatan agar dapat memenuhi kebutuhan pasien dan komunitasnya
berdasarkan data kesehatan yang ada. Menjadi dokter yang cakap memimpin klinik,
sehat, sejahtera, dan bijaksana
e.
memperoleh
kepercayaan
dari
komunitas
pasien
yang
dilayaninya,
sakit
Memberikan pelayanan kedokteran kepada individu dan keluarganya,
Membina keluarga pasien untuk berpartisipasi dalam upaya peningkatan taraf
Tetap bertanggung-jawab atas pasien yang dirujukan ke Dokter Spesialis atau dirawat
di RS,
Memantau pasien yang telah dirujuk atau di konsultasikan,
Bertindak sebagai mitra, penasihat dan konsultan bagi pasiennya,
Mengkordinasikan pelayanan yang diperlukan untuk kepentingan pasien,
Menyelenggarakan rekam Medis yang memenuhi standar,
Melakukan penelitian untuk mengembang ilmu kedokteran secara umum dan ilmu
kedokteran keluarga secara khusus.
C. KARATERISTIK
Karakteristik Dokter Keluarga
1. Lynn P. Carmichael (1973)
3. IDI (1982)
IV.
Tabel ini menjelaskan tentang perbedaan antara dokter praktek umum dengan dokter keluarga
(Qomariah, 2000) :
DOKTER PRAKTEK
DOKTER KELUARGA
UMUM
Cakupan Pelayanan
Terbatas
Lebih Luas
Sifat Pelayanan
Sesuai Keluhan
Menyeluruh, Paripurna,
bukan sekedar yang
dikeluhkan
Cara Pelayanan
pengamatan sesaat
berkesinambungan
sepanjang hayat
Jenis Pelayanan
tanpa mengabaikan
pengobatan dan
rehabilitasi
Peran keluarga
Kurang dipertimbangkan
Promotif dan
Dokter pasien
pencegahan
Hubungan dokterpasien
Awal pelayanan
IDI (1982)
Skala besar:
Pemerataan pelayanan yang manusiawi, bermutu, efektif, efisien, dan merata bagi
seluruh rakyat Indonesia
Keberhasilan penatalaksanaan pelayanan kesehatan yang dikenal sebagai JPKM itu, pada
dasarnya dipengaruhi oleh sejauh mana masalah pembangunan kesehatan itu dapat diatasi
dan ditata. Masalah dalam sistem kesehatan nasional pada dasarnya terdiri dari masalah pada
sub sitem pelayanan kesehatan dan masalah pada sub sistem pembiayaan kesehatan.
Termasuk dalam masalah pada sub sistem pelayanan kesehatan adalah; komersialisasi
pelayanan kesehatan, menurunnya etos profesional serta pelanggaran atas norma dan etika
kedokteran. Sedangkan hal-hal yang termasuk dalam masalah pembiayaan kesehatan adalah;
tingginya tingkat inflasi kesehatan, perubahan pola penyakit mengarah ke degeneratif dan
kronis, pola pelayanan yang fragmentatif, pola hubungan dokter-pasien yang melonggar, dan
mekanisme pembiayaan yang masih tunai, perseorangan dan "out of pocket".
Dari konteks ini pelayanan dokter keluarga mempunyai posisi yang strategis dalam
keberhasilan penatalaksanaan pembangunan kesehatan karena perannya dalam
penatalaksanaan sub sistem pelayanan kesehatan dari orientasi kuratif ke orientasi
komprehensif dengan mengedepankan aspek promotif-preventif seimbang dengan kuratif-
DPLP 3
Dokter praktek umum 4
BPJS ketenagakerjaan (Petani dan Buruh kerja) 5
Hipotesis
Dr. Gudman seorang dokter praktek umum yang bekerjasama dengan BPJS tidak
mampu menerapkan prinsip-prinsip dokter keluarga dan dokter layanan primer
dengan optimal, sehingga terjadi kegagalan dalam upaya pengobatan dan pencegahan
penyakit pada Pak Kasti dan keluarga.
\Sumber :
Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia. 2006. Standar Profesi Dokter Keluarga.
Jakarta : PDKI.
BPJS Kesehatan. Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan. 2014.