You are on page 1of 4

BLOK KESEIMBANGAN CAIRAN ELEKTROLIT DAN ASAM

BASA
TBR : Peranan Natrium di Keseimbangan Cairan Tubuh di Saat Latihan

KELOMPOK PBL A-10


Disusun Oleh :

Ketua : Atya Shabrina Monika (1102011050)

Sekretaris : Gladya Utami (1102011114)

Anggota :
1. Afnan Fadiya (1102011012)
2. Ayu Nujma Paradis (1102011058)
3. Delviana Mustikaningsih (1102011073)
4. Dila Rizky Pratiwi (1102011080)
5. Dewi Praseyawati (1102010071)
6. Erni Vuspita Dewi (1102011090)
7. Ferry Juniansyah (1102011105)
8. Gammarida Magfirah (1102011113)

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI


JAKARTA 2012

PENDAHULUAN
Pada tahun 1960,terdapat suatu kepercayaan bahwa pada orang-orang yang
melakukan latihan fisik berat akan kehilangan kadar natrium di dalam tubuhnya dalam
jumlah besar. Setelah penelitian lebih lanjut, terdapat fakta bahwa di dalam keringat, jumlah
air yang hilang jauh lebih besar dari natrium. Atas dasar itulah, penggantian jumlah air yang
hilang lebih penting daripada natrium.
Tujuan dari review artikel ini adalah untuk mengetahui keseimbangan natrium di
dalam tubuh dan hubungannya dalam hidrasi terutama saat tubuh sedang latihan.

HILANGNYA NATRIUM DAN AIR SELAMA LATIHAN


Produksi keringat dipengaruhi oleh beberapa faktor,yaitu intensitas latihan, durasi
latihan, busana yang dipakai saat latihan, status hidrasi individu, aklimasi panas dan
lingkungan sekitar. Berkeringat adalah salah satu mekanisme tubuh untuk melepaskan panas
tubuh. Disaat produksi panas berlebih tidak diimbangi dengan pengeluaran panas maka
temperatur tubuh akan meningkat.
Pada saat latihan fisik yang berat, bisa terjadi peningkatan pengeluaran keringat
sehingga 3L/jam, yang nantinya akan bisa menimbulkan dehidrasi 1-8% dari massa tubuh
orang tersebut. Bersamaan dengan itu, dapat terjadi kehilangan natrium sehingga mencapai
40-60 mEq/L yang berakibat pada deplesi sodim sebanyak 150 mmol/jam.
Percobaan yang dilakukan Mao et al membuktikan bahwa pada latihan fisik berat
terjadi kehilangan air dan natrium dalam jumlah yang besar.

HIPONATREMIA
Minum pada saat latihan fisik dapat mencegah terjadinya dehidrasi, mengembalikan
respons berkeringat dan menjaga kapasitas thermoregulator. Hiponatremia dapat terjadi
karena dua hal, yaitu akibat hilangnya natrium dalam jumlah besar karena berkeringat yang
banyak dan encernya natrium plasma karena hidrasi yang berlebihan.
-Penanganan Hiponatremia
Beberapa peneliti menyatakan bahwa kelebihan air pada plasma merupakan
penyebab hiponatremia yang utama. Terdapat juga kesimpulan bahwa hiponatremia
akan terjadi hanya pada latihan fisik berat minimal selama 4 jam. Semakin lama
durasi latihannya, semakin berisiko seseorang untuk terkena hiponatremia.
Berdasarkan percobaan yang lain juga terdapat fakta, bahwa hiponatremia
jarang terjadi pada orang-orang yang sering melakukan latihan kurang dari 2 jam per
hari. Pada wanita, kompensasi tubuh terhadap hiponatremia jauh lebih baik daripada
pria. Hal ini mungkin disebabkan karena hubungan jenis kelamin dengan
keseimbangan cairan tubuh.

-Pencegahan Hiponatremia
Percobaan oleh Vrijens dan Rehrer membuktikan bahwa hiponatremia tetap
dapat terjadi walaupun pemasukan cairan sama dengan pengeluaran cairan ketika
cairan tersebut tidak mengandung kadar natrium yang dibutuhkan. Percobaan oleh
Gisolfi membuktikan bahwa pada latihan berat dengan durasi 1-3 jam,seseorang
diharuskan minum air paling tidak 800-1600 ml/jam dan memberi asupan natrium
sebanyak 30-50 mmol/l. Sedangkan pada latihan dengan durasi lebih dari 3
jam,diharuskan meminum air 500-1000ml/ jam dengan syarat asupan natrium
berjumlah 30-50 mmol/l/
Beberapa percobaan, seperti percobaan yang dilakukan oleh Barr et all,
menyimpulkan bahwa penggantian kadar natrium yang hilang tidak dibutukan.
Alasannya dengan meminum cairan eletrolit,volume plasma akan menurun
dibandingan hanya dengan meminum air. Percobaan ini kemudian juga
menyimpulkan bahwa konsentarasi natrium di minuman elektrolit komersial tidak
akan berpengaruh banyak dalam hiponatremia terjadi kalau latihan yang dilakukan
kurang dari 6 jam.

PERANAN NATRIUM PADA REHIDRASI SETELAH LATIHAN


Terdapat beberapa tipe rehidrasi yang dilakukan:
1. Ad Libitum Rehidrasi
Rehidrasi tipe ini dilakukan dengan pemberian air dengan placebo dan
juga pemberian air dengan kapsul NaCl konsentarasi 75 mmol/l.
Pada orang yang diberikan perlakuan minum air dan pacebo
dibutuhkan sekitar 180 menit sebelum volume cairan tubuh kembali
normal yaitu pada level 52%.
Sedangkan orang dengan perlakuan minum air dan kapsul NaCl
dibutuhkan waktu 90 menit untuk recovery cairan tubuh sebanyak
76%.
2. Rehidrasi dengan Intake Cairan = Output Cairan
Percobaan ini dilakukan oleh Costill dan Sparks. Perlakuan pertama,
O.P diberikan minuman dengan volume 7,7% dari total cairan yang
hilang. Perlakuan kedua menggunakan cairan karbohidrat-elektrolit
yang menganding 22mmol/l natrium, 17mmol/l klorida, 2,6mmol
kalium, 3,9 mmol/l fosfat dan 10,6g/100ml glukosa dengan osmolalitas
444mOsm/l.
Pada akhir percobaan,di dapat data bahwa hanya sekitar 62% volume
tubuh yang dapat dikembalikan dengan metode ini.
3. Rehidrasi dengan Intake Cairan > Output Cairan
Percobaan ini dilakukan oleh 2 tim berbeda, yaitu Maughan-Leiper dan
Shirreffs. Pada percobaan shirreffs terdapat 4 perlakuan berbeda
dengan 2 situasi, yaitu pemberian cairan 50%,100%,150% dan 200%
dari volume cairan yang hilang. Situasi yang dimaksud adalah kadar

natrium yang digunakan, ada yang menggunakan natrium dengan


kadar rendah,yaitu 23mmol/l atau kadar tinggi yaitu 61mmol/l.
Pada akhir percobaan, didapat hasil bahwa dengan intake cairan yang
lebih dari output cairan keseimbangan cairan dapat dicapai. Baik di
perlakuan dengan menggunakan kadar natrium rendah atau tinggi.
Regresi Konsentrasi Natrium dan Volum Cairan
%rehidrasi = 22.7+ (0,406* [Na]) + (0,021*volume)

4. Rehidrasi Menggunakan Makanan


Percobaan ini menggunakan beberapa makanan yang mengandung
kadar natrium,yaitu sup mie ayam (50mmol/l) dan kaldu ayam
(39mmol/l). Dengan regresi diatas, dapat diperkirakan bahwa kedua
makanan ini tidak akan bisa mengembalikan volume cairan tubuh total
dalam 3 jam.
Pada perlakuan dengan sup mie ayam volume cairan tubuh yang dapat
dikembalikan sekitar 78% dan pada kaldu ayam 76%. Namun, kedua
makanan tersebut dapat mengembalikan volume plasma tubuh seperti
semula.

RANGKUMAN DAN KESIMPULAN


Baik natrium dan air sama-sama memiliki peranan penting dalam rehidrasi tubuh
setelah latihan berat. Bukti dari percobaan diatas dapat dibuktikan bahwa pemasukan cairan
tubuh saat latihan adalah hal yang penting untuk menurunkan temperatur tubuh yang
meningkat. Namun, kelebihan cairan dapat pula menyebabkan hiponatremia oleh karena itu
disarankan untuk memberi asupan natrium sebanyak 20-50 mmol/l terutama pada latihan
fisik yang berat.
Volume plasma yang hilang dapat kembali seperti semula, walaupun volume cairan
tubuh total yang hilang belum kembali.

You might also like